Vous êtes sur la page 1sur 15

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ETANOL 70% BUAH ANGGUR BIRU ( Vitis vinifera L.

) TERHADAP KELARUTAN KALSIUM BATU GINJAL Dra. FATIMAH NISMA. M. Si Jurusan Farmasi FMIPA Uhamka, Jakarta

ABSTRAK Buah anggur biru (Vitis vinifera L.) ini memiliki kandungan kimia tanin, melatonin, riboflavin, flavonoid, resveratrol, quersetin, kalium, magnesium, kalsium, asam sitrat, vitamin A, B1, B6, C, E, dan K. Tanaman ini berkhasiat melancarkan buang air kecil dan membantu fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) terhadap kemampuannya melarutkan kalsium batu ginjal yang diukur dengan spektrofometer serapan atom (SSA). Terhadap ekstrak kental buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dilakukan uji penafisan fitokimia dan susut pengeringan. Setelah itu ekstrak dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 20, 40, 80, 160, dan 320 ppm, batu ginjal ditimbang 100 mg kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing konsentrasi zat uji yang telah di buat. Setelah itu diinkubasikan selama 3 jam pada suhu 37C, kemudian didestruksi lalu diukur kadar kalsiumnya dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada 422.7 nm. Hasil pengukuran % kelarutan Ca yang diperoleh untuk sampel uji dengan konsentrasi masing-masing 20, 40, 80, 160 dan 320 ppm adalah 0,1450,005; 0,2000,003; 0,2200,003; 0,2400,002 dan 0,2960,007 %. Dengan menggunakan ANOVA satu arah dan ditentukan perbedaan bermakna dari ke-5 perlakuan tersebut, didapatkan nilai sig = 0,000 < = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa perendaman kalsium batu ginjal dengan ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) mempunyai pengaruh secara bermakna. Setelah itu, uji dilanjutkan dengan LSD (Least Significant Difference) yaitu untuk mengetahui pengaruh ekstrak kental terhadap perbedaan jenis batu ginjal yang diuji diperoleh nilai Mean Diffence > 0,05 sehingga dapat dikatakan ada perbedaan bermakna terhadap ketiga jenis batu. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak dapat melarutkan ketiga jenis batu ginjal yang diuji. PENDAHULUAN Dewasa ini, masyarakat Indonesia dalam kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan, Khususnya di bidang pemeliharaan kesehatan. Ini memaksa kita untuk menjaga kembali potensi alam nabati Indonesia dalam upaya menangulangi berbagai penyakit atau ganguan kesehatan yang mungkin timbul. Indonesia dikenal sebagai gudangnya tumbuhan berkhasiat obat, namun demikian masih banyak tanaman obat yang belum dibuktikan khasiatnya dan belum didukung data ilmiah yang lengkap, padahal banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan obat tradisional karena harganya relatif murah dan tidak memiliki efek samping yang berarti. Agar peranan obat

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

tradisional dapat ditingkatkan, maka diperlukan upaya penggenalan, penelitian dan penggujian khasiat serta keamanannya. Anggur biru (Vitis vinifera L.) adalah jenis buah yang banyak tumbuh di Indonesi memiliki warna yang biru, rasa asam biasanya dimakan saja atau di buat koktail. Buah anggur biru (Vitis vinifera L.) ini memiliki kandungan kimia tanin, melatonin, riboflavin, flavonoid,

resveratrol, quersetin, kalium, magnesium, kalsium, asam sitrat, vitamin A, B1, B6, C, E, dan K. Tanaman ini berkhasiat menurunkan kolesterol, melancarkan buang air kecil, membantu fungsi ginjal, mencegah kanker, mencegah osteoporosis, melancarkan peredaran darah, melawan virus, dan infeksi. Kandungan kimia yang berfungsi sebagai melarutkan kalsium batu ginjal adalah flavonoid, asam sitrat dan kalium.(anonim, 2009 dan Johnny R.H, 1994). Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin bergerak turun ke pipa kemih (ureter). Batu ini dapat menyumbat saluran air seni (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar. Kandungan batu ginjal dapat berupa kalsium oksalat dan kalsium pospat atau gabungan keduanya (Ari W Sundoyo dan Bambang S, 2006). Batu ginjal terbentuk akibat kejenuhan air kemih, gangguan keasaman ginjal, dan menurunnya faktor penghambat pembentukan kristal pada orang dewasa sehat, pH urin berkisar antara 4,5-8,0 sedangkan pH urin rata-rata adalah 6,0. Air kemih yang bersifat asam memudahkan terbentuknya batu kalsium dan asam urat, sedangkan air kemih yang bersifat basa memudahkan terbentuknya batu sutruvit. Oleh sebab itu, mengukur keasaman urin sangat penting (B. Suharjo. B dan Cahyono, 2009). Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai efek kelarutan batu ginjal, khususnya batu kalsium dengan mengunakan tanaman tradisional antara lain: lobak (Rhapanus sativus), meniran (Phyllanthus niruri, L.), tempuyung (Sonchus arvensis), daun kecibeling (Strobilanthes crispus), buah kacang panjang (Vigna sinensis ENDL.). Dari penelitian tersebut di peroleh bahwa semua jenis tumbuhan di atas mempunyai kemampuan dapat melarutkan kalsium batu ginjal (Suparmi. 2008, Purwaningrum dan kadarsih, 2005 dan Kurnia, E. et al. 1975), namun belum ada penelitian yang dilakukan untuk mempelajari kelarutan batu ginjal dengan buah anggur biru, sedangkan anggur biru banyak ditemui dalam masyarakat kita. Secara normal, pembentukan kalsium batu ginjal di hambat oleh flavonoid, kalium, magnesium, dan asam sitrat (anonim, 2009 dan Ari W Sundoyo, Bambang S, 2006)). Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, unggu, biru, dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

Kalsium pada batu ginjal di duga dapat membentuk senyawa kompleks dengan gugus OH dari flavonoid sehingga membentuk Ca-flavonoid. Senyawa kompleks ini diduga lebih mudah larut dalam air, sehingga air yang ada dalam urin akan membantu kelarutan batu tersebut. Aktivitas diuretik dari flavonoid dapat membantu pengeluaran batu dari dalam ginjal yaitu dikeluarkan bersama urin, sementara kalium akan berkompetisi dan memisahkan ikatan kalsium dengan oksalat sehingga kalsium batu ginjal menjadi terlarut (J. B. Suharjo dan Cahyono, Sp. 2009). Dengan merendam kalsium batu ginjal dalam ekstrak etanol 70% buah anggur biru ( Vitis vinifera L.) yang mengandung flavonoid, kalium, Asam sitrat, dan magnesium diharapkan akan dapat melarutkan kalsium batu ginjal. Penentuan kalsium ditentukan dengan metode spektrofotometer serapan atom (AAS). Sebelum pengukuran dilakukan terlebih dahulu, kalsium batu ginjal diinkubasikan dengan bahan uji pada berbagai konsentrasi, setelah diinkubasi kalsium batu ginjal didestruksi dengan asam kuat pada suhu tinggi.

METODOLOGI

A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Kimia Analisa Terpadu FMIPA Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta Timur. Pada bulan Oktober 2010 sampai Januari 2011.

B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian Alat Spektrofotometer serapan Atom (Perkin Elmer), inkubator, timbangan analitik (Ohauss), peralatan gelas yang lazim digunakan di laboratorium, rotary evaporator, dan kertas saring. 2. Bahan penelitian Bahan ekstrak kental buah anggur biru (Vitis vinifera L.), kalsium batu ginjal, baku standar kalsium, KH2OPO4 0,05N, dan NaOH 0,2N (Brataco), aqua demineral, etanol 70%, HCl p, H2SO4 p, HNO3 p.

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

C. Metode Penelitian a. Prosedur penelitian 1) Identifikasi kalsium batu ginjal yang digunakan dalam percobaan secara organoleptis Untuk identifikasi kalsium batu ginjal dapat dilakukan analisis berupa bentuk, warna dan kandungan kalsium batu ginjal. 2) Determinasi tumbuhan Bahan yang digunakan adalah buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang diperoleh dari BALITRO. Sebelum digunakan dalam penelitian tanaman ini terlebih dahulu dilakukan determinasi untuk memastikan kebenaran bahwa tanaman ini adalah buah anggur biru (Vitis vinifera L.). Determinasi dilakukan di Herbarium LIPI Cibinong. 3). Karakteristik bahan uji Karakteristik bahan uji buah anggur biru dapat berupa : a) Uji Organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, berat, dan rasa buah anggur biru (Vitis vinifera L.). b) Kadar Air Ekstrak sebanyak 2 gram ditimbang seksama dan dimasukkan ke dalam wadah kotak timbang yang telah ditera. Keringkan di dalam oven pada suhu 105C selama 5 jam dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan ditimbang pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari dari 0,25%. 4) Pembuatan ekstrak etanol 70% buah anggur (Vitis vinifera L.) Buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang diperoleh dari BALITRO lalu dibersihkan dan dipisahkan dari ranting-rantingnya, kemudian dipotong-potong, ditiriskan dan dikeringkan dengan cara ditutup dengan kain berwarna gelap serta

diangin-anginkan sampai kering, kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender, setelah itu dilakukan maserasi dengan cara menambahkan larutan etanol 70% sampai seluruh sampel terendam dan pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2 cm di atas permukaan simplisia. Toples di tutup dan dibiarkan selama 3x24 jam. Selama proses perendaman, dilakukan pengadukan beberapa kali agar senyawa yang terkandung di dalam buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dapat larut. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring, ampas di maserasi kembali dengan

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

etanol 70% selama 3x24 jam sehingga filtrat hampir tidak berwarna (lebih kurang 3 kali perlakuan), kemudian semua filtrat disatukan dan dipekatkan dengan

menggunakan rotary evaporator sampai tidak ada lagi cairan yang menetes. 5) Penapisan fitokimia ekstrak bahan uji a) Pemeriksaan flavonoid Diambil 4 tetes ekstrak ditambahkan metanol, kemudian dipanaskan lalu disaring, panas dan dipekatkan di waterbath, kemudian ditambahkan HCl pekat dan logam Mg. hasil positif terbentuk warna merah menunjukkan adanya flavonoid. b) Pemeriksaan tanin Diambil 2 tetes ekstrak, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 10 ml air panas, lalu dipanaskan di atas penangas air bersuhu 100C selama 1 jam kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat yang didapat kemudian ditetesi dengan larutan FeCl3 1% hingga terbentuk warna hijau tua sampai biru atau hitam. c) Pemeriksaan alkaloid Diambil 8 tetes ekstrak, dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 ml HCl 2 N dan 9 ml aquadest, lalu dipanaskan di atas penangas air bersuhu 100C selama 2 menit, kemudian didinginkan dan disaring (larutan A). Larutan A dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 tetes pereaksi bauchardat, jika terbentuk endapan coklat-hitam, maka positif terdapat alkaloid. d) Pemeriksaan saponin Diambil 2 tetes ekstrak,dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 10 ml air panas, kemudian didinginkan lalu dikocok kuat-kuat. Jika terdapat buih lalu didiamkan 2 menit, kemudian ditambahkan 1 tetes HCl 2 N, dikocok lagi hingga terbentuk buih yang mantap. 6) Pembuatan kurva serapan larutan standar kalsium Dimasukkan 1,0 ml larutan standar kalsium konsentrasi 1000 ppm ke dalam labu ukur 100 ml ditambahkan air demineral sampai batas (larutan A). Dibuat seri konsentrasi larutan standar kalsium 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 ppm, yaitu dengan melakukan pengenceran larutan A. Setiap konsentrasi yang diperiksa, masing-masing dialirkan ke dalam alat melalui selang khusus. Dilakukan

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

pengukuran hingga terbentuk puncak yang

baik. Absorbansi diukur dengan

spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. 7) Penggerusan dan penimbangan batu ginjal Batu ginjal kalsium dibelah menjadi bagian kecil-kecil, kemudian dihaluskan dalam mortir, lalu diayak dengan ayakan No. 20/40 sehingga diperoleh serbuk yang homogen. 8) Pembuatan larutan uji Dibuat larutan induk ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dengan cara menimbang seksama 100,0 mg ekstrak kental etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.), dilarutkan dalam aqua demineral sampai volumenya 100,0 ml sehingga didapat konsentrasi 1000 ppm. Untuk membuat berbagai konsentrasi dilakukan pengenceran dari larutan induk. 9) Identifikasi kandungan kalsium dari filtrat ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) secara spektrofotometer serapan atom Ekstrak didestruksi menggunakan H2SO4 pekat : HNO3 pekat (v/v 2:1), kemudian dikocok hingga homogen lalu dicukupkan volumenya hingga 15 ml dengan aqua demineral (larutan 1). Larutan 1 dipipet 3,0 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, dicukupkan volumenya dengan penambahan aqua demineral (larutan 2). Larutan 2 dialirkan ke dalam alat spektrofotometer serapan atom melalui selang khusus. Pengukuran dilakukan sampai terbentuk puncak yang baik. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 422,7 nm. D. Analisa Data Data hasil pemeriksaan kadar kalsium batu ginjal yang terlarut akibat perendaman dengan 5 konsentrasi ekstrak bahan uji yang dapat melarutkan kalsium batu ginjal maksimum, dianalisis dengan metode statistik anova dua arah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

1. Identifikasi batu ginjal


Batu ginjal yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dan dianalisis kandungan kimianya di laboratorium Klinik Prodia. Oleh karena itu, identifikasi kalsium

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

batu ginjal yang digunakan dalam penelitian hanya melakukan analisis secara organoleptis melalui bentuk permukaan dan warna batu ginjal. Hasil identifikasi organoleptis dapat dilihat pada tabel I Tabel I. Hasil identifikasi Batu Ginjal Kalsium Kode A Jenis batu ginjal kalsium Kalsium oksalat- Fosfat Hasil pengamatan Permukaan kasar, Warna coklat muda B Kalsium oksalat- Asam urat Permukaan agak kasar, warna coklat kehitaman C Kalsium oksalat-Magnesium- Permukaan kasar, warna putih Amonium Fosfat bercak hitam

2. Determinasi Buah Anggur Biru


Buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang digunakan dalam penelitian diidentifikasi lebih dahulu. Identifikasi dilakukan di Pusat Penelitian LIPI Bogor. Hasil determinasi dan gambar buah anggur biru (Vitis vinifera L.).

3. Pembuatan ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.)
Buah anggur biru (Vitis vinifera L.) sebanyak 30 kg setelah dibersihkan dari pengotor seperti debu, ranting dan biji diperoleh buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang bersih sebanyak 25 kg. Setelah dikeringkan dan diangin-anginkan selama 10 hari

diperoleh sampel kering sebanyak 1 kg. Kemudian buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang kering dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dan setelah dipekatkan dengan rotary evaporato , lalu diuapkan dalam oven pada suhu 40 50C sehingga diperoleh ekstrak kental etanol 70% buah anggur biru (vitis vinifera L.) sebanyak 23,6 g dengan persentase rendemen sebesar 2,6965 %.

4. Penapisan fitokimia
Dilakukan uji Penapisan fitokimia terhadap ekstrak yang diperoleh untuk mengetahui golongan senyawa apa saja yang terkandung dalam ekstrak yang digunakan pada penelitian ini. Golongan senyawa yang umum dilakukan dalam uji penapisan fitokimia yaitu alkaloid,flavonoid, saponin. Hasil penapisan fitokimia dapat di lihat pada tabel II di bawah ini :

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

Tabel II. Uji Penapisan fitokimia No 1 2 3 Golongan Senyawa Alkaloid Flavonoid Saponin Hasil Uji + +

Keterangan : + -

= golongan senyawa tersebut ada pada ekstrak = golongan senyawa tersebut tidak ada pada ekstrak

5. Karakterisasi bahan uji


Karakterisasi bahan uji meliputi uji organoleptis dan susut pengeringan. Hasil uji organoleptis dari ekstrak etanol 70% buah anggur biru ( Vitis vinifera L.) yang diperoleh yaitu ekstrak kental, berwarna unggu tua, berbau khas, dan berasa asam. Hasil uji susut pengeringan sebesar 1,9180 %.

6. Pembuatan kurva standar kalsium


Larutan standar Ca dengan konsentrasi 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 ppm diukur dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm diperoleh persamaan regresi y = a + bx dan koefisien regresi (r) = 0,9535.

7. Penentuan kadar logam Ca pada ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.)
Konsentrasi logam Ca ditentukan berdasarkan persamaan garis linier kurva kalibrasi standar. Dari hasil perhitungan data maka diperoleh persamaan garis regresi y = a + bx dan koefisien regresi (r) = 0,9535. Setelah dihitung berdasarkan persamaan regresi maka kadar rata-rata logam kalsium dalam ektrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dengan beberapa konsentrasi, dapat dilihat pada tabel III. Tabel III. Hasil kadar rata-rata analisa logam Ca dalam ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) No 1 2 3 4 5 6 Konsentrasi (ppm) 0 20 40 80 160 320 Hasil ( % ) 0,001 0,154 0,004 0,222 0,008 0,275 0,009 0,315 0,006 0,355 0,002 konsentrasi ekstrak

8. Perendaman dan inkubasi kalsium batu ginjal dalam beberapa


etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.)

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

Masing-masing filtrat perendaman dan inkubasi, dengan menggunakan beberapa konsentrasi yang berbeda, yaitu 0 ppm; 20 ppm; 40 ppm; 80 ppm; 160 ppm dan 320 ppm selama 3 jam dimana setiap 15 menit dilakukan penggocokan atau pengadukan, setelah itu disaring, kemudian filtrat jernih di encerkan dan diperiksa kadar kalsium terlarutnya dengan alat spektrofotometer serapan atom. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan spektrofotometer serapan atom dinyatakan kadar kalsium terlarut dengan %, sehingga diperoleh % kalsium terlarut dan selanjutnya dibandingkan dengan konsentrasi masing-masing ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang digunakan untuk merendam batu ginjal,, maka diperoleh % nilai rata-rata kadar kalsium terlarutnya. Setelah dihitung presentase kadar kalsium terlarut dari setiap perlakuan

(Perendaman dengan ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dengan beberapa konsentrasi yang berbeda yaitu : 0; 20; 40; 80; 160 dan 320 ppm), maka diperoleh nilai rata-rata kadar kalsium terlarut dari setiap perlakuan sebagai berikut : a. Perendaman dengan ekstrak etanol 70% buah anggur biru ( Vitis vinifera

L.) 20 ppm, nilai rata-rata kadar kalsium terlarut 0,058 0,004 % (kode A); 0,219 0,006 % (kode B) dan 0,157 0,005 % (kode C) ( Vitis vinifera

b. Perendaman dengan ekstrak etanol 70% buah anggur biru

L.) 40 ppm, nilai rata-rata kadar kalsium terlarut 0,157 0,001 % (kode A); 0,249 0,009 % (kode B) dan 0,194 0,000% (kode C) c. Perendaman dengan ekstrak etanol 70% buah anggur biru ( Vitis vinifera

L.) 80 ppm, nilai rata-rata kadar kalsium terlarut 0,175 0,001% (kode A); 0,262 0,009 % (kode B) dan 0,222 0,000 % (kode C) d. Perendaman dengan ekstrak etanol 70% buah anggur biru ( Vitis vinifera

L.) 160 ppm, nilai rata-rata kadar kalsium terlarut 0,196 0,003 % (kode A); 0,286 0,002 % (kode B) dan 0,238 0,002 % (kode C) ( Vitis vinifera

e. Perendaman dengan ekstrak etanol 70% buah anggur biru

L.) 320 ppm, nilai rata-rata kadar kalsium terlarut 0,274 0,009 % (kode A); 0,366 0,008 % (kode B) dan 0,249 0,005% (kode C).

Dari data yang diperoleh dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara besarnya konsentrasi ekstrak etanol &0% anggur biru yang digunakan untuk merendam batu ginjal dengan banyaknya % batu yang terlartut, Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

Gambar 1.

% rata-rata kadar kalsium yang larut

Kurva prsentase rata-rata kadar kalsium yang terlarut dari sampel batu ginjal (A,B, dan C) dalam ekstrak etanol 70% buah anggur biru

9. Analisa Statistik Hasil Pemeriksaan Kadar Kalsium Terlarut


Data hasil analisis (pengukuran) kadar logam kalsium yang terlarut diolah dengan metode statistik untuk uji normalitas dan homogenitasnya diperoleh

hasil data yang di dapat terdistribusi normal dan homogen dengan uji Anova One-Way dan uji LSD (Least Significant Difference).

B. Pembahasan Buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang digunakan dalam penelitian diidentifikasi lebih dahulu, hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan terhadap tumbuhan yang digunakan dan memperoleh kepastian bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar tumbuhan yang dimaksud. Hasil identifikasi menunjukan bahwa buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang digunakan dalam penelitian benar buah anggur biru (Vitis vinifera L. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah cara dingin, yaitu maserasi. Metode maserasi dipilih karena metode ini cara pengerjaannya sederhana dan mudah. Selain itu faktor kerusakan zat aktif lebih kecil karena dalam metode ini tidak menggunakan panas yang mungkin dapat merusak zat aktif yang ditarik.

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

10

Maserasi dilakukan sampai pelarut jernih, yang menunjukkan bahwa hampir semua senyawa telah terlarut dalam etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) ini kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator hingga di dapat ektrak kental. Pelarut yang digunakan dalam penelitan ini adalah etanol 70% yang merupakan pelarut polar. Digunakan pelarut polar dengan maksud untuk menarik senyawa-senyawa yang bersifat polar yang terdapat dalam buah anggur biru (Vitis vinifera L.) Hasil uji organoleptis dari ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang diperoleh yaitu berupa ekstrak kental, berwarna ungu tua berbau khas dan berasa asam. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) mengandung saponin dan flavonoid. Pada penelitian ini, dilakukan juga identifikasi terhadap kalsium batu ginjal yang digunakan. Identifikasi yang dilakukan secara makroskopik dari kalsium batu ginjal, meliputi warna, bentuk dan permukaan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa batu ginjal kasium yang digunakan adalah batu ginjal dari jenis kalsium dengan spesifikasi yang sudah di ketahui. Batu ginjal kalsium yang digunakan pada penelitian ini ada 3 jenis yaitu batu ginjal kalsium oksalat-fosfat (kode A), batu ginjal kalsium oksalat-asam urat (kode B), dan batu ginjal kalsium oksalat-magnesium-amonium fosfat (kode C). Pada penelitian ini menggunakan suhu inkubasi 37C selama 3 jam dan dikocok setiap 15 menit. Hal tersebut dimaksudkan agar kondisi percobaan sedapat mungkin dibuat sama dengan kondisi di dalam tubuh. Dipilih suhu inkubasi 37C karena pada umumnya manusia normal suhu tubuhnya 37C. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diperoleh hasil bahwa waktu inkubasi yang optimal adalah 3 jam. Adapun maksud dari pengocokan setiap 15 menit adalah diasumsikan batu ginjal dalam tubuh mengalami pergerakan. Batu ginjal yang ada didalam ginjal mengalami gerakan-gerakan akibat aliran urin, aliran air,ataupun gerakan akibat aktivitas dari tubuh manusia. Filtrat hasil perendaman didestruksi dengan menggunakan campuran HNO 3 (p) + H2SO4 (p) (2:1 v/v), kemudian ditambahkan 5,0 ml larutan H2O2 30%, adapun maksud dilakukan destruksi adalah untuk memecah atau memutuskan ikatan unsur logam dengan unsur lainnya, kesempurnaan proses ini ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan hasil destruksi. Kadar atau konsentrasi dari ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) ini dibuat bervariasi, yaitu : 0; 20; 40; 80; 160 dan 320 ppm hal ini bertujuan untuk

mengetahui efektifitas dari ekstrak etanol 70% buah anggur biru ( Vitis vinifera L.) yang

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

11

secara empiris mempunyai kemampuan dalam melarutkan batu ginjal kalsium batu ginjal, sehingga diketahui konsentrasi yang paling efektif dalam melarutkan kalsium batu ginjal. Berdasarkan hasil pengukuran kandungan logam Ca pada hasil perendaman

kalsium batu ginjal dengan beberapa konsentrasi ekstak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) untuk batu ginjal kalsium oksalatfosfat (kode A) berturut-turut dalam (%) adalah 0,058 0,004; 0,157 0,001; 0,175 0,001; 0,196 0,003 dan 0,274 0,009. Sedangkan untuk batu ginjal kalsium oksalatasam urat (kode B) yaitu 0,219 0,006; 0,249 0,009; 0,262 0,009; 0,286 0,002 dan 0,366 0,008, Untuk batu ginjal kalsium oksalat magnesiumammonium fosfat (kode C) yaitu 0,157 0,005; 0,194 0,000; 0,222 0,000; 0,238 0,002 dan 0,249 0,005 (kode C). Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi dengan peningkatan kadar logam kalsium yang terlarut. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi ekstrak bahan uji yang digunakan, semakin banyak pula kandungan flavonoid zat aktifnya dan semakin besar kemampuan ekstrak melarutkan batu ginjal.. Data penelitian hasil analisa dengan analisis statik. Data-data yang didapat dilakukan uji normalitas terhadap distribusi data yang digunakan dan dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui kehomogenan variasi data. Dari Hasil uji normalitas diperoleh bahwa data yang digunakan terdistribusi normal (nilai sig.= 0,635 > 0,05) dengan varian yang homogen (nilai sig.= 0,137 > 0,05). Hasil uji parametik pada analisis variasi dua arah (Anova two-way) data tersebut (lampiran 19), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna dari besarnya konsentrasi yang digunakan terhadap % kelarutan kalsium batu ginjal.. Selain itu, dilakukan Uji LSD (Least Significant Difference) diperoleh (nilai sig. <0,05) bahwa pemberian ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) berpengaruh secara bermakna terhadap jenis batu yang digunakan. Berdasarkan analisa tersebut semakin besar konsentrasi yang digunakan, maka semakin besar kadar kalsium yang larut dari kalsium batu ginjal. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan, semakin banyak kandungan kimia tertentu dari ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) yang berkhasiat dalam melarutkan kalsium batu ginjal. Pada percobaan ini dilakukan Triplo dengan menggunakan tiga jenis kalsium batu ginjal dalam bentuk serbuk gerusan kalsium batu ginjal. Dari percobaan yang dilakukan, didapat bahwa kalsium batu ginjal yang berbentuk serbuk gerusan kadar kalsiumnya banyak larut. Hal ini disebabkan karena bentuk serbuk gerusan mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dan mempunyai luas permukaan yang besar dan hasil yang diperoleh

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

12

ternyata ekstrak etanol 70% buah anggur biru dapat melarutkan ketiga jenis batu ginjal tetapi larut yang paling tinggi adalah jenis batu ginjal kalsium oksalat-magnesium-amonium fosfat (kode C), dilanjutkan dengan Jenis batu ginjal kalsium oksalat-asam urat (kode B), dan jenis batu ginjal kalsium oksalat-fosfat (kode A). Dari penelitian ini telah dapat dibuktikan bahwa ektrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dapat melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro, tetapi belum dapat dibuktikan efektifitasnya dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vivo ( menggunakan hewan percobaan). Sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian secara in vivo untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dalam melarutkan kalsium batu ginjal. Dengan demikian dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa etanol 70% buah anggur biru (Vitis vinifera L.) berkhasiat melarutkan kalsium batu ginjal, baik secara in vivo maupun secara in vitro.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Buah anggur biru (Vitis vinifera L.) mempunyai khasiat dapat menghancurkan batu ginjal secara in vitro. 2. Makin tinggi konsentrasi ekstrak etanol 70 % buah anggur biru L.) makin banyak pula dapat melarutkan kalsium batu ginjal. ( Vitis vinifera

B. Saran 1. Agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengetahui kandungan ekstrak etanol 70 % buah anggur biru (Vitis vinifera L.) secara in vivo yang efektif melarutkan kalsium batu ginjal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan ekstrak etanol 70 % buah anggur biru (Vitis vinifera L.) dalam melarutkan batu jenis lain seperti batu empedu.

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1986. Sediaan Galenika. Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta 2. Anonim. 2002. Buku Panduan Teknologi Ekstrak. Direktorat Jendral Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Depertemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hal: 1115,17 3. Anonim. 2009. Beragam manfaat buah anggur biru untuk kesehatan. http//pandjiwinoto.co.cc/2009/07/07/beragam-manfaat-buah-anggurbiru-untukkesehatan. diakses tanggal 17 Nopember 2009 jam 16.00 4. Anonim. Bioflavonoid. http://buletin.melsa.net.id/links/bioflavo.htm. diakses tanggal 24-092009 jam 11.08 5. Ari W Sundoyo, Bambang S. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi IV . PP Departemen ilmu penyakit dalam. Jakarta. Hal: 563 6. Basset, J, R. C. Denney, G. H. Jefferz, dan J. Mendaham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi 4. Terjemahan: A. handayan. P, dan L. Setiono. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hal: 942-943 7. Henry Eka, L. 1987. Pengaruh Infus Herba Phylanti dan Folia Persae Americana Terhadap kelarutan kalsium dan Magnesium dari Batu Ginjal Secara INVITRO. Skripsi Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta 8. Irianto, Kus. 2004. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Yrama Widya. Bandung. Hal: 241 9. J. B. Suharjo B. Cahyono, Sp. PD. 2009. Batu Ginjal. Kanisius. Yogyakarta. Hal: 27, 3031, 48-49, 82 10. Johnny Ria Hutapea, 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatah Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan. Jakarta. Hal: 317 11. Kurnia, E. dkk. 1975. Penelitian Daya Larut Daun Spesies-spesies Sonchus dan Empat Jenis Tumbuhan kejibeling Terhadap Beberapa Batu Kalsium. Prosiding Simposium Tanaman Obat I. Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran IPB, Bogor. 12. Lachman, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Edisi 3, Hal: 460 13. Metcalf, 1991. Atomic Absorption and Emission Spectroscopy (Analical Chemistry). John willey and sons. London. Hal: 3, 15, 16, 74, 82 14. Mulya, M. Suharman.1995. Analisis Instrumen. Airlangga University Press. Surabaya. Hal: 102, 107-113 15. Poppy K, Sugiarto K, dan Alexander H Santosa. 2001. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 25, Jakarta. Hal: 1140 16. Purnomo, Basuki B. 2008. Dasar-dasar Urology. CV Sagung Seto, Jakarta. Hal: 57-60

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

14

17. Purwaningrum, kadarsih. 2005. Efek Sari Lobak (Raphanus sativus L.) Terhadap Kelarutan Batu Ginjal Kalsium Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Jakarta 18. Raimon. 1993. Perbandingan Metode Dekstruksi Basah dan Kering Secara Spektrometri Serapan Atom. Prosiding LokNas, Spektrometri Serapan Atom. Hal: 79, 81-82 19. Roth, Herman J, dan G. Blascke. 1998. Analisis Farmasi. Terjemahan: Sarjono Kisaman dan Slamat Ibrahim. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hal: 378-379 20. Smith, 1981. General Urology.Tenth Edition. Lange Medical. Los Altos, California 21. Suparmi. 2008. Uji Kelarutan Batu Ginjal Kalsium Oleh Infus Buah Segar Kacang Panjang (Vigna sinensis ENDL. ) Secara IN VITRO. Skripsi FMIPA UII, Yogyakarta 22. Tarigan, Z. 1990. Prinsip Dasar Metode Analisis AAS. Lonawarta Majalah Populer. LIPI. Ambon. Hal: 65 23. Underwood, A. L. dan R. A. Day.1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta. Hal: 421-423

Seminar Hasil Riset 2011 Lemlitbang UHAMKA

15

Vous aimerez peut-être aussi