Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Puji Syukur Kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolonganNya sehingga penyusunan makalah mengenai Tentang Apakah Itu Amdal Yang kesemuannya akan dibahas dalam makalah ini. Makalah ini di susun mengingat semakin meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri yang meningkatkan kadar kerusakan lingkungan. Amdal bukan merupakan hal baru dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Selain sudah banyak buku/panduan yang mengupas tentang Amdal ,telah banyak kegiatan yang telah memiliki Amdal dan melaksanakan kewajibannya dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Kendati demikian pemahaman tentang Amdal masih di rasakan kurang,karena selain masih banyak pertanyaan berkaitan dengan Amdal masih banyak terjadi kekeliruan penerapan Amdal di lapangan. Dalam rangka peringatan pemahaman tentang Amdal ,maka dirasakan perlunya suatu makalah praktis yang dapat menjawab keraguan mengenai penerapan Amdal. Untuk itu kami menyusun makalah yang dapat menjawab keraguan mengenai penerapan Amdal. .Ucapan Terima Kasih kepada Ibu Ety Andriany S,S.Hut selaku guru bidang studi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat kami selesaikan. Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurang baik dari segi isi maupun penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan laporan-laporan praktikum berikutnya. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca kususnya. Bagi siswa-siswi SMK AL-JABBAR CILEDUG dalam proses pembelajaran pada khususnya, juga kepadamasyarakat umum sebagai pengetahuan pada umumnya.
Penyusun
Daftar Isi
1
I II
BAB I Pendahuluan
1.Latarbelakang 2.Tujuan 3.Rumusan masalah 1 1 1
BAB II ISI
A. Pengertian AMDAL B Dasar Hukum C. Penentuan Dampak Penting D. Proses AMDAL E. Manfaat Amdal F. Pihak yang terlibat Proses Amdal G. Prosedur AMDAL H.Penyusun AMDAL I. Keterkaitan AMDAL J. Contoh kasus AMDAL di Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup seyogyanya menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumberdaya alam seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap masyarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta memikirkan dampak dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisis mengenai dampak tehadap lingkungan. Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Sebenarnya AMDAL itu sudah mulai berlaku di Indonesia pada tahun 1986karena berlakunya PP No. 29 Tahun 1986. Hal ini dimaksudkan sebagai bagiandari studi kelayakan pembangunan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.Tujuannya untuk memastikan bahwa pembangunan suatu rencana/ataukegiatan yang akan dilaksanakan bermanfaat dan tidak mengorbankanlingkungan hidup.
2.Tujuan
Untuk menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapatberoperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkunganatau dengan kata lain usaha atau kegiatan tersebut layak dari aspek lingkunganhidup. 3.Rumusan Masalah Apakah AMDAL itu? Apakah dasar hokum AMDAL? Apakah dampak dari AMDAL? Apakah manfaat dari AMDAL?
BAB II ISI
A.1). PENGERTIAN AMDAL Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belumbegitu besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di sampingitu intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-perubahan pada lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam kemampuanalam untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas manusia makin lamamakin besar sehingga menimbulkan perubahan lingkungan yang besar pula.Pada saat inilah manusia perlu berfikir apakah perubahan yang terjadi padalingkungan itu tidak akan merugikan manusia. Manusia perlu memperkirakan apayang akan terjadi akibat adanya kegiatan oleh manusia itu sendiri. AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan kajiandampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahapperencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studikelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untukpengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentangpenyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaranyang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan.Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDALadalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajibmempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentangpenyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan. Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : Analisismengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatukegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagiproses pngambilan keputusan. AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akanmenimbulkan dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik olehPeraturan Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar kualitaslingkungan tidak rusak karena adanya proyekproyek pembangunan. Oleh karenaitu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidakmenyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilikproyek dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDALmerupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikankualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin t a n p a m e m p e r h a t i k a n d a m p a k l i n g k u n g a n y a n g t i m b u l . D a m p a k d a r i s u a t u kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif harus sudah diperkirakansebelum kegiatan itu dimulai. Dengan adanya AMDAL, pengambil keputusanakan lebih luas wawasannya di dalam melaksanakan tugasnya. Karena di dalams u a t u r e n c a n a k e g i a t a n , b a n y a k s e k a l i h a l - h a l y a n g a k a n d i k e r j a k a n , m a k a AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya mempelajari hal-hal yang penting bagiproses pengambilan keputusan.
2
AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia,k a r e n a Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan u n t u k melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, denganadanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatanterhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif,hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak adadampak negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan timbul harus sudahdiketahui sebelumnya (dengan MDAL), di samping itu AMDAL juga membahasc a r a - c a r a u n t u k m e n a n g g u l a n g i / m e n g u r a n g i d a m p a k n e g a t i f . A g a r s u p a y a jumlah masyarakat yang dapat ikut merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan di dalam AMDAL.
Ringkasan Eksekutif.Jadi terlihat di situ dengan jelas bahwa analisis dampak lingkungan (ANDAL)merupakan bagian dari AMDAL. 1.Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL): KAANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup sertakeda laman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan d a m p a k d a m p a k p e n t i n g y a n g a k a n d i k a j i s e c a r a l e b i h m e n d a l a m d a l a m ANDAL dan batas-batas studi ANDAL. Sedangkan kedalaman studi berkaitandengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak.Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatanantara Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan. 2.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL):A N D A L a d a l a h d o k u m e n y a n g b e r i s i t e l a a h a n s e c a r a c e r m a t t e r h a d a p dampak penting dari suatu rencana kegiatan. Dampakdampak penting yang telah diindetifikasi di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih c e r m a t d e n g a n menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah inibertujuan u n t u k m e n e n t u k a n b e s a r a n d a m p a k . S e t e l a h b e s a r a n d a m p a k diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap criteria dampak penting yang telah d i tetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadapketerkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini b e r t u j u a n u n t u k m e n e n t u k a n d a s a r - d a s a r p e n g e l o l a a n d a m p a k y a n g a k a n dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. 3.Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL):R K L a d a l a h d o k u m e n y a n g m e m u a t u p a y a - u p a y a u n t u k m e n c e g a h , mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencanasuatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
4.Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL):RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untukmelih at perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan i n i d i g u n a k a n u n t u k mengevaluasi efektifitas upaya-upaya p e n g e l o l a a n l i n g k u n g a n y a n g t e l a h dilakukan, ketaatan pemrakarsa
6
terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapatdigunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalamkajian ANDAL.
5 . R i n g k a s a n E k s e k u t i f : Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan j e l a s h a s i l k a j i a n A N D A L . H a l h a l y a n g p e r l u d i s a m p a i k a n d a l a m r i n g k a s a n eksekutif biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dans i f a t p e n t i n g d a m p a k y a n g d i k a j i d i d a l a m A N D A L d a n u p a y a - u p a y a pengelolaan dan pemantuan l i n g k u n g a n h i d u p y a n g a k a n d i l a k u k a n u n t u k mengelola dampak-dampak tersebut.
Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkunganhidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usahadan/atau kegiatan Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suaturencana usaha dan atau kegiatan.
Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijinusaha dan/atau kegiatan
atau normayang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapatdibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati
Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL Pemrakarsa, orang atau badan hokum yang bertanggungjawab atas suatu rencanausaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segalabentuk keputusan dalam proses AMDAL.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harusdiperhatikan, yaitu: 1.Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan ataumenerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajibAMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDALdapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun2006. 2.Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajibmenyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 86 Tahun 2002. 3.Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuaidengan Permen LH NO. 08/2006. 4.Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008.
G.7).Prosedur AMDAL
Prosedur AMDAL terdiri dari : Proses penapisan (screening) wajib AMDAL Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan ataukerap juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukanapakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat. Berdasarkan KeputusanKepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib mengumumkan rencanakegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut,menanggapi masukan yang diberikan, dan kemudian melakukan konsultasikepada masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL.Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah prosesuntuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL(proses pelingkupan).Proses penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai disusun,pemrakarsamengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk
8
dinilai.Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki ataumenyempurnakan kembali dokumennya.Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL,dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati(hasil penilaian Komisi AMDAL). Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun,pemrakarsa mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi PenilaiAMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untukpenilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkanoleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
J.10). CONTOH KASUS AMDAL DI INDONESIA a) Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih mengabaikan masalahlingkungan.
Hal ini terlihat dari masih adanya kawasan industri di Semarang yang beroperasi tanpa terlebih dahulu memenuhi kewajiban stu di AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Selain itu, sejumlah industri diSemarang juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu enam bulan sekali,menyampaikan laporan kepada Badan Pengendalian Dampak LingkunganDaerah (Bapedalda) Semarang. "Kalau sebuah kawasan industri sudahberoperasi sebelum melakukan studi Amdal, Bapedalda tidak bisa berbuat apa-apa. Kami paling hanya bisa mengimbau, tapi tidak ada tindakan apa pun yangbisa kami lakukan. Terus terang, Bapedalda adalah instansi yang mandul," kataMohammad Wahyudin, Kepala Sub -Bidang Amdal, Bapedalda Semarang,Kamis (1/8), di Semarang. Wahyudin menceritakan, kawasan industri di JalanGatot Subroto, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, misalnya, sejakberoperasi dua tahun lalu hingga saat ini bel um mempunyai Amdal. Padahal,menurut Wahyudin, salah satu syarat agar sebuah kawasan industri bisaberoperasi ialah dipenuhinya kewajiban melaksanakan studi Amdal. "Bapedaldaberkali -kali menelpon pengelola kawasan industri tersebut, menanyakankelengkapan dokumen Amdal mereka. Namun, sampai sekarang, jangankanmemperoleh jawaban berupa kesiapan membuat studi Amdal, bertemu pemilikkawasan itu saja belum pernah," ujarnya. Wahyudin menyayangkan sikap pihakberwenang yang tetap memberikan izin kepada suatu usaha industri ataukawasan industri untuk beroperasi walau belum menjalankan studi Amdal. Menurut dia, hal ini merupakan bukti bahwa bukan saja pengusaha yang tidakpeduli terhadap masalah lingkungan, melainkan juga pemerintah daerah. Sikaptidak peduli terhadap masalah lingkungan juga ditunjukkan sejumlah pemilik usaha industri ataupun kawasan industri dengan tidak menyampaikan laporanrutin enam bulan sekali kepada Bapedalda. Wahyudin mengatakan, kawasan i n d u s t r i d i T e r b o y o , m i s a l n y a , t i d a k p e r n a h m e n y a m p a i k a n l a p o r a n perkembangan u s a h a n y a , t e r u t a m a y a n g d i p e r k i r a k a n b e r d a m p a k p a d a lingkungan,
10
kepada Bapedalda. Hal serupa juga dilakukan pengelola lingkungan industri kecil (LIK) di Bugangan Baru. Keadaan tersebut, menurut Wahyudin,meng akibatkan Bapedalda ti dak bisa mengetah ui perkembangan di keduakawasan industri tersebut. Padahal, perkembangan sebuah kawasan industri sangat perlu diketahui oleh Bapedalda agar instansi tersebut dapat memprediksik emungkinan pencemaran yang bisa terjadi. Ia menambahkan, indu stri kecil, s e p e r t i i n d u s t r i m e b e l , s e b e n a r n y a b e r p o t e n s i m e n i m b u l k a n p e n c e m a r a n lingkungan. Namun, selama ini, orang terlalu sering hanya menyoroti industryi berskala besar.
b) Sebanyak 575 dari 719 perusahaan mo dal asing (PMA) dan perusahaan
modald a l a m n e g e r i ( P M D N ) d i P u l a u B a t a m t a k m e n g a n t u n g i a n a l i s a m e n g e n a i dampak lingkungan (Amdal) seperti yang digariskan. Dari 274 industri penghasill i m b a h b a h a n b e r b a h a y a d a n b e r a c u n ( B 3 ) , h a n y a 5 4 perusahaan yangmelakukan pengelolaan pembu angan l i m b a h n y a s e c a r a b a i k . S i s a n y a membuang limbahnya ke laut lepas atau dialirkan ke sejumlah dam penghasil air bersih. "Tragisnya, jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaanindustri di Pulau Batam yang mencapai tiga juta ton per tahun selama ini takterkontrol. Salah satu industry berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil l i m b a h B 3 y a n g t a k p u n y a p e n g o l a h a n l i m b a h a d a l a h M c D e r m o t , " u n g k a p Kepala Bagian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda)K o t a B a t a m Z u l f a k k a r d i B a t a m , S e n i n ( 1 7 / 3 ) . M e n u r u t Zulfakkar, dari 24kawasan industri, hanya empat yang memiliki Amdal d a n h a n y a s a t u y a n g memiliki unit pengolahan limbah (UPL) secara terpadu, yaitu kawasan industri Muka Kuning, Batamindo Investment Cakrwala (BIC). Selain BIC, yang memilikiA m d a l a d a l a h P a n b i l I d u s t r i a l E s t a t e , S e m b l o n g C i t r a N u s a , dan KawasanIndustri Kabil. "Semua terjadi karena pembangunan di P u l a u B a t a m y a n g dikelola Otorita Batam (OB) selama 32 tahun, tak pernah mempertimbangkan a s p e k l i n g k u n g a n d a n s o c i a l k e m a s y a r a k a t a n . S e o l a h olah, investasi danpertumbuhan ekonomi menjadi tujuan segalanya. S e s u a i U n d a n g - U n d a n g Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan PeraturanP e m e r i n t a h N o m o r 2 7 T a h u n 1 9 9 9 t e n t a n g A n a l i s a Mengenai DampakLingkungan (Amdal), maka pengelolaan sebuah kawasan industri tanpamengindahkan aspek l i n g k u n g a n , j e l a s m e l a n g g a r h u k u m . " S e m e n j a k Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dan Bapedalda terbentuk tahun 2000, barulahd i k e t a h u i b a h w a P u l a u B a t a m y a n g k i t a b a n g g a - b a n g g a k a n i t u , k o n d i s i lingkungan dan alamnya sudah rusak parah. (Kompas, 18 Maret 2003)
11
12
Saran
Untuk menangulangi atau mencegah masalah banjir adalah : Mengeruk sungai/kali dan saluran air yang ada di sekitar kita, sebaiknya jangan nungguin pemerintah yang melakukan, percuma kalau ditungguin kelamaan. Membuat sumur resapan air di sekitar rumah kita Membuat lubang-lubang biopori
Memperlebar dan merehabilitasi kali/sungai, untuk menambah kapasitas sungai dalam menampung debit air Jangan membuang sampah di sungai atau saluran air Memperbaiki Amdal
Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia belum memiliki arah yang jelas, hal ini dapat dilihat dari kurangnya komitmen pemimpin dan masyarakat bangsa ini untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup. Sejak pencanangan program pembangunan nasional, berbagai masalah lingkungan hidup mulai terjadi. Masalah lingkungan hidup tersebut antara lain, adanya berbagai kerusakan lingkungan, pencemaran di darat, laut dan udara, serta berkurangnya berbagai sumber daya alam. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan sumber daya alam yang ada serta kurang kesadaran akan pentingnya keberlangsungan lingkungan hidup untuk generasi sekarang maupun masa depan
13
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.menlh.go.id/index.php?idx=amdalnet#205 Maret 2009 2. Marsono, Dj, 1992. Dampak Pelaksanaan Amdal Hak Pengusahaan Hutan. Buletin Instiper Vol. 3. Nomor.1, Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta. 3. Fandeli, Ch, 2004. Analisis Mengenai Dampak Linkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
14
5. Tatang
Jl.KH.Zaenal Arifin No.17 Pabuaran Lor,Pabuaran, Kab.Cirebon 45188 Telp. (0231)663340 Email: smk_aljabbar@yahoo.co.id/Http://www.smkaljabbar.com
15