Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERMASALAHAN ASMA
Prevalensi cenderung meningkat ( 20 % 50% setiap 10 tahun) Diagnosis asma anak : SULIT Biaya perawatan yang mahal under-diagnosed & under-treated Patogenesis asma BERUBAH DRASTIS Asma bisa dikendalikan
?
2
Djajanto B (Jakarta) Rosmayudi O (Bandung) Dahlan (Jakarta) Arifin (Palembang) Rosalina (Bandung) Yunus F (Jakarta) Kartasasmita CB (Bandung) Rahajoe NN (Jakarta)
6 12 6 12 6 12 13 15 13 15 13 14 67 13 14 13 - 14
DEFINISI ASMA
dan/atau kronik, nokturnal, musiman, ada pencetus, sifat reversibel spontan atau dengan pengobatan, riwayat asma/ atopi lain pada penderita/keluarga
Tetap lebar
(tidak rentan, tidak sensitif, tidak mudah goncang, stabil)
Bronkus
Bronkus
Timbul serangan
Otot saluran napas mengkerut Saluran napas menebal/membengkak Lendir lebih banyak dan kental/lengket
Bronkus
Bronkus
6
Patogenesis Asma
Alergen Sensitisasi
(degranulasi sel mast,basofil, limfosit T)
Bronkokonstriksi
Kongesti pembuluh Akumulasi Darah, edema
eosinofil
Harrison 15th edition
Sekresi Mukus
Gangguan transport mukosilier
7
Lanjutan
Patogenesis Asma
Akibat Sitokin IL3,4,GMCSF, akan mengaktifkan
Stlh 6 - 8 jam
Faktor Genetik
Diakui faktor genetik memegang peranan penting pada asma Tidak didapatkan pola tertentu pada proses penurunan (hukum Mendel klasik)
Holberg CJ. Am J Respir Crit Care Med 1996; 154:140-50 Martinez FD. Am J Respir Crit Care Med 1997; 156:S117-22
9
Infeksi nafas
saluran
++++
Bahan alergen : - makanan - debu rumah - hirupan luar rmh (berhub musim) Bahan iritan Latihan fisik Aspirin dan NSAID lain Faktor emosi
+ +
+ +++ ++ ++ ++ ? (+)
+ (+) ? (+)
Alergen
Aeroalergen Terutama : House Dust Mite Peran protease (serine dan cystein) penting Perangsang produksi mediator inflamasi Perangsang produksi sitokin dan epitel Mengaktivasi eosinofil Merusak barier epitel (Tight junction)
Miike S. JACI 2003; 111:704-13
11
12
Polusi udara
Asap rokok Asap mobil Asap pabrik,dll
Oksidan Merusak epitel Meningkatkan IL-8, GMCSF
Bucchieri F. Am J Respir Cell Moll Biol 2002; 27:179-85 Bayram H. Clin Exp Allergy 2002; 32:1289-92 13 Bayram H. Am J Respir Cell Mol Biol 1998; 218:441-7
Infeksi
Pengaruh infeksi dapat berdampak positif atau negatif Infeksi RSV dan parainfluenza virus tipe 3 negatif
Frick OL. JACI 1979; ...: 228-41 Sigurs N. Paediatr Respir Rev 2002; 3:177-83
positif
Riedler J.Lancet 2001; 358:1129-33 Martinez FD. Lancet 1999; 354(suppl 2): SII 12-5
14
Asma
Obstruksi jalan napas yang reversibel,tx bronkodilator
Szefler, JACI 2000; 160:S139-43
Acute Inflammation
Chronic Inflammation
Airway Remodelling
Physiological parameters
Airway narrowing Bronchial hyperreactivity Fixed airway obstruction
DIAGNOSIS ASMA
Anamnesa : Wheezing berulang dan/atau BKB Pemeriksaan fisik PEFR atau FEV1 melihat : variabilitas,
reversibilitas, hiperreaktivitas
Pembagian asma
Derajat penyakit
Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma Persisten
Derajat Serangan
Ringan Sedang Berat Ancaman henti nafas
18
Serangan berat Istirahat Bayi : berhenti makan Kata-kata Duduk, tangan topang
Ancaman nafas -
henti
Bicara Posisi
Kesadaran
Sianosis Mengi
Kebingungan
Sulit/Tidak terdengan
Sedang Biasanya ya
Sedang, ditambah retraksi suprasternal
Dangkal/hilang
19
Sering
Hampir sepanjang tahun tidak ada remisi
Perlu, steroid
Perlu, steroid
Uji Faal paru PEF/FEV1 >80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 <60% (di luar serangan)
Variabilitas faal paru (bila ada serangan)
>15%
> 30%
> 50%
20
Asma episodik jarang di luar serangan Asma episodik jarang dengan serangan sedang Asma episodik sering dengan serangan berat Asma episodik sering di luar serangan Asma persisten dengan serangan berat Derajat penyakit tidak bergantung derajat serangan
21
Tatalaksana di rumah
Kenali gejala serangan asma Nebulisasi dengan -2 agonis Bila tidak mungkin: MDI dengan atau tanpa spacer atau pemberian per oral Indonesia: nebulasi kurang populer Orang tua SULIT kenali derajat serangan asma: KRITERIA ?
22
Tatalaksana di RS
Nilai prediksi derajat serangan Nebulisasi -agonis, selang 20 menit Nebulisasi ketiga: tambahkan antikolinergik Serangan berat: langsung tambah antikolinergik Bila tidak ada nebulizer:
PNAA, 2002
23
Nebulisasi salbutamol
Observasi 1-2 jam SEDANG
PULANG
Steroid oral
Tatalaksana Asma
Penghindaran alergen
Farmakoterapi
COSTS
Imunoterapi
Pendidikan Pasien
GINA, 2002 26
Menghindari alergen makanan, inhalan, bahan iritan Menghindarkan dari ISPA Menghindari latihan fisik yang berat Menghindari perubahan cuaca yang mendadak Mengendalikan faktor emosi
27
Tatalaksana medikamentosa
Obat asma
28
OBAT ASMA
RELIEVER 2 AGONIS AKSI CEPAT (I) (TERBUT, SALB, FENOTEROL, ORSIPRENALIN) 2 AGONIS AKSI CEPAT (O) (TERBUT, SALB, ORSIP, HEKSOPRENALIN) ANTI KOLINERGIK (I) (IPRA.BR, OKSITROPIUM BR) CONTROLLER NONSTEROID (I) (KROMOGLIKAT, NEDOKROMIL)
ANTIHISTAMIN (KETOTIFEN)
LEUKOTRIN (ZAFIRLUKAS)
29
> 3x/mgg
(-)
(+)
Asma persisten
Pertimbangkan alternatif penambahan salahsatu obat : agonis kerja panjang (LABA) Teofilin lepas lambat Antileukotrien Atau dosis steroid hirupan ditingkatkan (medium)
P E N G H I N D A R A N
30
(-)
(+)
Steroid dosis medium, ditambahkan salahsatu obat : agonis kerja panjng (LABA) Teofilin lepas lambat Antileukotrin Atau dosis steroid hirupan ditingkatkan (tinggi) 6-8 minggu, respon (-) (+)
P E N G H I N D A R A N
31
> 8 tahun
33
Jet Nebuliser
34
Babyhaler
Volumatic
35
Imunoterapi
Dikenal sebagai desensitisasi Masih kontroversial Di Surabaya : keberhasilan 50% Pencetusnya multifaktorial
36
Pendidikan pasien/keluarga
Mendididik pasien dan atau keluarga mengetahui tentang asma Meningkatkan kepatuhan Petunjuk praktis tatalaksana di rumah Hubungan pasien-keluarga-dokter
37
AVOIDANCE
11122K
39