Vous êtes sur la page 1sur 19

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar

: mengumpulkan data, menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalahmasalah pasien dan diagnosa yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.

Identitas 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Kesehatan


1.
1. Riwayat kesehatan sekarang 2. Riwayat kesehatan lalu 3. Riwayat kesehatan keluarga

a. b. c.

d.
e. f. g. h.

Pemeriksaan penunjang seperti : Tes fungsi hati (Abnormal 4-10x dari normal) AST (SGOT), ALT (SGPT) Awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian menurun Darah lengkap SDM menurun karena penurunan terhadap SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan pendarahan Leukopenia : Trombositopenia Difeninsial darah lengkap : leukositosis, monositosis, limfosit atipikal dan sel plasma Alkali Fosfatase : meningkat Feses : warna tanah liat, penurunan fungsi hati Albumin serum : menurun

i.

Gula darah: hiperglikemia / hipoglikemia

Tahap kedua dari proses keperawatan sering disebut juga sebagai analisis, dan juga identifikasi masalah atau diagnosa keperawatan. Proses ini amat penting dan esensial karena proses ini merupakan satu bagian yang paling vital dalam proses keperawatan.

Diagnosa keperawatan : a. Intolerans aktivitas berhubungan dengan : Kelemahan umum : penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri. Mengalami keterbatasan aktivitas : depresi. b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia, mual atau muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan erlebihan melalui muntah dan diosis, asitesi, gangguan proses pembekuan.
d. e.

f. g.

Harga diri rendah situasional berhubungan dengan jengkel/marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan. Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan : kontak dengan pasien serta pengelolaan alat-alat. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.


a.

Diagnosa Keperawatan
Aktivitas intoleran berhubungan dengan :

- Kelemahan umum, penurunan kekuatan otot/ketahanan : nyeri. - Mengalami keterbatasan aktivitas. Data subyektif :Laporan kelemahan. Data objektif :Tampak lemah, kekuatan otot menurun, istirahat di tempat tidur. * Tujuan - Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu. * Kriteria - Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan aktivitas. - Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas. * Tindakan keperawatan 1.) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung. Rasional : Meningkatkan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. 2.) Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik. Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.

b.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual.

tubuh

Data subjektif : Kurang nafsu makan, nyeri abdomen/kram. Data obyektif : Porsi makan tidak dihabiskan, berat badan menurun, muntah. * Tujuan - Menunjukkan berat badan yang meningkat atau kembali normal. - Diet yang dianjurkan dapat ditoleransi tanpa rasa tak nyaman. * Kriteria - Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi. * Tindakan keperawatan 1.) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar. Rasional : Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.

2.) Berikan perawatan mulut sebelum makan. Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan.
3.) Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi. Rasional : Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan membantu regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat mencetuskan hepati ensefalopati.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah dan diare, ditandai dengan :
Data subyektif : Data obyektif :Muntah dan diare. * Tujuan Mempertahankan hidrasi adekuat. * Kriteria - Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang. * Tindaka keperawatan 1.)Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare. Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi. 2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa. Rasional : Indikator volume sirkulasi/perifer.

3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi. Rasional : Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.
4.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan. Rasional : Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan oedema. 5.) Protein hidrolisat : vitamin K Rasional : Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan cairan dari jaringan ke sistem sirkulasi, mencegah masalah koagulasi.

d.Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.
Data subyektif :Perasaan tak berdaya. Data obyektif :Perawatan isolasi, icterus pada mata dan seluruh tubuh. * Tujuan Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif. * Kriteria - Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan isolasi. - Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna. * Tindakan keperawatan 1.)Kontak dengan pasien mengenai waktu untuk mendengar. Rasional : Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya. 2.) Dorong diskusi perasaan marah. Rasional : Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi memudahkan perilaku koping positif.

e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat dan malnutrisi.
Data subyektif : Data obyektif : - Klien dirawat di ruangan isolasi - Feses warna dempul. - Urine warna pekat. * Tujuan Mencegah penularan kepada orang lain. * Kriteria Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahanperubahan teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang lain. * Tindakan keperawatan 1.) Terapkan teknik isolasi dengan cara yang tepat - Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien (berhatihati terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan sekretnya). - Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Rasional : Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif dalam mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah dan produk darah.

f.Resiko

tinggi terhadap berhubungan dengan zat jaringan.

kerusakan integritas kulit/jaringan kimia, akumulasi garam empedu dalam

Data subyektif :Pengungkapan rasa gatal. Data obyektif :Bilirubin meningkat. * Tujuan Klien akan mengungkapkan tidak terjadi gangguan integritas kulit. * Kriteria - Jaringan kulit utuh tanpa lecet/luka. - Gatal-gatal berkurang/hilang. * Tindakan keperawatan 1.)Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi alkali. 2.)Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal, pertahankan kuku pendek. Rasional :Menurunkan resiko cedera kulit. 3.) Beri massage pada waktu tidur. Rasional :Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit. 4.) Hindari komentar tentang penampilan pasien. Rasional :Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.

g.Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan :

Data subyektif :Pernyataan yang salah konsepsi. Data obyektif :Pernyataaan/meminta informasi. * Tujuan Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan. * Kriteria - Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala dengan faktor penyebab. - Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan. * Tindakan keperawatan 1.) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan. Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan. 2.) Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit. Rasional : Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.

4.) Diskusikan pembatasan donatur darah. Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian menerima donor darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis. 5.) tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium. Rasional : Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronis. 6.) Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 12 bulan minuman atau lebih lama sesuai toleransi individu. Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu : a. Tindakan mandiri b. Tindakan observasi c. Tindakan health education d. Tindakan kolaborasi

Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu : a. Masalah klien dapat dipecahkan . b. Sebagian masalah klien dapat dipecahkan. c. Masalah klien tidak dapat dipecahkan. d. Dapat muncul masalah baru

TERIMA KASIH :D

Vous aimerez peut-être aussi