Vous êtes sur la page 1sur 7

ASPEK HUKUM PEBANGUNAN

Pengadaan Jasa Konstruksi

Dalam kegiatan pelelangan umum jasa konstruksi, panita pelelangan terkadang menemui hambatan hambatan. Apalagi bagi

yang sama sekali belum pernah dan baru pertama kali menjadi
anggota panitia pelelangan., kesulitan terjadi pada saat interaksi langsung dengan rekanan/penyedia barang/jasa. Argumen argumen yang diutarakan terkadang

menyudutkan panitia sehingga terkesan pelelangan tersebut milik

penyedi jasa. Padahal, secara logika, panitia yang mempunyai dana


dan membuat aturan untuk ditaati penyedia agar proses pelelangan berlangsung tertib dan aman.

Permasalahan yang pertama muncul adalah pada saat

pendaftaran. Untuk pendaftaran, memang tidak diwajibkan direktur


yang harus datang mendaftar. Diperbolehkan staf yang mendaftar atau orang yang diberikan kuasa. Dalam hal ini, panitia hanya bisa mempersilahkan penyedia sebagai pendaftar untuk menunjukkan SBU atau IUJK asli. Karena

sebelum mendaftar, panitia harus memperhatikan apakah bidang dan


subbidang yang penyedia jasa tawarkan sesuai apa tidak dengan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan.

Pada saat penjelasan, tentunya tidak ada persoalan yang berarti karena untuk spesifikasi teknis dan gambar gambar akan dijelaskan oleh Konsultan yang telah terikat kontrak. Jasa Konsultansi Perencanaan sebelum dilaksanakannya tender.

Mereka yang akan menjelaskan gambar beserta volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Yang terpenting adalah bagaimana cara melaksanakan

pelelangan dan membuat dokumen pelelangan yang baik. Untuk jasa konstruksi (pemborongan) standar dan pedoman

pengadaan jasa konstruksi mengacu kepada KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, NOMOR :257/KPTS/M/2004

Peraturan Menteri PU No.43/PRT/M/2007 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden RI No.8 tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden RI No.80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah, maka Keputusan Menteri Kimpraswil No.257 tahun 2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi sudah tidak sesuai lagi. Berdasarkan pertimbangan

tersebut maka ditetapkanlah Permen PU No.43 tahun 2007 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

A. Jasa Pemborongan terdiri dari; Buku 1, Standar Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemmborongan) untuk Kontrak Harga Satuan

Buku 2, Standar Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemmborongan) untuk Kontrak Lump Sum

Buku 3, Pedoman Penilaian Kualifikasi Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan)

Buku 4, Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) untuk Kontrak Harga Satuan

Buku 5, Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) untuk Kontrak Lump Sum

Jasa Konsultansi terdiri dari; Buku 6, Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultansi Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan/ Time based (Kontrak Harga Satuan)

Buku 7, Standar Dokumen Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultansi Kontrak Lump Sum

Buku 8, Pedoman Penilaian Kualifikasi Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultansi

Buku 9, Pedoman Evaluasi Penawaran Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Konsultansi.

Vous aimerez peut-être aussi