Vous êtes sur la page 1sur 4

ASSIGNMENTS T.

A 2011/2012 ETHICS

WRITTEN BY : AHMAD MUJIB 1112150057

ENGLISH TEACHING STUDY PROGRAM FACULTY OF EDUCATION AND TEACHER TRAINING CHRISTIAN UNIVERSITY OF INDONESIA

APA ITU KEBEBASAN

I.

Kewajiban mengandaikan kebebasan

Apa itu kebebasan? Kebebasan pada dasarnya adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Berbeda dengan binatang yang melakukan segala sesuatunya ditentukan oleh insting dan dorongan alamiah lainnya. Akan tetapi kebebasan tersebut hanya akan bisa dijalankan apabila tidak ada manusia lain yang menghalangi. Maka kebebasan manusia adalah sekaligus kebebasan dari pembatasan oleh kehendak manusia lain. Disini dapat kita simpulkan bahwa kebebasan itu terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Kebebasan eksistensial, terkait dengan kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. 2. Kebebasan sosial, terkait dengan batasan dari manusia lain atas kebebasan eksistensial tersebut.

A.

Kebebasan eksistensial

Kebebasan eksistensial berkaitan dengan kemampuan manusia dalam mengambil sikap tentang apa yang akan dilakukannya. Manusia menggunakan akalnya untuk berpikir sebelum melakukan suatu tindakan, sehingga manusia mempunyai pertimbangan apakah hal yang akan dilakukannya itu tepat atau tidak. Atau mungkin tindakannya itu perlu ditunda terlebih dahulu. Inilah yang dimaksud manusia mempunyai kebebasan utnuk menentukan sikap dan tindakannya sendiri. 1. Kebebasan jasmani dan rohani Kebebasan jasamani adalah kebebasan manusia untuk dapat menentukan apa yang akan dilakukannya secara fisik. Manusia dapat menggerakan tubuhnya sesuai apa yang dikehendakinya, dan tentu saja dalam batas kodratnya sebagai manusia, contohnya manusia tidak akan bisa terbang meskipun ia menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah secara berulang-ulang. Hal lain yang dapat menghalangi kebebasan jasmani manusia adalah paksaan, yaitu adanya kekuatan fisik lain yang lebih besar sehingga menahan kebebasan fisik manusia tertentu. Misal, manusia tidak akan bisa menggerakan tanganya apabila tangannya dalam kondisi di borgol. Kebebasan rohani adalah kemampuan manusia untuk menentukan sendiri apa yang kita fikirkan, untuk menghendaki sesuatu, untuk bertindak secara terencana. Kebebasan rohani manusia adalah seluas jangkauan fikiran dan bayangan manusia. Secara langsung kebebasan rohani ini tidak mungkin dilanggar oleh orang lain, karena kita tidak dapat dipaksa untuk memikirkan atau menghendaki sesuatu. Akan tetapi secara tidak langsung hal ini mungkin saja terjadi. Kebebasan berpikir kita dapat dipengaruhi dari luar, bahkan dapat dikacaukan dan ditiadakan. Misalnya kalau informasi-informasi politik yang kita peroleh, semuanya disaring secara sistematik demi kepentingan tertentu, maka kita akan mendapatkan gambaran yang kurang tepat tentang keadaan yang sebenarnya dan dengan demikian juga memberikan penilaian yang tidak tepat.

Kebebasan jasmani dan rohani adalah dua hal yang saling berhubungan erat. Dapat dikatakan bahwa tindakan adalah suatu kehendak yang menjelma dan menjadi nyata, dan kehendak adalah permulaan tindakan. Menghendaki gerakan tubuh berarti melaksanakannya. Misalnya satu-satunya cara untuk menghendaki mau menggerakkan tangan adalah mengggerakannya. Tidak mungkin saya katakan bahwa saya mau merentangkan tangan saya kalau saya tidak merentangkannya, kecuali tangan saya diikat. Yang perlu dibedakan disini adalah antara kehendak dan keinginan. Keinginan sama halnya dengan lamunan atau khayalan, jadi apa yang kita inginkan belum tentu bisa kita wujudkan, atau kita tidak berkewajiban untuk mewujudkannya. Sedangkan kehendak adalah sesuatu yang memang harus kita wujudkan apabila kita benar-benar menginginkan sesuatu. Dengan kata lain kehendak adalah tindakan nyata atas keinginan kita. 2. Makna kebebasan eksistensial Jadi kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan tindakannya sendiri. Kemampuan itu bersumber pada kemampuan manusia untuk berfikir dan berkehendak dan terwujud dalam tindakan. Maka kebebasan adalah tanda dan ungkapan martabat manusia. Setiap pemaksaan kita rasakan sebagai sesuatu yang tidak hanya buruk dan menyakitkan, melainkan juga menghina. Dengan demikian memaksakan sesuatu pada orang lain berarti mengabaikan martabatnya sebagai manusia yang sanggup untuk mengambil sikapnya sendiri. Kalau diminta, artinya kebebasan kita dihormati, kita sering bersedia untuk memberikan dengan hati yang lapang, tetapi kalau dipaksa kita merasa terhina dan tidak mau. Kebebasan adalah mahkota martabat kita sebagai manusia.

B.

Kebebasan sosial

Manusia itu bebas apabila kemungkinan-kemungkinannya untuk bertindak tidak dibatasi oleh orang lain. Yang menjadi keprihatinan kita adalah membela kebebasan kita terhadap usaha orang lain untuk menggerogotinya. Maka dalam bahasa sehari-hari kebebasan difahami sebagai realitas negatif: keadaan dimana kemungkinan kita untuk menentukan tindakan kita sendiri tidak dibatasi oleh orang lain. Negatif bukan sebagai penilaian melainkan logika untuk menjelaskan apa itu kebebasan sosial, kita harus memakai kata tidak. 1. Penentuan lebih terperinci Perlu diperhatikan bahwa memang tidak segala pembatasan kemungkinan kita untuk bertindak kita rasakan sebagai pembatasan kebebasan. Seperti pembatasan atas hal-hal yang terkait pada kodrat manusia itu sendiri, seperti kemampuan untuk terbang, atau pembatasan oleh alam, seperti terjebak dalam banjir maka kita tidak bebas untuk melakukan kehendak kita. Tetapi orang lain tidak akan mengatakan manusia itu tidak bebas karena hal tersebut memang berada dalam kerangka kebebasan manusia itu. Lain halnya kalau orang dengan sengaja mengunci kita dalam ruang sehingga kita tidak dapat pergi. Jadi yang mengancam kebebasan manusia adalah maksud dan kehendak manusia lainnya. Jadi kebebasan sosial adalah keadaan dimana kemungkinan kita untuk bertindak tidak dibatasi dengan sengaja oleh orang lain.

2. Tiga macam kebebasan sosial Ada tiga cara untuk membatasi kebebasan seseorang, dua cara pertama mengikuti dua dimensi kebebasan eksistensial, yaitu kebebasan jasmani dan kebebasan rohani. Kebebasan jasmani dibatasi dengan paksaan, artinya orang lain dapat memakai kekuatan fisik untuk membuat kita tidak berdaya. Kebebasan rohani dapat dimanipulasi dan dipengaruhi secara tidak langsung oleh orang lain melalui informasi dan tekanan-tekanan. Tekanan fisik dan psikis ini membatasi kebebasan kita untuk menentukan sesuatu sesuai kehendak kita. Pembatasan yang ketiga adalah melalui perintah dan larangan. Melalui undang-undang atau aturan manusia dibebani dengan kewajiban yang bersifat positif seperti harus membayar pajak. Atau bisa juga berupa larangan, misalnya tidak boleh mendengarkan musik saat bekerja. Perbedaan antara tekanan dan kewajiban serta larangan adalah bahwa tekanan mengurangi kemampuan manusia untuk menentukan kehendaknya, sedangkan kewajiban dan larangan tidak mengurangi kemampuan manusia. Kemampuan manusia tetap utuh, jadi keputusan itu tetap ada pada manusia tersebut untuk menentukan apakah kita akan melaksanakannya atau tidak. Maka kebebasan sosial manusia itu ada 3 macam yaitu: Kebebasan jasmani, apabila manusia itu tidak dalam tekanan fisik Kebebasan rohani, apabila manusia bebasa dari tekanan psikis Kebebasan normatif, apabila manusia bebas dari kewajiban dan larangan

Vous aimerez peut-être aussi