Vous êtes sur la page 1sur 23

RAHASIA 1 KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN Lampiran III Keputusan Danpusdikkes Nomor Kep / 40 / XII

/2008 Tanggal 27 Desember 2008

ASPEK KESEHATAN SENJATA NUBIKA BAB I PENDAHULUAN

1.

Umum. a. Indonesia sebagai salah satu Negara Non Nubika, dihadapkan pada masalah bagaimana menanggulangi / mengurangi akibat-akibat yang timbul kerena penggunaan senjata Nubika oleh Musuh. b. Pertahanan dan perlawanan terhadap serangan senjata Nubika, hanya dapat dilaksanakan dengan baik , apabila semua unsur yang dapat membantu, diberi peran sesuai dengan fungsi dan kemampuan yang ada padanya. c. Untuk dapat melaksanakan peranan tersebut secara berhasil baik, Kesehatan TNI Angkatan Darat sebagai salah satu kecabangan dalam TNI-AD turut serta memberikan kontribusinya bekerjasama dengan kecabangan lain. d. Penanganan korban senjata nubika berupa pertolongan di lapangan, evakuasi korban serta perawatan kesehatan merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh Kesehatan TNI Angkatan Darat.

2.

Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun pengetahuan tentang Aspek Kesehatan Senjata Nubika. untuk memberikan

b. Tujuan. Naskah Departemen ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman bagi Gumil dalam memberikan pelajaran tentang Aspek Kesehatan Nubika, serta sebagai referensi bagi Perwira Siswa Sekolah Dasar Kecabangan Kesehatan. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. a. Ruang Lingkup. Ruang lingkup materi pelajaran ini memuat macam senjata nubika dan efek terhadap kesehatan serta pencegahan dan penanganan korban akibat senjata nubika. b. Tata Urut. berikut : Naskah Departemen ini disusun dengan Tata Urut sebagai

RAHASIA

2 1) 2) 3) 4) 8) 4. Referensi. a. Nato Handbook on The Medical Aspects of NBC Defensive Operations A Med P 6. Departments of The Army, The Navy and The Air Force, Washington, DC, 1 Februari 1996 b. Health Service Support in A Nuclear, Biological and Chemical Environment. Headquarters Department of The Army Washington, DC, April 1993. 5. Pengertian. a. Senjata Nubika. Adalah suatu sistem persenjataan dengan menggunakan isian / peluru yang dapat menimbulkan efek bahaya nubika terhadap sasaran yang dikenai. b. Ancaman Senjata Nubika. Adalah ancaman yang berasal dari senjata Nuklir, Biologi dan Kimia baik yang digunakan secara tertutup (subversi) maupun terang-terangan(perang nubika). c. Senjata Nuklir. Adalah suatu sistem persenjataan dimana efeknya didapat dari energi nuklir yang dibebaskan di waktu terjadinya reaksi perubahan (fission) dan penggabungan (fussion) inti-inti atom secara berantai. d. Senjata Biologi. Senjata Biologi adalah sistem persenjataaan dimana digunakan makhluk hidup untuk menimbulkan wabah, kematian, kemusnahan manusia, hewan, tanaman dan perbekalan dengan maksud potensi perang dari lawan berkurang atau suatu sistem senjata yang menggunakan mikroorganisme atau zat yang dihasilkannya (toksin) untuk melemahkan lawan. e. Senjata Kimia. Senjata Kimia adalah suatu sistem senjata yang efeknya disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat di dalam senjata tersebut yang dapat memberikan akibat buruk / sakit, mati, musnah, pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan. Pendahuluan Macam-macam Senjata Nubika dan Efek terhadap Kesehatan. Pencegahan dan Penanganan Korban Akibat Senjata Nubika. Evaluasi Akhir Pelajaran Penutup.

3 BAB II MACAM SENJATA NUBIKA DAN EFEK TERHADAP KESEHATAN 6. Senjata Nuklir dan Efek Terhadap Kesehatan. a. Tipe Senjata Nuklir. Ada dua tipe senjata nuklir :

1) Tipe fissi ( fission ) = Pemecahan. Adalah sebuah proses nuklir dari inti nuklir ( nukleus ) yang lebih berat dan tidak stabil terbelah atau terbagi menjadi 2 atau lebih inti nuklir ( nukleus ) yang lebih ringan dengan melepaskan sejumlah besar energi. Material yang biasa dipakai untuk proses fissi senjata nuklir adalah 235 U dan 239 Pu.
231

Gamma Ray

235 92

236

Th
92

U
231

Neutron

Th

Energi

Sebuah neutron bebas dengan energi yang tepat akan ditangkap oleh inti atom / nukleus yang dapat memecah, hasilnya inti yang tidak stabil akan menghasilkan 2 atau lebih produk pemecahan yang berbeda elemen dengan yang aslinya. Juga dihasilkan 2 atau lebih neutron bebas dan energi yang sangat besar berdasarkan rumus 2

E = mc
2) Type fussi ( fussion) = Peleburan / Penggabungan. Adalah proses Nuklir dengan peleburan dan merupakan kebalikan dari proses fissi. Fussi adalah mengkombinasikan dua nukleus ringan membentuk sebuah nukleus yang lebih berat. Proses Fussi tetap bersandar pada proses fissi, sehingga energi yang dihasilkan adalah gabungan antara fissi dan fussi. b. Type Ledakan Nuklir. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efek senjata nuklir adalah type ledakannya. Ada 4 type ledakan nuklir : 1) Ledakan di udara ( Air Burst ) < 30 km. Menghasilkan panas dan hempasan/tekanan yang maksimal dan tersebar lebar. Radiasi yang dihasilkan cukup dan tidak begitu banyak meninggalkan residu radiasi, kecuali di sekitar daerah kecil di bawah ledakan. 2) Ledakan di permukaan tanah ( Surface Burst ). Menghasilkan panas yang besar tetapi tidak tersebar begitu luas, efek hempasannya agak sedikit berkurang dibandingkan dengan ledakan di udara. Sedang radiasi yang dihasilkan besar dan langsung, tetapi tidak tersebar luas. Residu radiasi hanya berada di sekitar daerah ledakan.

4 3) Ledakan di bawah permukaan bumi ( Sub Surface Burst ). Panas yang dihasilkan dapat diabaikan, namun efek hempasan besar, sedang radius jangkauannya dikurangi begitu banyak. Radiasi yang dihasilkan sedikit, praktis tidak terdapat radiasi langsung. Akan tetapi residu dalam bentuk fall out yang besar tersisa. 4) Ledakan di ketinggian udara ( High Altitude Burst ) > 30 km . Efek Radiasi akan besar dan luas, sementara panas dan tekanan kecil. c. Efek Senjata Nuklir. Efek ledakan senjata nuklir ditandai dengan disebarkan energi yang besar sekali dalam jangka waktu yang sangat pendek, hingga menimbulkan jatuhnya korban secara massal dan dihancurkannya sasaran sasaran yang meliputi daerah luas. 1) Gelombang tekanan (50 %). Dihasilkan oleh semua type ledakan efek gelombang tekanan berasal dari titik ledak yang dengan tekanan dan kecepatan yang besar sekali menimpa daerah yang luas. Efek gelombang tekanan ini penting sekali untuk diperhatikan karena mengakibatkan jatuhnya korban secara massal dan merupakan penyebab kerusakan dan kehancuran obyek-obyek sasaran. Ini dapat pula menimbulkan kawah pada ledakan di permukaan atau di bawah tanah. 2) Radiasi thermis / radiasi panas (35 %). Efek radiasi panas terdiri atas panas dan cahaya yang berasal dari titik ledak yang dengan kecepatan sangat tinggi melanda daerah yang luas. Efek ini menimbulkan kebakaran, luka bakar pada kulit dan kerusakan mata pada jarak yang cukup jauh dari titik ledak. Efek radiasi panas di pancarkan dalam suatu gelombang (pulsa) dengan ciri adanya kenaikan suhu yang sangat cepat. Ciri-ciri radiasi thermis: a) b) c) d) e) Bergerak dengan kecepatan cahaya 300.000 Km / detik. Bergerak dengan garis lurus. Daya tembus sangat kecil. Mudah dihamburkan atau diserap. Dapat dipantulkan.

3) Radiasi nuklir awal 5 %. Dipancarkan oleh semua type ledakan dalam jangka waktu 1 menit pertama setelah ledakan yang terdiri atas sinar alpha, beta, gamma dan neutron yang berbahaya bagi mahkluk hidup dengan ciri utama sebagai berikut : a) b) 4) Bergerak dengan kecepatan cahaya. Daya tembus sangat tinggi khususnya gamma dan neutron. Ada 2 macam :

Radiasi nuklir lanjutan 10 %.

5 a) Radiasi imbas, yaitu radiasi yang berasal dari tanah atau lingkungan di sekitar ledakan yang menjadi radioaktif. b) Radiasi fall out, yaitu radiasi yang berasal dari partikel partikel radio aktif yang berupa sisa bahan peledak nuklir dan debu. Partikel dan debu dapat langsung jatuh ke tanah atau terbawa angin. d. Akibat Ledakan Nuklir dari Bidang Medis . 1) Luka akibat tekanan a) Direct blast injury, luka akibat terkena langsung tekanan ledakan senjata nuklir. Contoh : Lung Damage (Kerusakan Paru paru ) Eardrum Rupture b) Indirect blast injury, luka akibat tidak langsung dari tekanan ledakan senjata nuklir, terkena benda lain yang dapat mengakibatkan trauma. 2) Luka akibat panas. a) b) c) Absorpsi panas secara langsung ( Flash Burns ). Absorpsi panas secara tidak langsung akibat kebakaran lingkungan ( Flame Burns ). Akibat lain dari radiasi panas adalah pada mata, berupa : (1) Flash blindness ( kebutaan sementara ), 2 menit pada siang hari dan 3 10 menit pada malam hari. (2) 3) Permanent Retinol Scarring.

Luka akibat radiasi. a) Jenis sinar radiasi nuklir. (1) Sinar Gamma. Daya tembus sangat tinggi. Menembus dan membebaskan

(2) Sinar Neutron. Hidrogen.

Point (1) dan (2) dapat mengakibatkan Disoriented, muntah, dan gangguan kardiovaskuler. (3) Sinar Beta. Daya tembus rendah, sampai basal stratus kulit, efek membakar. (4) Sinar Alfa. panas Daya tembus sangat rendah (20 um),

6 b) Efek radiasi pada sel. (1) (2) (3) c) Kematian sel. Perubahan fungsi sel. Genetik Effect/mutasi sel, kerusakan kromosom/DNA.

Efek tunda radiasi ( Delayed Radiation Effect ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Mempersingkat usia hidup ( Life Shortening ) Kanker ( Carsicogenesis ) Pembentukan katarak ( Cataract Formation ) Chronic Radiodermatitis. Decreased Fertility. Genetic Mutation.

7.

Senjata Biologi dan Efek Terhadap Kesehatan. a. Type Senjata Biologi. Ditinjau dari sasaran senjata biologis, maka terdapat 3 (tiga) type senjata biologi yaitu : 1) Agensia anti personel, yang sasarannya adalah personel tentara secara langsung. 2) Agensia anti hewan, yang sasarannya adalah pembantu personel (kuda, gajah dan anjing) secara langsung. 3) Agensia anti tanaman, yang sasarannya adalah komoditi makanan dan penunjang personel secara tidak langsung (pertanian, peternakan). b. Persyaratan Suatu Jasad untuk digunakan sebagai Senjata Biologi . 1) Mudah dibiakan dengan media sederhana serta lingkungan hidup biasa (lingkungan alami). 2) Produksi murah dan mudah, biaya sangat murah hanya 1 US $ , Nuklir = 800 US $ , Kimia = 600 US $ , Senjata Konvensional 2000 US $ per km persegi. 3) Mempunyai daya menyakiti dan daya meracuni yang tinggi serta dalam daerah yang luas. 4) Bisa/mudah disebarkan melalui udara/dalam bentuk cairan, serbuk, fumigan.

5)

Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak cepat dikenal/dimonitor.

6) Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pengaruh lingkungan fisik maupun kimia ketika digunakan, kehadirannya di alam hanya dikenal dengan alat khusus dan keterampilan baik serta terlatih. c. Golongan Senjata Biologi menurut Isinya. 1) Mikro oganisme. Mikro organisme yang dapat wabah pada manusia, hewan dan tanaman antara lain : a) Virus. Contoh : (1) Argentine Hemorrhagic Fever. (2) Bolivian Hemorrhagic Fever. menimbulkan

(3) Chikungunya Fever. (4) Crimean - Congo Hemorrhagic Fever. (5) Dengue Fever. (6) Ebola. (7) Eastern Equine Enchephalitis. (8) Influenza. (9) Smallpox. (10) Yellow Fever

b) Ricketsia. Mikroorganisma dengan karakteristik bakteri dan virus, bentuk seperti bakteri tetapi hidup di dalam sel hidup. Contoh : (1) Epydemio Thypus. (2) Q Fever. (3) Rocky Mountain Fever. (4) Scrub Typus c) Bakteri. (1) (2) (3) Contoh :

Antrax. Brucellosis. Cholera.

(4) (5)

Melioidosis. Plague ( Pnemonic ).

(6) Shigella. (7) Thypoid Fever. d) e) Chlamydia. Parasit Intracelluler, contoh : Psittacosis Contoh :

Fungi (jamur). (1) (2) Coccidioidomycosis Histoplasmosis.

2)

Organisme lainnya. a) b) c) d) Serangga. Ulat. Belalang. Tikus dll.

3)

Penyebaran atau Penaburan. a) b) c) Aerosol ( melalui udara ). Melalui jalan pernafasan. Melalui makanan dan minuman. Melalui kulit.

d.

Efek Senjata Biologi. 1) 2) 3) 4) 5) 6) Infectivity. Virulence. Toxicity. Kemampuan menulari dalam jumlah banyak dan cepat. Kemampuan membuat penyakit. Kemampuan meracuni. Kemampuan menyebabkan penyakit.

Pathogenicity. Periode Inkubasi. Transmissibility. Langsung

: Manusia ke manusia

9 Tidak langsung 7) Lethality. 8) Stability. ditransportasikan. 8. : Via vektor ( Arthropoda )

Kemampuan menyebabkan kematian populasi. Stabil pada berbagai kondisi pada waktu disimpan dan

Senjata Kimia dan Efek Terhadap Kesehatan a. Macam Senjata Kimia. 1) Racun perang. Adalah sebuah substansi kimia yang dipergunakan dalam operasi militer untuk membunuh, luka serius atau menurunkan kemampuan musuh akibat efek psikologisnya. Jenis Racun Perang : a) b) c) d) e) 2) 3) 4) b. Racun Syaraf. Racun Lepuh (Blister Agent ). Racun Cekik / Pernafasan ( Lung Damaging Agent ). Racun Darah ( Blood Agent ). Racun Ketidakmampuan ( Incapacitants ).

Agensia Penindak Huru hara ( Riot Control Agent ). Vomiting Agent / Agensia Muntah Bahan bakar, asap

Faktor faktor Berpengaruh pada Senjata Kimia. 1) Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan senjata kimia : a) Persistensi. (1) Non Persistent Agent, efek segera dan bahaya yang timbul dalam waktu singkat. (2) b) Persistent Agent, bahaya dalam waktu lama.

Effectiveness ( Keefektifan ). (1) Kesesuaian ( Suitability ) (2) Toxicity ( Kemampuan meracuni ) (3) Irritancy

10 2) Faktor faktor meteorologi yang mempengaruhi keefektifan senjata kimia: a) Angin. Untuk menyebarkan agensia secara cepat.

b) Temperatur. Temperatur yang tinggi menurunkan persistensi agensia dan sebaliknya. c) Hujan. Dapat menghidrolisa agensia. menghapus, mengencerkan, dan

d) Stabilitas Atmosper. Ketika temperatur udara lebih tinggi dari temperatur di permukaan tanah, maka kabut agensia akan lebih tahan lama. 3) Karakteristik Agensia Kimia: a) b) Fisik Kimia : gas, cair dan padat. : Tergantung jenis agensia.

c) Kemampuan meracuni : tergantung daya tahan tubuh, tidak semua manusia akan mendapatkan akibat yang sama. c. Ciri-ciri Senjata Kimia. 1) 2) Efek racunnya bekerja sangat cepat. Menimbulkan korban massal.

3) Racun dapat menembus lubang perlindungan dan benteng-benteng biasa. 4) 5) d. Mempunyai sifat kerahasiaan. Daerah sasarannya luas.

Efek Senjata Kimia. 1) Racun cekik. Racun Cekik menyerang paru-paru dan korban dapat mati karena kesulitan bernafas. 2) Racun lepuh. Racun Lepuh menyerang kulit dan menimbulkan lepuhan pada kulit. Jika dihirup dapat merusak bagian dalam dari tubuh. Sifat fisikanya dapat tahan lama di lapangan sehingga dapat digunakan untuk mengkontaminasi medan (mustard, lewisite). 3) Racun darah. Racun darah menyerang manusia/hewan dengan jalan mengganggu darah atau merusak darah. Korban mati karena tidak mendapat zat asam yang sangat dibutuhkan. (HCN, Cyanida chloride).

11 4) Racun syaraf. Racun Syaraf menyerang sistem syaraf yang dapat menyebabkan berhentinya fungsi-fungsi perintah dari tubuh. Racun perang yang paling berbahaya. (Tabun, Sarin, Soman, VX). 5) Racun penindak huru hara (Racun iritasi). Racun Iritasi menyebabkan korbannya batuk dan mengeluarkan air mata, tidak berbahaya ( CR, CS). 6) Racun ketidakmampuan / incapacitant. Racun menyerang jiwa manusia hingga korbannya tidak berdaya untuk melakukan tugas (BZ, SD ). 7) Racun herbisida. Racun Herbisida dapat menggundulkan hutanhutan, menghilangkan persembunyian musuh.

BAB III PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN AKIBAT SENJATA NUBIKA 9. Pencegahan Korban Senjata Nubika. Pencegahan dimaksudkan untuk melindungi personil militer dan semaksimal mungkin warga sipil dari akibat yang ditimbulkan oleh senjata nubika. a. Persiapan Perlengkapan Perlindungan (Perorangan). 1) 2) 3) 4) 5) 5) Topeng pelindung. Sarung tangan karet. Sepatu karet. Tikar karet/plastik/kertas. Ponco karet/plastik/kertas. Set dekontaminasi perorangan.

b. Prinsip Pertolongan. Jika perang nubika tetap terjadi, maka diperlukan beberapa prinsip dalam memberikan pertolongan. 1) Prinsip cepat, mengingat akibat yang ditimbulkan oleh senjata nubika umumnya terjadi dengan cepat. 2) Prinsip massal, untuk dapat menanggulangi korban massal yang diakibatkan oleh senjata nubika. 3) Prinsip Integrasi, semua potensi dan kemampuan harus disusun terpadu untuk menghadapi akibat yang ditimbulkan oleh senjata nubika.

12

c. Dalam Keadaan Perang Nubika, Keterampilan Kecabangan Kesehatan yang dibutuhkan dan perlu dilatihkan adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) Penelitian korban dalam perang nubika. Pengungsian korban luka/sakit akibat senjata nubika. Perawatan dan pengobatan korban senjata nubika.

4) Penyelidikan bahan makanan/minuman yang mungkin terkontaminasi dan pemberian ijin penggunaan makanan dan minuman. 5) Identifikasi agensia biologi.

Sebelum dapat melaksanakan peranannya dengan terampil, prajurit kesehatan perlu mempelajari dan memahami terlebih dahulu tindakan perlindungan terhadap diri sendiri. 10. Penanganan Korban Akibat Senjata Nubika a. Pertolongan Pertama Korban Akibat Senjata Nubika. 1) Pertolongan terhadap korban senjata nuklir. a) Terhadap korban yang masih hidup : perhatikan dan teliti apakah ada akibat dari teknologi gelombang udara, radiasi panas atau radiasi nuklir. b) Terhadap luka akibat gelombang tekanan udara : lakukan tindakan pertolongan dan pengobatan menurut berat ringannya korban. c) Terhadap luka radiasi thermis : pertolongan luka bakar sesuai tingkatannya dan perhatikan keseimbangan cairan dan eletrolit tubuh. d) Terhadap korban radiasi nuklir : adakan tindakan dekontaminasi dari debu-debu yang melekat pada tubuh. Lepas pakaian korban, mandikan dengan air yang mengalir dan gunakan detergen. 2) Pertolongan terhadap korban senjata biologi. a) Pencegahan lebih lanjut harus dikerjakan. (1) Pengaturan makanan dan minuman yang selalu harus dimasak. (2) Laksanakan hygiene perorangan, lingkungan vaksinasi secara teratur dan terus menerus. b) Segera deteksi untuk mengetahui agensia penyebab. dan

13

3)

Pertolongan terhadap korban senjata kimia. a) Sebelum mengetahui jenis zat kimia yang digunakan maka cepat. (1) (2) Pakai topeng pelindung. Jauhi daerah terkontaminasi.

b) Di samping itu penolong harus menggunakan pakaian pelindung dan sarung tangan yang kedap udara. c) Deteksi dengan cepat zat kimia apa yang digunakan dan segera rawat/obati korban sesuai dengan jenis penyebab dan gejala yang timbul. b. Pemisahan / Penyaringan Korban Akibat Senjata Nubika. 1) Prinsip dalam penelitian/pemisahan. a) b) c) 2) Efektifitas maksimal dari penggunaan tenaga manusia. Mobilitas dan efektifitas. Kesederhanaan dan standarisasi.

Aspek medis dari penyaringan. a) Korban terberat memerlukan perawatan yang paling baik.

b) Penggolongan korban/penderita, dengan teknik bantuan hidup dasar ( ABCD ). c) Bagi korban yang sudah di luar harapan tetap diperhatikan, namun haruslah diutamakan mereka yang masih ada kemungkinan dapat tertolong. c. Penanganan Korban Akibat Senjata Nuklir. 1) Luka akibat tekanan. a) Diagnosa. (1) Nyeri ekstremitas.

(2) Nyeri thorax, Abdomen dan kepala, menyebabkan prosentase kematian yang besar. Luka dapat muncul dengan atau tanpa perforasi abdomen dan dada. b) Pengobatan. Terbagi dalam 4 tahap :

14

(1) (2) (3) (4) 2)

Resuscitatif phase. Bantuan Hidup Dasar (ABCD). Surgical phase. Recovery phase. Sampai kondisi pasien stabil. Fase penyembuhan.

Convalescent phase.

Luka akibat panas. a) Diagnosa. (1) Area luka bakar. luka bakar. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Prosentase tubuh yang mengalami = 9%

Kepala dan leher Anterior Trunk/ sisi depan Posterior Trunk/sisi belakang Ekstremitas atas Ekstremitas bawah Genital

= 18 % = 18 % = 18 % = 18 % = 1%

(2) Perhatikan organorgan kritis yang meliputi kepala dan leher, jalan napas, genital dan ekstremitas. (3) Kedalaman luka bakar. (a) Derajat pertama ( First Degree ), superfisial / permukaan kulit, contoh : sunburn. (b) Derajat kedua ( Second Degree ), melepuh. (c) Derajat ketiga ( Third Degree ), jika sembuh ada bekas luka. 2) Pengobatan. Pengobatan awal berupa tindakan resusitasi : (1) Pelihara jalan napas, jika memerlukan evakuasi jarak jauh dan pasien banyak, trakeotomi menjadi hal yang rutin dilakukan untuk mencegah obstruksi jalan pernapasan. (2) Fluid terapy / terapi cairan untuk 24 jam pertama. (a) (b) (c) Colloid solution = 0,5 ml X BB X % terbakar. Electrolite solution= 1,5ml X BB X % terbakar Additional fluid= 2000 ml ~ 5 10 % Dextrose.

15

Contoh : Colloid : Electrolit: Metabolic:

BB = 70 kg dan luka bakar 30 % :

0,5 ml X 70 X 30 = 1050 ml 1,5 ml X 70 X 30 = 3150 ml 2000 ml = 2000 ml Jumlah = 6200 ml (3) Pembersihan luka bakar, buang benda asing dan jaringan mati untuk minimalkan infeksi. (4) Obat, Topikal Antimikrobial ~ Argentic Sulfadiazine + steril dressing. 3) Luka radiasi dan luka kombinasi. a) Diagnosa. (1) Diagnosa dari penyakit radiasi berdasar gambaran klinik yang diperlihatkan pasien : nausea, vomiting dan tanda tanda lainnya. (2) Faktor klinik dari penyakit radiasi. (a) Prodromal Phase / Initial Phase, selama beberapa jam pertama setelah terpapar radiasi : nausea, vomiting dan malaise ( 0 24 jam ). (b) Latent Phase, didahului bone marrow depression / depresi tulang sumsum berupa hematopoetic syndrome, dilanjutkan gastrointestinal syndrome dan neurovaskular syndrome. (c) (3) Manifest Phase ( 1 6 bulan ).

Laboratorium. (1) Lymphocyte Level > 1500 mm3, memerlukan perawatan ringan. (2) Lymphocyte Level memerlukan perawatan. 1000 1500 mm3,

(3) Lymphocyte Level 500 1000 mm3, memerlukan perawatan luka radiasi ~ perdarahan dan infeksi. (4) Lymphocyte Level < 500 mm3 , Radiasi fatal ~ pancytopenic complication. (5) Lymphocyte Level tidak terdeteksi, superlethal radiasi , biasanya pasien hanya dapat bertahan 2 minggu.

16

b)

Pengobatan. (1) Pertolongan pertama luka radiasi. (a) Manajemen dari : infeksi microbial dan penghentian perdarahan. (b) Antiemetics : Metoclopramide dan Dezopride (c) (2) Fluid therapy.

Pertolongan lanjutan. (a) Pengobatan sesuai simtom dengan antiemetics dan antibiotik serta hematologic surveilance. (b) (c) (d) Tranfusi darah. Istirahat. Fluid therapi.

c)

Dekontaminasi pasien. (1) (2) Lepas pakaian / ganti pakaian, pakaian lama dibuang. Cuci seluruh tubuh.

d.

Penanganan Korban Akibat Senjata Biologi. 1) Diagnosa secara umum. a) Pengambilan sampel : (1) Blood culture, untuk mendeteksi agensia biologi.

(2) Acute serum dikumpulkan, dipadukan dan dicocokan dengan lain. (3) b) Tissue sample dari otopsi atau biopsi.

Identifikasi Biological Agent (BA) / agensia biologi. (1) (2) (3) (4) (5) Isolasi agensia dengan kultur jaringan. Deteksi racun dengan spectroscopy, hewan dll. Deteksi antibodi setelah 3 hari. Deteksi antigen via enzim. Deteksi gen ( DNA ).

17

2)

(6) Deteksi produk produk metabolisme dari BA. Pertahanan terhadap senjata biologi. a) Higiene perorangan. (1) Cuci dengan sabun dan air. (2) b) Pakaian tercuci.

Sanitasi. (1) (2) Toilet terdisinfektan dan WC lapangan. Sanitasi makanan dan minuman.

3)

Peralatan perlindungan. a) Individual protektion : Respirator Nubika, mantel, sarung tangan dan sepatu bot. Respirator melindungi dari mikroorganisma <= 1 1,5 um. b) Collective protektion : (1) Dedikasi yang keras untuk gunakan peralatan proteksi nubika. (2) c) d) Proteksi gedung : ventilasi udara dan filtrasi udara.

Immunoprophylaxis : vaksin dari agensia biologi. Chemoprophylaxis : memakai antibiotik spektrum luas.

4)

Pengobatan. a) General supportive measures / alat bantu umum : (1) (2) (3) b) Suhu dipertahankan. Pertahankan pernafasan spontan. Akses dari intravena untuk obat dan cairan.

Prosedur isolasi.

c) Terapi antibiotik : harus diberikan untuk semua kasus. Bakteri, rikketsia dan clamydia merespon antibiotik. Pemilihan obat tergantung kondisi klinis, tetapi yang umum antibiotika spektrum luas dalam full terapeutik dose. d) Terapi antiviral : Ribavirin (antiviral spektrum luas ) Amantadine. (single virus families) Acyclovir. (single virus families)

18 Azidothymidine.(single virus families) f) Terapi antitoxin. Data klinik dari beberapa Agensia Biologi. a) Anthrax (1) : Bacillus Anthraxis

5)

Data Klinik. (a) (b) Masa Inkubasi : 1 6 hari. Penyebaran , melalui pernapasan.

(c) Gejala : fever, malaise, fatigue, batuk non produktif dan rasa tidak nyaman pada dada. (d) (e) (2) Setelah 2 3 hari, Dyspneu ~ Cyanosis. X-Ray Foto: Pleural Effusi.

Diagnosa. (a) (b) Laboratorium rutin : Blood culture. X-Ray Foto Thorax.

(3)

Terapi. (a) Penicillin 2 juta unit, IV , setiap 2 jam. Tetracycline atau Erythromycine untuk yang alergi Penicillin. (b) Ciprofloxacin 1000 mg initially, diikuti 750 mg, Per Oral 2 kali sehari. (c) Doxycycline 200mg initilally, diikuti 100 mg, IV , setiap 12 jam. (d) (e) Therapy fluid. Prophylaxis : Vaksin anthrax. : Clostridium botulinum.

b)

Botulinum toxin (1)

Sindrom klinik.

Block Neurotransmission, gejala terlihat setelah 24 36 jam s/d beberapa hari. Lemas seluruh badan, pening (dizziness), kering dimulut, kadang muncul retensi urinedan ileus. Gejala Motorik : Penglihatan kabur

19 (2) (3) Diagnosa. Cek Laboratorium. Terapi. (a) Kegagalan jalan napas dapat mengakibatkan kematian, trakheotomy dan pemasangan ventilator. (b) c) Brucellosis Canis. Antitoksin : Heptavalent Antitoxin. : Brucella Melitensis, B. Abortus, B. Suis , B.

(1) Sindrom Klinik. Bakteri gram negatif kecil, aerobik. Berasal dari binatang ternak seperti domba, kambing, unta, babi dan anjing. Masuk ke manusia melalui makanan dan minuman yang mengandung bakteri. Tidak terjadi dari manusia ke manusia. Masa Inkubasi : 3 4 minggu. (2) Gejala. Non specific febrill ilness dengan sakit kepala, fatigue, myalgia, anorexia, batuk (terkadang). X-Ray normal. Di fisik ditemukan lymphadenophathy ( 10 20 % kasus ) dan splenomegali (20 30 % kasus). (3) Diagnosa. (a) (b) (4) Laboratorium rutin. Spesifik Lab. Diagnosa ~ serologi

Terapi. - Doxicycline 200 mg / hari + Rifampicin 900 mg / hari untuk 6 minggu. - Doxicycline 200 mg / hari + Streptomycin 1 gr / hari untuk 3 minggu.

d)

Cholera

: Vibrio Cholera ( Bacil gram negatif)

(1) Sindrom Klinik. Terkontaminasi dari makanan dan minuman yang mengandung organisma. Organisma berkembang biak di usus kecil dan menghasilkan enterotoksin dengan akibat diare, dapat kehilangan 5 10 l cairan sehari ~ dehidrasi ~ kematian. Dalam Perang biologi disukai diletakan pada sumber air. (2) Diagnosa. (a) (b) (3) Laboratorium Rutin. Culture Media.

Terapi. (a) Penggantian Cairan dan Eletrolit yang hilang.

20 WHO = 3,5 g NaCl; 2,5 g NaHCO3; 1,5 g KCl dan 20 gr Glukosa per liter. (b) Antibiotik.

- Tetracycline 250 mg setiap 6 jam selama 3 5 hari. - Doxicycline 200 mg initially diikuti 100 mg tiap 12 jam selam 3 5 hari. - Ampicillin 250 mg setiap 6 jam untuk 5 hari. - Bactrim 1 tablet tiap 12 jam selam 3 5 hari. e. Penanganan Korban Akibat Senjata Kimia. 1) Chemical agent / agensia kimia syaraf. a) Jenis : (1) (2) (3) Tabun. Bentuk Cairan coklat / Kabut tak berwarna. Sarin. Bentuk Gas tidak berwarna.

Soman. Bentuk Gas tidak berwarna.

b) Absorpsi. Melalui seluruh permukaan tubuh, kulit, mata maupun jalan napas setelah disebarkan dalam bentuk kabut. Yang diserang adalah enzym acetylcholinesterase yang dalam keadaan normal menghidrolisa acetylcholine, mengakibatkan gangguan syaraf parasimpatik dan mengganggu otot halus. c) Pengobatan. (1) Simtom. Pupil mengecil. (a) Meracuni Ringan ( Mild Poisoning ) : Hidung berair, sakit kepala tiba-tiba, kesulitan penglihatan, kesulitan bernapas, kejang perut, nausea, bradycardia/tachycardia. / (b) Moderate.. (b) Moderate Poisoning : peningkatan gejala mild poisoning. Beberapa gejala Disoriented, dyspneau, batuk , pupil kecil sekali, mata merah dan berair , vomiting, kejang, kegagalan pernapasan dan bradycardia. (2) Pengobatan. (a) Pra Pengobatan : Carbamate Anticholinesterase seperti Pyridostigmine 30 mg/8 jam, untuk 4 5 hari.

21 (b) Terapi Consulvant. Lanjutan : Atropin, Oximes, Anti

(3) Emergensi di lapangan. atau Anti Consulvant.

2 mg Atropin + Oxime dan

2) Agensia lepuh (Blister Agent). Digunakan untuk pasukan yang terlindung dengan baik / sulit untuk dihancurkan. Dapat mengkontaminasi seluruh benda yang ada disekitar pasukan dengan tingkat bahaya yang lama. Berakibat semacam luka bakar / lepuh disetiap kontak dengan anggota tubuh baik melalui pernapasan, pencernaan dan kulit serta mata. a) Jenis. (1) Sulphur mustard. lengkap. (2) Nitrogen mustard. Proteksi dengan peralatan proteksii

Mustard dapat dengan mudah menembus jaringan manusia dengan sejumlah besar material dan sangat persisten ( daya tahan tinggi ). Ketika tercampur air Mustard berubah menjadi Poly Alkohol dan HCl yang masih tetap berbahaya bagi kulit b) Proteksi : (1) (2) c) Gunakan perlengkapan nubika secara lengkap. Tidak ada obat untuk mencegah Mustard.

Terapi : (1) Tidak ada pengobatab spesifik untuk mengatasi luka akibat Mustard, laksanakan dekontaminasi. (2) Terapi diberikan berdasarkan : (a) (b) (c) Gejala yang tampak. Cegah Infeksi. Tingkatkan penyembuhan.

d)

Dekontaminasi. (1) Bersihkan dengan air di bagian tubuh yang terkena Mustard. (2) Pada luka bersihkan dengan Larutan Chlorine 3000 5000 ppm.

3)

Agensia cekik / Lung Damaging Agent. a) Jenis.

22 (1) b) Phosgene, gas tak berwarna - COCl 2

(2) Diphosgene, gas tak berwarna - ClCOOCCl 3. Proteksi. Dengan memakai respirator.

c) Aksi. Membentuk HCl di alveoli - Alveoli penuh dengan cairan 12 24 jam setelah terkena - Pulmonary Oedema. d) Simtom kepala. e) : Batuk, rasa sakit di dada, muntah ,mual dan sakit

Pengobatan. (1) Istirahat duduk dan tetap hangat.

(2) Penenang : 30 60 mg Codein. Kontraindikasi : Barbiturat, Atropin, Analeptics dan Anti Histamin. (3) (4) (5) 4) Oksigen (O2). Antibiotik : Steroid : Anti Mikrobial Corticosteroid ~ Dexamethasone dll.

Agensia darah / Blood Agent. a) Jenis. (1) (2) b) c) Hidrogen Cyanida, tak berwarna ~ HCn Cyanogen Chloride, tak berwarna ~ CnCl Gunakan Respirator.

Proteksi. Simtom. (1) (2)

Kejang setelah 20 30 detik. Penghentian pernapasan setelah 1 menit.

d)

(3) Kegagalan jantung setelah beberapa menit. Pengobatan. (1) Methaemoglobin ( Met Hb ) (2) yang mengikat ion Cyanida. (a) (b) (3) (4) Amyil Nitrit. Sodium Nitrit.

Hydroxocobalalamin. Dicobalt Edetate.

RAHASIA 23 23 f. Evakuasi Korban Akibat Senjata Nubika. Korban yang luka atau sakit akibat senjata nubika harus segera diungsikan setelah mendapat pertolongan pertama.Evakuasi aeromedis menjadi pilihan utama dengan tetap dijaga oleh tenaga medis / paramedis yang menguasai evakuasi aeromedis, terutama untuk pasien yang terpengaruh dengan perbedaan tekanan udara. Sarana Evakuasi harus bebas dari kontaminasi senjata nubika. Beberapa sarana evakuasi berupa : 1) 2) 3) Personel. Ambulan Darat. Ambulan Udara.

BAB IV PENUTUP 11. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada pelajaran Aspek Kesehatan Nubika untuk pendidikan Sekolah Dasar Kecabangan Kesehatan Pusdikkes Kodiklat TNI AD.

Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan

dr. Dedy Achdiat Dasuki, Sp.M Kolonel Ckm NRP 32144

RAHASIA

Vous aimerez peut-être aussi