Vous êtes sur la page 1sur 15

SUKU Gymnospermae

Tumbuhan Berbiji Terbuka

Pengertian Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae) Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.Tumbuhan kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu : 1.Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah. 2.Berakar tunggang. 3.Umumnya berupa pohon. 4.Mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Gymnospermae terdiri dari beberapa suku diantaranya adalah Cycadaceae, Pinaceae, dan Gnetaceae. 1. Cycadaceae Ciri-Ciri Umum a) Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. b) Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata rata reproduksinya rendah. Dari 15 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

c) Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung. d) Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak. e) Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.

f) Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah. g) Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan. h) Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil. i) Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak. Ciri-Ciri Khusus Ciri khas kelas ini adalah batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. Merupakan tumbuhan berumah dua, artinya memiliki strobilus jantan saja atau strobilus betina saja. Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter 60 80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m dengan diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk pyramid, setelah tua menjadi lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16 25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tungal. Bunga jantan dan betina
SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2 4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.

Contoh Kelas Cycadaceae Contoh jenis dari suku Cycadaceae adalah : Cycas rumphii (Pakis Haji), Cycas revolute, Dioon sp. (Hidup di Amerika), Zamia furfuracea, Zamia floridiana, Encephalartos altenteinii Spesies Salah satu contoh species dari family Cycadaceae yang paling umum adalah Cycas rumphii Miq. (Pakis Haji)

Local Name Penawar jambe (Indonesia), Cycad, Sago palm (Inggris), Oliba (Filipina).

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Klasifikasi Ilmiah Kingdom Division Class Order Family Genus Species : : : : : : : Plantae Cycadophyta Cycadopsida Cycadales Cycadaceae Cycas Cycas rumphii

Deskripsi Pakis Haji

Habitus Akar Batang

: Tanaman Pakis Haji (Cycas rumphii) termasuk tanaman berbentuk perdu. : Tanaman Pakis Haji (Cycas rumphii) mempunyai sistem perakaran tunggang. : Tanaman Pakis Haji (Cycas rumphii) tidak bercabang (monopodial) dan berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batang kasar. Pangkal tangkai daun tetap ada pada batang. Pada kulit batang terdapat lendir.

Daun

: Bentuk dan ukuran daun pada Cycas rumphii baik jantan maupun betina sama. Daun berupa daun tunggal. Terdiri dari tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) berbentuk pita (ligulatus) dan susunan tulang daun dan torehannya berbagi menyirip (pinnatipartitus), tepi daun integer, warna daun hijau tua, pada tangkai daun terdapat duri.

Bunga

: Tanaman Cycas rumphii merupakan tumbuhan berkelamin satu (uniseksualis) dan berumah dua (dioecus). Bunga terdiri dari dua sporofil yaitu mikrosporofil (jantan) dan megasporofil (betina) yang terkumpul dalam strobilus. Strobilus jantan berbentuk silinder dan tumbuh pada ujung batang. Strobilus betina berbentuk bulat tumbuh dari sela-sela ketiak. Ovulum terdapat pada pinggir carpelum. Strobilus jantan terminalis dengan mikrosporofil berbentuk seperti sisik yang berkayu, dipermukaannya terdapat mikrosporangium.

Biji

: Biji Cycas rumphii terdapat pada permukaan carpelum, bentuknya bulat dengan ukuran sebesar telur bebek.
SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Ciri-Ciri Pakis Haji Adapun ciri-ciri dari pakis haji, adalah (Memey, 2008) : 1. Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. 2. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata rata reproduksinya rendah. Dari 15 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi. 3. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung. 4. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak. 5. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious. 6. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah. 7. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan. 8. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil. 9. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak. Perkembangan Pakis Haji Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobilus (Kimball, 1987). Tumbuhan berbiji membetuk struktur megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung

perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benagsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah (karpela) (Kimball, 1987). Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bersama mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembelahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi (Kimball, 1987). Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung dua mikrospora yang masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi setelah menjantan atau serbuk sari atau pollen (Kimball, 1987). Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela secara miosis mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya, hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur (Kimball, 1987).

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Reproduksi Pakis Haji Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium (Sukmawati, 2008). Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah (Sukmawati, 2008). Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas (Sukmawati, 2008). Gametofit jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya (Sukmawati, 2008). Proses Penyerbukan dan Pembuahan Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu
SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur (Sukmawati, 2008). Strobilus jantan serbuk sari jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) buluh serbuk membelah inti tabung dan inti spermatogen inti spermatogen membelah dua inti sperma membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium zigot lembaga di dalam biji tumbuhan baru Habitat Dan Penyebaran Cycas rumphii adalah salah satu jenis pakis haji (Cycas) yang umum ditemukan di Nusantara. Tumbuhan ini asli berasal dari kepulauan ini dan apabila orang menyebut "pakis haji", maka yang dimaksud biasanya adalah C. rumphii ini. Tumbuhan ini biasa ditanam orang sebagai penghias pekarangan rumah dan batangnya mengandung pati yang dapat dimakan (Wikipedia, 2010). Nama "rumphii" diambil dari nama seorang peneliti

berkebangsaan Jerman dari abad ke-18 yang pernah meneliti tumbuhan di Kepulauan Maluku, Georg Eberhard Rumpf (Rumphius) (Wikipedia, 2010). Manfaat Daunnya berkhasiat untuk obat sakit perut, batuk dan mencret. Untuk obat mencret dipakai + 15 gram daun segar Cycas rumphii, dicuci, direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore. Selain itu, daunnya mengandung kandungan kimia seperti saponin, flavonoida, dan tanin. Bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Biji mentah beracun. Daun yang paling muda dimakan sebagai sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan pepagan dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. jenis ini juga penting sebagai tanaman hias. Getah Cycas rumphii berkhasiat sebagai obat disentri, rambut batangnya untuk mengobati luka baru dan daunnya untuk pembersih darah sehabis melahirkan.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

2. PINACEAE Ciri-Ciri Umum Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter 60 80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m dengan diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk pyramid, setelah tua menjadi lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang 16 25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin tungal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2 4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan. Ciri-Ciri Khusus a) Pohon berkayu (woods), strobilus bentuk conus. b) Daun bentuk jarum dan berkelompok atau serupa sisik.

Daun Pinus merkusii

c) Daun dan sisik tersusun spiral. d) Buah : berbentuk kerucut, silindris, panjang 5 10 cm, lebar 2 4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm. e) Benih : bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan benih. Panjang sayap 22 30 mm, lebar 5 8 mm. f) Strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon, ukuran strobilus jantan lebih kecil dibandingkan dengan strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

g) Penyerbukan dan penyebaran biji dengan bantuan angin. h) Serbuk sari dengan dua gelembung udara. i) Cotyledon banyak.

Species Contoh jenis suku Pinaceae adalah : Pinus merkusii, Pinus insularis Endl., Pinus montezomae Lamb., Pinus strobes L. Pinus silvestris L., Pinus balsamea Miller. Salah satu contoh species dari family Pinaceae yang paling umum adalah Pinus merkusii.

Local Name Tusam (Indonesia), Uyam (aceh), Son Song Bai (Thai), Merkus Pine (Perdagangan), Mindoro Pine (Philipina), Tenasserim Pine (Inggris).

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Klasifikasi Ilmiah Kingdom Division Class Order Family Genus Species : : : : : : : Plantae Coniferophyta Pinopsida Pinales Pinaceae Pinus Pinus merkusii

Penyebaran Dan Habitat Satu-satunya pinus yang penyebaran alaminya sampai di selatan khatulistiwa. Di Asia Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan Filipina (P. Luzon dan Mindoro). Tersebar 23OLU-2OLS. Di Pulau Hainan (China) diperkirakan terdapat hasil penanaman. Di Jawa dan Sulawesi Selatan (Indonesia) juga merupakan hasil penanaman. Tumbuh pada ketinggian 30-1.800 m dpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim.

Manfaat Kayunya untuk berbagai keperluan, konstruksi ringan, mebel, pulp, korek api, dan sumpit. Sering disadap getahnya. Pohon tua dapat menghasilkan 30-60 kg getah, 20-40 kg resin murni dan 7-14 kg terpenting per tahun. Cocok untuk rehabilitasi lahan kritis, tahan kebakaran dan tanah tidak subur. 3. Gnetaceae Ciri-Ciri Umum Pohon berumah dua yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5-10 m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, panjang 7.5-20 cm dan lebar 2.5-10 cm; urat daun sekunder saling bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3-6 cm. Terdapat 5 - 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah keras (nutlike), berbentuk jorong , panjang buah 1-3.5 cm, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Ciri-Ciri Khusus a) Liana berkayu, beberapa tegak. b) Percabangan bersendi dan menebal. c) Daun sederhana, berhadapan, menyirip. d) Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. e) Bunga jantan: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu. f) Bunga betina: berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3) lapisan

pelindung. g) Biji dilindungi perianth yang berdaging. h) Berumah dua (Dioceus).

Species Contoh jenis yang termasuk suku Gnetaceae adalah Gnetum gnemon L. Gnetum latifolium BI., Gnetum tenuifolium Ridl., Gnetum indicum Merr. Salah satu contoh species dari family Gnetaceae yang paling umum adalah Gnetum gnemon.

Gnetum gnemon

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Local Name Melinjo, belinjo, bagoe (Indonesia), Ki tangkil, Maninjo, Tangkil sake (Sunda), Bagu (Jawa Timur), Batang baguak (Minangkabau). Klasifikasi Ilmiah Kingdom Division Class Order Family Genus Species : : : : : : : Plantae Gnetophyta Gnetopsida Gnetales Gnetaceae Gnetum Gnetum gnemon

Habitat Dan Penyebaran Tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya membudidayakan tanaman ini. Tidak ada syarat tertentu terhadap faktor kualitas dan kedalaman tanah, namun kadar ikat air pada tanah atau irigasi perlu dilakukan selama musim kering. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan. Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara (meskipun merupakan tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra) dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam dan sebelah timur Fiji.
SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Manfaat Daun muda, perbungaan, buah muda, dan buah tua melinjo dimasak sebagai sayur (terutama sayur asem). Bijinya merupakan bagian yang terpenting; buahnya tidak lain dari biji yang terbungkus oleh kulit dalam yang kaku (kulit biji) dan kulit luar yang tipis dan dapat dimakan. Suatu macam serat yang berkualitas tinggi dihasilkan dari kulit batang bagian dalam; kulit ini dimanfaatkan sebagai tali panah yang terkenal di pulau Sumba, juga untuk tali pancing atau jaring, berkat ketahanannya terhadap air laut. Kayu melinjo tak ada manfaatnya yang khusus, mungkin alasannya ialah karena kambium sekundernya membentuk struktur batang yang tidak normal.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

DAFTAR PUSTAKA
____________. 2001. Pinus merkusii. Bandung : Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. armstrong, Billie. 2008. Cycadaceae. Geneva : Darwin Fails Publisher Incorporated. Graffin, Greg. 2002. Pinaceae, Cycadaceae and Gnetaceae. Geneva : Darwin Fails Publisher Incorporated. ____________. 2012. Melinjo. Downloaded from http://id.wikipedia.org/ , April 2, 2013. ___________. 2011. Tumbuhan Biji. Downloaded from http://e-dukasi.net/ , April 2, 2013. Edward, rubbpert dan Robert, pattinson, 2009. http://www.thebiologyplant.com. Diakses tanggal 02 April 2013. Kimball, W. John. 1987. Biologi Jilid 2. erlangga. Jakarta. Meymey, 2008. Gymnospermae. www.wordpress.com. Diakses tanggal 02 April 2013. Sukmawati, 2008. Biologi. www.bloger.com. Diakses tanggal 02 April 2013. Wikipedia, 2011. Spermatophyta. www.wikipedia.com. Diakses tanggal 02 April 2013. The gymnosperm.

SUKU - SUKU GYMNOSPERMAE

Vous aimerez peut-être aussi