Vous êtes sur la page 1sur 5

Pathway SLE Etiologi

Faktor predisposisi Genetik Umur, JK (P) Infeksi (streptoccoci , Klebsiella , EBV) Menghasilkan epirop yg bereaksi Silang dengan antigen Antigen & autoantigen mikrobia dpt saling bergabung u/ membentuk Satuan imunogenik Menginduksi pembentukan auto antibody & menghentikan anergi sel T Faktor Presipitasi Obatan (Prokainamid > 6 bulan) menstimulus pembentukan ANA ANA dapat berikatan nukleus sel Sinar UV

Hubungan Dgn HLA

Pe

Hormon Estrogen

Merusak DNA

Haplotipe dngan HLA-DR2 / HLA-DR3

Inhibisi produksi interleukin

Meningkatkan jejas jaringan

Respon imun yg brlbihan Terhadap antigen

Pe

sistem imun

Nukleus berdenaturasi

melepaskan kandungan sel & Me pembentukan kompleks DNA / Anti-DNA

Menjadi bentuk Homogen Makrofag dpt memakan nukleus Penurunan fungsi sel T supresor Produksi antibodi secara terus menerus Peningkatan autoantibodi Deposit kompleks imun Pengendapan kompleks imun pada berbagai organ` Inflamasi Pelepasan zat pirogen dri leukosit Ginjal G3an fungsi ginjal Paru-paru Pleuritis Perikarditis Jantung Miokarditis Endokarditis

10

Pirogen melawan fagosit

Fungsi Neuron me

Produksi Eritropoetein Tidak memadai

Efusi Pleura Payah Jantung

Mengaktifkan IL -1

Proteinuria

Penurunan produksi

G3an Ventilasi (pengembangan Paru tidak optimal) Ketidakseimbangan O2 & CO2

Pe

Curah Jantung

Merangsang pelepasan asam arakhidnonot Merangsang pelepasan PGE 2 dimedula oblongata Pe suhu tubuh Pe

Hipoalbuminemia

Pe produksi eritrosit

Pe aliran darah & O2 ke arteri koroner Iskemik miokard

tekanan osmotik plasma

Anemia

Pe

suplai O2 kejaringan

Pe

volume plasma

TG : Demam , suhu > 37 C, palpasi teraba panas DK : Hipertermi 3 PD :WBC > 10 x 10 PM : Hindari dari suhu ekstrim NOC : suhu tubuh normal 36 C 37 C NIC : Kaji Penyebab hypertermi, pantau TTV , beri kompres hangat, anjurkan minum air putih 6-8 gelas/hari, anjurkan mengunakan pakaian tipis, kolaborasi pemberian antipiuretik

Merangsang sistem Renin angiotensin Retensi Na+ Edema

TG : Pucat ,konjugtiva anemis, lemas DK : Ketidakefektifan perfusi jaringan Perifer PD: Pemeriksaan Darah (RBC & HB) PM : cukup istirahat, pembatasan
aktivitas yang berlebih. NOC : Warna kulit tdk pucat, konjugtiva tdk anemik, TTV stabil NIC : Kaji sirkulasi perifer ( Nadi perifer, warna &suhu ekstremitas), Pantau tingkat ketidaknyamanan/nyeri , Hindari penggunaan alat yang panas (bantalan panas), ajarkan pasien/keluarga menghindari suhu yg ekstrem pda ekstremitas,

Metabolisme anaerob Pe produksi asam laktat

Nyeri dada TG : Perubahn ekspresi (merintih), perubahan pola tdr, ketrbatasan melakukan aktivitas DK : Nyeri Kronis PD : Laboratorium , kokardiografi, rotgen dada PM : Tirah baring/pembatasan aktivitas, Antibiotik atau kemoterapeutik, Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik. NOC : tdk terdapat g3an pola tdr, tdk trdpt ekspresi nyeri/merintih, skala nyeri 1-4. NIC : Kaj skla nyeri, lokasi , durasi & frekuensi nyeri, Ajarkan tindakan relaksasi/distraksi, kolaborasi pemberian analgesik.

Dispnea TG : Sesak, Pe frekuensi pernapasan, DK : Ketidakefektifan pola nafas. PD : Rontgen dada, Torakosentesis, biopsi pleura PM : menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan. NOC : Menunjukkan pola nafas efektif, tdk ada bunyi nafas tambahan,ventilasi tidak terg3 NIC : pantau kecepatan ,irma, kedalaman & upaya pernafasan, Pantau pola pernafasan, informasikan kpda keluarga agar tdk merokok dkt pasien, konsultasi dengan ahli terapi pernafasan.

TG : BB me , Perubahan TD, DX : Kelebihan volume cairan PD : Pemeriksaan Lab, pemeriksaan radiologi, uji fugsi ginjal PM : Pembatsan masukan cairan, NOC : Mempertahankan TTV dlm batas normal, HCT batas normal, keseimbangan asupan n haluaran NIC : tentukan lokasi , kaji edema Perifer, kaji komplikasi pulmonal/kardio, timbang bb setiap hari, kolaborasi dialisis /pemberian diuterik.

11

Hati G3an Metabolisme Karbohidrat Produksi garam empedu menurun

Sendi & otot Infiltrasi sel mononuklear non spesifik pda membran senovial Sis. Saraf Pusat

Saraf Sis. Saraf Tepi

Gagal membentuk Glukosa Suplai glukosa kejaringan Menurun Pe Produksi ATP/energi

Suasana duodenum mnjadi asam iritasi duodenum

atritis rhematoid

Kerusakn memori

merangsang implus iritatif Keotak (medula Spinalis) Mual / muntah Anoreksia

Kelemahan

TG : Pe aktivitas, ketergantungan DX : Intoleran Aktivitas PD : Uji fungsi hati PM : Tirah baring, pembatasan aktivitas, penghematan energi NOC : pelaksanaan aktivitas fisik yg penuh, kapasitas utk menyelesaikan aktivitas, kemampuan dlm aktivitas perawatan diri NIC : Kaji tingkat kemampuan pasien beraktivitas, pantau respon kardiorespiratori trhdp aktivitas, pantau asupan nutrisi, ajarkan tentang pengaturan aktivitas untuk mencgah kelelahan, kolaborasi ahli gizi utk perencanaan diet.

Intake kurang

TG : Adanya perubahan sensasi rasa, bising usus hiperaktif, nyeri abdomen, pe BB DX : Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. PD : Pemeriksaan laboratorium( Cairan & elektrolit) PM : memperbaiki asupan, meningkatkan masukan cairan. NOC : Mempertahankan massa tubuh dan BB dlm batas normal, memiliki nilai lab yg normal,. NIC : Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan, pantau nilai lab. , timbang pasien pada interval yg tepat, diskusikan dgn

TG : Pe kemampuan pergerakan, pe massa tulang & sendi, Nyeri pada sendi. DX : Hambatan Mobilitas Fisik PD : Radiologis, Pemeriksaan Lab (Pe LED ) PM : Latihan rentang gerak, Me gizi metabolik, pembatasan aktivitas. NOC : kemampuan utk berjalan dri satu tmpat ke tmpat lain, kemmapuan tubuh mempertahankan kesimbangan, kemampuan tulang menyokong tulang. NIC : Kaji kebutuhn bantuan, ajarkan dan bantu pasien dlm berpindah, ajarkan pasien bgmn menggunakan postur & mekanika tubuh yg bnr saat beraktivitas, rujuk keahli terapi fisik utk program latihan.

TG : Disorientasi waktu, tempat, orang lingkungan dan kejadian DX : Gangguan proses berpikir PD : Rotgen Kepala, Ct-scan ,HSD PM : memperbaiki keadaan umum NOC : menunjukkn orientasi kognitif, dapat mengungkapkan identitas personal dgn jelas. NIC : Kaji fungsi kognitif, kaji orientasi pasien, beri pendidikan kepada keluarga terhadap adanya waham, kolaborasi pemberian antipsikotik.

TG : G3an Penglihatn, Pe pendengaran, G3an penciuman, Pe kemampuan pengecapan & perabaan. DX : Gangguan Persepsi Sensori PD : Tes penglihatn, Tes pendengaran PM : Jaga kebersihan alat sistem persepsi , berikan antibiotik untk penanganan awal. NOC : Menunjukan sttus neurologis fungsi motorik sensorik, merasakan dgn tepat stimulus terhadap kulit, menunjukkan orientasi kognitif. NIC : Pantau & dokumentasikan perubahan sttus neurologis pasien, identifikasi kebutuhan keamanaan pasien, tingkatkan jumlah stimulus utk mencapai input sensori, kolaborasi terapi okupasi.

12

Darah

Kulit

Eritrositopenia HB me Distribusi O2 me DX Ketidakefektifaan perfusi perifer :

Leukopenia Mikroorganisme mudah masuk TG : Demam , mudah tertular penyakit DX : Risiko Infeksi PD : pemeriksaan darah, pem. Sum tulang, pem. Kelenjar limfe. PM : Pemberian antibiotik, pemberian trasfusi darah padat. NOC : faktor resiko akan hilang dibuktikan dgn kekuatan sttus imun pasien, terbebas dari tanda & gejala infeksi, menunjukan higien pribadi yag kuat. NIC : Pantau tanda / gejala infeksi, kaji faktor yg me serangan infeksi, pantau hasil lab, intruksikan utk menjaga higene yg baik, kolaborasi pemberian antibiotik.

Trombositopenia Darah suka membeku TG : mudah luka, gusi berdarah, pendarahan hidung, luka sukar sembuh. DX : Risiko Cedera PD : Pemeriksaan darah PM : hindari faktor pencetus cidera, pemberian trasfusi darah padat, NOC : risiko cedera akan menurun, menggubah gaya hidup untuk mengurangi risiko, NIC : Identifikasi faktor yg mmpengaruhi kebutuhan keamanan, identifikasi faktor lingkungan yg memungkinkn risiko jatuh/cidera, berikan informasi mengenai bahaya lingkungan .

TG: Ruam, kemerahan pada kedua pipi , kulit bersisik dan gatal. DX : Gangguan citra Tubuh PD : Pemeriksaan serelogi, pem. Laboratorium, biakan virus, pem. Histopatologis. PM : Pencegahan infeksi, menghilangkan/ mengurangi faktor pencetus, meningkatkan daya tahan tubuh. NOC : G3an citra tubuh berkurang, kepuasan terhadap penampilan & fugsi tubuh. NIC : Kaji respon verbal & nonverbal pasien terhadap tubuh pasien, identifikasi mekanisme koping yg biasa digunakan, beri dorongan kepada pasien & keluarga mengungkapkan perasaannya, ajarkan teknik perawatn diri, kolaborasi pemberian obatan topikal utuk mengurangi ruam.

13

14

Vous aimerez peut-être aussi