Vous êtes sur la page 1sur 27

ANALISA GAS CO2 DALAM LARUTAN NaOH

Latar Belakang

Analisa gas CO2 dalam larutan NaOH merupakan sebuah bentuk absorbsi, yaitu salah satu operasi pemisahan dalam industri kimia dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap yang sesuai, sehingga satu atau lebih komponen dalam campuran gas larut dalam cairan penyerap.

Dalam suatu industri gas-gas pencemar seperti CO2 ataupun CO harus diserap agar tidak teremisi ke udara luar. Gas karbondioksida meskipun kurang begitu berbahaya dapat menyebabkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global. Dalam suatu pabrik amonia gas CO2 dapat meracuni katalis besi pada reaktor amonia. Proses penyerapan gas CO2 biasanya dilakukan dengan menggunakan triethanolamine, diethanolamine, monomethanolamine, sodium carbonat, potassium carbonat, maupun larutan alkali hidroksida atau natrium hidroksida. Dapat juga gas karbon dioksida tersebut diserap dengan menggabungkan penyerap-penyerap yang ada untuk mendapatkan efisiensi penyerapan yang tinggi. Pemilihan penyerap biasanya didasarkan pada efektivitas penyerapannya, mudahnya penyerap diregenerasi, dan faktor lain seperti toksisitas dan korosifitas. Pada percobaan absorbsi CO2 kali ini akan menggunakan larutan alkali hidroksida (NaOH ). Pemilihan jenis penyerap tersebut disebabkan oleh waktu reaksinya yang relatif cepat, harganya murah, dan dapat dengan mudah diregenerasi dengan pelucutan saja.

Tujuan Percobaan

Menentukan besarnya koefisien perpindahan

massa pada proses absorbsi Mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH terhadap % massa CO2 yang terserap.

Dasar Teori
ABSORPSI
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan campuran gas dengan cairan sebagai penyerapnya. Penyerap tertentu akan menyerap setiap satu atau lebih komponen gas.

Absorbsi Fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap, tidak disertai dengan reaksi kimia

Absorbsi Kimia merupakan absorbs dimana gas terlarut di dalam larutan penyerap disertai dengan reaksi kimia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi antara lain adalah :

Laju alir gas dan cairan


Konsentrasi larutan penyerap Temperatur Tekanan

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya, contoh :

1. Proses Pembuatan Formalin Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga suhu 55 0C, dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 40%.

2. Proses Pembuatan Asam Nitrat


Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm. Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minuman berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.

Bahan dan Alat yang Digunakan

Sifat Fisis dan Kimia

Variabel Operasi

Metode Percobaan

Mekanisme Titrasi Acidi Alkalimetri

Alat Percobaan
Kolom Absorpsi :

adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi (penyerapan/ penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Struktur yang terdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga bagian.

Struktur dalam absorber Bagian atas : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair Bagian tengah : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah untuk diabsorbsi Bagian bawah : Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

Keterangan : (a) input gas (b) gas keluaran (c) pelarut (d) hasil absorbsi (e) disperser (f) packed column

Prinsip Kerja Absorber

Keterangan: (a) gas keluaran (b) gas input (c) pelarut (d) gas output

Proses Pengolahan Kembali Pelarut Dalam Proses Kolom Absorber :

Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil Percobaan Menggunakan Katalis NaOH 0,05 N

Pembahasan

Kesimpulan

SEKIAN . . .

Vous aimerez peut-être aussi