Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Akhlak adalah karakter (pembawaan, perangai) dan tabiat. Akhlak sebagaimana dikatakan ahlul ilmi adalah bentuk batin manusia. Karena manusia mempunyai dua bentuk, yaitu : 1) Bentuk lahir, yaitu bentuk ciptaannya yang Allah menjadikan badan pada bentuk itu. Dan bentuk lahir ini ada yang indah bagus, dan ada yang buruk jelek, dan ada yang di antara itu. 2) dan bentuk bathin, yaitu keadaan jiwa yang kokoh (tertancap kuat), yang muncul darinya (perbuatan-perbuatan yang bagus atau yang jelek, tanpa butuh kepada pemikiran dan pertimbangan. Inilah yang disebut dengan akhlak. Jadi akhlak adalah bentuk bathin yang manusia diperangaikan pada bentuk itu. Wajib atas seorang muslim untuk berakhlak dengan akhlak-akhlak yang mulia, yaitu yang baiknya.

2.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu : 1) Pengertian Akhlak 2) Sumber dan ciri-ciri akhlak islami 3) Akhlak islami dan kaitannya dengan pribadi muslim

3.

Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Agar kita mengetahui dan lebih memahami apa itu aqidah akhlak 2) Setelah membaca makalah ini, diharapkan timbul dalam diri kita untuk menerapkan aqidah akhlak dalam setiap kehidupan kita 3) Besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi salah satu refernsi dalam penulisan karya tulis lainnya yang menggunakan tema yang sama yaitu aqidah akhlak.

BAB II PEMBAHASAN

1.

Pengertian Akhlak Kata Akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun y yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun y yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq y yang berarti pencipta; demikian pula dengan akhluqun y yang berarti yang diciptakan. Makna kata kehendak dan kata kebiasaan dalam penyataan tersebut dapat diartikan bahwa kehendak adalah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah bimbang, sedang kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya. Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan dari kekuatan yang besar inilah dinamakan Akhlak. Akhlak di dalam ajaran islam sangat rinci, berwawasan multi dimensial bagi kehidupan, sistematis dan beralasan realitas. Juga Akhlak banyak dibicarakan tentang konsekuensi yang bagi manusia yang tidak berpegang pada akhlak islam. Akhlak islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa dan mental. Tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiann di dunia dan akhirat. Dua simbolis tujuan inilah yang diidamkan manusia bukan semata berakhlak secara islami hanya bertujuan untuk kebahagiaan dunia saja.

2.

Akhlak Islami dalam Kaitannya dengan Status Pribadi 1) Pribadi sebagai Hamba Allah Kenyataan di jagad raya (dunia) membuktikan bahwa ada kekuatan yang tidak Nampak. Dia mengatur dan memelihara alam semesta ini.Juga Dialah yang menjadi sebab adanya semua ini. Dalam pengaturan alam semesta ini terlihat ketertiban, dan ada suatu peraturan yang berganti-ganti dan gejala dating dengan keteraturan-Nya. Semua kenikmatan tersebut, bukan berarti Sang Pencipta mempunyai maksud kepada manusia supaya membalas dengan sesuatu, itu tidak, tetapi Allah SWT.memerintahkan manusia agar senantiasa beribadah kepada-Nya.
2

Hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan makhluk dengan kholiknya. Dalam masalah ketergantungan , hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan serta pokok ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang Maha Kuasa, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Sempurna, ialah Allah Rabul alamin, Allah Tuhan Maha Esa. Ketergantungan manusia kepada Allah ini, difirmankan Allah: 2::} } Artinya : Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.(QS.AlIkhlas:2) Sifat berterima kasih kepada orang yang telah berjasa kepada dirinya adalah sifat kemanusiaan, yang sesuai dengan bisikan hati nurani setiap orang.Dari tindakan moral inilah kemudian timbul adat-istiadat, sopan-santun dan tata susila. Secara moral manusiawi, manusia mempunyai kewajiban kepada Allah sebagai kholiknya, yang telah member kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya. 2) Pribadi sebagai Anak Dunia anak sangat penting diperhatikan. Apabila keliru dalam mendidik akhlak anak, bias jadi dunia anak akan tidak mengenal akhlak yang lebih lanjut anak akan melakukan perbuatan yang abnormal kriminalitas dan lain sebagainya. Contoh dalam pendidikan akhlak, apabila anaka-anak sekolah berdusta di dalam segala apa yang mereka bicarakan, didukung para gurunya berdusta juga di dalam mengajar dan segala pembicaraannya, maka masyarakat (anak-anak) tidak dapat berujud. Dan apabila dunia anak terancam demikian, masyarakat yang akan dating tidak dapat berwujud karena adanya tiap-tiap yang dibicarakan menjurus dusta. Dan yang membekas dan berwujud pada masyarakat yang merusak dan rendah martabatnya. a. b. c. d. e. f. Dilarang berbuat syirik (Menyekutukan) Allah (Luqman: 13) Kewajiban berbakti kepada kedua oaring tua (Luqman: 14) Keharusan tetap berbakti kedua orang tua di dunia(Luqman: 15) Perintah menegakkan sholat, amar maruf, nahi munkar dan sabar (Luqman: 17) Tidak bersikap sombong, angkuh dan membanggakan diri sendiri (Luqman: 18) Perintah bersikap sopan, santun dalam berjalan atau berbicara (Luqman: 19)
3

3) Akhlak Pada Ayah dan Ibu Beberapa perkara yang harus di perhatikan dan dilaksanakan oleh seorang anak kepada orang tua yakni : a. Berbuat Baik kepada Ibu dan Ayah, Walaupun keduanya Lalim Seorang anak menurut ajaran islam diwajibkan berbuat baik kepada ibu dan ayahnya, dalam keadaan bagaimanapun. Artinya jangan sampai seorang anak samapai menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun seandainya orang tuanya berbuat lalim kepada anaknya, dengan melakukan yang tidak semestinya, maka jangan sekali-kali si anak berbuat tidak baik, atau membalas atau mengimbangi ketidakbaikan orang tua kepada anaknya. Allah tidak meridhoinya sehingga orang tua itu meridhoinya. b. Berkata Halus dan mulia kepada Ibu dan Ayah Kewajiban anak kepada orang tuanya berbicara menurut ajaran islam harus berbicara sopan, lemah lembut dan mempergunakan kata-kata mulia. c. Berbuat baik kepada Ibu dan atau Ayah yang sudah meninggal dunia Apabila ibu dan ayah masih hidup, si anak berkewajiban berbuat baik, dan itu mudah dilakukan dengan berbagai macam cara, baik yang bersifat moaral, maupun yang bersifat material. Bagaimana berbuat baik seorang anak kepada ayah dan atau ibunya yang sudah tiada. Hal ini agama islam mengajarkan supaya seorang anak : a. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan memintakan ampun kepada Allah dari segala dosa orang tua kita. Doa yang sering di amalkan yakni: b. Menepati janji kedua ibu bapak, Kalau sewaktu hidup orang tua mempunyai janji kepada seseorang, maka anaknya harus berusaha menunaikan menepati janji tersebut. Umpamanya beliau akan naik haji, yang belum sampai melaksanakannya. Maka kewajiban anaknya untuk menunaikan haji untuk orang tuanya tersebut. c. Memuliakan teman-teman kedua orang tua. Di waktu hidupnya ibu dan ayah, beliau-beliau mempunyai teman-teman akrab, yang segulungsegalang orang tua kita dengan temannya. d. Bersilaturrahmi kepada orang-orang yang mempunyai hubungan dengan kedua orang tua. 4) Akhlak kepada Anggota Masyarakat/ Jamaah
4

Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung di atas jalur AlQuran dan perbuatan nabi Muhammad Saw. Dalam sikap dan perbuatan. Seperti di dalam Al-Quran surat l-Qalam ayat 4.Dan sesungguhnya engkau Muhammad mempunyai akhlak yang mulia. Dengan demikian setiap muslim diwajibkan untuk memlihara norma-norma (agama) di masyarakat terutama di dalam pergaulan sehari-hari baik keluarga rumah tangga, kerabat, tetangga dan lingkungan kemasyarakatan. Tolong-menolong untuk kebaikan dan takwa kepada Allah adalah perintah Allah, yang dapat ditarik hokum wajib kepada setiap kaum muslimin dengan cara yang sesuai dengan keadaan objek orang bersangkutan, Allah berfirman dalam AlQuran surat Al-Maidah, ayat 2 5) Akhlak DaI/ Mubaligh Menurut Jamludin Kafie, sebagai DaI, pelaksana dakwah harus memperhatikan prinsip-prinsip kemimpinan yang baik yaitu: a) c) e) f) Sifat terbuka Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat Mengembangkan sifat-sifat kooperatif, kemusiaan dan sikap-sikap toleransi, kebijaksanaan dan keadilan social Tidak menjadi parasit atau membebani masyarakat g) Percaya diri dan yakin akan kebenaran yang dibawanya h) Optimis dan tidak putus asa Dengan demikian sikap DaI harus memahami kondisi dan situasi masyarakat yang menjadi sasarannya. Juga perlu terus menambah wawasannya. Kerena beraneka ragam budaya , kompleksitas permasalahan di masyarakat. 6) Akhlak Pemimpin Sebagai contoh seorang pemimpin sejati adalah Rasullah Saw dan para sahabatnya seperti Abu bakar sebagai orang yang berwibawa dan tenang. Oerangnya penuh ramah tamah, cinta sesama dan selalu membenarkan dan menepati pada rasul yang agung. Umar bin khotob sebagai pemimpin yang mempunyai pendapat yang berbobot. Dia adalah orang yang terpercaya terhadap rahasia-rahasianya. Utsman sebagai pengumpul firman Kitab Allah. Dia adalah seorang pemimpin yang meluruskan akida. Sedangkan Ali bin Abi Thalib sebagai
5

b) Berani berkorban d) Sanggup menjadi pelopor dan perintis dalam kebajikan

pemimpin yang pandai menyusun pasukan perang untuk mengalahkan orangorang jahat. Dan Ali adalah seorang pemimpin yang mampu sebagai pewaris ilmu rasullah dan pemelihara janjinya. Demikianlah akhlak pemimpin yang dicontohkan kepada kita untuk menjadi pemimpin sejati. Akhlak pemimpin baik, sebab sifat, perilaku dan sikapnya dapat membahagiakan orang lain (umat manusia) dan menampakkan karismatiknya pada yang dipimpin, jadi dapat dikemukakan di sini, bahwa pemimpin berakhlak baik apabila memiliki kepribadian yang sesuai dengan tata aturan (ketentuan) agama, masyarakat, keluarga dan Negara/bangsa. 7) Akhlak Mahmudah dan Mazmumah Beberapa akhlak mahmudah seperti bersikap setia, jujur, adil, pemaaf, disenangi, menepati janji, memelihara diri, malu, berani, kuat, sabar, kasih sayang, murah hati, tolong menolong, damai, persaudaraan, menyambung tali persaudaraan, menghoranati tamu, merendahkan diri, berbuat baik, menundukkan diri, berbudi tinggi, memlihara kebersihan badan, cenderung kepada kebaikan, merasa cukup dengan apa yang ada, tenang, lemah lembut, bermuka manis, kebaikan, menahan diri dari berlaku maksiat, merendahkan diri kepada Allah, berjiwa kuat dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam akhlak mazmumah, antara lain; egoistis, lacur, kikir, dusta, peminum khamr, khianat, aniaya, pengecut, aniaya, dosa besar, pemarah, curang, culas, mengumpat, adu domba, menipu, memperdaya, dengki, sombong, mengingkari tergopoh-gopoh, nikmat, homosex, ingin dusta, dipuji, ingin didengar berbuat kelebihannya, makan riba, berolok-olok, mencuri, mengikuti hawa nafsu, boros, membunuh, penipuan, berlebih-lebihan, kerusakan, dendam, merasa tidak perlu pada yang lain dan lain sebagainya yang menunjukkan sifat-sifat yang tercela.

BAB III PENUTUP

1.

Kesimpulan Akhlak islam adalah merupakan system moral/akhlak yang berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah pada nabi/Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya. Akhlak islam, merupakan system akhlak yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar daripada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar/sumber pokok daripada akhlak islam adalah Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama islam itu sendiri.

2.

Saran Sebagai muslim hendaknya kita lebih mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan akhlak, karena dalam Islam selalu diajarkan dan dihatuskan memiliki akhlak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abied. 2011. Aqidah Akhlak. Masbied.com, diakses pada tanggal : 1 November 2011 http://www.masbied.com/2011/02/22/aqidah-akhlak/#more-205 Anneahira. 2011. Pengertian Akhlak Mulia. Anneahira.com, diakses pada tanggal : 1 November 2011 www.anneahira.com/-pengertian-akhlak-dalam-islam-.htm Muhammad, Syaikh. 2010. Pengertian Akhlak. Wordpress.com, diakses pada tanggal : 1 November 2011 http://bimbinganislami.wordpress.com/2010/06/27/pengertian-definisi-akhlakakhlaq/

Vous aimerez peut-être aussi