Vous êtes sur la page 1sur 4

62

ABSTRAK
SITI. Perbandingan Efektivitas Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Shigella flexneri dan Salmonella typhi Secara In Vitro. Dibimbing oleh dr. PERTIWI SUDOMO, MM dan dr. LUH EKA PURWANI, M.Kes Latar belakang : Teh (Camellia sinensis) telah digunakan sebagai obat tradisional semenjak Dinasti Han. Berbagai penelitian melaporkan bahwa teh hijau mengandung komponen fenol, yaitu katekin yang memiliki bermacammacam efek farmakologis, salah satunya sebagai antibakteri. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas senyawa antibakteri ekstrak teh hijau terhadap Shigella flexneri dan Salmonella typhi secara in vitro. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain experimental. Sampel pada penelitian ini adalah teh hijau kering yang diekstrak melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 70 % dan suspensi bakteri Shigella flexneri dan Salmonella typhi. Metode pengukuran antibakteri dalam penelitian ini menggunakan metode difusi cakram dengan media Mueller Hinton Agar. Hasil : Terdapat efektivitas ekstrak teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S. flexneri dan S. typhi secara signifikan ( = 0,05; p = 0,000) pada ekstrak teh hijau konsentrasi 5 %, 25 %, 45 %, 65 % dan 85 % secara in vitro dengan konsentrasi 85 % sebagai konsentrasi yang paling efektif terhadap S. flexneri dan konsentrasi 65 % terhadap S. typhi. Hasil uji Kruskal-Wallis ( = 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan efektivitas ekstrak teh hijau terhadap bakteri S. flexneri dan S. typhi (p = 0,000). Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat efektivitas yang sama pada konsentrasi 5 % (p = 0,248) dan, sedangkan terdapat efektivitas yang berbeda pada konsentrasi 25 %, 45 %, 65 % dan 85 % (p < 0,05) terhadap bakteri S. flexneri dan S. typhi secara in vitro. Kesimpulan : Pada konsentrasi 5 % ekstrak teh hijau mempunyai efektivitas yang sama terhadap bakteri S. flexneri dan S. typhi secara in vitro. Pada konsentrasi 25 %, 45 % dan 65 % ekstrak teh hijau lebih efektif terhadap S. typhi, sedangkan pada konsentrasi 85 %, ekstrak daun teh hijau lebih efektif terhadap S. flexneri secara in vitro. Kata Kunci : Ekstrak, Teh Hijau, Camellia sinensis, Shigella flexneri, Salmonella typhi, Gram-negatif Kepustakaan : 83 (1971-2012)

63

ABSTRACT
SITI. The Comparison of In Vitro Green Tea (Camellia sinensis) Extract Efficacy as an Antibacterial Against Shigella flexneri and Salmonella typhi. Tutored by dr. PERTIWI SUDOMO, MM dan dr. LUH EKA PURWANI, M.Kes Background : Tea (Camellia sinensis) had been used as a traditional medicine since Han Dynasty. The earlier researches about green tea have been mainly ascribed to its phenolic compounds, such as catechins which has been reported to have various pharmacologic properties,such as an antibacterial agent. Objective : This research aimed to compare The in vitro effectiveness of green tea (Camellia sinensis) extract as an antibacterial against Shigella flexneri and Salmonella typhi. Method : This research used experimental analyzed design. The sample was 70 % ethanol maceration extract of dry green tea. The diffusion antibacterial method using Mueller Hinton Agar medium in order to measure the growth inhibition zone around the paper discs. Result : The in vitro green tea extract showed the efficacy significantly inhibiting S. flexneri and S. typhi growth in the concentration of 5%, 25%, 45%, 65% and 85% ( =0,05; p = 0,000). The 85% was the most effective concentration towards S. flexneri and 65% was the most effective concentration against S. typhi. Kruskal-Wallwas test showed there were different efficacy of the green tea extract against S. flexneri and S. typhi (p = 0,000). Mann-Whitney showed there were same efficacy in the concentration of 5% (p = 0,248), while there were different efficacy in the concentration of 25%, 45%, 65% and 85% (p < 0,05) against S. flexneri and S. typhi. Conclusion : The in vitro 5 % concentration of green tea extract were effective against S. flexneri and S. typhi bacteria. In the 25 %, 45% and 65% concentration were more effective against S. typhi, while in the 85% concentration were more effective against S. flexneri. Key Words References : Green tea extract, Camellia sinensis, Shigella flexneri, Salmonella typhi, Negative-Gram : 83 (1971-2012)

64

RINGKASAN SITI. Perbandingan Efektivitas Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Shigella flexneri dan Salmonella typhi Secara In Vitro. Dibimbing oleh dr. PERTIWI SUDOMO, MM dan dr. LUH EKA PURWANI,M.Kes World health organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 80% masyarakat negara-negara berkembang bergantung dengan pengobatan tradisional. Tanaman obat dianggap berperan penting dalam perawatan kesehatan karena kaya akan substrat yang memiliki sifat terapetik. Diantara 30.000 spesies tumbuhan yang hidup di kepulauan Indonesia, diketahui sekurang-kurangnya 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat dan kurang lebih 300 spesies telah digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri obat tradisional. Teh (Camellia sinensis) telah digunakan sebagai obat tradisional semenjak Dinasti Han. Berdasarkan proses pengolahannya (menurut tingkat oksidasi), secara tradisional teh dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Teh Hijau, Teh Oolong dan Teh Hitam. Teh hijau mengandung polifenol tertinggi diantara kedua jenis teh lainnya karena teh hijau mengalami proses oksidasi dalam jumlah minimal. Daun teh hijau mengandung senyawa polifenol sebesar 98% dengan jumlah katekin sebesar 83% . Berbagai penelitian melaporkan bahwa katekin dari daun teh hijau memiliki bermacam-macam efek farmakologis, salah satunya mempunyai daya hambat terhadap berbagai mikroorganisme. Infeksi Salmonella dan Shigella merupakan beban utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bangladesh, China, Pakistan, Indonesia, Vietnam, dan Thailand, Shigella flexneri merupakan bakteri penyebab sighellosis yang paling banyak ditemukan, kecuali di Thailand. Hasil survei pada balita di Rumah Sakit di Indonesia menunjukkan proporsi spesies S. flexneri sebesar 70,6% sebagai etiologi diare. Selain itu, gastroenteritis akibat infeksi Salmonella typhi juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Di negara tropis terdapat 20 juta kasus dan 600.000 kematian per tahun di seluruh dunia akibat infeksi Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas senyawa antibakteri ekstrak teh hijau terhadap S. flexneri dan S. typhi secara in vitro. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan experimental comparative dengan post test only control group design yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Sampel pada penelitian ini adalah teh hijau kering yang diekstrak melalui metode maserasi dengan pelarut etanol 70 % dan suspensi bakteri S. flexneri dan S. typhi. Metode pengukuran antibakteri dalam penelitian ini menggunakan metode difusi cakram dengan media Mueller Hinton Agar (MHA). Besar sampel jumlah ulangan dari tiap kelompok perlakuan yang dihitung dengan menggunakan rumus Federer. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Ekstrak Teh Hijau dengan konsentrasi 5%, 25%, 45%, 65% dan 85%, sedangkan variabel terikatnya adalah diameter zona hambat bakteri S. flexneri dan S. typhi pada MHA yang diukur dalam millimeter. Hasil penelitian menunjukkan t

65 erdapat efektivitas ekstrak teh hijau sebagai antibakteri terhadap bakteri S. flexneri dan S. typhi pada ekstrak teh hijau konsentrasi 5 %, 25 %, 45 %, 65 % dan 85 % secara in vitro dengan konsentrasi 85 % sebagai konsentrasi yang paling efektif terhadap S. flexneri dan konsentrasi 65 % terhadap S. typhi. Hasil uji Levene ( = 0,05) menunjukan bahwa ekstrak teh hijau pada konsentrasi 5 %, 25 %, 45 %, 65 % dan 85 % memberikan hasil yang signifikan terhadap zona hambat bakteri S. flexneri dan S. typhi. Hasil uji Kruskal-Wallis ( = 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan efektivitas ekstrak teh hijau terhadap bakteri S. flexneri dan S. typhi (p = 0,000). Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat efektivitas yang sama pada konsentrasi 5 % (p = 0,248) dan, sedangkan terdapat efektivitas yang berbeda pada konsentrasi 25 %, 45 %, 65 % dan 85 % (p < 0,05) terhadap bakteri S. flexneri dan S. typhi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada konsentrasi 25 %, 45 % dan 65 % ekstrak teh hijau lebih efektif terhadap S. typhi, sedangkan pada konsentrasi 85 %, ekstrak daun teh hijau lebih efektif terhadap S. flexneri secara in vitro. Kata Kunci : Ekstrak, Teh Hijau, Camellia sinensis, Shigella flexneri, Salmonella typhi, Gram-negatif

Vous aimerez peut-être aussi