Vous êtes sur la page 1sur 14

PENYAKIT HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pembekalan Ilmu Kesehatan Masyarakat & Promosi Kesehatan (Promkes) Pengampu: Dr. Siti Amaliah, MKes

Oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Martinus Satya Gani Maula Nurfahdi Muhammad Adibul Umam Muhammad Ainul Yaqin Muhammad Dhanny Dzuhrizal Netra Mada Subiyanto Zulfa Hersis Pahlawanti H2A009031 H2A009032 H2A009033 H2A009034 H2A009035 H2A009036 H2A009050

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Semakin maraknya pergaulan bebas dan freesex menyebabkan berbagai macam penyakit timbul diantaranya yaitu HIV/AIDS. Penyakit ini sudah merambah kebelahan dunia baik bangsa barat bahkan sampai Indonesia. HIV/AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan ganas yang menyerang Bangsa Indonesia, sejauh ini sudah banyak kasus yang dilaporkan dan juga tidak sedikit yang sudah menjadi korbannya. Sehingga penyakit ini menjadi beban yang kompleks bagi bangsa indonesia.

B. Tujuan
Agar kita dapat mengetahui, mengenal dan dapat mendeteksi lebih dini tentang penyakit HIV/AIDS untuk selanjutnya sebagai upaya kita untuk melakukan kegiatan preventif, promotif dan kuratif sehingga kesehatan masyarakat dapat terwujud.

C. Rumusan Masalah
1. 2. 3. 4. 5. 6. Deskripsi tentang penyakit HIV/AIDS Faktor-faktor penyebab penyakit HIV/AIDS Gejala-gejala & Cara penularan penyakit HIV/AIDS Pengaruh/ Dampak penyakit HIV/AIDS Pencegahan penyakit HIV/AIDS Cara-cara penanggulangan penyakit HIV/AIDS

BAB 2 PEMBAHASAN PENYAKIT HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

A. Pendahuluan
Mengakhiri abad ke-20, dunia kesehatan dikejutkan dengan munculnya penyakit baru yang sangat berbahaya dan ganas yang menyerang kehidupan manusia, yakni penyakit HIV/AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit menular yang disebabkan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus). Penyebarannya cepat ke seluruh dunia. Pada Tahun 1999 dilaporkan 191.000 kasus AIDS ke WHO oleh 145 negara. Sampai pertengahan tahun 2000 diperkirakan 30 juta orang di dunia terinfeksi HIV , Yang terdiri dari 24,5 juta orang dewasa dan 5,5 anak-anak. Pada akhir abad ke-20 diperkirakan terdapat 40 juta orang yang tertular HIV Penyakit AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1981 di Amerika Serikat yang kemudian dengan pesatnya menyebar ke seluruh dunia. Pada perkembangan selanjutnya manisfistasi klinis tuberkulosis paru atau TBC merupakan manisfestasi klinis paling umum di negara negara sedang berkembang khususnya Asia dan Afrika ) dan memiliki arti kesehatan masyarakat yang sangat penting. Hal itu dikarenakan penyakit TBC yang menular dan mudah menyebar melalui saluran pernafasan (batuk). Wabah ganda TBC dan HIV/AIDS khususnya di Indonesia dan negara negara berkembang pada umumnya memperlihatkan kecendurungan untuk bersatu dan bersama sama menyerang kesehatan masyarakat.WHO memperkirakan sekurang kurangnya terdapat 4,5 juta orang di dunia,dan 98% di antaranya berada di negara berkembang telah terinfeksi HIV dan TBC bersamaaan.

B. Penyakit HIV/AIDS 1. Batasan/ Definisi


Definisi AIDS adalah sebagai berikut: AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manisfestasi stadium akhir infeksi virus HIV (Tuti Parwati,1996).Batasan yang lebih rinci yang biasanya digunakan oleh negara negara yang mempunyai fasilitas diagnostik yang memadai,definisi AIDS adalag sebagai berikut:

a. Suatu penyakit yang menunjukkan adanya defisiensi imun selular,misalnya sarkoma kaposi atau,satu atau lebih infeksi opoturnistik yang didiagnostik dengan cara yang dapat dipercaya

b. Tidak adanya sebab-sebab lain imuno defisiensi seluler yang diketahui berkaitan dengan penyakit tersebut. Ketentuan Klinik menurut hasil workshop di Bangui, Afrika Tengah, Oktober 1985, Sebagai berikut: a. Dicurigai AIDS pada orang dewasa bila terdapat palig sedikit 2 gejala mayor dan 1 gejala minor dan tidak ada sebab sebab imunosupresi yang lain seperti kanker,manultrisi berat,atau pemakaian kortikosteroid yang lain. Gejala mayor 1) Penurunan berat badan lebih dari 10% 2) Diare kronik lebih dari 1 bulan 3) Demam Lebih dari 1 bulan (kontinu) Gejala minor 1) Batuk lebih dari 1 bulan 2) Dermatitis pruritik umum 3) Herpes zozter recurrens 4) Kandidiasis oro - faring 5) Limfadenopati generalisata 6) Herpes simpleks diseminata yang kronik progresif b. Dicurigai AIDS pada anak,bila terdapat 2 gejala mayor dan 2 gejala minor dan tidak adanya sebab sebab imunosupresiyang lain seperti kanker,manultrisi berat, atau pemakaian koristeroid yang lama. Gejala Mayor 1) Penurunan berat badan atau pertumbuhan yang lambat dan abnormal 2) Diare kronik selama lebih dari 1 bulan 3) Demam lebih dari 1 bulan (kontinu) Gejala Minor 1) Batuk persisten 2) Dermatitis generalisata 3) Infeksi umum yang berulang

4) Kandidiasis oro - faring 5) Limfadenopati generalisata 6) Infeksi HIV pada ibunya

2. Tanda-tanda Penyakit HIV/AIDS


Dalam jangka 5-10 tahun tanda-tanda khusus tidak ada pada orang-orang yang telah terinfeksi HIV. Setelah itu AIDS mulai berkembang dan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut: - Kehilangan berat badan secara drastis. - Diare yang berkelanjutan. - Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak. - Batuk secara terus menerus. Apabila seseorang telah menunjukkan salah satu dari gejala tersebut, belum dapAt dipastikan orang tersebut telah terinfeksi HIV, sehingga untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan/test darah HIV pada layanan-layanan kesehatan terdekat. Melalui penglihatan saja tidak dapat mengetahui bahwa seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak, karena pada kenyataannya pengidap HIV terlihat sangat sehat. Satu-satuny cara untuk mengetahuinya adalah melalui test darah HIV. Di Indonesia cukup banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat membantu seseorang pengidap HIV untuk mendapatkan pelayanan test darah.

3. Cara Penularan
Terdapat 3 cara penularan HIV yaitu: a) Hubungan seksual,baik secara vagina,oral,maupun anal dengan seorang pengidap.Ini adalah cara yang paling umum terjadi,meliputi 80-90% dari total kasus sedunia.Penularan lebih mudah terjadi apabaila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis,sifilis,gonorea,klamidia,kankroid,dan trikomonosiasis.Risioko pada seks anal lebih besar dibanding seks vagina,dan risiko lebih besar pada reseptive daripada insertive. b) Kontak langsung dengan darah atau produk darah/jarum suntik 1) Tranfusi darah/ produk darah 2) Pemakaian jarum tidak steril/ pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya

3) Penularan lewat kecelakaan, tertusuk jarum c) Secara vertical,dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya,baik selama hamil,saat melahirkan,atau setelah melahirkan.

4. Perjalanan Penyakit
Sesudah HIV memasuki tubuh manusia,partikel virus tersebut bergabung dengan DNA sel penderita,seumur hidup akan terinfeksi,sehingga sebagai akibatnya,satu kali sesorang terinfeksi HIV,seumur hidup ia akan tetap terinfeksi (Zubairi Djoerdan,1995).Dari semua orang yang terinfeksi,hanya sedikit yang menjadi AIDS pada tiga tahun pertama hanya sebgaian kecil,sedangkan sesudah 10 taun kira kira 50% berkembang menjadi AIDS.Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akan menderita AIDS . Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan gambaran penyakit yang kronis, sesuai dengan perusakan sistem kekebalan tubuh yang juga bertahap.Sel yang terutama diserang oleh HIV adalah salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit,sub jenis limfosit T helper. Manifestasi klinik infeksi HIV/AIDS sangat luas spektrumnya karena itu ada beberapa klarifikasi yang salah satunya dibuat oleh CDC.USA berdasarkan klasifikasi infeksi HIV (CDC,USA,1987)yang membagi dalam 4 kelompok,yakni : grup I :infeksi akut,grup II : Infeksi kronis asimtomatik,grup III : PGL (Persistent Generalized Lymphadenophathy,) dan grup IV : Penyakit lain. a) Infeksi Akut Sekitar 30-50% dari mereka yang terinfeksi HIV akan memperlihatkan gejala infeksi mononukleosis,yaitu demam, sakit tenggorokan, letargi, batuk, mialgia, keringat malam, dan keluhan berupa nyeri menelan, mual, muntah dan diare.Mungkin bisa ditemukan pembengkakan kelenjar limfe leher,faringitis,macular rash,dan aseptik meningitis yang akan sembuh dalam 6 minggu b) Infeksi Kronik Asimtomatik Fase akut akan diikuti fase kronik asimtomatik yang lamanya bisa beratahun tahun.Walaupun tidak ada gejala,virus masih dapat diisolasi dari darah pasien.Hal ini berarti pasien masih infeksius.Pada fase ini terjadi replikasi lambat pada sel sel tertentu dan laten pada sel sel lain. Aktivitas HIV tetap terjadi dan ini dibuktikan dengan menurunnya fungsi sistem imun dari waktu ke waktu.

c) PGL (Pembenkakan Kelenjar Limfe) Pada kebanyaan kasus,gejala pertama yang muncul adalah PGL.Ini menunjukkan adanya hiperaktivitas sel Limfosit B dalam kelnjar limfe,dapat persisten bertahu tahun dan pasien tetap merasa sehat. Tejadi progresi bertahap dari adanya hiperplasia folikel dalam kelenjar limfe sampai timbulnya involusi dengan adanya invasi sel limfosit T8.ini merupakan reaksi tubuh untuk menghancurkan sel dendritik folikel yang terinfeksi HIV.Di samping itu infeksi pada otak juga sering terjadi. d) Penyakit lain Dengan menurunya sel limfosit T4,makin jelas tampak gejala klinis yang dapat dibedakan menjadi beberapa keadaan,yaitu : 1. Gejala dan keluhan yang disebabkan oleh hal hal tidak langsung berhubunngan dengan HIV,seperti diare,demam lebih dari 1 bulan,keringat malam,rasa lelah berlebihan,batuk kronik lebih dari 1 bulan,dan penurunan berat badan 10% atau lebih.Apabila yang mencolok adalah penurunan berat badan,maka ini merupakan salah satu indikator AIDS. 2. Gejala langsung akibat HIV,seperti : miopati,neuropati perifer,dan penyakit susuan saraf otak.hampir 30% pasien dalam keadaan stadium akhir AIDS akan menderita dementia kompleks,yaitu menurun sampai hilangnya daya inagt,gangguan fungsi motorik dan kognitif sehingga pasien sulit berkomunikasi dan tidak bisa jalan. 3. Infeksi opoturnistik dan neoplasma : pada stadiumkronik simtomatik ini sangat sedikit keluahan dan gejala yang benar benar berlangsung akibat HiV.Sebagian besar adalah akibat menurunnya sel limfosit T4,sehingga dengan terganggunya sentral sistem imun seluler ini,maka infeksi opoturnistik yang sering dialami adalah sarkoma kaposi dan limfosia sel B. Masa inkubasi adalah waktu dari terjadinya infeksi sampai munculnya gejala penyakit,yang ditimbulkan HIV yang pertama pada pasien.Pada infeksi HIV hal ini sulit diketahui.Dari penelitian pada sebagian besar kasus dikatakan masa inkubasi rata rata 5 10 tahun dan bervariasi sangat lebar,yaitu antara 6 bulan samapoi lebih dari 10 tahun.Walaupun tanpa gejala,tetapi yang bersangkutan telah dapat menjadi sumber penularan.

5. Pengaruh dan Dampak HIV/AIDS


DiIndonesia sendiri kasus pertama Aids terjadi pada tahun 1987 dan terjadi Di Bali.Di Dunia sekarang ini kasus AIDS sangat memprihatinkan.Sudah banyak orang yang tewas dan terjangkit penyakit ini.Di Afrika sendiri yang merupakan penderita terbanyak setiap tahunnya ada jutaan orang mati.Kasus AIDS memang unik,banyak orang tidak mau membuka dirinya jika Ia terkena AIDS.Orang dengan penyakit HIV/AIDS disebut dengan ODHA(Orang Dengan HIV AIDS).Perlu diketahui saja penyakit ini memiliki gejala unik,yang baru muncul setelah 5 - 10 tahun setelah terinfeksi virus HIV.AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh kita.BAgi penderita AIDS mereka harus menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh mereka karena mereka sangat rawan terserang penyakit.Bagi pengidap AIDS mereka akan mendapati dirinya terserang penyakit bawaan AIDS seperti Kanker,Tumor,Mutah Akut,dll.Semua Itu semua disebut dengan Kompilasi HIV.Pada penderita ,mereka seperti mengetahui maut akan datang dengan pasti.Tapi,sekarang ini mereka Dapat menyambung hidup dengan mengkonsumsi semacam Obat terus menerus yang di beri nama ARV. Sedangkan,bagi para ODHA yang mereka butuhkan adalah sokongan Spritual dan dukungan mental dari orang disekitarnya.ODHA bukan merupakan momok bagi masyarakat,karena AIDS bukanlah penyakit yang menular hanya karena sentuhan tangan atau sejenisnya. AIDS/HIV adalah penyakit yang menular karena adanya hubungan badan dengan pengidap AIDS,selaain itu juga dapat menular melalui Suntik yang tertular virus HIV selain itu melalui tranfusi darah dengan penderita atau NARKOBA.AIDS Merupakan Penyakit yang harus kita tekan keberadaanya dengan cara mensosilisasikan nya kepada masyarakat dan tidak berpikiran buruk pada ODHA.Indonesia yang kini juga sangat memprihatinkan harus juga mulai bersiap,
MARI KITA HINDARI FREE SEKS DAN NARKOBA DEMI MASA DEPAN BANGSA.

6. Cara pencegahan HIV/AIDS


Pencegahan melalui hubungan seksual Tidak melakukan hubungan seks pra nikah Tidak berganti-ganti pasangan Apabila salah satu pihak sudah terinfeksi HIV, gunakanlah kondom. Pencegahan melalui darah Transfusi darah dengan yang tidak terinfeksi. Sterilisasi jarum suntik dan alat-alat yang melukai kulit.

Hindari pengguna narkoba. Tidak menggunakan alat suntik, alat tindik, alat tato, pisau cukur dan sikat gigi berdarah dengan orang lain. Steril peralatan medis yang berhubungan dengan cairan manusia. Pencegahan penularan ibu kepada anak Ibu yang telah terinfeksi HIV agar mempertimbangkan kehamilannya. Tidak menyusui bayinya. Pencegahan melalui pendidikan gaya hidup Perlu komunikasi, edukasi, informasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Hindari gaya hidup yang mencari kesenangan sesaat.

7. Program Penanggulangan HIV/AIDS


a. Program Penanggulangan pada Penderita HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS berada di Sub Direktorat Pemberantasan Penyakit Kelamin dan Frambosia,Direktorat PPML,Direktorat P2MPLP (Pemberantasan Penyakit Menular dan Pembinaan Lingkungan Pemukiman),Departemen Kesehatan RI.Adapun tujuan program penanggulangan HIV/AIDS adalah :

a) Tujuan Jangka Panjang Mencegah terjadinya penularan dan memberantas PMS (Penyakit Menular Seksual) termasuk infeksi HIV/AIDS serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi dari PMS termasuk infeksi HIV/AIDS sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat. b) Tujuan Jangka Pendek a. Mencegah peningkatan prevalensi infeksi HIV pada kelompok perilaku berisiko tinggi tidak melebihi 1%. b. Menurunkan prevalensi sifilis di kalangan kelompok perilaku risiko tinggi menjadi kurang dari 1% c. Menurunkan prevalensi gonore di kalangan kelompok perilaku risiko tinggi menjadi kurang dari 10%. Sedangkan kegiatan pokok penanggulangan HIV/AIDS meliputi 2 kegiatan yaitu: Kegiatan pokok 1) Penyuluhan Tentang HIV/AIDS.

2) 3) 4) 5)

Tindakan pencegahan pada kelompok risiko tinggi. Penemuan penderita secara dini. Penatalaksanaan penderita secara tepat. Pelacak Kontak/Konseling

Kegiatan Pendukung 1) Pengembangan institusional dan manajemen/pemantapan koordinasi. 2) Surveilans epidemiologi termasuk sistem pencatatan dan pelaporan. 3) Pelatihan. 4) Penelitian dan Kajian. 5) Monitoring dan evaluasi.

Program penanggulangan pengidap HIV/AIDS dapat dikategorikan dalam 2 usaha,yaitu : a) Program Pencegahan Program pencegahan infeksi oportunistik TBC pada pengidap HIV/AIDS dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu : 1) Menghilangakan faktor risiko untuk terinfeksi HIV pada masyarakat (pengidap TBC laten) dengan cara : a. Menghindari kontak host dengan HIV. b. Pemeriksaan diri untuk test HIV yang disertai dengan konseling sebelum dan sesudah test. c. Konseling sebelum test HIV diberikan kepada orang yang mempertimbangkan untuk test HIV.Konseling ini mencakup pemberian informasi mengenai aspek teknis dan medis tes HIV serta kemungkinan dampak yang terjadi untuk seseorang yang terinfeksi HIV maupun tidak.Dampak yang dibahas meliputi dampak sosial,kejiwaan,hukum,medis , dan personal. d. Konseling sesudah tes diberikan kepada orang yangg telah menjalani HIV dan telah mengetahui hasilnya.Jenis konseling sesudah test tergantung hasil tes, apakah negatif,positif atau meragukan.Hal ini dikarenakan berbedanya reaksi emosional masing masing orang. 2) Menghilangakan faktor risiko untuk terinfeksi Mycobacterium tuberculosis pada pengidap HIV dengan cara : a. Diberikan penjelasan tentang TB dan perkembangannyaa pada saat konseling. b. Diskrining terhadap TB secara klinis dan radiologis. c. Bila terdapat kelainan paru garus dievakuasi terhadap kemungkinan TB aktif.

d. Bila terdapat di daerah endemik TB harus dievakuasi secqara berkala terhadap penyakit TB (setiap 6 bulan). e. Bila tidak terdapat TB aktif,maka diberikan terapi profilaksis. b) Program Pengobatan TBC pada Pengidap HIV/AIDS Menurut Zubairi Djoerban (1995),pengobatan penderita AIDS dibagi 3,yakni : 1) Pengobatan terhadap virus HIV. 2) Pengobatan terhadap infeksi oportunitis. 3) Pengobatan pendukung.

b. Pengobatan dan vaksinasi Pertemuan Konperensi Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1996 yl melaporkan penggunaan tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan. Kendala yang dihadapi untuk pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium, yang mencapai US$ 16.000 - US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5 - 3 tahun, karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi. Diperkirakan karena mahalnya biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna. Penelitian untuk menemukan vaksi pencegahan HIV juga terus dilakukan. Biaya vaksinasi diperkirakan tidak akan semahal triple drugs. Seandainyaoun ditemukan vaksin untuk pencegahan HIV, kendalanya adalah harus dicapainya jumlah cakupan vaksinasi yang tinggi (80%) jika diinginkan dampak pemberantasan HIV. Untuk mencapai cakupan sebesar ini, diperkirakan akan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sulit disediakan oleh negara berkembang.

Dampak sampingan dari mahalnya obat dan ketersediaan biaya untuk pelaksanaan vaksinasi, menyebabkan munculnya isu diskriminasi baru yaitu kaya dan miskin. Pengidap HIV yang kaya akan mampu menyediakan biaya untuk triple drugs, tetapi yang miskin tetap akan mati. Negara industri kaya bisa menyediakan biaya untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi, sedangkan negara berkembang mungkin tidak akan mampu.

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan Penyakit HIV/AIDS merupakan beban yang dihadapi masyarakat. Upaya pencegahan tetap lebih baik dan cost-effective dibandingkan dengan upaya pengobatan. Untuk itu perlu dimasyarakatkan upaya pencegahan AIDS bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk untuk kelompok remaja-mahasiswa. Oleh kerena itu untuk menanggulanginya perlu upaya dari berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Karena penyakit ini menyerang seluruh dunia dan merupakan penyakit yang sangat ganas dan berbahaya. B. Saran Kita harus senantiasa menjaga kesehatan kita dan juga memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat luas.disamping itu kita harus waspada dan berhati-hati agar kita semua terhindar dari penyakit-penyakit yang berbahaya terutama HIV/AIDS dan lain sebagainya.

REFERENSI
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Asdi mahasatya. http://www.depkes.go.id/. Fakta Tentang HIV dan AIDS. 05 Dec 2006. http://www.bnpjabar.or.id/index.php/Artikel-Terapi-Rehab/HIV/AIDS-danDampaknya.html http://www.depkes.go.id/. Kumulatif Kasus HIV/AIDS di Indonesia. 2006. http://www.hivtest.org/. Frequently Asked Question on HIV/AIDS. 2007. http://www.petra.ac.id/science/aids/aids6a.htm http://wahyurndu.blogspot.com/2009/03/pengaruh-dan-dampaknya-hivaids.html www.unesco.org/aids

Vous aimerez peut-être aussi

  • Radiologi
    Radiologi
    Document18 pages
    Radiologi
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • SNH
    SNH
    Document22 pages
    SNH
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Jaga 29 Maret 2017
    Laporan Jaga 29 Maret 2017
    Document23 pages
    Laporan Jaga 29 Maret 2017
    Farida Durotul
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan
    Laporan
    Document4 pages
    Laporan
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Seizure
    Seizure
    Document14 pages
    Seizure
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Korelasi
    Korelasi
    Document2 pages
    Korelasi
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Kasus Vertigo
    Laporan Kasus Vertigo
    Document41 pages
    Laporan Kasus Vertigo
    Rangga Patria Lazuardi
    0% (1)
  • Contoh Lamaran
    Contoh Lamaran
    Document1 page
    Contoh Lamaran
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lapsus SNH (Kompre)
    Lapsus SNH (Kompre)
    Document29 pages
    Lapsus SNH (Kompre)
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Jaga 23 Maret BRPN
    Laporan Jaga 23 Maret BRPN
    Document8 pages
    Laporan Jaga 23 Maret BRPN
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lapsus BRPN DD TB
    Lapsus BRPN DD TB
    Document30 pages
    Lapsus BRPN DD TB
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Jaga 23 Maret BRPN
    Laporan Jaga 23 Maret BRPN
    Document8 pages
    Laporan Jaga 23 Maret BRPN
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • P Value
    P Value
    Document1 page
    P Value
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Analisis Gender
    Analisis Gender
    Document5 pages
    Analisis Gender
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lampiran 2 Sop Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat (Revisi)
    Lampiran 2 Sop Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat (Revisi)
    Document4 pages
    Lampiran 2 Sop Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat (Revisi)
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Teks Pasrah Manten Pria
    Teks Pasrah Manten Pria
    Document1 page
    Teks Pasrah Manten Pria
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lampiran 1 Sop Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat
    Lampiran 1 Sop Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat
    Document2 pages
    Lampiran 1 Sop Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Tujuan
    Tujuan
    Document3 pages
    Tujuan
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Pretest Kulit
    Pretest Kulit
    Document169 pages
    Pretest Kulit
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lapsus (Tonsilofaringitis Akut)
    Lapsus (Tonsilofaringitis Akut)
    Document21 pages
    Lapsus (Tonsilofaringitis Akut)
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lapjag Interna X
    Lapjag Interna X
    Document19 pages
    Lapjag Interna X
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lapsus Ujian (OMSK)
    Lapsus Ujian (OMSK)
    Document22 pages
    Lapsus Ujian (OMSK)
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Jurnal
    Jurnal
    Document12 pages
    Jurnal
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Jurnal THT
    Jurnal THT
    Document12 pages
    Jurnal THT
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lapjag Interna XX
    Lapjag Interna XX
    Document17 pages
    Lapjag Interna XX
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Blok 18
    Blok 18
    Document24 pages
    Blok 18
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • CKD
    CKD
    Document34 pages
    CKD
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Terapi Perbaikan Depresi Berat Pada Lanjut Usia
    Terapi Perbaikan Depresi Berat Pada Lanjut Usia
    Document8 pages
    Terapi Perbaikan Depresi Berat Pada Lanjut Usia
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Lapsus
    Lapsus
    Document25 pages
    Lapsus
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation
  • Journal Twins Triplet
    Journal Twins Triplet
    Document9 pages
    Journal Twins Triplet
    Rangga Patria Lazuardi
    Pas encore d'évaluation