Vous êtes sur la page 1sur 10

AKHLAK DALAM ISLAM

Diposkan oleh Ita Masithoh Wikhdah di 02.47

A. Pengertian Akhlaq dan Perbedaanya dengan Moral dan Etika Menurut Faisal Ismail Moral atau moralitas di pakai sebagai tolok ukur untuk menilai suatu perbuatan yang dilakukan seseorang atau untuk menyatakan ukuran. Etika digunakan sebagai kerangka acuan untuk mengkaji sistem-sistem nilai atau kode atau menjelaskan ukuran tersebut. Akhlaq mencakup moral dan etika atau dapat juga di sebut tolok ukur perbuatan manusia yang sekaligus terdapat acuan untuk menilai perbuatan tersebut baik atau buruk berdasarkan ajaran dari Allah. Menurut A.M. Saefudin Akhlak atau sistem perilaku terwujud melalui proses aplikasi sistem nilai atau norma yang bersumber dari Al Quran dan Hadits. Akhlak bersifat mengarah, membimbing, mendorong, dan membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental. Etika terbentuk dari sistem nilai atau norma yang berlaku secara alamiah dalam masyarakatnya pada dimensi waktu dan ruang tertentu. Moral adalah aplikasi dari nilai-nilai yang dirumuskan etika. B. Klasifikasi Perbuatan Manusia Menurut Imam Al Ghazali, akhlaq dibagi 2, yaitu : Akhlaq mahmudah , diantaranya al amanah, al sidqu, al adil, dll. Akhlaq mazmumah, diantaranya Aninah, Al Ghibah, Al Riya C. Agama sebagai Sumber Akhlaq Islam meletakkan landasan bagi perbuatan manusia. Tidak ada satupun ajaran Islam yang tidak dijadikan landasan bagi perbuatan bagi perkembangan manusia. Akhlaq adalah ajaran islam yang paling dasar. Bukti nyatanya ialah akhlaq merupakan kepribadian Rosulullah SAW dan menjadi sifat dari ajaran Islam yang dibawanya, sesuai dengan hadits Nabi SAW. Sesungguhnya aku di utus (tiada lain, kecuali) supaya menyempurnakan akhlaq mulia. Menurut Imam Al Ghazali , akhlaq adalah sebuah keadaan yang tetap dalam jiwa yang darinya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran lagi. Artinya , perbuatan itu terjadi secara refleks karena persinggungan antara dimensi batiniah dari pelaku. Akhlaq adalah sikap dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupannya di muk a bumi, dimana sangat di pengaruhi lingkungannya. Nilai-nilai akhlaq ada;ah bagian dari wujud abstrak kebudayaan yang menjadi pedoman bagi perilaku manusia. Keterkaitan anatara nilai dan sikap hidup inilah yang disebut sebagai akhlaq yang paling menonjol adalah ketergantungannya pada masyarakat . Manusia tunduk pada masyarakat dan masyarakat tunduk pada kekuatan Tuhan. Jika masyarakat menganggap kekuatan Tuhan sebagai sesuatau yang tidak di taati maka akan banyak terjadi penyimpangan akhlaq yang memandang kesalahan menjadi kebenaran. Namun kebenaran agama sifatnya hakiki dan kekal. D. Karakteristik Akhlaqul Karimah Karakteristik ajaran akhlaqul karimah ialah suatu karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim dengan berdasarkan Al Quran dan Hadits dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu dan berbagai macam ilmu khusus. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah menurut Yatimin Abdullah, diantaranya:

i.

ii.

iii.

iv.

v.

Akhlaq bidang ilmu dan kebudayaan Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam bidang ilmu dan kebudayaan merupakan manifestasi akal dan rasa manusia, mengajarkan kepada seoramh mukmin saleh untuk menjalankan kebudayaan dan menggali sumber-sumber Islam secara kaffah. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah jika di hubungkan dalam bidang ilmu kebudayaan bersifat terbuka dan akomodatif namun selektif. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mendoromh pelakunya untuk menciptakan kebudayaan islam yang didasarkan pada empat faktor, yaitu menghormati akal dan menyuruh manusia menggunakan akalnya untuk memikirkan alam , mewajibkan pelakunya untuk menuntut ilmu, melarang pelakunya bersikap taqlid buta dan menyuruh pelakunya memeriksa dan membuktikan kebenaran secara hakiki. Tujuannya untuk mengantarkan umat manusia hidup bahagian. Meningkatkan mutu dan peranan dalam hidup manusia menuju ridho-Nya. Akhlaq bidang sosial Dalam bidanng ini, menurut Yatimin Abdullah akhlaq Islam menjunjung tinggi sifat tolong menolong , saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, kesamaan derajat, tenggang rasa, dan kebersamaan. Menurut Kuntowijoyo, Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam bidang ilmu sosial sangat diperlukan, yakni ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial tetapi juga memberikan petunjuk kearah transformasi. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah menuntun cara menuju tercapainya kehidupan sosial yang harmonis dan membimbing pelakunya dalam kehidupan sosia agar mematuhi segala peraturan perundang-undangan yang menjadi kesepakatan bersama sepanjang tidak keluar dari rel kebenaran Islam. Akhlaq bidang ekonomi Menurut Kaelany dalam Yatimin , ciri-ciri karakteristik ajaran akhlaqul karimah adalah bahwa ekonomi Islam merupakan bagian dari system ekonomi Islam dan ekonomi Islam merealisasikan keseimbangan individu dengan kepentingan masyarakat. Asas-asas pokok pendiri an ekonomi menurut karakteristik ajaran akhlaqul karimah, sebagai berikut: Kewajiban berusaha Kewajiban membsami pengangguran Mengakui hak milik Mewajibkan pada pelakunya agar tunduk di bawah kesejahteraan sosial Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam system ekonomi merupakan kebebasan terhadap pemilikan harta kekayaan, nilai keseimbangan, dan nilai keadilan merupakan kebualatan nilai yang tidak dapat dipisahkan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan secara lengkap dan sederhana serta dapat memberikan bantuan dan sumbangan menurut jalan Allah. Akhlaq bidang kesehatan Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mewajibakan memelihara kesehatan dengan cara mengajak dan menganjurkan seseorang untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mempertahankan kesehatan yang dimiliki, dll. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Akhlaq bidang politik

vi.

vii.

1. 2. 3. 4.

Politik dalam bahasa arab diwakili oleh kata as siyasah dan ad daulah. Dalam Al Quran terdapat perintah mentaati pemimpin termasuk penguasa di bidang politik, pemerintahan dan Negara. Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin namun menghendaki suatu ketaatan kritis. Akhlaq bidang pekerjaan Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dapat dilihat dari anjuran wajib kerja. Islam memandang bahwa bekerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar inil maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah SWT dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam Islam diantaranya, adalah adanya prinsip keseimbangan. Hal ini tatkala Nabi SAW melarang seorang sahabatberibadah di dalam masjid, tidak pernah bekerja mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Dia di beri makan dan di minum oleh saudaranya, maka orang tersebut tidak dapat pahala. Akhlaq bidang sains modern Karakteristik ajaran akhlaqul karimah sangat menekankan pentingnya sains modern dan disiplin dalam berbagai kehidupan, terutama disiplin waktu, sampai ada pepatah mengatakan waktu adalah pedang siapa yang tidak mampu mamanfaatkannya maka ia akan tertindas oleh waktu itu sendiri. Ciri-ciri orang menurut Mohammad Rifai, diantaranya : Dapat mengatur waktu dengan baik untuk melakukan sesuatu yang berguna Mentaati peraturan yang sudah di tetapkan , selama peraturan itu tidak bertentangan dengan ajaran Allah dan RosulNya Teguh, kokoh, dan memiliki pendirian, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk dan merugikan Gigihh , ulet, tidak pantang menyerah dalam mencapai cita-cita Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mengenai sains modern pada seseorang sangat di butuhkan sebab menerapkan sains modern pada seseorang , membuat seseorang tersebut tetap berpegang teguh pada peraturan dan takkan tergoyahkan aqidahnya.

Makalah Konsep Akhlak Dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN Manusia diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla sebagai kholifah yang bertugas untuk mengelola apa yang ada di dunia ini dengan cara yang baik sesuai dengan petunjuk dalam al-quran dan hadist. Hakekat seorang manusia adalah seorang makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang memiliki hak dan kewajiban untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia. Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan sehingga kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang utama yang mengatur ini semua adalah Akhlak manusia. Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri manusia. Manusia terlahir dengan sebuah fitrah yang suci, lingkunganlah yang kemudian akan mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang baik ataukah sebaliknya menjadi manusia yang berakhlak kurang baik. Oleh karena itu, ilmu tentang akhlak dan membina manusia untuk menciptakan akhlak yang baik dalam dirinya sangat diperlukan oleh semua manusia agar hidupnya dalam masyarakat selalu tenang dan tentram. BAB II PEMBAHASAN a. Pengertian akhlak Menurut (Sahilun A,1980), kata Akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun y yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun y yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq y yang berarti pencipta; demikian pula dengan akhluqun y yang berarti yang diciptakan. Kata akhlak menunjukkan sejumlah sifat tabiat fitri atau asli pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan) dan yang kedua bersifat zahiriah yang terwujud dalam perilaku.Menurut para ulama dan sarjana menuturkan bahwa akhlak ditinjau dari aliran atau ajaran yang dianggap benar. Dalam aspek sosiologis juga didefinisikan akhlak sesuai dengan disiplin ilmu sosiologi (ilmu dalam bermasyarakat). Sedangkan menurut aliran idealisme didefinisikan sesuai dengan aliran yang dianutnya. Menurut aliran utilitarianisme (menekankan aspek kegunaan) dan naturalisme (menekankan oada panggilan alam atau kejadian manusia itu sendiri atau fitahnya). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu perbuatan atau tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik (mahmudah). Tetapi manakala ia melahirkan perbuatan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk (madzmumah).

Pengertian sikap positif yang termasuk dalam akhlak yang terlihat melalui perilaku dapat ditunjukkan dengan beberapa sikap, tabiat, watak atau kebiasaan misalkan sikap pemaaf, amanah, sabar, rendah hati, dll. Sedangkan sikap negatif misalkan sikap pemarah, pendendam, dengki, khianat, sombong dll. Hal yang menentukan apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah norma-norma agama yang bersumber dari al-Haq yaitu Tuhan YME. Disebut akhlak karena: 1. Dilakukan berulang-ulang 2. Timbul dengan sendirinya dan tanpa berfikir panjang Moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik dan buruk. Dimasukkannya penilaian benar atau salah ke dalam moral, jelas menunjukkan salah satu perbedaan moral dan akhlak, sebab salah benar adalah penilaian dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam agama islam tidak dapat dicerai pisahkan dengan akhlak, seperti yang telah disinggung di atas. Akhlak islami berbeda dengan moral dan etika. Perbedaannya dapat dilihat terutama dari sumber yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama, nilai serta norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta nilai dan norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri. Yang menentukan baik atau buruk suatu sikap (akhlak) yang melahirkan suatu perilaku atau perbuatan manusia di dalam agama dan ajaran islam adalah al quran yang dijelaskan dan dikembangkan oelh Rasulullah dengan sunah beliau yang kini dapat dibaca di dalam kitab-kitab hadist. Yang menentukan perbuatan baik atau buruk dalam moral dan etika adalah adat istiadat dan pikiran manusia dalam masyarakat pada suatu tempat di suatu masa. Oleh karena itu dipandang dari sumbernya akhlak islami bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya, sedang moral dan etika berlaku selama masa tertentu di suatu tempat tertentu. b. Sumber dan Karakteristik Akhlak Akhlak dalam islam sangatlah menjadi faktor pembeda atau penciri yang menunjukkan perilaku hidup umat manusia dari umat pemeluk agama lain. Karakteristik akhlak ini dapat diterapkan atau sesuai untuk semua kelas individu baik ditinjau dari ras, suku, lingkungan, kehidupan sosial masyarakat dan lain sebagainya. Menurut Qardhawy (1997) dalam Daras (2006) karakteristik akhlak ada tujuh, yaitu:

1. Moral yang beralasan serta dapat difahami Akhlak yang harus disandang oleh seluruh umat islam bukanlah sesuatu yang bersifat dokmatis, tetapi sesuatu yang logis dan masuk akal. Maksudnya logis adalah dapat diargumentasikan dan dapat diterima oleh naluri manusia dan akal sehat. Hal ini mencakup tentang pembahasan tentang kebaikan atau kemaslahatan dan keburukan yang dilarang olehNya. 2. Moral Universal Dalam hal ini moral bersifat umum, berlaku untuk semua umat di dunia, tidak terbatas atas ras, suku, kebangsaan, golongan, kesukuan atau kaum. Pada dasarnya, moral universal ini didasarkan oleh karakter manusia, jadi setiap umat akan memiliki landasan moral yang seharusnya sama, tidak dibeda-bedakan, 3. Kesesuaian dengan fitrah manusia Islam memberikan pengakuan terhadap status manusia sebagai ciptaan Allah yang diberikan fitrah, keinginan, kecenderungan dan dorongan dari dalam jiwanya untuk berbuat. Manusia diperbolehkan untuk memiliiki apa saja yang dia sukai, dan melakukan apa saja yang ingin dia kerjakan asalkan tidak menyimpang dari ajaran islam. Islam datang untuk memberikan batasanbatasan demi kebaikan-kebaikan hidup manusia di dunia. Islam tidak mengubah fitrah yang ada pada diri manusia melainkan menyempurnakannya atau melengkapinya agar manusia dapat bertindak secara bijaksana terhadap apa yang ada dalam dirinya agar dalam kehidupannya dapat bersikap dengan baik sesuai dengan batasan yang dijelaskan. 4. Memperhatikan realita Seperti yang telah dijelaskan pada poin satu bahwa moral islam adalah sesuatu yang logis dan sesuai nurani manusia. Realita adalah hal yang mengarah pada keadaan manusia sehari-hari yang menunjukkan keinginan manusia pada hal-hal yang bersifat duniawi, sebab hal itu tentu tidak mungkin dapat dihilangkan dari diri manusia sebagai makhluk sosial. Al-quran tidak mengekang manusia untuk tidak melakukan apa yang secara alamiah dia inginkan, hanya saja Al-quran mengatur kita agar kita bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan sesuai dengan akal sehat dan pertimbangan kebaikan bersama. Dapat dicontohkan, kita tentu tidak bisa berbuat baik atau menganggap seorang musuh sebagai kawan, akan tetapi al-quran memberikan batasan agar bahwa kita tidak boleh berlaku tercela sekalipun kepada musuh kita, kita harus berlaku adil dengan tidak melakukan pelanggaran. Dalam konteks lain yang lebih universal dapat dijelaskan bahwa memandang realita maksudnya adalah memberikan kita kebebasan untuk berperilaku tetapi tetap harus berpegang pada al-quran. 5. Moral positif Dalam islam, selain seseorang itu harus memiliki moral yang baik dia harus memiliki ketangguhan dalam menghadapi cekaman sosial politik yang terjadi di luar. Sering kita jumpai bahwa manusia cenderung terbawa oleh arus yang terjadi di lingkungannya, bisa saja seseorang yang tadinya memiliki moral yang baik tetapi karena mengikuti trend sosial yang salah maka

akan menyebabkan moralnya menjadi tidak baik. Oleh karena itu, dalam al-quran telah dijelaskan pula bahwa sebagai seorang mukmin kita tidak diperkenankan untuk tinggal diam melihat kemunduran kondisi sosial dan politik yang terjadi, maka selain kita harus tetap mempertahankan moral islam kita, kita juga diperintahkan untuk mengubah semua paradigma sosial politik yang salah dimulai dari diri kita sendiri. 6. Komprehensifitas Moral islam adalah sebuah batasan dan cakupan yang kompleks. Tidak benar anggapan sebagian orang tentang islam yang menganggap bahwa islam hanyalah tentang kegiatan keagamaan, ibadah, seremonial dan sebagainya yang mendekatkan diri sebagai umat kepada Tuhannya. Lebih dari itu, islam mengatur pula bagaimana kita sebagai makhluk sosial untuk berperilaku sesuai porsinya sehingga kita sebagai umat islam akan memiliki nilai susila yang tinggi dan ajaran yangluhur. Moral islam mengatur hubungan mansia dengan Tuhannya, serta hubungan manusia dengan manusia. 7. Keseimbangan hidup atau Tawazun Dapat digambarkan secara umum bahwa kita harus bersikap adil terhadap apapun yang ada di dunia ini. Sebagai makhluk individu kita harus adil terhadap kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan ruh dan raga kita. Jika dilihat dari konteks manusia sebagai makhluk hidup dengan Tuhannya maka dapat digambarkan bahwa manusia sebagai kholifah di dunia ini, maka kita harus dapat memanfaatkan apa yang ada di dunia ini seoptimal mungkin untuk kesejahteraan kita selama ada di dunia, namun demikian kita juga harus ingat bahwa pemenuhan bekal kita di akhirat sebagai makhluk Tuhan yang pasti akan kembali juga harus dipenuhi. c. Prinsip - Prinsip Akhlak Prinsip-prinsip Akhlak digambarkan dengan faktor-faktor awal yang membentuk akhlak manusia. Dapat dijelaskan bahwa faktor pembentuk akhlak ada dua yaitu faktro intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri sebagai sifat bawaan sejak lahir, sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari pengaruh lingkungan terhadap perkembangan kejiwaan manusia. Ada enam prinsip akhlak yang dijelaskan dalam Daras (2006) yaitu sebagai berikut ini: 1. Intrik atau naluri Intrik atau naluri adalah sifat dasar manusia yang dibawanya sejak lahir. Naluri secara umum dijelaskan sebagai suatu sifat yang dilakukan dengan tanpa harus berlatih tetapi muncul dengan sendirinya dari dalam diri manusia yang bersangkutan untuk mencapai tujuan tetentu. Naluri berasal dari dalam jiwa manusia sebagai faktor psikologi. Contoh naluri manusia adalah: Naluri untuk makan (nutrive instinct). Naluri ini dibawa sejak lahir oleh manusia untuk dapat bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh dan berkembang,

Naluri berjodoh (sexual instinct). Naluri ini dijelaskan sebagai kebutuhan biologis manusia (laki-laki dan perempuan), Naluri keibu-bapakan (Paternal instinct). Sikap kecintaan terhadap anak-anak sebagai seorang ayah atau ibu, Naluri berjuang (combative instinct). Sikap manusia untuk menjawab tantangan, menghindari gangguan, dan mempertahankan diri dari serangan, Naluri ber-Tuhan. Tabiat manusia untuk dapat merasakan rindu dan menunjukkan kecintaannya kepada Allah sebagai makhluk Tuhan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan beragama.

Naluri dapat membawa manusia kepada jalan yang benar tetapi terkadang juga kepada jalan yang salah tergantung kepada individu yang memiliki naluri tersebut untuk dapat memanagenya.Sehingga islam hadir untuk membantu manusia dalam mengendalikan nalurinya agar tidak aniaya terhadap diri sendiri tetapi dapat tersalurkan sesuai dengan tuntunan dari Ilahi. 2. Keturunan Salah satu yang menjadi dasar dalam penurunan moral dan etika adalah berasal dari nenek moyang. Dalam Daras (2006) diilustrasikan bahwa manusia itu ibarat satu pohon, dari batang ke cabang, kemudian dari cabang ke ranting akan menunjukkan kesamaan atau paling tidak kemiripan. Begitu pula dalam diri manusia, moral manusia adalah sebagian dari apa yang diwariskan oleh nenek moyang. Selain fisik yang sama, kemungkinan akan memiliki sikap, perasaan, dan etika dalam hidup yang sama. Sikap umum hingga khusus yang dapat diwariskan adalah sebagai berikut ini: a. Manusia menurunkan selain sifat fisik juga mental yang berupa pembawaan mental, moral, etika dan perasaan yang diwariskan kepada generasi selanjutnya, hal ini adalah sebuah keistimewaan bagi manusia. b. Selain sifat manusia yang diwariskan secara general, terdapat juga pengaruh dari kebangsaan, suku atau ras. Umumnya setiap negara, suku dsb akan mewariskan sifat-sifat khusus yang berasal dari hasil kebudayaan nilai norma yang terbentuk di masyarakatnya. Hal ini termasuk ke dalam aspek Antropoligi dan Etnologi. c. Sifat yang paling inti adalah sifat yang diturunkan oleh keluarga yang dipimpin oleh kedua orang tua sebagai indukkan. Sifat fisik akan sangat nyata kemiripannya atau kesamaannya, begitu juga dengan pewarisan tentang sikap, nilai dan norma yang tertanam di dalam jiwa manusia yang menghadirkan bentuk moral padanya. 3. Azam

Azam adalah sebuah kemauan atau keinginan yang keras yang hadir dalam pemikiran dan hati manusia untuk dpat melaksanakan suatu hal tertentu. Azam ini akan membawa manusia dalam kekerasan hati untuk berlaku yang baik atau yang buruk. Telah dicontohkan pada diri Rasulullah SAW, tentang sikap keras pada pendirian dan kemauan yang besar untuk bertahan dalam menghadapai sesuatu demi kebaikan, hal inilah yang seharusnya kita contoh. Ada dua contoh kehendak yaitu: a. Kelemahan kehendak, yaitu sikap kurang adanya kemauan untuk berjuang, untuk bertahan atau dengan kata lain dapat digambarkan sebagai sikap mudah menyerah. Kurangnya kemauan menyebabkan manusia malas untuk berusaha. b. Kehendak yang kuat tetapi kearah yang salah, hal ini dapat ditunjukkan dengan pola hidup yang merusak dan dzalim. 4. Dlamir atau suara Batin Suara batin adalah sebuah panggilan atau perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu perbuatan yang telah dia lakukan sediri. Sederhananya, apabila kita melakukan kesalahan yang melanggar dari batasan yang telah ditetapkan maka akan timbul rasa sesal atau rasa bersalah karena perbuatan yang telah kita lakukan. Peran hati dalam hal ini adalah untuk mencegah kita melakukan keburukan dan berubah untuk melakukan kebaikan. Panggilan hati lebih utamanya adalah panggilan untuk berbuat kebaikan yang merupakan kewajiban umat manusia. 5. Kebiasaan Perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menyebabkan syaraf otak kita menjadi terpengaruh dan menjadikannya perbuatan rutinan yang kita lakukan. Secara lebih rinci, setiap kali kita melakukan perbuatan maka hal itu akan membekas di dalam otak kita, maka apabila kita diminta untuk mengulanginya maka akan lebih mudah bagi kita. Setiap kali perbuatan itu dilakukan akan semakin memberikan bekas dan melatih otak untuk mengingat dan melakukan perbuatan itu. Untuk merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik maka hal yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut, o Niat yang sungguh-sungguh o Kesadaran akan pentingnya perubahan tersebut o Selalu istiqomah dan setia terhadap usaha yang dilakukan o Mengisi waktu kosong dengan berlaku yang baik agar kebiasaan dapat bergeser o Mencari kesempatan untuk melaksanakan niat tersebut o Berusaha menolak apabila kebiasaan buruk itu akan muncul lagi 6. Lingkungan Lingkungan dalam hal ini menunjukkan adanya perbedaan akhlak manusia berdasarkan lingkungannya, baik secara geografis maupun sosial. Secara sosial maka manusia sebagai

makhluk sosial pasti melakukan interaksi dengan masyarakat, hal ini menimbulkan hadirnya pemahaman mengenai sikap-sikap yang kemudian tertanam di dalam dirinya sehingga terbentuk menjadi akhlak. BAB IV PENUTUP Kesimnpulan Akhlak dapat menentukan perilaku suatu umat yang terwujud dalam moral dan etika dalam kehidupan. Sehingga dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga manusia dapat menentukan pilihan yang terbaik dalam hidupnya. Dalam islam akhlak bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah yang menjadi pedoman hidup kaum. Maka dari itu umat islam selama masih berpegangan pada Al-Quran dan As-Sunnah dalam proses kehidupannya, maka dijamin bahwa kualiatas hidup suatu umat akan baik, terhindar dari hal-hal menyesatkan yang dapat membawa pada kehancuran baik di dunia dan di akhirat. Karena semua tatanan kehidupan terdapat dalam sumber tersebut. Dengan kata lain, akhlak adalah suatu sistem yang mengatur perbuatan manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan hewan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar. Maka dari itu pentingnya suatu kaum memiliki akhlak yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. DAFTAR PUSTAKA Sahilun A. 1980. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini. PT. Al-Maarif: Bandung Tim Dosen Agama Islam. 2002. Pendidikan Agama Islam. UB: Malang Wahyuddin, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam. Grasindo: Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi