Vous êtes sur la page 1sur 12

PRAKTIKUM PETROLOGI Hari/Tgl : Sabtu/5 Oktober 2013 Acara : Batuan Beku Intermedit Nama : Suryadi NIM : D611 11 252

No. Sampel Jenis Batuan Warna - Segar - Lapuk Tekstur - Kristalinitas - Granularitas Fabrik - Bentuk - Relasi Struktur Komposisi Mineral - Mineral Utama

: 02 : Batuan Beku Intermedit

: Abu-abu : Coklat : Hipokristalin : Porfiroafanitik : Subhedral-Anbhedral : Equigranular : Masif : - Plagioklas

- Mineral Tambahan : - Kuarsa, Massa Dasar Deskripsi Mineral Komposisi Mineral Utama : Nama Mineral Plagioklas Kuarsa Massa Dasar : Dasit (Fenton, 1940) : Warna Putih Putih Abu-abu Relatisitas 60 % 10% 30%

Mineral Tambahan

Nama Batuan Keterangan

Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar abu-abu, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin (tersusun dari sebagian kristal dan sebagian massa dasar), granularitas porfiroafanitik (fenokris tertanam pada massa dasar gelas), fabrik terdiri dari bentuk yaitu subhedral-anhedral, relasi equigranular karena ukuran butirannya relatif sama besar dan struktur dari batuan ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah Dasit (Fenton, 1940). Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi (pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral Plagioklas dengan suhu 500-12000C dan Kuarsa pada suhu berkisar <3750C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan gunung api. Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan beku gang (korok) yaitu sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih

atas dan menyusup ke sela-sela pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam (intrusif). Karena batuan ini terbentuk di gang sehingga teksturnya porpiri. Batuan ini berasosi dengan Andesit Porfiri dan Basalt Porfiri. Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai bahan baku bangunan perumahan, bahan pembangunan jalanan dan sebagai bahan penelitian.

Referensi : - http://nationalinks.blogspot.com/2010/02/gambar-genesa-kegunaan-batuan-beku - http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang menyusun-bumi/ - http://vidialevandri.blogspot.com/2012/02/batuan-beku-berdasarkan-tempat.html - Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Universitas Hasanuddin

ASISTEN

PRAKTIKAN

( SAYYIDATINA HS )

( SURYADI )

PRAKTIKUM PETROLOGI Hari/Tgl : Sabtu/5 Oktober 2013 Acara : Batuan Beku Intermedit Nama : Suryadi NIM : D611 11 252

No. Sampel Jenis Batuan Warna - Segar - Lapuk Tekstur - Kristalinitas - Granularitas Fabrik - Bentuk - Relasi Struktur Komposisi Mineral - Mineral Utama

: 03 : Batuan Beku Intermedit

: Abu-abu : Coklat : Hipokristalin : Porfiroafanitik : Subhedral-Anhedral : Inequigranular : Masif : - Hornbelnde

- Mineral Tambahan : - Piroksin, Massa Dasar Deskripsi Mineral Komposisi Mineral Utama : Nama Mineral Hornblende Piroksin Massa Dasar Warna Hitam Hitam Abu-abu Relatisitas 40 % 15 % 45 %

Mineral Tambahan

Nama Batuan Keterangan

: Andesit Porphyri (Fenton, 1940) :

Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar abu-abu, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin (tersusun sebagian dari kristal dan sebagian dari massa dasar), granularitas porfiroafanitik (fenokris tertananm pada massa dasar), fabrik terdiri dari bentuk yaitu subhedral-anhedral, relasi inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama besar dan struktur dari batuan ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah Andesit Porphyri (Fenton, 1940). Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi (pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral Piroksin dengan suhu 1000-12000 C, dan Hornblende pada suhu berkisar 800-10000 C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.

Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan beku gang (korok) yaitu sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam (intrusif). Karena batuan ini terbentuk di gang sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Andesit Porphyri (Fenton, 1940). Batuan ini berasosi dengan Dasit, dan Basalt Porfiri. Kegunaan dari batuan ini adalah digunakan untuk bahan infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung, irigasi, bendungan, perumahan, landasan terbang, pelabuhan dan lain-lain.

Referensi : - http://nationalinks.blogspot.com/2010/02/gambar-genesa-kegunaan-batuan-beku - http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang menyusun-bumi/ - http://vidialevandri.blogspot.com/2012/02/batuan-beku-berdasarkan-tempat.html - Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Universitas Hasanuddin

ASISTEN

PRAKTIKAN

( SAYYIDATINA HS )

( SURYADI )

PRAKTIKUM PETROLOGI Hari/Tgl : Sabtu/5 Oktober 2013 Acara : Batuan Beku Intermedit Nama : Suryadi NIM : D611 11 252

No. Sampel Jenis Batuan Warna - Segar - Lapuk Tekstur - Kristalinitas - Granularitas Fabrik - Bentuk - Relasi Struktur Komposisi Mineral - Mineral Utama

: 01 : Batuan Beku Intermedit

: Abu-abu : Coklat : Holokristalin : Faneritik : Euhedral-Subhedral : Equigranular : Masif : - Plagioklas

- Mineral Tambahan : - Ortoklas, Kuarsa dan Hornblende Deskripsi Mineral Komposisi Mineral Utama : Nama Mineral Plagioklas Ortoklas Mineral Tambahan Kuarsa Hornblende Nama Batuan Keterangan : Granodiorite (Fenton, 1940) : Warna Putih Putih Putih Hitam Relatisitas 47 % 32 % 8% 13 %

Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar abu-abu, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas holokristalin (tersusun dari seluruhnya kristal), granularitas faneritik (mineralnya jelas), fabrik terdiri dari bentuk yaitu euhedral-subhedral, relasi equigranular karena ukuran butirannya relatif sama besar dan struktur dari batuan ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah Granodiorite (Fenton, 1940). Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi (pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral Plagioklas dengan suhu 500-12000 C, Hornblende pada suhu berkisar 800-10000 C, Ortoklas pada suhu 500-6000 C dan Kuarsa pada suhu <3750 C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan gunung api. Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan beku gang (korok) yaitu sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih

atas dan menyusup ke sela-sela pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam (intrusif). Karena batuan ini terbentuk di gang sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Granodiorite (Fenton, 1940) (Fenton, 1940). Batuan ini berasosi dengan Monzonite, diorit kuarsa, dan diorit. Kegunaan dari batuan ini adalah digunakan sebagai untuk lantai dan ornament dinding.

Referensi : - http://nationalinks.blogspot.com/2010/02/gambar-genesa-kegunaan-batuan-beku - http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang menyusun-bumi/ - http://vidialevandri.blogspot.com/2012/02/batuan-beku-berdasarkan-tempat.html - Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Universitas Hasanuddin

ASISTEN

PRAKTIKAN

( SAYYIDATINA HS )

( SURYADI )

PRAKTIKUM PETROLOGI Hari/Tgl : Sabtu/5 Oktober 2013 Acara : Batuan Beku Intermedit Nama : Suryadi NIM : D611 11 252

No. Sampel Jenis Batuan Warna - Segar - Lapuk Tekstur - Kristalinitas - Granularitas Fabrik - Bentuk - Relasi Struktur Komposisi Mineral - Mineral Utama

: 04 : Batuan Beku Intermedit

: Abu-abu : Coklat : Hipokristalin : Faneroporfiritik : Euhedral-Subhedral : Equigranular : Masif : - Plagioklas

- Mineral Tambahan : - Kuarsa, Massa Dasar Deskripsi Mineral Komposisi Mineral Utama : Nama Mineral Plagioklas Kuarsa Massa Dasar : Quartz Diorite (Fenton, 1940) : Warna Putih Putih Abu-abu Relatisitas 50 % 30 % 30 %

Mineral Tambahan

Nama Batuan Keterangan

Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar abu-abu, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin (tersusun dari sebagian kristal dan sebagian massa dasar), granularitas faneroporfiritik (fenokris tertanam pada massa dasar kristal), fabrik terdiri dari bentuk yaitu subhedral-anhedral, relasi equigranular karena ukuran butirannya relatif sama besar dan struktur dari batuan ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah Quartz Diorite (Fenton, 1940). Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi (pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral Plagioklas pada suhu berkisar 500-12000 C, dan Kuarsa pada suhu <3750 C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.

Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan beku gang (korok) yaitu sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam (intrusif). Karena batuan ini terbentuk di gang sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Quartz Diorite (Fenton, 1940). Batuan ini berasosi dengan Granodiorit dan Monxonite. Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya, batu ornamen dinding maupun lantai dan bahan baku industri dan ilmu pengetahuan.

Referensi : - http://nationalinks.blogspot.com/2010/02/gambar-genesa-kegunaan-batuan-beku - http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang menyusun-bumi/ - http://vidialevandri.blogspot.com/2012/02/batuan-beku-berdasarkan-tempat.html - Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Universitas Hasanuddin

ASISTEN

PRAKTIKAN

( SAYYIDATINA HS )

( SURYADI )

Vous aimerez peut-être aussi