Vous êtes sur la page 1sur 20

AKHLAQ AL KARIMAH DALAM DUNIA MODERN

I. Tantangan Meraih Akhlaq al Karimah dalam Budaya Modern

1. Narkotika, Penyalahgunaan Obat dan Pergaulan Bebas


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Namun, hal itu belum diikuti dengan usaha yang mumpuni untuk membentuk watak generasi mudanya agar berakhlaqul karimah sehingga mampu menjadi motor penggerak kemajuan bangsa dan bisa sejajar dengan bangsa lain. Hal ini dilihat dari kenyataan bahwa moralitas kaum muda Indonesia terus mengalami degradasi dan mencapai titik yang mengkhwatirkan. Remaja terusmenurus dirundung oleh berbagai permasalahan sosial yang jika tidak ditangani dengan baik akan menciptakan berbagai penyakit sosial di masyarakat, misalnya masalah seks bebas, penyalahgunaan narkotika, minuman keras, dan tindak kejahatan yang dilakukan.

Kehidupan seks bebas di kalangan remaja.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berdasar survei menyatakan separuh remaja perempuan lajang yang tinggal di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi kehilangan keperawanan dan melakukan hubungan seks pranikah. Bahkan, tidak sedikit yang hamil di luar nikah. Rentang usia remaja yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah antara 13-18 tahun. Temuan serupa juga terjadi di kota-kota besar lain di Indonesia. Selain di Jabodetabek, data yang sama juga diperoleh di wilayah lain. Di Surabaya misalnya, remaja perempuan lajang yang kegadisannya sudah hilang mencapai 54 persen, di Medan 52 persen, Bandung 47 persen, dan Jogjakarta 37 persen.

Kehidupan seks bebas tentunya akan melahirkan berbagai permasalahan yang tidak diinginkan. Satu diantaranya adalah kehamilan di luar pernikahan yang memberi kontribusi bagi meningkatnya kasus aborsi di Indonesia. Tindakan remaja yang seringkali tanpa kendali menyebabkan bertambah panjangnya problem sosial yang dialaminya. Menurut WHO, di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50 % diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90 % terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

Maraknya perilaku seks bebas, khususnya di kalangan remaja berimbas pada kasus infeksi penularan HIV/AIDS yang cenderung berkembang di Indonesia. Perilaku seks bebas merupakan memicu meluasnya kasus HIV/AIDS.

Grafik Jumlah Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia 10 Tahun Terakhir Berdasarkan Tahun Pelaporan s.d 30 Juni 2010

Grafik Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Provinsi

Grafik Persentase Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Kelompok Umur

Selain seks bebas, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang juga sangat mengkhawatirkan. Sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan minuman keras adalah remaja terbagi dalam golongan umur 14-16 tahun (47,7%), golongan umur 17-20 tahun (50,1%) dan golongan umur 21-24 tahun (31%). Dan berdasarkan hasil survey dinas penelitian dan pengembangan (DISLITBANG) POLRI memperlihatkan bahwa pemakaian narkotika dan minuman keras di Indonesia terbanyak dari golongan pelajar baik SLTP, SLTA, dan Mahasiswa yang jumlahnya mencapai 70%, sedangkan yang lulusan SD sebanyak 30%.

Faktor utama yang menyebabkan remaja menyalahgunakan narkoba dimulai dari pengaruh lingkungan (86%), sekedar iseng atau coba-coba (74,15%), pola asuh yang otoriter (70%), pengaruh dari teman sebaya (51,14%), dan pengaruh film dan TV (47,15%). BNN melakukan survei menurut pendapat remaja menunjukkan bahwa keluarga berperan besar untuk mencegah terjadinya perilaku penyimpangan penggunaan narkoba. Hal itu terlihat dari keteladanan orang tua menjadi cara terampuh bagi para remaja untuk membentengi dari narkoba (59%). Kemudian diikuti dengan pendidikan agama dalam keluarga (47%), disiplin dalam keluarga (32,44%), dan hubungan keluarga yang harmonis (28,32%).

2. Ketidakpedulian terhadap Alam


Satu diantara tantangan mengimplementasikan akhlaqul karimah adalah ketidakpedulian manusia akan lingkungan hidup. Indonesia saat ini mengalami kerusakan hutan paling parah di dunia. Menurut survei, hutan Indonesia pada tahun 1985 adalah sekitar 119 juta hektar, yang akan ini merupakan penurunan 27% dari area hutan pada tahun 1950. Antara tahun 1970-an sampai 1990-an, pembabatan hutan rata-rata mencapai 0,6-1,2 juta hektar. Defortasi pertahun pada tahun 1985-1997 adalah sebesar 1,7 juta hektar. Defortasi paling parah terjadi di Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan, yang semuanya kehilangan rata-rata 20% dari total wilayah hutannya. Proses defortasi ini adalah satu diantara faktor utama penyebab meningkatnya suhu secara global. Yang dikenal dengan istilah pemanasan global (global warming).

Penyebab pemanasan global: 1.Efek rumah kaca 2.Efek umpan balik 3.Efek matahari. Dampak pemanasan global 1. Iklim Mulai Tidak Stabil 2. Suhu global cenderung meningkat 3. Gangguan ekologis 4. Dampak sosial dan politik

II. Berakhlaqul Mulia dan Berbudaya Modern

Ketidakseimbangan tatanan dunia yang pada akhirnya menyebabkan berbagai bencana adalah karena manusia tidak bisa berlaku sebagai khalifah di alam ini sebagaimana yang digariskan oleh Allah sebelumnya. Harmoni antara manusia dan alam telah rusak dan kenyataannya belum banyak orang yang menyadari hal ini. Namun, tidak setiap orang menyadari bahwa ketidakseimbangan ini adalah lantaran rusaknya harmoni antara manusia dan Tuhan. Ini melibatkan keterikatan yang mencakup semua pengetahuan, dan kenyataan ilmu-ilmu modern sendirinya adalah buah dari seperangkat faktorfaktor yang mencakup semua tradisi intelektual dan keagamaan.

Al-Quran sering menyatakan bahwa semua di alam ini diciptakan dalam ukuran yang tepat. Allah berfirman:
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (Al-Furqan[25]:2)

Penciptaan alam ini bukanlah tanpa tujuan, namun ini semua bagi sebesar-besar kepentingan manusia. Allah berfirman:
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan pikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (Q.S al-Ahzab(33); 72)

Alam semesta bekerja dengan sangat teratur dan di bawah kendali hukum alam yang digariskan oleh Allah. Allah berfirman:
Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang pemotong. (Q.S. Al-baqarah [2]: 107)

Dalam ayat lain, Allah berfirman:


Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di di dalamnya; dan Dia maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. AlMaidah [5]: 120)

Dan juga ayat berikut:


Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allahlah kembali (semua makhluk). (Q.S. Al-Nur [24]: 42)

Allah menyatakan bahwa semua yang ada di alam ini adalah sebagai ciptaan-Nya. Dalam hal ini Allah berfirman:
Dan tiadalah bintang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Q.S. Al-Anam [6]: 38)

Eksistensi berbagai ciptaan-Nya di alam ini menunjukkan akan keagungan Allah. Dalam hal ini, Allah berfirman:
Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. Dan Dia yang Maha Perkasa lagi maha Bijaksana. (Q.S. Al-Hasyr [59]: 24)

Dan:
dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagiandari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. AlNur [24]: 45)

Semua yang terjadi di alam ini adalah di bawah pengetahuan-Nya hingga sebutir debu yang jatuh ke tanah. Allah berfirman:
dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (Q.S. Al-Anam [6]: 59)

Al-Quran mengingatkan agar manusia tidak lupa diri akan keberadaannya di alam ini. Manusia hanyalah bagian kecil dari alam ini. Proses penciptaan manusia hanyalah perkara sepele bagi Tuhan. Proses penciptaan alam ini tentunya sebuah fenomena yang lebih besar yang perlu diperhatikan. Namun, manusia sering melupakannya dan menjadi sombong lantaran hak istimewa yang disandangnya sebagai khalifah di bumi. Karena itu, manusia mesti menyadari akan amanat yang disandangnya. Menjadi khalifah berarti bahwa menjadi wakil Tuhan dalam mengelola semua potensi yang ada di alam ini adalah kebaikan seluruh umat tanpa harus merusak lingkungannya. Tanggung jawab yang besar ini secara jelas memerlukan keahlian spesifik yang komprehensif. Manusia tidak hanya perlu pintar, tetapi juga perlu spiritualitas dan kepribadian yang baik sehingga mereka selalu bisa menahan diri untuk tidak merusak alam ini.

Vous aimerez peut-être aussi