Vous êtes sur la page 1sur 34

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS CTL


Kerja sama Saling menunjang Menyenangkan, Tidak membosankan Belajar dengan bergairah Pembelajaran terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif Sharing dengan teman Siswa kritis guru kreatif Dinding kelas & lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, petapeta, gambar, artikel, humor, dll. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dll.

Enam Unsur Kunci Pembelajaran Kontekstual


1. 2. 3. 4. 5. 6. Pembelajaran bermakna Penerapan pengetahuan Berfikir tingkat lebih tinggi Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar Responsive terhadap budaya Penilaian otentik

(University of Washington, 2001)

Keterangan
1. Pembelajaran Bermakna Siswa berkepentingan terhadap konten yang harus dipelajari Pembelajaran dipersepsi dengan hidup mereka
2. Penerapan Pengetahuan Kemampuan untuk melihat apa yang dipelajari ditetapkan dalam tatanan-tatanan yang berfungsi pada masa sekarang dan akan datang 3. Berfikir Tingkat Lebih Tinggi Siswa dilatih berfikir dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu issu, atau memecahkan masalah

4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar Konten pengajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal, nasional, asosiasi, dan atau industri

5. Responsive terhadap budaya Memahami dan menghormati nilai-nilai, keyakinankeyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan siswa, sesama rekan pendidik, dan masyarakat tempat mereka mendidik
6. Penilaian Otentik Penggunaan berbagai macam strategi penilaian

Ada 7 komponen utama pendekatan pembelajaran

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Konstruktivisme (constructivism) Menemukan (inquiry) Bertanya (questioning) Masyarakat belajar (learning community) Pemodelan (modeling) Refleksi (reflection) Penilaian sebenarnya (authentic assessment)

KETERANGAN

1. Konstruktivisme :

Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

2. Menemukan (Inkuiri)

Siklus menemukan meliputi :

* Observasi (pengamatan) * Bertanya * Mengajukan dugaan (hipotesis) * Mengumpulkan data * Menyimpulkan

3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya Siswa membuat peta kota-kota besar sendiri. Siswa membuat paragraf deskripsi sendiri. Siswa membuat bagan sisilah raja-raja Majapahit sendiri. Siswa membuat penggolongan tumbuh-tumbuhan sendiri. Siswa membuat essai atau usulan kepada Pemerintah tentang berbagai masalah di daerahnya sendiri. Dst 4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien yang lain Karya siswa disampaikan teman sekelas atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan Bertanya jawab dengan teman Memunculkan ide-ide baru Melakukan refleksi Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di dinding kelas, dinding sekolah, majalah dinding, majalah sekolah, dsb.

Langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri):

1.

Merumuskan masalah (dalam matapelajaran apapun) Bagaimanakah silsilah raja-raja Majapahit? (sejarah) Bagaimanakah cara melukiskan suasana menikmati ikan bakar di tepi pantai Kendari? (bahasa Indonesia) Ada berapa jenis tumbuhan menurut bentuk bijinya? (biologi) Kota mana saja yang termasuk kota besar di Indonesia? (geografi)

2. Mengamati atau melakukan observasi Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati

3. Bertanya :

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Pada semua aktivitas belajar, bertanya dapat diterapkan antarsiswa, antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan ahli/model.

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk

(1). Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis (2). Mengecek pemahaman siswa (3). Membangkitkan respon kepada siswa (4). Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa (5). Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa (6). Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru (7). Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa (8). Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

.4. Masyarakat belajar : Terjadi jika ada proses komunikasi dua arah. Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman, antarkelompok.

Masyarakat belajar di kelas dapat terwujud dalam :


Pembentukan kelompok kecil Pembentukan kelompok besar Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi,polisi, tukang kayu, dsb) Bekerja dengan kelas sederajat Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya Bekerja dengan masyarakat

5. Permodelan : Ada model yang bisa ditiru, atau memberi contoh. Model bisa guru, siswa, dan ahli untuk topik tertentu yang didatangkan dari luar.

Bagaimanakah contoh permodelan dikelas?


praktek

Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa Guru PPKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh itu Guru geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya Guru biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan Guru bahasa Indonesia menunjukkan teks berita dari Harian Kompas, Jawa Pos, dsb. sebagai model pembuatan berita Guru kerajinan mendatangkan model tukang kayu ke kelas, lalu memintanya untuk bekerja dengan peralatannya, sementara siswa menirunya.

6. Refleksi : Cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu.

Realisasi refleksi di kelas


pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu catatan atau jurnal di buku siswa kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu diskusi hasil karya

7. Penilaian sebenarnya : Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil dengan berbagai cara bai tes maupun nontes

Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa


(1). Proyek/kegiatan dan laporannya (2). PR (3). Kuis (4). Karya siswa (5). Presentasi atau penampilan siswa (6). Demonstrasi (7). Laporan (8). Jurnal (9). Hasil tes tertulis (10). Karya tulis

Intinya, dengan authentic assessment, pertanyaan yang ingin dijawab adalah Apakah anak-anak belajar?, bukan apa yang sudah diketahui?. Jadi, siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai cara. Tidak melulu dari hasil ulangan tulis!

PERBEDAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL (BEHAVIORISME/STRUKTURALISME)

No. 1.

PENDEKATAN CTL Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

PENDEKATAN TRADISIONAL Siswa adalah penerima informasi secara pasif

2.

Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. Perilaku dibangun atas kesadaran diri.

Siswa belajar secara individual

3.

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

4.

Perilaku dibangun atas kebiasaan

5.

Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

6.

Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adakah pujian atau nilai (angka) rapor.

7.

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan

Seseorang tidak melakuakn yang jelek karena dia takut hukuman.

8.

Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata

Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural : rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan (drill)

9.

Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa.

Rumus itu ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan, dan dilatihkan.

10.

Pemahaman rumus itu relatif berbeda antara siswa yang satu dengan lainnya, sesuai dnegan skemata siswa (ongoing process of development)

Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang). Hanya ada dua kemungkinan, yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang benar.

11.

Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajaran

Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal), tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran

12.

Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya.

Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di luar diri manusia.

13.

Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan (dikonstruksi) oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative & incomplete)

Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final.

14.

Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masingmasing. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan.

Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

15.

Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa

16.

Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll.

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

17.

Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks, dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas

18.

Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek

19.

Perilaku baik berdasar motivasi instrinsik.

Perilaku baik berdasar motivasi ekstrinsik.

20.

Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah yang menyenangkan

Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan Pembelajaran awal

Apersepsi Pembentukan kelompok Bagaimana cara menentukan kelompok diskusi siswa?

Contoh penentuan kelompok siswa


Peringkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Team
A B C D E F G H I J J I H G F E D C B A A B C D E F G H I J J I H G F E D C B A

Tinggi

Rata-rata atas

Rata-rata bawah

Rendah

2. Kegiatan Inti
a. Diskusi
Diskusi Kelompok, satu kelompok mendiskusikan satu topik Presentasi

b. Kelompok belajar
Setiap kelompok mediskusikan soal yang sama Presentasi

c. Turnamen

Turnamen Sebelum mulai turnamen guru meminta siswa pindah ke kelompok turnamen yang telah ditentukan oleh guru. Pada setiap meja turnamen disediakan : 1 set lembar turnamen kunci jawaban kartu nomor, jumlahnya sesuai nomor soal format skor turnamen

Di bawah ini gambaran meja turnamen yang terdiri dari 4 anggota turnamen
Rata-rata Rata-rata

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rata-rata

Rata-rata

Rendah

Meja Pertandingan 1

Meja Pertandingan 2

Meja pertandingan 3

Meja Pertandigan 4

Tinggi

Rata-rata

Rata-rata

Rendah

Tinggi

Rata-rata

Rata-rata

Rendah

Catatan: untuk 10 kelompok diskusi siswa dapat disiapkan 12 meja turnamen.

Kelompok Pertandingan I. Tim A, B, C dan D


Menjadi 4 meja pertandingan Setiap meja pertandingan terdiri dari 4 pemain Menjadi 4 meja pertandingan Setiap meja pertandingan terdiri dari 3 pemain Menjadi 4 meja pertandingan Setiap meja pertandingan terdiri dari 3 pemain

II.

Tim E, F, G

III.

Tim H, I, J

Peran Siswa Dalam Turnamen


Penantang Kedua (2nd Challenger)

Penantang Pertama (1st Challenger)

Pengecek Jawaban (Checker)

Pembaca (Reader)

Pemberian Skor Setelah Pertandingan sesuai tabel berikut :


Pemain Tidak kembar Top skor Skor tengah atas Skor tengah bawah Skor bawah 60 40 30 20 Skor diatas kembar 50 50 30 20 Skor tengah kembar 60 40 40 20 Skor bawah kembar 60 40 30 30 Skor 3 skor atas kembar 50 50 50 20 3 skor bawah kembar 60 30 30 30 Semua kembar 40 40 40 40 2 bawah 2 atas kembar 50 50 30 30

a. Tabel 2.2 : Skor Turnamen dengan 4 pemain

Pemain Tidak kembar Top skor Skor Tengah Skor bawah 60 Skor atas kembar 50

Skor Skor bawah kembar 60 30 30 Semua kembar 40 40 40

40 2.3 : Skor Turnamen 50 dengan 3 pemain b. Tabel

20

20

Pemain Tidak Kembar Skor Atas Skor Bawah 60 20

Skor Kembar 40 40

c. Tabel 2.4 : Skor Turnamen dengan 2 pemain

Penghargaan Tim (Team Recognition)


Kriteria penghargaan sesuai tabel berikut:
Kriteria Rata-rata Tim Penghargaan (award)

31 40 41 45 46 keatas

CUKUP (Good Team) BAIK (Great Team) AMAT BAIK (Super Team)

3. Penutup Kesimpulan dan hasil pembelajaran Siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dalam bentuk tulisan. Misalnya siswa membuat lirik nyanyian tentang materi pembelajaran

Penghargaan
Super Team
Pada minggu

Penghargaan ini diberikan kepada Tim


(Anggota : ) ( tanggal; tahun .. ) ( Tanda tangan guru )

Penghargaan Great Team

Penghargaan ini diberikan kepada

Tim
(Anggota : )

( Topik : .. )
Jakarta, ......................

( Tanda tangan guru )

Penghargaan

Good Team

Penghargaan ini diberikan kepada

Tim
(Anggota : ( Topik : .. ) Jakarta, ...................... )

( Tanda tangan guru )

Selanjutnya guru meminta 4 orang siswa dengan topik yang berbeda untuk presentasi tentang topiknya didepan kelas secara bergiliran.

Akhirnya guru mengadakan tes secara individual dan dikoreksi langsung sambil dibahas. Skor atau nilai siswa dalam kelompok belajar (home group) dirataratakan. Dan untuk memotivasi siswa guru memberikan penghargaan kepada kelompok belajar/home group yang nilai rata-ratanya tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi