Vous êtes sur la page 1sur 42

MANAJEMEN LAKTASI Gerakan nasional peningkatan penggunaan air susu ibu (ASI) merupakan salah satu upaya pemerintah

untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Upaya yang penting ini, keberhasilannya perlu didukung dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat. Para ibu, sebagai pelopor peningkatan kualitas sumber daya Indonesia, patut menyadari dan meningkatkan pengetahuannya untuk menunjang gerakan ini. Pada dasarnya, segera setelah melahirkan, secara naluri setiap ibu mampu menjalankan tugas untuk menyusui bayinya. amun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui yang baik dan benar, setiap ibu perlu mempelajarinya. !ukan saja ibu"ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi juga ibu"ibu yang baru melahirkan anak yang kedua dan seterusnya. #engapa $ %arena setiap bayi lahir merupakan indi&idu tersendiri, yang mempunyai &ariasi dan spesi'ikasi sendiri. (engan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi yang baru lahir ini, agar dapat berhasil dalam menyusui. Untuk itu diperlukan moti&asi yang tinggi sejak dini dan dukungan serta bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan yang mera)at ibu selama hamil, bersalin dan masa ni'as. (engan mengikuti dan mempelajari segala pengetahuan mengenai laktasi, diharapkan setiap ibu hamil, bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal, sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

*. Perawatan Payudara (emi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan pera)atan sejak dini secara teratur. Pera)atan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui. Pada umumnya, )anita dalam kehamilan + " , minggu akan mengalami pembesaran payudara. Payudara akan terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. %elenjar #ontgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol. Guna menunjang perkembangan payudara dalam kehamilan ini, sejak usia kehamilan - bulan, sebaiknya )anita hamil mulai mengganti pakaian dalam (!. / bra) nya dengan ukuran yang lebih sesuai, dan dapat menopang perkembangan payudaranya. !iasanya diperlukan !. ukuran - nomor lebih besar dari ukuran yang biasa dipakai. (i samping pemakaian !. yang sesuai, untuk menunjang produksi ASI dan membantu mempertahankan bentuk payudara setelah selesai masa menyusui, perlu dilakukan latihan gerakan otot"otot badan yang ber'ungsi menopang payudara. #isalnya gerakan untuk memperkuat otot pektoralis 0 kedua lengan disilangkan di depan dada, saling memegang siku lengan lainnya, kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otot"otot di dasar payudara (Stoppard1s). %ebersihan / hygiene payudara juga harus diperhatikan, khususnya daerah papila dan areola. Pada saat mandi, sebaiknya papila dan areola tidak disabuni, untuk menghindari keadaan kering dan kaku akibat

hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar #ontgomery. Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan in'eksi. Selama kehamilan, papila harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan. Persiapan dilakukan setiap hari sebanyak - kali sehari setelah usia kehamilan 2 bulan. 3aranya dengan kompres masing"masing putting susu selama -"4 menit dengan kapas yang dibasahi minyak, kemudian tarik dan putar putting ke arah luar -5 kali, ke arah dalam -5 kali. Pijat daerah areola untuk membuka saluran susu. !ila keluar cairan, oleskan ke papila dan sekitarnya. %emudian payudara dibersihkan dengan handuk yang lembut. Putting susu yang terbenam atau datar perlu dikoreksi agar dapat menonjol keluar sehingga siap untuk disusukan kepada bayi. #asalah ini dapat diatasi dengan bantuan pompa putting (6nipple puller6) pada minggu terakhir kehamilan. -. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan menyusui !eberapa hal yang perlu diperhatikan agar ibu hamil sehat dan mampu menyusui bayinya adalah 0 a. Nutrisi gi!i i"u hamil# (ari diet sehari"hari, 7at gi7i yang masuk ke dalam tubuh serta cadangan yang ada pada )anita hamil dan menyusui akan digunakan untuk akti'itas dan metabolisme ibu, untuk memproses pembentukan ASI dan nilai kalori serta 7at gi7i ASI itu sendiri. !erdasarkan angka kecukupan gi7i, kebutuhan tambahan kalori

)anita hamil kurang lebih -,8 kkal per hari. Penambahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan )anita yang tidak hamil / menyusui, yaitu )anita dengan akti'itas ringan *955 kkal / hari, kerja sedang -*55 kkal / hari, dan kerja berat -:55 kkal / hari. Adapun kecukupan yang seimbang kira"kira :5 kkal / kg!!, dengan komposisi protein -5 "-8;, lemak *5"-8; dan karbohidrat 85"+5;. <umlah cairan yang perlu diminum oleh )anita hamil tidak banyak berbeda dari )anita tidak hhamil, sekitar - liter per hari. b. Istirahat =anita hamil sebaiknya tidur minimal , jam sehari. %egiatan dan gerakannya sehari"hari harus memperhatikan perubahan 'isik dan mental yang terjadi pada dirinya. (i antara )aktu kegiatannya tersebut diperlukan )aktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot"otot. !agi )anita yang bekerja, hendaknya dapat diatur agar cuti hamil dan bersalinnya diambil sebanyak mungkin setelah ia bersalin sehingga ia dapat menyusui bayinya selama mungkin sebelum bekerja. c. Tidak mer$k$k% minum alk$h$l% k$pi% s$da >ermasuk menjauhi asap rokok dari orang lain. #inuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan 7at besi. d. &"at-$"atan

Pemakaian obat"obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi. e. Keluhan lain Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi / mulut, in'eksi lainnya, perlu diperhatikan, karena dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya dan mengganggu kehamilan. '. Ke"ersihan diri dan pakaian yang nyaman Perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan. Pilihlah pakaian yang longgar, ringan, mudah dipakai dan menyerap keringat. g. Mengenal petugas kesehatan yang men$l$ng Sebaiknya selama 4 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah menentukan seorang dokter yang akan menga)asi persalinan dan pertolongan anaknya kelak. %erjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus dibina. 4. Praktek menyusui Proses laktasi terdiri dari - tahap. Pertama adalah dimulainya pembentukan air susu pada masa kehamilan, dan kedua adalah periode menyusui sesudah bayi lahir, yaitu saat air susu dibentuk dan dikeluarkan. #asa ini kita sebut sebagai masa menyusui yang

lamanya sangat tergantung pada moti&asi dan 6kemampuan6 seorang ibu untuk menerapkan manajemen laktasi. Setiap bayi, sejak dilahirkan seyogyanya mendapat ASI saja (termasuk kolostrum) dalam :"+ bulan pertama kehidupannya. (ia)ali dengan kontak dini segera setelah dilahirkan, isapan bayi pada putting susu ibu untuk pertama kalinya ini akan merangsang keluarnya hormon"hormon yang menunjang keberhasilannya menyusui. %emudian, bayi dalam kondisi baik seyogyanya dira)at bersama dalam satu ruangan dengan bayinya (ra)at gabung). Pelaksanaan ini penting untuk menjamin terpenuhinya segala kebutuhan bayi, baik 'isik maupun psikik setiap saat dari ibunya. Selama ASI belum keluar pada -"4 hari setelah ibu melahirkan, bayi yang sehat >I(A% perlu diberi makanan / cairan lain. Ia hanya perlu mengisap kolostrum yang keluar dari putting ibunya saja. Setelah mencapai usia :"+ bulan, secara bertahap dapat diberikan makanan pendamping ASI. ASI dapat terus diberikan sampai anak berusaia - tahun. (alam masa menyusui terjadi beberapa re'leks yang penting pengaruhnya terhadap kelancaran laktasi, yaitu re'leks yang terjadi pada ibu dan pada bayi. ?e'leks yang terjadi pada i"u di antaranya0 a. 'e(leks pr$laktin Se)aktu bayi menyusu, ujung sara' sensoris yang terdapat pada putting susu terangsang. ?angsangan ini akan dikirim ke otak (hipotalamus) yang akan memacu keluarnya hormon prolaktin

yang kemudian akan merangsang sel"sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. <adi makin sering bayi mengisap, makin banyak prolaktin yang dilepas dan makin banyak ASI yang diproduksi. @leh karena itu, menyusukan dengan sering adalah cara terbaik untuk mendapatkan ASI dalam jumlah banyak. b. 'e(leks aliran re(leks $ksit$sin )*let d$wn re(le+*, ?angsangan yang ditimbulkan oleh isapan bayi )aktu menyusu diantar pula ke bagian lain dari otak yang akan melepaskan hormon oksitosin. @ksitosinn akan memacu sel"sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar dan salurannya untuk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar hingga mencapai sinus lakti'erus di balik areola, untuk kemudian menuju putting susu. (engan demikian terjadi 6areolar engorgement6 (pembengkakan). %adang"kadang tekanan karena kontraksi otot itu begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur dan dapat membuat bayi tersedak. %eluarnya air susu karena kontraksi otot tersebut disebut 6let do)n re'leA6. #elalui re'leks inilah terjadi pula kontraksi rahim yang membantu lepasnya plasenta (ari"ari) dan mengurangi perdarahan. @leh karena itu setelah bayi dilahirkan, kalau keadaan memungkinkan sebaiknya bayi segera disusukan ibunya (kontak dini). >erjadinya re'leks aliran dipengaruhi oleh ji)a ibu. ?asa kuatir atau kesusahan akan menghambat re'leks tersebut. Sebaliknya, tidak jarang, re'leks ini terjadi pula bila sang ibu

mendengar bayinya menangis, melihat 'oto bayinya atau sedang teringat pada bayinya saat berada jauh dari bayinya itu.

?e'leks yang terjadi pada "ayi di antaranya 0 a. *'$$ting re(le+* !ila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh ke arah sentuhan. !ila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha mencari putting untuk menyusu. %eadaan ini dikenal dengan sebutan 6rooting re'leA6. b. *Su-king re(le+* )re(leks menghisap, ?e'leks ini terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit" langit dalam mulut bayi. <ika putting susu ibu menyentuh langit" langit belakang mulut bayi, terjadi re'leks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah areola oleh gusi, lidah bayi serta langit"

langit, sehingga isi sinus lakti'erus diperas keluar ke dalam rongga mulut bayi. c. 'e(leks menelan !ila ada cairan di dalam rongga mulut, terjadi re'leks menelan. (engan memperhatikan adanya re'leks"re'leks tersebut, langkah"langkah menyusui yang baik dan benar adalah meliputi hal"hal berikut 0 " persiapan mental dan 'isik ibu setiap akan menyusui. Ibu harus dalam keadaan tenang. !ila perlu minum segelas air sebelum menyusui. .indari menyusui pada keadaan lapar dan haus. " sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi. " sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar -"4 tetes ASI, kemudian oleskan ke seluruh putting dan areola. 3ara menyusui yang terbaik adalah bila ibu melepaskan !. dari kedua payudaranya.

"

susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (6on demand6), jangan dijad)alkan. !iasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap -"4 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing" masing sekitar *5 menit. #ulailah selalu dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.

"

setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti a)al menyusui tadi. !iarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai !.. Bangkah ini berguna untuk mencegah lecet.

"

membuat bayi bersenda)a setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah. !ila terjadi keadaan lecet pada putting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetap menyusui dengan mendahului pada putting yang tidak lecet. Sebelum diisap, putting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Cang lebih penting dalam kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya harus dihindari. %eadaan engorgement (payudara bengkak) sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan

handuk hangat kira"kira :"8 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah putting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. <angan berhenti menyusui dalam keadaan ini. .# /e"erapa hal lain yang perlu diperhatikan selama menyusui 0 a# Nutrisi #eskipun umumnya keadaan gi7i pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan kualitas ASI"nya, ibu menyusui selayaknya tidak membatasi konsumsi makanannya. Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 5.8 kg/minggu. Pada + bulan pertama masa menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja (6eAclusi&e breast'eeding period6), ibu membutuhkan tambahan kalori sebanyak 255 kkal/hari, pada + bulan selanjutnya kira"kira 855 kkal/hari dan pada tahun kedua :55 kkal/hari. <umlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui tentu lebih banyak dari biasanya. @leh karena itu ibu menyusui dianjurkan minum ,"*- gelas per hari. "# Istirahat !ila laktasi tidak berlangsung baik, biasanya

penyebab utamanya adalah kelelahan pada ibu. @leh karena

itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. -# &"at-$"atan Pemakaian obat"obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai e'ek positi' atau negati' terhadap laktasi. Sebagai contoh, beberapa obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil %! yang mengandung hormon estrogen. %ebanyakan obat juga dikeluarkan melalui ASI, tetapi yang dikonsumsi bayi hanya 5.55* " 5.8; daripada dosis obat yang dapat diberikan kepada bayi. d# P$sisi i"u-"ayi yang "enar saat menyusui (apat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi menempel betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi mengisap ASI pelan"pelan dengan kuat, putting susu ibu tidak terasa sakit dan putting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus. e# Penilaian ke-ukupan ASI pada "ayi !ayi usia 5": bulan atau + bulan dapat dinilai cukup pemberian ASI nya bila tercapai keadaan sebagai berikut 0

" "

berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia - minggu, kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kur&a pertumbuhan normal,

"

bayi banyak ngompol, sampai + kali atau lebih dalam sehari,

"

tiap menyusui, bayi menyusu dengan kuat (6rakus6) tetapi kemudian melemah dan bayi tertidur,

"

payudara

ibu

terasa

lunak

setelah

disusukan

dibandingkan sebelum disusukan. (# 1i luar waktu menyusui <angan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. !erikan ASI dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya. g# I"u "eker2a Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. <angan juga membiasakan bayi menyusu dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus kembali bekerja. h# Pem"erian makanan pendamping ASI

#akanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi :"+ bulan. !ila ibu bekerja, sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI dapat tetap diberikan bila ibu berada di rumah. i# Penyapihan #enghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan 'rekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan 'rekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam kurun )aktu -"4 bulan.

2# Klinik laktasi Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan setiap ibu dalam masa menyusui bah)a ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang dialaminya. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana pelayanan kesehatan yang terdekat. k# Kel$mp$k pendukung ASI

Perlu dibina adanya kelompok pendukung ASI di lingkungan masyarakat, yang dapat merupakan sarana untuk mendukung ibu"ibu di lingkungan tersebut agar berhasil menyusui bayinya, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan tersebut. #elalu kelompok ini, ibu" ibu menyusui dapat mengadakan diskusi dan mendapat bantuan bila mengalami masalah dalam menyusui bayinya. 3# Menyusui #asalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), masa pascapersalinan dini (masa ni'as / laktasi), dan masa pascapersalinan lanjut. #asalah menyusui dapat timbul pula karena keadaan"keadaan khusus. (alam tulisan ini akan diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompok tersebut. a# masa antenatal Putting susu datar atau ter"enam . Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan menonjol, namun putting susu yang datar tidak menonjol. >idak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami kesulitan besar )aktu menyusui. Masalah menyusui pada Masalah-Masalah 1alam

(engan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya. !ila dijumpai putting susu datar, dilakukan 0 " usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan (gerakan .o''man), atau dengan menggunakan pompa putting susu. " jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk 6dot6 ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi. !ila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. (engan demikian, diharapkan putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur. !ila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola sebagian atau seluruhnya. %eadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. %elainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, perbaikannya. /ila di2umpai putting susu ter"enam% diusahakan dengan -ara 0 sehingga dapat diusahakan

"

lakukan gerakan .o''man, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berla)anan ()alaupun hasilnya kadang" kadang kurang memuaskan).

"

dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik *5 ml yang telah dimodi'ikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu menonjol keluar. karena rasa amun harus dihindari rasa bosan dan marah justru akan atau lelah se)aktu mencoba mengeluarkan putting, bosan menyebabkan produksi ASI berkurang. %arena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti ini.

Putting susu tidak lentur. Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. #eskipun demikian, putting susu yang tidak lentur pada a)al kehamilan seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat persalinan, sehingga tidakmemerlukan tindakan khusus. susu yang terbenam. amun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi putting

"# Masalah menyusui pada masa pas-apersalinan dini

Putting susu le-et. Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu, selain itu dapat juga terjadi retak dan pembentukan celah"celah. ?etakan pada putting susu bisa sembuh sendiri dalam )aktu :, jam. !ila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada putting susu, dikerjakan 0 " kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi. " putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan menggunakan !. yang terlalu ketat. " apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada putting susu yang sakit tersebut. !iasanya masa istirahat ini tidak lama, sekitar -: jam. " selama putting susu yang bersangkutan

diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan membuat luka bertambah parah. Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri atau lecet, perhatikan beberapa hal di ba)ah ini 0

"

setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting susu diolesi dengan ASI.

"

jangan membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, krim, dan obat"obatan yang dapat merangsang kulit / putting susu.

"

lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu bayi atau memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi.

Payudara "engkak %adang"kadang payudara terasa membengkak atau penuh. .al ini terjadi karena edema ringan oleh hambatan &ena atau saluran lim'e akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. %ejadian seperti ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi. Daktor"'aktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah 0 bayi tidak menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar, serta terdapat putting susu yang datar atau terbenam. <ika terdapat hal"hal seperti ini, dapat dilakukan 0 " bayi disusui, sehingga mengurangi rasa

membengkak.

"

setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong.

" " "

gunakan !. yang dapat menopang dengan nyaman. kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak. rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.

"

ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, 'rekuensi pengeluaran harus lebih sering.

"

beritahu ibu bah)a dalam )aktu *"- hari keluhan akan reda.

Saluran susu tersum"at Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu / duktus lakti'erus yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara )aktu menyusui, pemakaian !. yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya sumbatan. Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba lunak. Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan 0 " pera)atan payudara pasca persalinan secara teratur.

" "

memakai !. yang menopang dan tidak terlalu ketat. mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara masih terasa penuh. !ila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat berlanjut menjadi mastitis, karena itu perlu dira)at dengan baik.

Mastitis dan a"ses payudara #astitis adalah peradangan pada payudara. !agian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. >emperatur badan ibu meninggi, kadang disertai menggigil. %ejadian ini biasanya terjadi *"4 minggu setelah melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran susu. !ila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis, tetapi mengandung cairan (pus). Cara mengatasi mastitis : " " dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap nyeri kompres hangat

" "

ibu cukup istirahat dan banyak minum sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit. <ika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. >api payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan pera)atan dan kebersihan yang sebaik mungkin. Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah :

" " " "

merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase pus pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomatik analgesik/antipiretik ibu harus cukup beristirahat bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada payudara yang sehat diteruskan.

c. Masalah menyusui pada masa pas-apersalinan lan2ut Sindr$m ASI kurang. Sindrom ASI kurang adalah keadaan di mana ibu merasa bah)a ASI"nya kurang, dengan berbagai alasan yang menurut ibu merupakan tanda tersebut, misalnya 0 " payudara kecil, padahal ukuran payudara tidak menggambarkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara berhubungan dengan beberapa 'aktor, misalnya 'aktor hormonal

(estrogen dan progesteron), keadaan gi7i, dan 'aktor keturunan. .ormon estrogen akan menyebabkan pertumbuhan saluran susu dan penimbunan lemak, sedangkan hormon progesteron memacu pertumbuhan kelenjar susu. #asukan makanan yang berlebihan terutama energi akan ditimbun sebagai lemak, sehingga payudara akan bertambah besar, sebaliknya penurunan masukan energi, misalnya karena penyakit, akan menyebabkan berkurangnya timbunan lemak termasuk di payudara, sehingga ukuran payudara berkurang. Seberapapun ukuran payudara seorang )anita, tetap dianggap normal, kecuali jika ada kelainan tertentu misalnya tumor. Ukuran payudara ideal sangat dipengaruhi 'aktor lingkungan atau penilaian masyarakat setempat. " ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer, disangka telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja berubah"ubah. " Payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh / merembes lagi, padahal ini suatu tanda bah)a produksi ASI telah sesuai dengan keperluan bayi. " !ayi sering menangis disangka kekurangan ASI, padahal bayi menangis bisa karena berbagai penyebab.

" !ayi lebih sering minta diteteki, kecuali karena ASI memang lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting 0 masalah menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tetapi karena bayi juga memerlukan belaian, kehangatan dan kasih sayang. " !ayi minta disusui pada malam hari, hal ini memang penting, karena bayi memerlukan dekapan dan ASI pada malam hari, selain itu menyusui pada malam hari akan memperbanyak produksi ASI dan mengurangi kemungkinan sumbatan payudara. " !ayi lebih cepat selesai menyusu dibanding sebelumnya, hal ini karena bayi telah lebih terbiasa menyusu. <ika ada keluhan"keluhan semacam ini, cobalah mengadakan e&aluasi dan pendekatan psikologis seperti tersebut di atas, serta coba die&aluasi juga hal"hal berikut 0 *) ibu jangan merokok, karena merokok mengurangi produksi ASI, -) kalau ibu menggunakan pil %!, cobalah berkonsultasi dengan dokter, 4) jangan menggunakan alat bantu putting susu, karena akan membingungkan dan melelahkan bayi, serta mengurangi produksi ASI,

:) teruskan menyusui dengan sabar dan sesering mungkin, karena akan memperbanyak produksi ASI, 8) cobalah menyusui dengan payudara pertama selama kurang lebih *5 menit, kemudian payudara kedua selama kurang lebih -5 menit, karena saat a)al bayi lebh kuat menyusu, +) menyusui dimulai dari payudara yang terakhir disusukan secara berganti"ganti, 2) jangan memberikan susu buatan, karena akan membingungkan bayi, ,) ibu harus banyak beristirahat, 9) ibu harus lebih banyak minum, *5) perhatikan kecukupan gi7i makanan, **) ibu harus tenang, santai, jangan tegang / stress, karena ketegangan dan kecemasan akan mengurangi produksi ASI, *-) ibu harus menyusui dalam suasana yang nyaman. /ingung putting. !ingung putting

(6nipple con'usion6) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu 'ormula dalam botol berganti"ganti dengan menyusu ibu. Peristi)a ini terjadi karena proses menyusu pada putting ibu berbeda dengan menyusu pada botol. #enyusu pada putting memerlukan kerja otot"otot pipi, gusi, langit"langit dan

lidah, sebaliknya menyusu pada botol akan membuat bayi pasi' menerima susu karena dot sudah berlubang di ujungnya. >anda"tanda bayi bingung putting adalah 0 " " bayi mengisap putting seperti mengisap dot, lemah, terputus"putus, sebentar atau dapat juga bayi menolak menyusu %arena itu, untuk menghindari bayi bingung putting, perlu dilakukan 0 " " jangan menggunakan susu 'ormula tanpa indikasi yang sangat kuat. kalau terpaksa harus memberikan susu 'ormula, berikan dengan sendok atau pipet, jangan sekali"kali menggunakan botol atau kempengan. /ayi sering menangis. #enangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. %arena itu bila bayi sering menangis, perlu dicari sebabnya, yaitu dengan 0 " perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan dengan baik, atau karena sebab lain, seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau disayang ibu " keadaan"keadaan itu merupakan hal yang biasa, ibu tidak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi karena produksi ASI berkurang.

"

cobalah mengatasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau bayi digendong dan dibelai.

"

mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar )aktu menyusu, akibatnya ASI tidak keluar dengan baik.

"

!ayi menangis mempunyai maksud menarik orang lain (terutama ibunya) karena sesuatu hal 0 lapar, ingin digendong dan sebagainya. @leh sebab itu jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama. !ayi akan menjadi lelah, menyusu tidak sempurna, dan jika ibu cemas atau kesal, produksi ASI juga akan terganggu. <ika bayi menangis, ibu harus segera memeriksa keadaan bayi. Secara psikologis ini penting, karena bayi akan mempunyai kesan bah)a ibunya memperhatikannya.

/ayi tidak -ukup kenaikan "erat "adannya ASI adalah makanan pokok bayi sampai usia :"+ bulan. %arena itu bayi usia :"+ bulan yang hanya mendapat ASI saja perlu dipantau berat badannya paling tidak sebulan sekali. !ila ASI cukup, berat badan anak akan bertambah (anak tumbuh) dengan baik. Untuk memantau kecukupan ASI dengan memantau berat badan, dapat digunakan %artu #enuju Sehat untuk anak. Untuk mencegah berat

badan yang tidak cukup naik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu 0 " " perhatikan apakah bayi termasuk bayi yang menyusu lama, atau cepat. ibu jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena merasa bayi sudah cukup lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau terus menyusu. " setelah bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah menyusukan kembali dengan menidurkan bayi telentang, gosok pelan perutnya atau gerakkan kaki atau tangannya, seringkali bayi akan bangun kembali dan menyusu lagi. " perhatikan teknik menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah harus diperbaiki. !ila berat badan anak tidak naik, konsultasikan ke dokter / dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran selanjutnya. I"u "eker2a Sekarang banyak ibu yang bekerja, sehingga kemudian menghentikan menyusui dengan alasan pekerjaan. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ibu yang bekerja, sebagai berikut 0 " sebelum berangkat kerja, susuilah bayi.

"

ASI yang berlebihan dipompa, bekerja. kemudian

dapat disimpan

diperas di

atau lemari

pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu " selama ibu bekerja, ASI dapat diperas atau dipompa dan disimpan di lemari pendingin di tempat kerja, atau diantar pulang. " beberapa kantor atau instansi ada yang menyediakan tempat penitipan bayi dan anak. Ibu dapat meman'aatkannya untuk kelestarian menyusui. " " setelah ibu di rumah, perbanyak menyusui, termasuk pada malam hari. kalau anak sudah mendapatkan makanan pendamping ASI, saat ibu tidak ada di rumah dapat diman'aatkan untuk memberikan makanan pendamping, " " sehingga kemungkinan menggunakan susu 'ormula lebih kecil. pera)at bayi dapat memba)a bayi ke tempat ibu bekerja bila memungkinkan hendaknya ibu banyak beristirahat, minum cukup, makan gi7i cukup, untuk menambah produksi ASI.. Petugas rumah sakit yang menitipkan anaknya di tempat penitipan tidak perlu kuatir menyusui bayinya, dengan alasan

takut menularkan penyakit pada anaknya. .al ini dapat dijelaskan sebagai berikut 0 " " tidak semua penyakit ditularkan melalui kontak langsung ibu yang sakit pun tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya, apalagi ibu yang masih sehat dan bekerja sebagai petugas kesehatan. " seharusnya ibu yang bekerja di bidang kesehatan mengerti tentang kebersihan diri setelah mera)at pasien, untuk pencegahan in'eksi / penularan. d. Masalah menyusui pada keadaan khusus I"u melahirkan dengan se-ti$ -esarea Pada beberapa keadaaan persalinan diperlukan tindakan sectio cesarea. Persalinan dengan cara ini dapat menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun bayi. Ibu pasca sectio cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. !ila keadaan ibu mulai membaik / sadar, penyusuan dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga pera)at. !ayi pun mengalami akibat yang serupa dengan ibu apabilatindakan tersebut menggunakan pembiusan umum, karena pembiusan yang diterima ibu dapat sampai ke bayi melalui plasenta, sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga akan mendapat

tambahan narkose yang terkandung dalam ASI, sementara ibu masih belum sadar. <ika ibu dan anak sudah sadar dan keadaan umumnya baik, dapat dilakukan pera)atan gabung. Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut 0 " ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu. " apabila ibu dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di ba)ah lengan ibu. " dengan posisi memegang bola (6'ootball position6) yaitu ibu telentang, bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi. I"u sakit Pada umumnya ibu sakit bukanlah alasan untuk menghentikan menyusui, karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu. %ecuali itu ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit. Ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah tangga, karena ibu juga memerlukan istirahat yang lebih banyak. Sebaiknya ibu mengatakan pada dokter yang mengobati penyakitnya, bah)a ibu sedang menyusui, karena banyak

obat yang bisa terkandung dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi. I"u menderita penyakit Hepatitis )H/sAg4, atau AI1S )HI54, Ibu yang menderita hepatitis atau AI(S tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan &irus kepada bayinya melalui ASI. AI(S pada anak muncul bersama"sama seperti AI(S pada orang de)asa. Pada orang de)asa, penularan .IE umumnya melalui 4 cara, yaitu hubungan seksual dengan penderita, penularan parenteral seperti trans'usi darah, jarum suntik yang dipakai bersama penderita, serta perinatal dari ibu yang menderita kepada bayinya. Pada anak, AI(S mempunyai hubungan spesi'ik dengan 'aktor"'aktor risiko tertentu misalnya ibu yang kecanduan obat dan sering menggunakan suntikan, anak yang mendapat trans'usi dari donor penderita, dan sebagainya. Apakah menyusui merupakan 'aktor risiko penularan AI(S pada anak masih merupakan hal kontro&ersial. (ugaan peranan menyusui sebagai 'aktor risiko penularan AI(S pada bayi dan anak dimulai dari adanya laporan dari berbagai negara tentang ibu yang mendapat trans'usi yang mengandung .IE pascapersalinan. >ernyata kemudian ditemukan bayi ibu tersebut terin'eksi juga oleh .IE. !ahkan ada laporan juga bah)a .IE dapat diisolasi dari ASI. #eskipun demikian ada yang

tidak sependapat terhadap pandangan ASI sebagai media penularan .IE. #asalahnya adalah pada laporan tersebut belum dapat dibuktikan bah)a ASI adalah memang satu" satunya kemungkinan penularan pada bayi atau anak tersebut. <uga ada laporan yang menyebutkan bah)a meskipun seorang ibu positi' .IE, anaknya tidak. Pendapat ini didukung data epidemiologi, yaitu bah)a angka penularan perinatal yang dikumpulkan dari seluruh dunia sebesar -8"85;. #asalahnya adalah apakah ibu dengan .IE positi' akan tetap diperbolehkan menyusui bayinya. Adanya dugaan bah)a kemungkinan &irus AI(S dapat ditularkan melalui ASI menyebabkan 3enters 'or (isease 3ontrol (Amerika Serikat) melarang ibu yang terin'eksi .IE untuk menyusui bayinya, sebaliknya =orld .ealth @rgani7ation (=.@) memperbolehkan. Pandangan berbeda kedua lembaga ini disebabkan latar belakang yang berbeda. (i kebanyakan bagian dunia, ASI mempunyai peranan yang sangat penting karena mengandung 7at gi7i yang baik, mengandung 7at antiin'eksi / kekebalan, serta ekonomis. .al ini menjadi dasar kebijakan =.@. Sebaliknya di negara maju, biaya dan keberadaan susu 'ormula memberikan alternati' untuk dapat keselamatan lebih dan mempertimbangkan masalah

pencegahan penularan. #eskipun demikian, ada juga pandangan yang memperbolehkan ibu tetap menyusui

bayinya, yaitu bila penularan sudah terjadi saat persalinan atau bahkan in"utero, justru menyusui itu akan melindungi bayi dari in'eksi lain yang menyertai AI(S. Pendapat lain yang meninjau dari segi praktis, bah)a jika larangan menyusui hanya ditujukan pada ibu yang benar" benar positi' terin'eksi, maka tidak akan banyak mempengaruhi angka menyusui, tetapi sulit dapat dipastikan pada semua golongan ibu bah)a seorang ibu benar"benar terin'eksi, akibatnya larangan menyusui juga akan ditujukan kepada ibu"ibu yang termasuk kelompok risiko padahal belum tentu terin'eksi, sehingga menjadi berlebihan. %ontro&ersi ini menjadi dasar sikap untuk sementara melarang ibu yang terin'eksi .IE menyusui bayinya, sampai diperoleh pandangan yang sepaham tentang hal ini. Untuk penyakit hepatitis !, dasar pertimbangan yang dipakai serupa dengan pada penyakit AI(S. .!sAg ditemukan juga dalam ASI, tetapi belum pernah dilaporkan adanya penularan melalui ASI. %olostrum dari ibu yang terin'eksi juga tidak mengandung &irus hepatitis !. Penelitian yang dikerjakan pada pengidap &irus hepatitis !, ternyata kadar .!sAg darah pada anak"anaknya tidak berbeda bermakna dibandingkan pada anak"anak dari ibu yang tidak mengandung .!sAg. %ecuali itu, dalam ASI terdapat 7at protekti' terutama lim'osit yang menghasilkan IgA dan inter'eron yang dapat membunuh &irus hepatitis !.

/ayi kem"ar Ibu bayi kembar harus diyakinkan bah)a ia akan sanggup menyusui bayi"bayinya. #ula"mula ibu dapat menyusui seorang demi seorang, tetapi sebenarnya ibu dapat menyusui sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui ialah dengan posisi memegang bola (6'ootball position6). <ika ibu menyusui bersama" sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara berganti"ganti, jangan hanya menetap pada satu payudara saja. Alasannya ialah, kecuali memberikan &ariasi kepada bayi, juga kemampuan menyusu masing"masing bayi mungkin berbeda, sehingga harus dicapai perangsangan putting yang optimal. #eskipun 'ootball position merupakan cara yang baik, ibu sebaiknya mencoba posisi lain secara berganti"ganti. Susuilah bayi secara lebih sering, selama )aktu yang diinginkan masing"masing bayi, umumnya *8"45 menit setiap kali menyusui. %alau salah seorang bayi harus dira)at di rumah sakit, susukanlah bayi yang di rumah pada satu payudara, kemudian ASI diperas dari payudara lainnya untuk bayi yang dira)at itu. Ibu sebaiknya mempunyai pembantu, agar tidak lelah.

/ayi prematur dan "ayi "erat lahir rendah

!ayi berat lahir rendah dan prematur mempunyai masalah menyusui karena re'leks mengisapnya masih lemah, karena itu susuilah bayi lebih sering, meski )aktu menyusunya tidak lama. #ula"mula sentuhlah langit" langit bayi dengan jari ibu yang bersih untuk merangsang mengisap. <ika bayi dira)at di rumah sakit, seringlah ibu mengunjungi, melihat, mengusap bayi dengan kasih sayang, jika mungkin susukan juga secara langsung, atau ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa kemudian diberikan menggunakan sendok atau cangkir. /ayi sum"ing Pendapat yang mengatakan bah)a bayi sumbing tidak dapat menyusu tidaklah benar. !ilamana bayi mengalami sumbing pada palatum molle, bayi dapat menyusu tanpa kesulitan dengan posisi khusus. (emikian pula bila bayi menderita sumbing pada bibir. %eadaan yang sulit adalah bila sumbing terjadi pada bibir, langit"langit keras dan lunak (palatum durum dan palatum molle) sehingga bayi sulit menyusu dengan baik. Ibu harus tetap mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih mungkin bisa menyusu dengan kelainan seperti ini. %euntungan khusus untuk keadaan ini ialah, bah)a menyusu melatih kekuatan otot rahang dan lidah, sehingga membantu perkembangan bicara. %ecuali itu menyusu mengurangi kemungkinan terjadinya otitis media, yang umumnya mudah terjadi pada bayi dengan palatoskisis.

Posisi menyusui yang dianjurkan pada bayi sumbing adalah 0 " " " " posisi bayi duduk pegang putting susu dan areola selagi menyusui, untuk membantu bayi mendapat ASI yang cukup. ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langit" langit (labiopalatoskisis), ASI dikeluarkan dengan manual / pompa, kemudian diberikan dengan sendok / pipet, atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI menelah /ayi sakit !ayi yang sakit mungkin tidak diperbolehkan mendapatkan makanan per oral dengan indikasi khusus, tetapi pada umumnya bayi masih diperbolehkan mendapatkan ASI. (engan demikian, ASI harus tetap diberikan. !ahkan pada penyakit tertentu seperti diare, pemberian ASI justru penting. !ayi yang mendapat ASI jarang menderita mencret. !ayi normal buang air besar + kali sehari, lembek, hal itu bukanlah mencret. >idak ada alasan sama sekali untuk menghentikan ASI karena telah terbukti bah)a ASI tidak dapat ASI, masuk dengan sempurna. irama (engan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menyesuaikan dengan pernapasannya.

merugikan bagi bayi yang mencret, justru memberikan banyak keuntungan. !ayi yang mencret memerlukan cairan rehidrasi yang cukup, dan mungkin memerlukan tatalaksana khusus sesuai dengan keadaan anak. >elah dibuktikan, bah)a ASI dapat diterima dengan baik oleh anak yang muntah dan mencret. ASI mempunyai man'aat untuk anak dengan diare, karena 0 " " ASI dapat digunakan untuk mengganti cairan yang hilang. ASI mengandung 7at"7at gi7i yang berguna memenuhi kecukupan 7at gi7i selama diare yang dengan sendirinya diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan. " " ASI mengandung 7at kekebalan terhadap kuman penyebab diare. ASI mengandung 7at yang berman'aat untuk pertumbuhan sel selaput lendir usus yang biasanya rusak akibat diare. Anak menderita diare yang mendapat ASI, lamanya diare lebih pendek serta lebih ringan dibanding anak yang tidak mendapat ASI. %ecuali diare, bayi seringkali menderita muntah. #untah pada bayi dapat disebabkan berbagai hal. >atalaksana khusus tergantung pada latar belakang penyebabnya. #enyusui bukanlah kontraindikasi untuk anak muntah, dan anak dengan muntah dapat menerima ASI dengan baik. Susuilah bayi dalam

posisi duduk, sedikit"sedikit tetapi lebih sering. !uat bayi bersenda)a seperti biasanya, tetapi jangan menggoyang"goyang badan bayi, karena dapat merangsang muntah kembali. %alau ibu ingin menidurkan bayi, tidurkan dalam posisi tengkurap atau miring, karena posisi telentang memungkinkan bayi tersedak akibat muntah yang terjadi. /ayi kuning ikterik Ikterus adalah mani'estasi hiperbilirubinemia yang bisa dilihat, yaitu pada kulit dan sklera. Pada orang de)asa ikterus terjadi bila kadar bilirubin serum mencapai - mg/dl atau lebih, sementara pada bayi baru lahir ikterus jarang timbul sebelum kadar bilirubin serum mencapai 2 mg/dl. !ilirubin berasal dari katabolisme protein heme, yang berasal dari hemoglobin, mioglobin, sitokrom, katalase dan tripto'an pirolase. Sebagian besar berasal dari hemoglobin dalam eritrosit. !ayi baru lahir menghasilkan bilirubin kira"kira ,.8 mg/kg!!/hari, kira" kira - kali lipat produksi orang de)asa yang sekitar 4.+ mg/kg!!/hari. Perbedaan ini disebabkan jumlah eritrosit neonatus relati' per kg!! lebih banyak, umur eritrosit lebih pendek (-/4 umur eritrosit orang de)asa) dan produksi dari non"eritrosit juga lebih banyak. Untuk membedakan ikterus neonatus 'isiologis atau bukan, ada patokan dari #aisels (*9,*), yaitu bila ada

salah satu 'aktor berikut berarti bukan suatu ikterus 'isiologis 0 " " " ikterus muncul pada -: jam pertama. konsentrasi bilirubin serum total meningkat lebih dari 8 mg/dl per hari. konsentrasi bilirubin serum total lebih dari *-.9 mg/dl pada bayi cukup bulan dan di atas *8 mg/dl pada bayi prematur. " " konsentrasi bilirubin indirek serum di atas *.8 " mg/dl. ikterus berlangsung lebih dari * minggu pada bayi cukup bulan dan - minggu pada bayi prematur. Publikasi terakhir di negara !arat menunjukkan kecenderungan peningkatan 'rekuensi hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI dibandingkan bayi yang mendapat susu buatan. %adar bilirubin serum apda hari 4": di atas *- mg/dl dilaporkan antara **; sampai -+;. Pada kelompok bayi yang mendapat ASI dengan hiperbilirubinemia ini, kadar bilirubin direk, kadar .b, jumlah retikulosit, hemogram, keseluruhannya dalam batas normal. <uga tidak ditemukan kelainan 'isik maupun akti'itas bayi ataupun inkompatibilitas golongan darah. !eberapa 'aktor penyebab dinyatakan berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada bayi mendapat ASI yaitu0

" "

akti'itas senya)a pregnane"4"a, -5"b"diol yang ditemukan dalam ASI. kadar lipoprotein lipase yang tinggi pada ASI bayi hiperbilirubinemia, diduga sebagai penghambat akti'itas konjugasi bilirubin.

"

en7im glukoronil trans'erase diduga menghambat 'ungsi kandungan asam lemak rantai panjang non" ester dalam ASI

"

keadaan kekurangan cairan maupun kalori pada bayi mendapat ASI pada hari"hari pertama setelah lahir diduga sebagai 'aktor penyebab hiperbilirubinemia.

"

kandungan en7im b"glukoronidase dalam ASI, diduga memegang peranan dalam terjadinya hiperbilirubinemia. Fn7im ini mengubah bilirubin indirek dalam intestinum menjadi bilirubin direk untuk diabsorpsi kembali. Daktor"'aktor dugaan penyebab ini ternyata belum

dapat dibuktikan. (apat disimpulkan bah)a laporan kecenderungan kenaikan 'rekuensi hiperbilirubinemia pada bayi mendapat ASI dengan 'rekuensi yang ber&ariasi dan 'aktor penyebab belum dapat diketahui dengan pasti. (alam masalah penanganan hiperbilirubinemia pada bayi yang cukup bulan yang mendapat ASI dengan kadar bilirubin total tinggi sedangkan klinis keadaan umum bayi normal, tidak diperlukan tindakan yang dapat mengganggu kelestarian

menyusui. Protokol dapat lebih mendorong ibu untuk menyusui lebih sering tanpa memikirkan suplementasi atau penghentian laktasi. Penghentian pemberian ASI karena ketakutan kern"icterus tidak beralasan, karena akan memberi kesan bah)a ASI menyebabkan hiperbilirubinemia dan akan mempengaruhi keyakinan ibu dalam menyusui. Ada tiga hal yang sering dipermasalahkan oleh petugas kesehatan atau ibu pada pemberian ASI bayi cukup bulan, yaitu penurunan berat badan, ikterus dan kenaikan suhu badan yang diduga karena dehidrasi. !erdasarkan penelitian tidak terdapat hubungan antara penurunan berat badan, ikterus dan kenaikan suhu badan bayi. %etiga keadaan ini bukan merupakan suatu masalah pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI. 6# Kesimpulan !erdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bah)a setiap ibu dapat mempraktekkan cara menyusui yang baik dan benar bila dibantu mempersiapkan diri sejak dini. Selama masa menyusui, keberhasilan menyusui sangat tergantung oleh keadaan 'isik dan mental sang ibu yang ditunjang oleh keadaan nutrisi, istirahat yang cukup serta beberapa 'aktor lainnya, termasuk dukungan dari suami, keluarga dan lingkungannya.

Vous aimerez peut-être aussi