Vous êtes sur la page 1sur 14

Arifin, ( 2004 ) NEUTRON 4, No.

1 1-8 Alternatif Desain dan Biaya Pelaksanaan Jembatan bentang 25 meter di Pacitan Ir Arifin, MT, MMT

ABSTRAK
Jembatan Gunungsari direncanakan untuk lalulintas sedang, sehingga direncanakan dengan beban standard Bina Marga 100 % (BM 100) dengan lebar 6 meter dengan trotoar kanan kiri dengan lebar 50 cm, dengan bangunan atas dipilih konstruksi beton prategang postensioning dengan pertimbangan konstruksi tersebut merupakan alternati !ang murah karena tidak membutuhkan perancah saat pembangunann!a dan dapat dilaksanakan dalam "aktu !ang relati singkat# Jembatan beton prategang !ang penerapann!a digunakan untuk bangunan atas $embatan ini lebih e isien dan lebih murah dari bangunan atas $embatan beton bertulang t!pe balok %#

&ata &unci ' beton pra(tegang, postensioning, balok %


! P"#DA$%&%A# Bangunan atas $embatan beton prategang merupakan struktur komposit antara dua bahan !aitu beton dan ba$a dengan mutu tinggi# Ba$a !ang dipakai disebut tendon, !ang dikelompokkan dan membentuk kabel dan sekarang telah dikembangkan ban!ak sistem dan teknik $embatan beton prategang# Beton prategang pada saat ini telah ban!ak dipakai, setelah melalui ban!ak pen!empurnaan hampir pada setiap elemen struktur atau sistem bangunan didapatkan penerapan beton prategang seperti bangunan atas $embatan dan komponen bangunan lainn!a# )truktur beton prategang mempun!ai ban!ak keuntungan antara lain ' %erhindarn!a retak didaerah tarik, penampang struktur lebih kecil atau langsing sebab seluruh luas penampang dipakai secara e ekti , beton prategang hampir tidak memerlukan pemeliharaan, lebih tahan lama karena tidak adan!a retak( retak, berkurangn!a beban mati !ang diterima pondasi, dapat mempun!ai bentang !ang lebih besar dan tinggi penampang konstruksi berkurang# )ehingga struktur beton prategang !ang penerapann!a digunakan untuk bangunan atas $embatan ini kemungkinan akan lebih e isien dan lebih murah dari bangunan atas $embatan beton bertulang t!pe balok %# *erencanaan $embatan secara garis besar dikelompokkan ke dalam + bagian utama !aitu perencanaan bangunan atas dan bangunan ba"ah# *erhitungan muatan(muatan !ang ter$adi pada setiap bagian $embatan dihitung berdasarkan *eraturan Muatan untuk Jembatan Jalan ,a!a (*M-JJ, tahun 1./6) sebagai berikut ' Muatan primer Muatan sekunder Muatan khusus 0esign bangunan atas dilakukan dengan mendesain plat $embatan dan balok %(n!a# Jembatan Gunungsari direncanakan untuk lalulintas sedang, sehingga direncanakan dengan beban standard Bina Marga 100 % (BM 100)

Arifin, ( 2004 ) NEUTRON 4, No. 1 1-8


dengan lebar 6 meter dengan trotoar kanan kiri dengan lebar 50 cm# Bangunan atas dipilih konstruksi beton

Arifin

prategang postensioning dengan pertimbangan konstruksi tersebut merupakan alternati !ang murah karena tidak membutuhkan perancah saat pembangunann!a dan dapat dilaksanakan delam "aktu !ang relati singkat# -ntuk design bangunan ba"ah dibedakan penggunaan pondasin!a atas pondasi dangkal dan pondasi dalam# *ondasi dalam !ang dipakai adalah pondasi tiang pancang dimana berdasarkan cara pemindahan beban tiang pancang dapat dibedakan dalam 1 kelompok !aitu' *oint bearing pile 2riction pile *oint bearing dan riction pile -ntuk pondasi sumuran dipakai apabila lapisan tanah keras terdapat pada kedalaman 1(5 meter maka untuk membuat pondasi langsung pada lapisan tanah dasar pondasi harus diperbaiki dengan cara pemadatan tanah atau urugan pasir# *elaksanaan pondasi sumuran tidak dapat dilakukan $ika pengeringan air tanah dalam sumuran tidak mampu dilaksanakan dengan pompa air# &epala $embatan (abutment) ber ungsi sebagai ' %umpuan bangunan atas 0inding penahan tanah timbunan *ile cap *erencanaan kepala $embatan memperhitungkan ga!a(ga!a !ang beker$a sebagai berikut' Beban bangunan atas Beban hidup akibat beban lalulintas Berat tanah isian %ekanan tanah akti Ga!a gesekan akibat berat bangunan atas pada tumpuan Ga!a rem Ga!a akibat aliran air Ga!a gempa *erhitungan balok induk dengan mempertimbangkan beban hidup !ang beker$a beserta beban matin!a# D"SAI# J"MBATA# B"T'# BA&'K T )& )34 %(15(1..1(01 pada pasal 1#+#+# mengatur mengenai kuat perlu# Momen rencana balok berdaktilitas penuh dihitung berdasarkan ketentuan tersebut serta memperhatikan pembatasan# Mu,b 5 1#+ 6 M0,b 7 1#6 M8,b############################################################################################## (1) Mu,b 5 1#05 6 (M0,b 9 M8,b, 9 M:,b)############################################(+) Mu,b 5 0#. 6 (M0,k 9 M8,k)#########################################################(1)
dengan ' Mu,b Mu,b Mu,b Mu,b 5 5 5 5 momen momen momen momen rencana balok# pada balok akibat beban mati# pada balok akibat beban hidup# pada balok akibat beban gempa#

)& )34 %(15(1..1(01 mengatur ga!a geser rencana balok berdaktilitas penuh# M kap + M kap' ;u,b 5 0#< 6 ( ) 7 1#05 6 ;g#########################################################(=) ln
keterangan ' Mkap 5 momen nominal aktual u$ung komponen dengan memperhitungkan kombinasi momen positi dan negati #

4
Mkap> 8n

Arifin
5 momen kapasitas balok di sendi plastis pada bidang muka kolom disebelahn!a# 5 bentang bersih balok#

Alt rnati! " #ain $an %ia&a ' lak#anaan ( )*atan


;c 5 ga!a geser balok akibat beban gra?itasi#

%etapi ' ;u,b @ 1#05 6 A (;0,b 7 ;8,b 7


&eterangan ;0,k 5 ;8,k 5 ;:,k 5 & 5

4 6 ;:,b)################################(5) ,

' ga!a geser pada balok akibat beban mati# ga!a geser pada balok akibat beban hidup# ga!a geser pada balok akibat beban gempa# aktor $enis struktur#

)& )34 %(15(1..1(01 mengatur mengenai geser !ang disumbangkan beton untuk komponen struktur non pratekan !ang han!a dibebani oleh geser dan lentur# ;c 5 (
f 0 . -) * / $ ############################################################(6)
'

&eterangan ' > 5 kuat tekan beton# c b" 5 lebar badan balok# d 5 $arak dari serat tekan terluar terhadap titik berat dari tulangan tarik longitudinal#

)& )34 %(15(1..1(01 mengatur bah"a $umlah tulangan komponen lentur daktilitas penuh tidak boleh kurang 1#= B ! B b" B d tidak boleh melampaui < B ! B b" B d )& )34 %(15(1..1(01 mengatur mengenai spasi maksimal sengkang dari komponen lentur balok berdaktilitas penuh tidak lebih dC= / 6 (diameter tulangan longitudinal terkecil) += 6 (diameter batang sengkang) 1-00 A #, t f &,t
A #,l f &,l +00 mm
keterangan Ds,t 5 5 !,t Ds,t 5 5 !,t ' luas 1 tulangan trans?ersal (sengkang)# kuat leleh tulangan sengkang# luas 1 tulangan longitudinal (tulangan pokok)# kuat leleh tulangan longitudinal#

Pelat &antai Jembatan )& )34 %(15(1..1(01 mengatur mengenai tebal minimal pelat dengan balok !ang menghubungkan tumpuan pada semua sisin!a, tidak boleh kurang dari nilai ' f& l n (0.8 + ) 1+00 h 5 ##########################################(<) 1 3- + + () - 0.12 (1 ))

dan tidak perlu lebih dari ' f& l (0.8 + ) h 5 n 1+00 ############################################################(/)

3dalam segala hal tebal minimum pelat tidak boleh kurang dari harga berikut '

Arifin, ( 2004 ) NEUTRON 4, No. 1 1-8


a# untuk Em F + ' 1+0 mm# b# untuk Em G + ' .0 mm#
&eterangan ' h 5 tebal pelat# ln 5 pan$ang dari bentang bersih dalam arah meman$ang dari konstruksi dua arah# 5 kuat leleh tulangan lentur pelat# ! H 5 rasio dari bentang bersih dalam arah meman$ang terhadap bentang bersih dalam arah lebar C pendek pelat dua arah#

)& )34 %(15(1..1(01 mengatur mengenai tulangan minimum komponen struktur lentur# 1 .4 I 5 ############################################################################# (.) f&

dari

P"&AKSA#AA# B"T'# PRAT"(A#( Jenis mutu beton !ang digunakan adalah sebagai berikut ' & 650 0igunakan untuk balok pratekan dengan bentang +0 m dan 15 m & 600 0igunakan untuk tiang pancang & 150 0igunakan untuk pelat(pelat pracetak trotoar, pelat cetak cor setempat, pilar dan abutment & ++5 0igunakan untuk tiang(tiang pagar atau konstruksi(konstruksi sekunder lainn!a !ang tidak mendukung beban berat# -ntuk men$aga mutu beton !ang dibuat, maka harus ada keterlibatan dari pihak terkait !ang menangani peker$aan Jualit! Dssurance (JD) dan Jualit! Kontrol (JK) di lapangan Secara umum semua bahan !ang dipakai untuk peker$aan beton harus memenuhi ketentuan !ang tercantum pada bagian + bab 1 dari *:0LMD3 B:%L3 1.// ()&B4(1#=#55#1.//)# )ecara urnum pers!aratan mengenai campuran beton baik mengenai perencanaan campuran dan pengendalian mutu harus memenuhi ketentuan !ang tercantum pada bagian 1 bab = dari *:0LMD3 B:%L3 1.// ()&BM#=#51#1.//)# )ecara umum, pers!aratan mengenai pelaksanaan pembetonan !ang meliputi pengadukan, pengangkutan, penuangan, pengecoran, pera"atan, bekisting, penulangan, siar konstruksi, sparing dan lain(lain harus memenuhi ketentuan !ang tercantum pada bagian 1 bab 5 dan bab 6 dari *:0LMD3 B:%L3 1.// ()&B4 1#=#51# 1.//) *eker$aan Beton *racetak meliputi ' *ers!aratan !ang berkenaan dengan pada umumn!a harus diperhatikan dalam hal peker$aan beton pracetak se$auh dapat dilaksanakan# Mang termasuk dalam peker$aan beton pracetak ini meliputi dan tidak terbatas pada seluruh detail !ang ditun$ukkan pada gambar ker$a, diantaran!a ' o Balok pratekan pracetak bentang +0 meter dan 15 meter o *elat bagian ba"ah o 0ia ragma Beton pracetak harus selalu di$aga terhadap pengaruh cuaca# Sambungan konstruksi diartikan sebagai sambungan pada beton !ang diperlukan untuk ken!amanan dalam konstruksi dimana ukuran(ukuran

Arifin, ( 2004 ) NEUTRON 4, No. 1 1-8


khusus diambil untuk mendapatkan sambungan !ang menerus tanpa menimbulkan gerakan# *eker$aan

Arifin

pengecoran tidak boleh dimulai sebelum metode penempatan (pengecoran), kedudukan dan bentuk dari sambungan konstruksi dan $en$ang# 0ilatasi diartikan sebagai semua sambungan !ang ber ungsi untuk menerima gerakan diantara struktur !ang berdekatan, perhatian khusus perlu diberikan agar sambungan selalu kedap air# *eker$aan penulangan meliputi ' *enulangan termasuk tulangan datar, an!aman !ang dilas dan ka"at pengikat untuk beton pra cetak dan beton cor di tempat dan pasangan batu# Jika ba$a diganti, maka hal ini paling sedikiit harus dari luas penampang !ang sama dengan ukuran rencana# Jarak antara batang(batang ba$a tidak akan diperlebar# *eker$aan Ba$a %ulangan, meliputi ' Ba$a tulangan harus merupakan batang ba$a billet berulir grade -1. dan polos -+= mengikut pers!aratan )ll 0116(/= *enulangan an!aman ba$a harus mengikuti DD)N%L M55, dengan diameter minimum 1mm# Ba$a tulangan !ang tidak memenuhi s!arat(s!arat karena kualitas tidak sesuai dengan spesi ikasi dan peraturan lain harus segera dikeluarkan dari lokasi Besi tulangan harus dibengkokkan sesuai B)==66 atau 3l +(11./1# *embengkokan harus diker$akan dalam keadaan dingin dengan mesin pembengkok# *embengkokan kembali batang !ang salah dibengkokkan tidak diperbolehkan# Dpabila ada bagian(bagian tulangan !ang membutuhkan pengelasan, harus menga$ukan rencana bagian peker$aan dan metode pengelasan# *eker$aan )istem prategang meliputi pen!ediaan dan penda!agunaan semua tenaga ker$a, bahan(bahan, instalasi, konstruksi dan perlengkapan( perlengkapan untuk peker$aan pra tegangan balok beton pracetak pratekan bentang 15 meter dan bentang +0 meter serta !ang berhubungan dengan itu, adalah sistem prateganganO )istem prategang !ang digunakan adalah Bonded *ost %ensioning# )istem pelaksanaan adalah sistem 2re!ssinet atau sistem lain !ang setara# )istem tersebut harus sesuai dengan ketentuan(ketentuan dari pabrik penghasil prategang# -ntuk itu harus pula menga$ukan metode pelaksanaan prategangan# *eker$aan Ba$a *rategang, meliputi ' *ost(tensioning tendon !ang dipergunakan adalah se?en "ire stress relie?ed strand diameter 1+#< mm Grade +<0# 8o" relaPation# Bahan harus memenuhi ketentuan dan s!arat(s!arat !ang tercantum dalam D)%M D=16(/0, lo" relaPtion# Ba$a prategang harus bebas dari kerusakan, gemuk, karat atau bahan lain !ang dapat mengurangi lekatan dengan beton# Ba$a prategang !ang menun$ukkan adan!a lubang(lubang atau mempun!ai permukaan !ang cacat tidak boleh dipergunakan#

Arifin

Dngkur untuk bonded tendon harus mempun!ai mutu paling sedikit sama dengan .0 dari tegangan leleh ba$a !ang akan dipergunakan# Dngkur !ang cacat tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat peker$aan# )elubung kabel !ang dipergunakan untuk bonded tendon harus cukup kuat dan leksibel untuk dapat mengikuti $alann!a kabel dan cukup tahan terhadap'

Alt rnati! " #ain $an %ia&a ' lak#anaan ( )*atan

10

*emompaan spesi semen kedalam selubung# 8uas penampang dari selubung tersebut minimal dua kali lebih luas dari ba$a prategang !ang dipergunakan# )elubung harus cukup kuat untuk menahan semua ga!a !ang beker$a selama pelaksanaan# )emen grout !ang dipakai harus bersih dan terbuat dari campuran portland cement, air dan grout admiPture# Ddukan grouting terdiri dari perbandingan campuran semen 1 Qak (50kg), air bersih ++,5 liter (RCK50,=5) dan grout admiPture seban!ak ++/ gram setara dengan merek KonbeP(100 atau se$enis# *encampuran dilakukan dengan electrical miPer# Grout !ang dipompakan dalam selubung harus memiliki konsistensi clloidal !ang seragam dan tekanan !ang diberikan tidak boleh lebih dari < kgCcm+# RCK ratio dari grout tidak boleh lebih dari 0,=5 (dalam berat) Ddditi?e !ang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipergunakan# Ddditi?e lainn!a untuk mereduksi susut danCatau meningkatkan "orkabilit!#

*engu$ian Bahan meliputi ' )etiap bahan !ang dipergunakan antara lain kabel ba$a prategang, angkur, selubung kabel dan tain(lain harus disertai serti ikat dari pabrik pembuat !ang menun$ukkan hasil pengu$ian !ang telah dilakukan dan bah"a kualitas dan si at(si atn!a tidak men!impang dari ketentuan dalam D)%M !ang bersangkutan# *emasangan )elubung C 0uct meliputi ' )elubung dipasang diatas tulangan pen!angga !ang telah diatur posisin!a sepan$ang balok sesuai gambar ker$a# *emasangan selubung harus dilaksanakan seteliti mungkin untuk menghindari patahan( patahan# )elubung harus dipasang pada posisi !ang tepat sesuai dengan gambar ker$a dengan toleransi ketelitian 1 mm# )elubung harus ter$amin kedudukann!a dan tidak boleh berubah posisi baik terhadap bidang ?ertical maupun horisontal, pada saat setelah dilakukan pengecoran# *ada sambungan antar selubung kabel digunakan coupler (!aitu selubung kabel dengan diameter lebih besar) dan dilengkapi dengan pipa perekat (seal tape) untuk menghindari masukn!a air atau adukan beton kedalam selubung kabel# *emasangan &abel *rategang meliputi ' )ebelum pengecoran dilaksanakan, kabel prategang dimasukkan ke dalam selubung secara manual# )etelah itu kedudukanCposisi selubung harus diperiksa kembali# *emasangan Dngkur meliputi ' Dngkur harus terletak sentris dan tegak lurus terhadap kabel prategang# *osisi angkur harus sesuai dgn gambar,dengan toleransi ketelitian 1 mm# )ambungan antara selubung kabel dengan terompet agkur, (anchorage guide) menggunakan pita perekat#

Alt rnati! " #ain $an %ia&a ' lak#anaan ( )*atan

11

*enarikan kabel han!a boleh dilaksanakan setelah beton mencapai kekuatan .0 % dari mutu beton rencana# -ntuk mengontrol tegangan dan perpan$angan kabel, dilakukan pencatatan pada setiap kenaikan tegangan 1000(+000 psi dan hasiln!a dibandingkan dengan perhitungan teoritis# *erbedaann!a tidak boleh lebih dari 5% Jika ga!a(ga!a !ang dis!aratkan sudah tercapai dengan baik maka tendon dapat diangkur# )etelah diangkur dengan baik, maka selan$utn!a tegangan pada $ack

Arifin, ( 2004 ) NEUTRON 4, No. 1 1-8


diturunkan sedikit demi sedikit secara bertahap sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan schok pada angkur maupun tendon#

*eker$aan Grouting meliputi ' )etelah pemotongan kabel, angkur ditutup dengan adukan semen dan pasir (patching) untuk mencegah keluam!a bahan grout dari sela(sela strand dan ba$i# *eker$aan grouting dapat dimulai = $am setelah patching# )ebelum digrouting, selubung kabel harus dicuci dengan mengalirkan air bersih kedalamn!a# dan dengan menggunakan kompresor air !ang berkelebihan dikeluarkan hingga kering# Grouting harus diin$eksi dari satu arah secara terus menerus kedalam selu(bung kabel dengan menggunakan electrical grouting pump dengan tekanan maksimum 0#5 3Cmm+# )etelah grout keluar pada grout ?ent (grout outlet, grout inlet dan outlet ditutup)# )elubung kabel harus terisi penuh dengan grout secara men!eluruh# )e$ak peker$aan grouting selesai sampai = hari kemudian, balok tidak boleh dibebani# 2! DATA DA# M"T'D" 0ata !ang ada meliputi data obser?asi di lapangan meliputi data untuk' 1# *embebanan dengan beban primer (beban mati, beban hidup, ke$ut dan ga!a akibat tekanan tanah) , sekunder (beban angin, ga!a akibat perbedaan suhu, ga!a akibat rangka dan susut, ga!a rem dan traksi, ga!a(ga!a akibat gempa bumi, ga!a gesekan pada tumpuan( tumpuan bergerak# +# Bentang $embatan 1# Mutu beton !ang dipakai !aitu pratekan & =50 dan Balok % & ++5 =# Mutu ba$a beton !ang dipakai adalah - +=# %ahap selan$utn!a direncanakan dengan ' Mengumpulkan beban(beban !ang ada diatasn!a atau merencanakan bangunan atas baik beban mati, berat sendiri, beban hidup, beban sementara dan lain(lain untuk perhitungan selan$utn!a# 0ari bangunan atas lalu ke bangunan ba"ah merencanakan' land hoo , abutment, poer dan dasar pondasi tiang pancang# 8angkah(langkah solusi permasalahan di atas adalah ' Menghitung pembebanan !ang ter$adi akibat beban primer, sekunder dan khusus Melalukan distribusi pembebanan Menghitung dimensi balok prategang, plat dan tulangann!a# Menghitung ?olume dan bia!a dari kedua alternati?e Membandingkan hasil !ang didapat Menarik kesimpulan )! $ASI& DA# P"MBA$ASA# Berdasarkan analisa data dapat diketahui bah"a beberapa tempat !ang menggunakan $embatan beton prategang !aitu' Jembatan Rilangan 44 lokai di $alan $urusan 3gan$uk S Karuban, dengan bentang +P+5 meter Jembatan )ambong lokasi di $alan $urusan *ucang )e"u S )emanten *acitan, dengan bentang +5 meter

Arifin, ( 2004 ) NEUTRON 4, No. 1 1-8


Jembatan *enak lokasi di $alan $urusan 0engok S *acitan dengan bentang +5 meter

14

Arifin

Jembatan !ang menggunakan balok % adalah ' Jembatan Bogo lokasi di $alan $urusan Karuban( 3ga"i, dengan bentang +5 meter Jembatan Jelok lokasi di $alan $urusan &ebon Dgung S *acitan dengan bentang +5 meter Jembatan %emon Dbang lokasi di $alan $urusan *ur"antoro Dr$osari ( *acitan, dengan bentang +5 meter# Berdasarkan analisa harga dapat diketahui bah"a anggaran untuk $embatang beton prategang dan balok % lebih ekonomis dengan menggunakan beton prategang# *! K"SIMP%&A# Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut ' *ada $embatan bentang +5 meter bisa dipakai konstruksi beton prategang atau balok %# Kontoh $embatan !ang menggunakan bentang prategang adalah $embatan Rilangun 44, $embatan )ambong, $embatan *enak# Jembatan !ang menggunakan konstruksi balok % adalah $embatan Bago, $embatan Jelok dan $embatan %emon Dbang# Narga bangunan atas $embatan prategang bentang +5 meter 5 ,p# +0=#5<+#1<0,00 dan harga bangunan atas $embatan bentang +5 meter 5 ,p# +1.#6<0#000,00# Jadi memakai beton prategang untuk bentang +5 meter lebih murah dari balok % dengan analisa harga satuan peker$aan# R"+"R"#SI 0epartemen *eker$aan -mum dan %enaga 8istrik, T Peraturan Muatan Jembatan dan Jalan Raya 1986U, 8embaga *en!elidikan Masalah Bangunan, Bandung, 1./6# %#M# 843 3:0 S N# B-,3) Desain Struktur Beton Prategang 0*-%8 (1.<.) Peraturan Beton Bertulang Indonesia M8*MB, Bandung Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1.<0 34 S +# Peraturan Muatan Indonesia 1.<0 34 S 1/# Peraturan Muatan untuk Jembatan dan Jalan Raya no#1+C1.<0, 0irektorat Jenderal Bina Marga# Peraturan Perencanaan eometrik Jalan Raya 3o# 11C1<0, 0irektorat Jenderal Bina Marga# Spesi!ikasi dan Standard Jembatan Pelat Beton untuk Jembatan Jalan Raya 3o#0+C1.<0, 0irektorat Jenderal Bina Marga#

Vous aimerez peut-être aussi