Vous êtes sur la page 1sur 4

LUKA BAKAR (SHALINI S.

08-402)
II. DEFINISI Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yg disebabkan kontak dgn sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

VII.

PATOFISIOLOGI

IV. 1.

2. 3.

4. V.

ETIOLOGI Air panas tergantung suhu cairan, jenis cairan, lama kontak dan ketebalan kulit yang terkena Api nomor dua paling sering Flash burns ledakan gas, bensin, cairan yang dapat terbakar lainnya dalam waktu sangat singkat. Kontak dengan benda panas PENAMPANG KULIT

VIII. KLASIFIKASI LUKA BAKAR (American burn association and American college of surgeons committee on trauma) CLASSIFICATION MINOR CRITERIA 2 < 15% BSA 2 < 10% BSA IN CHILDREN 3 < 2% BSA

VI.

MEKANISME LUKA BAKAR MODERATE 2 = 15% - 25% BSA 2 = 10% - 20% BSA IN CHILDREN 3 = 2% - 10% BSA

1. Capillary Pemeability Kebocoran cairan dan protein dari ruang intravaskuler 2. Plasma Onkotik Pressure Oleh karena hipoproteinemia o.k kehilangan protein dari ruang intravaskuler 3. Capillary hydrostatic pressure Oleh karena vasokonstriksi atau blokade parsial karena terjadi aggregasi sel dan trombosit 4. Clearance cairan dan protein Oleh karena blokade ductus lymph oleh aggregate platlet dan fibrin clots 5. Cairan intravascular Oleh karena fx membran sel yg menurun 6. Tekanan osmotik tissue yg terbakar Menyebabkan peningkatan cairan intravaskular 7. Cairan yang menguap 8. Fungsi myokard

CRITICAL

2 > 25% BSA 2 > 20% BSA IN CHILDREN 3 > 10% BSA BURNS OF FACE,FEET,EYES,EARS,PERINEUM BURNS IN POOR RISK PATIENT ( AGE, CURRENT DISEASE) BURNS ASSOCIATED WITH INHALATION,ELECTRICAL INJURY,FRACTURES OR OTHER MAJOR TRAUMA

IX.

DERAJAT LUKA BAKAR

Derajat I Lapisan epidermis Bulae (-) Kering, hiperemik Nyeri Sembuh spontan 2-10 hari Derajat II Derajat IIa Dangkal : superfisial dermis, adnexa kulit utuh, sembuh < 3mgg, bulae (+/-) Derajat IIb Dalam : sebagian besar dermis, sedikit adnexa kulit, sembuh 3 9mgg, bulae (+) Derajat III Seluruh dermis & lapisan di bawahnya Adnexa kulit (-) Abu-abu pucat Koagulasi protein (eschar) Anestesi Derajat IV : Seluruh lemak subkutan & lapisan di bawahnya Adnexa kulit (-) Gambaran seperti arang Koagulasi protein (eschar) Anestesi X. 1. 2. ZONA KERUSAKAN JARINGAN Zona koagulasi Terjadi koagulasi protein (langsung) Zona statis Kerusakan endotel,trombosit & lekosit ggn perfusi, permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal. Pada 12 24 jam pasca trauma, mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan. Zona hiperemi Terjadi reaksi vasodilatasi tanpa reaksi seluler

XII.

LUAS LUKA BAKAR Berdasarkan Rule of Nines (%TBSA). Child Adult Head/ neck 18 9 Arm 9 9 Anterior trunk 18 18 Posterior trunk 18 18 Leg (groin to toe) 14 18 Perineum 5 1 XIII. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR

3.

Monitor : XIV. PENATALAKSANAAN DI UGD Primary assessment Secondary assessment evaluasi luka, resusitasi cairan monitoring lain-lain : Dekompresi lambung, Pain control, Tetanus Profilaktif

Baxter (Parkland) -

Diuresis 30-50 ml/jam CVP >+2 Hb Ht 4ml/kgBB/%LB ringer lactate

XV. PRIMARY SURVEY Identify immediate life-threatening conditions : Airway : - oksigen, - observasi edema jalan nafas : progressive hoarseness, LB kepala & leher, pasang ETT Breathing Melihat frekewensi nafas dan expansi dada Circulation Frekewensinadi lebih baik daripada Tekanan Darah C-spine immobilization Terutama pd korban ledakan atau KLL XVI. SECONDARY SURVEY A thorough head-to-toe evaluation anamnesis riwayat trauma,mekanisme,ruang tertutup, gas kimia,trauma inhalasi,dan lain lain. Adanya trauma penyerta lain Evaluasi luka Resusitasi cairan Monitoring lain-lain : dekompresi lambung,laboratorium, Pain control, Tetanus Profilaktif XVII. RESUSITASI CAIRAN Pasien dengan luka bakar > 20% memerlukan resusitasi cairan intra vena. Pasien dengan luka bakar > 50% atau mempunyai masalah medis lainnya seperti sangat muda atau sangat tua atau mengalami inhalasi asap harus mendapatkan monitoring tekanan vena sentral. Formula Evans Formula Brooke Formula Baxter (Parkland) 8 jam pertama : jumlah cairan 16 jam berikut : sisanya Evans Monitor : Brooke 0,5ml/kgBB/%LB koloid 1,5ml/kgBB/%LB elektrolit 2000ml glukosa Diuresis > 50 ml/jam CVP >+2 Hb Ht 1ml/kgBB/%LB koloid 1ml/kgBB/%LB elektrolit 2000 ml glukosa

Monitor :

XVIII.

Diuresis 50-100 ml/jam CVP >+2 Hb Ht TETANUS PROFILAKTIF Apabila dalam 5 tahun terakhir mendapatkan booster tidak perlu profilaksis. Dalam 10 tahun terakhir cukup tetanus toksoid booster. Apabila tidak diketahui statusnya diberikan serum hiperimun. PERAWATAN LUKA Aseptik Nekrotomi, debridement AB topikal AgNO3 0,5% Mafenide acetate SSD 1% Gentamycin SO4 Posisi sendi ekstensi, abduksi Eksisi tangensial Escharotomy Fasciotomy Skin graft STSG FTSG

XIX.

Escharotomy pada dada Diperlukan pada pasien dengan luka bakar sirkumferensial pada dinding dada. Dilakukan pada linea axillaris anterior bilateral, apabila dinding abdomen ikut terkena incisi transversal costal margin. Escharotomy pada ekstremitas Dilakukan pada luka bakar sirkumferensial pada ekstremitas yang menyebabkan gangguan perfusi yang signifikan. Batas tekanan untuk dilakukan escharotomy adalah 30 mmHg dan dilakukan sepanjang garis midmedial atau mindlateral.

Escharotomy dan Fasciotomy

GAMBARAN ESCHAROTOMY

Bila kesulitan seperti ditemukan, tindakan operasi adalah yang paling memungkinkan XXIV. JENIS OPERASI Release contracture Skin graft Z plasty Distant Flap Free Flap

XXI.

NUTRISI SUPORTIF Dapat dilakukan sedini mungkin, walaupun pada luka bakar luas terjadi gastroparesis menggunakan NGT pada distal ligamentum Treitz meningkatkan sintesis protein, menurunkan translokasi bakteri, meningkatkan hormon anabolisme (insulin) dan menurunkan stress hormon stress respon menurun. Sangat bermanfaat pemberian kalori dan protein untuk anabolisme dan katabolisme XXII. INFEKSI DAN ANTIBIOTIKA PADA LUKA BAKAR Mengatasi infeksi tindakan aseptik, pencucian dan perawatan luka, nekrotomi dan debridement, pemberian antibiotika topikal dan sistemik. Prinsip tindakan : dilution is solution for pollution Pemberian antibiotik dibedakan sebagai profilaksis topikal dan sistemik Antibiotik Terapetik diberikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi dan telah dilakukan kultur. Profilaksis diberikan sesuai pola kuman rumah sakit, diberikan intravena 30 menit sebelum tindakan dan 24 jam pasca tindakan, dapat juga diberikan peroral selama 5 hari berupa antibiotik yang tidak diserap usus untuk mencegah kontaminasi dari saluran cerna. PROBLEM REKONSTRUKSI Ggn fungsi & estetik: Kontraktur Parut hipertrofik Keloid

XXIII.

Vous aimerez peut-être aussi