Vous êtes sur la page 1sur 17

FENOMENA KASTRASI LINGUISTIK DAN TRANSPOSISI DALAM TEKS TERJEMAHAN Oleh Yoyo Surjakusu ah Universitas Pendidikan Indonesia A!

s"rak Penelitian ini dilakukan untuk meneliti fenomena kastrasi linguistik (penghilangan unsur-unsur linguistik yang improper, yang tidak boleh ada sehingga teks terjemahan menjadi wajar) dan fenomena transposisi (perubahan dalam tatabahasa bahasa sumber (Bsu) ke tatabahasa bahasa sasaran (Bsa) dalam teks terjemahan, yaitu 1) wujud kastrasi linguistik dan transposisi dalam teks terjemahan, 2) Ppenyebab terjadinya fenomena kastrasi linguistik dan transposisi , serta !) "mplikasinya bagi pembelajaran penerjemahan# $engan menggunakan pendekatan deskripsi terfokus (fo%used des%ription) dan teknik analisis struktur mikro (mi%rostru%tural) teks sumber berbahasa "nggris, dan teks terjemahan berbahasa "ndonesia dibandingkan untuk menelusuri siasat-siasat penerjemahan yang digunakan para penerjemah senior dalam upayanya untuk memindahkan amanat teks# &mpat teks terjemahan dipilih berdasarkan asumsi bahwa teksteks tersebut bisa dikategorikan sebagai hasil terjemahan kontemporer yang baik# 'eks bahasa sumber seluruhnya berjumlah 1#!() paragraf# *etiap paragraf teks terjemahan diperbandingkan dengan teks bahasa sumber dengan menggunakan analisis struktur mikro yang difokuskan pada dua fenomena, yaitu fenomena kastrasi linguistik dan fenomena transposisi# +asil analisis menunjukan bahwa kastrasi linguistik dan transposisi yang digunakan para penerjemah jumlahnya %ukup signifikan# ,enomena kastrasi linguistik terjadi pada tataran kata, frase, klausa# *edangkan fenomena transposisi terjadi pada tataran kata, frasa, klausa dan kalimat# -kibat dari penggunaan kastrasi linguistik dan transposisi hasil terjemahan akurat, lebih jelas dan lebih alami tanpa mengorbankan amanat teks# $ari temuan ini terbukti kastrasi linguistik dan transposisi merupakan siasat penerjemahan yang efektif dan efisien untuk memper%epat proses penerjemahan. Kata Kunci: Transposisi, Kastrasi Linguistik, working translation, finished translation #$ PENDAHULUAN Penerjemahan merupakan perpaduan, antara lain, pembelajaran keterampilan memba%a teks B*u, pengetahuan tentang berbagai jenis teks, pengetahuan tentang stilistik, dan keterampilan menuliskan amanat atau pesan yang diperoleh melalui ba%aan tadi ke dalam bahasa sasaran dengan akurat, jelas dan alami# Pembelajaran mata pelajaran penerjemahan tidak bisa dilepaskan dari penguasaan berbagai bidang pengetahuan manusia# *elain itu, pembelajaran penerjemahan merupakan pembelajaran keterampilanketerampilan yang diperlukan untuk dapat memahami isi teks tertulis dengan tepat dan %epat dan mengungkapkannya kembali dalam bahasa sasaran yang baik sesuai dengan norma-norma bahasa sasaran dengan tepat dan %epat pula# $ua kata kun%i tepat dan %epat ini terkait dengan perlunya keterampilan memba%a untuk pemahaman ba%aan, dengan menggunakan siasat memba%a unsur-unsur kata, klausa, kalimat dan tanda-tanda teks tertulis (tanda-tanda ba%aan), dan siasat menuliskan pesan teks Bsu dengan menggunakan unsur-unsur kata, klausa, kalimat Bsa dan tanda-tanda ba%aan yang tepat#

$alam penerjemahan teks bahasa sumber akan terjadi perubahan posisi padanan unsur-unsur teks sumber yang berbeda dari posisi unsur-unsur teks sasaran# $i samping itu ada unsur atau unsur-unsur teks sumber yang tidak bisa di%ari padanan unsur-unsurnya dalam bahasa sasaran# .ntuk memahami lebih jauh bagaimana upaya mengatasi elemen yang tidak ada dalam bahasa sasaran diperlukan kajian dengan fokus pada norma-norma dan siasat-siasat penerjemahan yang terwujud dalam teks terjemahan pada tataran struktur mikro dengan membandingkannya se%ara sistematis dengan teks sumber# Penerjemah menggunakan siasat penerjemahan yang berwujud kastrasi linguistik dan transposisi sesuai dengan norma-norma bahasa sasaran untuk mempertahankan amanat dalam teks Bsu dan memindahkannya ke dalam teks Bsa# /orma-norma bahasa yang dimaksud ialah aturan baku bahasa "nggris dan aturan baku bahasa "ndonesia pada tataran struktur-mikronya# 0leh karena itu, dalam mempertahankan amanat dalam teks bahasa "nggris ke teks bahasa "ndonesia, penerjemah (dalam hal ini penerjemah professional) melakukan dengan sadar dua siasat penerjemahan tersebut yaitu kastrasi linguistik dan transposisi# Berkaitan dengan penghilangan unsur dalam proses penerjemahan, /ewmark (1()12 3-)) mengatakan bahwa hilangnya makna disebabkan oleh empat faktor, yaitu yang pertama, teks yang mendeskripsikan situasi yang unsur-unsurnya bersifat khas lingkungan alam, lembaga dan budaya bahasa sumber4 yang kedua ialah karena karakter dasar dari dua bahasa yang konsep intelektualnya berbeda4 dan yang ketiga, penggunaan bahasa pengarang dan penerjemah teks berbeda, adanya makna-makna yang bersifat pribadi4 dan yang keempat yaitu perbedaan dalam teori makna dan nilai antara pengarang dan penerjemah teks# *elanjutnya /ewmark menyatakan bahwa hilangnya makna dalam teks terjemahan, yang bukan disebabkan oleh kekurangan teks sumber atau ketidakmampuan penerjemah5, adalah apa yang dinamakan penerjemahan yang impossible dan inevitable5# ,enomena ini merupakan suatu hal yang wajar dalam penerjemahan teks Bsu ke Bsa# 6astrasi linguistik berdasarkan pernyataan di atas adalah adegan atau wujud yang terjadi dalam penerjemahan yang tidak bisa dihindari# 6astrasi linguistik adalah fenomena di mana unsur-unsur teks Bsu se%ara otomatis tidak diterjemahkan tanpa menghilangkan makna utuh teks Bsu# "stilah kastrasi linguistik merupakan terjemahan dari linguistic castration (7ent8ler 1((!)# 6ata castration berasal dari kata kerja to castrate yaitu kata kerja figuratif to expurgate (book 9 %#)# To expurgate adalah sebuah :erba transitif# 6ata ini berasal dari kata kerja ;atin bentuk past participle expurgare yang artinya se%ara figuratif membersihkan, memurnikan (<yld, tanpa tahun2 (!()# =adi, maksud kastrasi linguistik di sini ialah penghilangan unsur-unsur linguistik yang improper, yang tidak boleh ada sehingga teks terjemahan menjadi proper5 atau wajar# 'ransposisi atau shifts ialah prosedur penerjemahan yang melibatkan perubahan dalam tatabahasa Bsu ke tatabahasa Bsa# ,enomena transposisi juga jadi fokus penelitian ini karena berada dalam siasat yang juga disinggung dalam teori yang melandasi penelitian ini# >engenai hal ini 7ent8ler mengatakan bahwa karena penerjemahan terjadi on center stage, maka misrecognitions dan transposisi dari teks sumber dapat diketahui dan dianalisis5# Popo:i% sebagaimana dikutif 7entler membuat pendekatan analisis terjemahan yang berbeda dari yang lain# $i dalam analisis terjemahan yang tradisional, transposisi dianggap sebagai distorsi, ketidakmampuan penerjemah, atau ketidakserasian antara dua bahasa (7ent8ler, 1((!2)?)# Popo:i% mengembangkan %akrawala teoretis baru yang menganggap transposisi dalam teks terjemahan sebagai perwujudan nilai budaya bahasa sasaran dan norma-norma penulisan yang baik# -lih-alih menyalahkan penerjemah atas ketidaktahuan dan ketidaksetiaan pada teks sumber, Popo:i% berpendapat bahwa penerjemah memang menggunakan strategi penerjemahan tersebut karena mereka berusaha untuk menerjemahkan isi teks sumber dengan setia meskipun ada perbedaan dalam dua bahasa

tersebut# Popo:i% menerima kenyataan bahwa terjadinya penghilangan, penambahan, dan transposisi sebagai bagian yang mesti terjadi dalam proses penerjemahan, karena kedua bahasa memang memiliki perbedaan-perbedaan yang inheren dalam nilai-nilai intelektual dan estetikanya (7ent8ler, 1((!2)?)# Berkaitan dengan pembelajaran penerjemahan, tugas guru ialah membantu pembelajar atau %alon penerjemah untuk mengetahui dan menggunakan siasat menerjemahkan tersebut se%ara efektif# Beranalogi dari penelitian tentang strategi yang digunakan oleh para pembelajar bahasa, penulis dapat menyatakan bahwa penerjemah yang baik menggunakan siasat yang khas dalam penerjemahan, sehingga penerjemahan lebih mudah, lebih %epat, lebih menyenangkan, lebih self directed, lebih efektif, dan lebih bisa ditransfer ke dalam situasi-situasi yang baru# Pertanyaan yang mun%ul ialah bagaimana %ara melakukan penelitian mengenai siasat penerjemahan tersebut 5 -da beberapa %ara untuk mendapatkan data tentang siasat penerjemahan# @ang pertama, dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut siasat-siasat penerjemah# @ang kedua, dengan menggunakan metode introspeksi, yaitu dengan bimbingan peneliti, penerjemah meneliti perilaku mereka saat melakukan penerjemahan# 05>alley et al# (1()Aa) dalam penelitian siasat pembelajaran berhasil melakukan penelitiannya dengan mewawan%arai para pembelajar (;arsen,reeman 9 ;ong, 1((12 1A)# Bara ketiga ialah dengan meneliti teks terjemahan dengan membandingkan teks bahasa sumber dengan teks terjemahan dalam bahasa sasaran# Bara ini dilakukan antara lain dalam penelitian e:aluasi terjemahan (*uryawinata, 1()?, +ouse, 1()?), dan fungsi kala no:el bahasa Peran%is dan penerjemahannya (+oed, 1((2)# +olmes, Popo:i%, 9 ;efe:ere (dalam 7ent8ler, 1((!2 1(A) menganjurkan menggunakan teks terjemahan untuk lebih memahami siasat penerjemahan subyektif# *iasat penerjemahan ialah siasat yang dilakukan oleh penerjemah orang perorang dalam menerjemahkan teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran# Beranalogi pada penelitian tentang siasat pembelajaran bahasa dan :ariabel-:ariabel yang rele:an dengan pembelajaran penerjemahan, penelitian tentang siasat penerjemahan sangat diperlukan# Can ;eu:en-Dwart menyatakan bahwa deskripsi teks terjemahan harus memfokus pada penelitian norma dan siasat melalui perbandingan teks terjemahan dengan teks sumber (7ent8ler, 1((!21!3)# $engan menggunakan alat kategori shift stilistik, sintaktik, semantik, dan pragmatik yang melibatkan 3E mahasiswa, sarjana itu mendeskripsikan penerjemahan# >enurut penelitian tersebut, 3E persen dari penerjemahan rata-rata 1EE persen berupa transposisi (:an ;eu:en-Dwart, 1((E dalam 7entl8er, 1((!21!3)# "a berpendapat bahwa transposisi berpengaruh pada tataran struktur makro# $an dari penelitian tersebut dapat diketahui adanya berbagai kesulitan proses transfer budaya# Penelitian tentang terjemahan banyak dilakukan dengan menggunakan penelitian obser:asi, yaitu melakukan pengamatan sistematis atas fenomena yang mun%ul di bidang terjemahan, penelitian-penelitian teoretis, dan penelitian eksperimental (7ile, 1((A2Fii)# Penelitian teks terjemahan, dari bahasa "nggris ke bahasa "ndonesia, yang sudah banyak dilakukan umumnya berupa penelitian e:aluatif dan kritik terjemahan# Penelitian yang pernah dilakukan atas inisiatif Batford (1(33) ialah penelitian tentang kesepadanan, bahasa "nggris dan bahasa "ndonesia, khususnya mengenai pengalihan katadepan (preposisi) dalam no:el +enry =ames berjudul !ais" #iller dan karya terjemahannya oleh *apardi $joko $amono# $ari lebih kurang 21#EEE kata yang terdapat dalam naskah asli !ais" #iller, 12A? kata adalah preposisi yang terdiri atas !A ma%am# Preposisi yang paling banyak mun%ul adalah of, akan tetapi hanya 1?? kehadirannya yang ter%atat dalam terjemahan# +al ini antara lain disebabkan struktur kalimat asli diubah sedemikian rupa sehingga of tersingkir dalam terjemahan (@unus, 1()(2 !A?-3)#

$ari hasil penelitian -bdullah (1((?) antara lain ditemukan bukti bahwa kemampuan pemahaman teks sumber dan kemampuan reproduksi dalam bahasa sasaran merupakan :ariabel yang sangat penting dan saling terkait dan menentukan tingkat kualitas terjemahan mahasiswa, yaitu masing-masing dengan koefisien E,1?12 dan E,1?!? (-lwasilah, 1(()22)# *edangkan penelitian yang tidak se%ara langsung dikaitkan dengan pembelajar akan tetapi berupa penelitian teks terjemahan antara lain2 +ouse, (1()?), *uryawinata (1((2) dan 6uepper (1(33)# %$ METODE PENELITIAN %$% Da"a Pe&el'"'a& $ata penelitian ini adalah fenomena kastrasi linguistik dan transposisi yang terdapat dalam terjemahan teks ilmu-ilmu bahasa dan teori sastra# $ata linguistik berupa dua jenis fenomena tersebut diteliti melalui persandingan dan perbandingan teks bahasa "nggris dan teks terjemahan dalam bahasa "ndonesia# ,enomena tersebut dipandang sebagai siasat subjektif para penerjemah dalam upaya memindahkan amanat teks Bsu ke Bsa# $ata yang dikumpulkan dari korpus linguistik berbentuk kata, frase, klausa, dan kalimat# $ata berbentuk teks terjemahan, sebagai produk dari hasil proses penerjemahan dari Bsu ke Bsa# $ata berupa teks terjemahan sebagai produk juga dipandang sebagai perwujudan proses, proses dari siasat-siasat yang digunakan penerjemah saat memindahkan pesan, yang tertuang dalam bentuk-bentuk linguistik atau unsur-unsur linguistik mikro Bsu ke bentuk-bentuk linguistik Bsa# *iasat-siasat penerjemah yang digunakan untuk memindahkan pesan dari Bsu ke Bsa diteliti dan difahami sebagai bentuk pemindahan amanat teks Bsu ke Bsa dalam bentuk kata atau frase, klausa, dan kalimat yang sesuai dengan norma-norma bahasa "ndonesia# Pemindahan amanat tersebut se%ara alami terwujud dalam bentuk kastrasi linguistik dan bentuk transposisi sebagai akibat logis dari persamaan dan perbedaan norma-norma bahasa "nggris dan norma-norma bahasa "ndonesia# $ata berupa teks terjemahan diteliti se%ara induktif# >elalui perbandingan teks sumber dengan teks terjemahan, fenomena kastrasi dianalisis transposisi se%ara induktif# 7ejala transposisi dan gejala kastrasi diidentifikasi se%ara kasus per-kasus, dalam tataran kata, frase, klausa, dan kalimat# ,enomena kastrasi linguistik dan transposisi tersebut dianalisis dan dikaitkan dengan tataran struktur makro, dan selanjutnya dikategorisasikan $ata penelitian ini bersumber pada teks asli bahasa sumber, dalam hal ini teks berbahasa "nggris, dan teks terjemahan bahasa "ndonesia# 'eks asli ialah buku-buku tentang linguistik, penelitian bahasa, dan teori sastra# 'eks-teks tersebut merupakan sampel penelitian ini# 6arena sampel tersebut dipilih berdasarkan tujuan tertentu, maka sampel tersebut bersifat purposif# 6arena sumber data utama ( 1# $"stem and $tructures of $undanese, %. Theor" of Literature, &. 'ield Linguistics, dan (. Language ) jumlahnya sangat besar (dalam bentuk paragraf) yaitu 2)?A paragraf, untuk membatasi satuan analisis data dilakukan pemilihan dengan menggunakan Table of )andom *umbers# *etiap paragraf dari teks sumber data utama ini masing-masing diberi nomor# .ntuk memilih paragraf sampel digunakan tabel angka a%ak %$% A&al's's Da"a 'eknik analisis dilakukan untuk menelusuri siasat penerjemahan, dalam wujud fenomena kastrasi linguistik dan transposisi, yang menjadi fokus utama penelitian ini# 'eks bahasa "nggris (Bsu), masing-masing paragraf pilihan, disandingkan dengan teks terjemahan, lalu dibandingkan pada tataran struktur mikronya untuk men%ari gejala-gejala

transposisi dan kastrasi linguistik# 6alimat-kalimat di dalam paragraf teks diberi nomor untuk memudahkan perbandingan antara teks bahasa sumber dengan teks terjemahan ;angkah-langkah analisis paragraf yang dilakukan, antara lain, sebagai berikut# Pertama, paragraf yang diteliti diba%a# 6e%epatan memahami isi teks akan tergantung pada tingkat kesulitan teks# 6alau teks (paragraf) tersebut sama atau lebih rendah dari tingkat penguasaan peneliti maka semua unsur dapat diketahui dengan %epat, termasuk di dalam pembandingam (kontrastif) dengan teks terjemahannya# 6alau tingkat kesulitan teks paragraf tersebut di atas tingkat kemampuan peneliti maka analisis sintaksis dilakukan untuk meneliti unsur-unsur sintaksis paragraf tersebut# Pengenalan fungsi-fungsi kalimat dalam paragraf (kalau teks paragraf tersebut lebih dari satu kalimat)# 6alimat topik dan kalimat pendukung lainnya diteliti se%ara hati-hati# *etelah melakukan analisis semantik dan pragmatik, teks terjemahannya akan langsung diteliti apakah makna teks asli sudah dialihkan dengan tepat dan jelas atau belum# $ari hasil perbandingan tersebut fenomena kastrasi linguistikdan transposisi dapat diketahui dan diartikankan sebagai perwujudan siasat penerjemahan dari penerjemah# ;ebih spesifik lagi, teknik penelitian ini dinamakan pendekatan bottom up5# Perbandingan teks dan deskripsi terjemahan dilakukan pada tataran struktur mikro dan menghubungkannya dengan tataran struktur makro# $ata berdasarkan penerjemahan teks -, teks B, teks B, dan teks $# ($ HASIL PENELITIAN ($# A&al's's Teks Terje aha& Pada saat proses belajar mengajar berlangsung interaksi antara pengajar dan pembelajar penerjemahan# Proses belajar mengajar yang baik bertujuan agar interaksi antara pengajar dan pembelajar penerjemahan ini berjalan se%ara produktif# $alam konteks pembelajar penerjemahan tujuan pengajaran ialah agar pembelajar penerjemahan menjadi penerjemah yang tekun dan jujur (laborious transliterators) bukan penerjemah yang suka mendistorsikan amanat teks yang diterjemahkannya# 'ujuan penerjemahan yang benar dari dahulu hingga sekarang pasti sama, yaitu memindahkan amanat setepat-tepatnya dan sejelas-jelasnya dari satu bahasa ke bahasa lainnya# "barat bunyi kokok ayam jantan di mana saja di dunia ini sama, hanya penamaan padanannya saja yang berlain-lainan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain# Penerjemahan yang baik dari teks Bsu ke teks Bsa diberi batasan yang berbeda-beda# *uatu terjemahan dianggap baik apabila Bsa yang digunakan memenuhi kaidahkaidah atau prinsip-prinsip dasar# Prinsip dasar tersebut ialah (1) menggunakan :ersi Bsa yang benar, (2) makna dan suasana setia pada Bsu# $alam konteks kita, saat menerjemahkan teks Bsu ke Bsa kita hendaknya menggunakan bahasa "ndonesia yang baik dan harus taat pada makna dan suasana teks B*u. Penerjemahan adalah pengalihan amanat teks Bsu se%ara amanah seutuhnya ke dalam Bsa dengan taat pada norma-norma Bsa dan sesuai dengan jenis dan tujuan teks Bsu# $ari bukti penelitian ini dapat dinyatakan bahwa siasat-siasat atau strategi penerjemahan yang digunakan para penerjemah senior dapat dijadikan bahan pembelajaran penerjemahan untuk diajarkan kepada para pembelajar penerjemahan# ($% Kas"ras' L'&)u's"'k *a& Tra&s+os's' Bontoh analisis ke-1 bentuk fenomena kastrasi linguistik dan transposisi dalam teks $istem dan $truktur +ahasa $unda

These two directions correspond to ,enr" $weets fundamental distinction of anal"sis, the breaking up of the continuum of speech into wh at ma" be termed its component elements, and s"nthesis, the wa" in which these elements, as posited, are, as it were, reintegrated with one another in the formation of utterances. The relevant paragraph is worth -uoting in full, if onl" because of the tendenc" in the refinement of the techni-ues of anal"sis to neglect, or relegate to a secondar" place, the no less important linguistic process of s"nthesis: G(Hobins, 1()!2 2!..

6e-dua arah ini sejalan dengan pembedaan asasi yang dibuat oleh +enry *weet atas analisis, yakni peme%ahan kontinuum wi%ara atas apa yang boleh disebut unsur bagiannya, dan sintesis, yakni penyatuan kembali unsurunsur yang sama telah ditetapkan itu satu lain dalam pembentukan ujaran# -pa yang dikatakan *weet itu pantas dikutip se%ara penuh, bila hanya karena adanya ke%enderungan untuk mengabaikan atau menomorduakan proses sintesis yang tak kurang pentingnya itu dalam penghalusan teknik-teknik analisis2G(Hobins, 1()!2 22)##

6alimat ke-1 adalah kalimat majemuk bertingkat, yang memiliki tiga klausa tak bebas# ,rase +enry *weet5s fundamental distinction of anal"sis pembedaan asasi yang dibuat oleh +enry *weet atas analisis# ,rase ini mengikuti transposisi biasa, hanya saja karena adjekti:a posesif-nya nomina nama (proper noun) penerjemahan frase menggunakan bentuk pasif sehingga perlu dihadirkan frase oleh5 yang berarti the agent of the action (lihat -arts 9 -arts, 1())21!A)# Paragraf ini jugs terdiri dari dua kalimat majemuk bertingkat B*u (bahasa "nggris) yang diterjemahkan ke Bsa (bahasa "ndonesia) dengan jumlah kalimat, urutan kata maupun tanda ba%a yang sama# ,enomena kastrasi linguistik yang menonjol ialah klausa G, as it were, G *edangkan fenomena transposisi yang dapat kita anggap penting yakni perubahan makna semantik GThe relevant paragraph G menjadi bermakna komunikatif dengan bantuan rujukan %atatan kaki, menjadi I-pa yang dikatakan *weet2GJ# ,enomena transposisi dalam penerjemahan kalimat Bsu ke Bsa terdapat pada frase the relevant paragraph diterjemahkan menjadi klausa -pa yang dikatakan *weet itu5 dan frase nominal the refinement of the techni-ues of anal"sis diterjemahkan menjadi frase preposisi dalam penghalusan teknik-teknik analisis5# $alam kalimat ini nomina divisions dalam Bsu diterjemahkan menjadi penguraian5# >emang nomina Bsa tersebut se%ara implisit mengandung makna yang berdekatan dengan nomina Bsu tersebut# Bontoh analisis ke-22 /n the examples below, minor particles, since the" are categori0ed as words, are separated b" spaces from the words following them, and prefixial morphemes are written without space before the root to which the" are prefixed as constituent parts of one word: .. (Hobins, 1()!2 1()# $alam %ontoh-%ontoh di bawah ini, karena dikategorikan sebagai kata, partikel minor dipisahkan oleh spasi dari kata yang mengikutinya, dan morfem prefiks ditulis tanpa spasi di depan akar yang bersangkutan2## (Hobins, 1()!2 1))#

$alam kalimat Bsu nomina minor particles posisinya dalam kalimat Bsa dipindah setelah klausa ad:erbia yang mengikutinya dalam Bsa# 6lausa adjekti:a to which the"

are prefixed as constituent parts of one word5 diterjemahkan ke dalam klausa ringkas yang bersangkutan5# Bontoh analisis ke-!2 p1t forms in non derived verbs are represented b" the root prefixed with di , or less commonl" with ka 2di),ka).. !erived transitive verbs exhibit active forms with the root, reduplicated root, or initial prefix, nasali0ed as in non derived verbs, and passive forms prefixed, nasali0ed as in non derived verbs, and passive forms prefixed with di 2or ka ., s"ntacticall" comparable to the active and passive forms respectivel" of non derived verbs (Hobins, 1()!2 )!). Bentuk-bentuk pCt dalam :erba akar diawali oleh akar yang berprefiks di- atau kadang-kadang dengan ka- (di-, ka-)# Cerba transitif turunan menunjukkan bentuk aktif dengan akar, reduplikasi akar, atau prefiks pada awal kata, dinasalisasikan sebagaimana dalam :erba akar, dan bentuk pasif yang se%ara sintaksis dapat dibandingkan dengan bentuk aktif dan pasif dari :erba akar (Hobins, 1()!2 )2)#

$alam kalimat ke-satu, paragraf di atas, frase Cerba are represented jadi diawali5 padahal makna tradisional :erba ini tidak ada yang se%ara tersurat bermakna demikian (<oolf, 1(312A(!)# $alam paragraf di atas ada dua buah kastrasi linguistik dalam penerjemahan kalimat ke-dua yaitu, prefixed with di 2or ka. dan respectivel". ,rase reduplicated root jadi reduplikasi akar5 sedangkan penerjemahan seharusnya head baru modifier# ,rase preposisi Bsu in non derived verbs jadi Bsa dalam :erba akar5 karena non-deri:ed5 terdapat makna implisit akar5# $alam kalimat pertama fenomena kastrasi terjadi pada penghilangan frase preposisi Bsu in the main. $alam kalimat ke-dua fenomena kastrasi linguistik berupa inti nomina Bsu single s"llable length, yaitu length yang tidak diterjemahkan# $an kastrasi linguistik dalam kalimat ketiga ialah dua buah kata Bsu dalam dua tanda kurung tidak diterjemahkan ke Bsa# Bontoh analisis ke-12 3ll verbs to which the definition given above does not appl" are intransitive verbs 21i., irrespective of their nearest translation e-uivalent in other languages, even though in some cases the" exhibit n) and occasionall" di) forms, and enter into certain constructions similar to those involving transitive verbs ( Hobins, 1()!2 )A)# *emua :erba yang tidak bisa diberi definisi seperti di atas adalah :erba intransitif (Ci), tidak peduli terjemahannya dalam bahasa lain, walaupun dalam beberapa hal :erba-:erba itu mengandung n- dan kadang-kadang di-, dan berkonstruksi sama dengan :erba transitif (Hobins, 1()!2 )1)#

$ari kalimat Bsu ada empat kastrasi linguistik dalam penerjemahan kalimat ini yaitu, nearest5, e-uivalent5, enter into dan those involving# 'ransposisi yang baik terjadi pada pronomina the" yang diterjemahkan menjadi :erba-:erba5 karena pronomina tersebut sebenarnya substitusi dari verbs# 4n the basis of the material tabulated above, a subs"stem of affixes entering into composite single derivations ma" be set up and tabulated to show the -tas dasar bahan yang ditabulasikan di atas, untuk menunjukkan kombinasi-kombinasi yang benar-benar ditemukan dapat disusun dan ditabulasikan suatu subsistem yang masuk ke

combinations actuall" (Hobins, 1()!2 1A()#

found:5

dalam deri:asi tunggal komposit (konfiks atau kombinasi afiks) sebagai berikut2G (Hobins, 1()!12 1A))#

$alam kalimat di atas terjadi satu kastrasi linguistik dalam bentuk frase yaitu a subs"stem of affixes. 'ranposisi berupa penambahan penerjemahan, sebagai keterangan atau penjelasan tambahan tentang arti composite single derivations yaitu konfiks atau kombinasi afiks5# ($($ A&al's's Kas"ras' L'&)u's"'k *a& Tra&s+os's' *ala Teks , Bontoh analisis ke-1 bentuk-bentuk fenomena kastrasi linguistik dan transposisi dalam teks Theor" of Literature2 4ne must never forget that the establishment of a different date of authorship does not dispose of the actual -uestion of criticism. 6hattertons poems are neither worse nor better for having been written in the eighteenth centur", a point which is fre-uentl" forgotten b" those who their moral indignation punish with contempt and oblivion the work proved to be later production (<ellek 9 <arren, 1(A?2 ?))# Penentuan tanggal pen%iptaan tidak menyelesaikan masalah kritik sastra# Puisipuisi Bahatterton tidak menjadi lebih baik atau lebih buruk karena ditulis pada abad ke-1)# +al ini sering dilupakan oleh ilmuwan, yang karena ke%ewa lantas memperlakukan karyakarya yang ternyata bukan produksi 8aman yang silam dengan sikap merendahkan (<ellek 9 <arren, 1((A2 31)#

$alam kalimat ke-satu fenomena kastrasi linguistik dari kalimat Bsu ialah klausa utama one must never forget that dan adjekti:a actual. $an dalam kalimat ke-dua transposisi berwujud peme%ahan kalimat Bsu ke-dua menjadi dua kalimat Bsa# 6alimat ke-dua Bsa merupakan penerjemahan klausa non-restriktif a point which5later production. Bontoh analisis ke-2 dari teks 22 /n the stud" of the individual writer, 7ngers less intelectualist point of view also has its advantages, since it tries to define less tangibl", less overtl" formulated attitudes and ideas. /t is less in danger of isolating and reducing the contents of a work of art to mere prose statement, a mere formula (<ellek 9 <arren, 1(A?2 113). $alam mempelajari pengarang se%ara perorangan, pendekatan .nger mempunyai kelebihan, karena meneliti sikap dan pemikiran yang tidak diformulasikan dengan terlalu nyata dan jelas# $engan demikian, bahaya memperlakukan karya sastra sebagai pernyataan dan formula saja dapat dihindari (<ellek 9 <arren, 1((A2 111)#

$alam kalimat ke-dua transposisi berupa penerjemahan :erba-nomina majemuk Bsu isolating and reducing5 dengan :erba Bsa memperlakukan5# ,enomena transposisi lainnya berupa penambahan unsur Bsa yaitu frase ad:erbia dengan demikian5#,enomena kastrasi linguistik frase nomina less intellectualist point of view also5#

Bontoh analisis ke-! dari teks 22 /n a valuable stud" of nineteenth centur" )ussian l"rical verse, +oris 8ikhenbaum has attempted to anal"se the role of intonation in melodic, singable verse. ,e shows strikingl" how the )ussian romantic l"ric has exploited tripodic measures, intonation schemes such as exclamator" and interrogator" sentence, and s"ntactical patterns such as parallelism9 but, in our opinion, he has not established his central thesis of the forming power of intonation in singable verse (<ellek 9 <arren, 1(A?2 13!).

$alam penelitiannya yang sangat %emerlang tentang puisi lirik Husia, Boris &ikenbaum men%oba menganalisis peran intonansi dalam puisi-puisi yang berlagu dan dapat dilagukan# "a menunjukkan bahwa liriklirik Homantik Husia banyak memakai matra tripodik, kalimat-kalimat seru dan tanya, dan pola sintaksis seperti paralelisme# 'etapi sayang, ia kurang mendukung tesisnya mengenai pengaruh intonasi dalam menyusun puisi yang dapat dinyanyikan (<ellek 9 <arren, 1((A2 21?)#

$alam kalimat ke-satu, paragraf di atas, fenomena transposisi terjadi dalam penerjemahan kalimat Bsu ini ialah penambahan nuansa makna terhadap adjekti:a valuable menjadi sangat %emerlang5# ,enomena transposisi berupa pengabaian aspek perfektif dalam penerjemahan frase :erba# *edangkan kastrasi linguistik terjadi pada nomina-adjekti:a nineteenth centur"# $alam kalimat ke-dua fenomena transposisi berupa peme%ahan kalimat Bsu menjadi dua kalimat Bsa# 6e-dua kalimat Bsa merupakan penerjemahan dua klausa bebas koordinat yang tidak digabungkan dengan konjungsi koordinat# $an fenomena transposisi juga berupa perubahan bentuk aspek perfektif Bsu has not established5 menjadi kurang mendukung5 dan frase nomina the forming power5 menjadi pengaruh# 6astrasi linguistik pada ad:erbia strikingl"5, frase nomina intonation scheme, adjekti:a such as, frase preposisi in our opinion, dan adjekti:a central# Bontoh analisis ke-1 dari teks 22 The magical metaphor lacks this translucenc". /t is #edusas mask which turns the living into stone. :ongs cites $tefan ;eorge as a representative of this magical attitude, this desire to perif" the living: /t is not the natural drive of the human ps"che to pro<ect itself from which ;eorges form giving spirituali0ation works, but, in its origin, a powerful destruction of biological life, a willed estrangement 2alienation. as the basis for the preparation of the inner, magic world (<ellek 9 <arren, 1(A?2 2EA2E?). >etafora magis tidak bersifat maya seperti metafora mistik# >etafora-magis adalah topeng >edusa yang dapat menyihir orang menjadi batu# Pongs mengutip *tefan 7eorge yang dianggapnya mewakili sikap magis seperti ini, suatu keinginan untuk menyihir: 2/t is5, magic world. (<ellek 9 <arren, 1((A2 2?3)#

$alam kalimat ke-satu kesulitan penerjemahan terletak pada frase nomina this translucenc". Translucenc" menurut kamus The #erriam =ebster !ictionar" (1(31232?) admittence and diffusion of light so that ob<ects be"ond cannot be clearl" distinguished: partl" transparence atau penembusan %ahaya (&%hols 9 *hadily

1()22?E1)# Penerjemah menggunakan tidak bersifat maya seperti metafora mistik5 sebagai penerjemahan lacks this translucenc". $alam kalimat ke-tiga fenomena berupa pernyataan *tefan 7eorge yang dikutip Pongs dikutip lagi se%ara utuh tanpa terjemahannya# Bontoh analisis ke-A dari teks 22 Like metre, imager" is one component structure of a poem. /n terms of our scheme, it is a part of the s"ntactical, or st"listic, stratum. /t must be studied, finall", not in isolation from the other strata but as an element in the totalit", the integrit", of the literar" work (<ellek 9 <arren, 1(A?2 211). *eperti matra, pen%itraan adalah salah satu komponen struktur karya sastra# $alam skema kita, pen%itraan adalah bagian dari stratum sintaksis dan stilistika# Pen%itraan harus dipelajari bukan se%ara terpisah dari strata lain, melainkan harus dilihat dalam totalitas dan keutuhan karya sastra yang dipelajari (<ellek 9 <arren, 1((A2 23A)#

$alam kalimat ke-satu fenomena transposisi berupa penerjemahan frase nomina Bsu a poem menjadi frase nomina Bsa karya sastra5# *edangkan dalam kalimat ke-tiga kastrasi linguistik terjadi pada ad:erbia Bsu finall"5 dan pronomina it5# ($ -$ A&al's's Kas"ras' L'&)u's"'k *a& Tra&s+os's' *ala Teks .. 'idak semua paragraf teks B dan tidak semua kalimat dalam paragraf, untuk analisis data melalui perbandingan teks Bsu dan teks Bsa, yang dikutip di sini# ;angkah ini diambil penulis karena setelah melalui pengamatan gaya penulisan pengarang teks Bsu diikuti se%ara ketat oleh penerjemah# Bentuk-bentuk fenomena kastrasi linguistik dan transposisi dalam teks 'ield Linguistics adalah sebagai berikut# Paragraf B ii /diolectal grammars have been the target of repeated criticism, but there is no den"ing their contribution to our knowledge of the languages of the world. *evertheless, if linguistics is going to concern itself with more than structural description, as indeed it should, the linguistic researcher must expose himself to the normal use of the language (*amarin, 1(?32 1E). 'ata bahasa idiolektal telah berkali-kali menjadi sasaran kritikan, tetapi tak dapat disangkal akan sumbangannya terhadap pengetahuan kita mengenai bahasa-bahasa di dunia# *ungguhpun demikian, bila linguistik hendak menangani lebih dari hanya pemerian struktural, yang memang seharusnya demikian, maka penyelidik linguistik harus berke%impung ke dalam penggunaan se%ara normal (*amarin, 1())2 2?)#

6astrasi linguistik dalam kalimat ke-dua ialah frase preposisi of the language# Paragraf B iii 53ll of these variations within the speech communit" must in time be incorporated in the linguists complete description, but he onl" complicates his task unnecessaril" b" starting with G*emua :ariasi yang terdapat dalam suatu masyarakat bahasa pada waktunya harus disatukan dalam pemerian yang sempurna, tetapi se%ara tidak perlu ia hanya telah mempersulit tugasnya jika ia mulai dengan

1E

them5 (*amarin, 1(?32 22)#

:ariasi iniG (*amarin, 1())2 2!)#

Paragraf ke-?? atau nomor %#iii ini terdiri dari lima kalimat Bsu dan terjemahannya juga terdiri dari lima kalimat B*a# 6astrasi linguistik dalam kalimat ke-tiga ialah kata these5# Paragraf B i: 5There are good informant and bad informants, but criteria for considering one good and another bad are difficult to enumerate5 *amarin, 1(?32 2!). G-da informan yang baik dan ada yang tidak baik, tetapi ukuran untuk menentukan bahwa seorang informan itu baik dan yang lainnya tidak baik sulit menyebutkannya satu persatu (*amarin, 1())2 1A)#

Paragraf nomor %#i: ini terdiri dari enam kalimat Bsu dan paragraf terjemahannya juga terdiri dari enam kalimat Bsa# 6astrasi linguistik dalam kalimat ke-dua pada subyek eksistensial There are. Paragraf B : 5/n a critical appraisal of 3merican field linguistics the statement was made that >the linguist must not restrict himself to onl" one informant? 27hlenbeck @ABC:(&&., because a grammar which ostensibl" compre hends the whole language must necessaril" be based on a full" representative corpus5 (*amarin, 1(?32 23-2)). G$alam suatu penilaian kritik tentang linguistik lapangan -merika , telah dibuat suatu pernyataan bahwa Ilinguis itu hendaknya jangan membatasi diri hanya pada seorang informan sajaJ (.hlenbe%k 1(?E21!!) sebab suatu tata bahasa yang seolah-olah men%akup seluruh bahasa itu seharusnya didasarkan pada suatu korpus yang dianggap dapat mewakiliG (*amarin, 1())2 A2)#

Paragraf di atas adalah paragraf ke-)1 atau paragraf nomor %#:# Paragraf ini terdiri dari enam kalimat Bsu dan terjemahannya juga terdiri dari enam kalimat# ,enomena transposisi dalam kalimat ke-satu ialah perubahan posisi subyek dalam klausa the statement was made menjadi bentuk pasif# Paragraf B :ii 5/t is evident that when a person has been awa" for man" formative "ears of his childhood, he will have less knowledge of his culture than his peers who sta"ed at home5 (*amarin, 1(?32 !2). G/yatalah bahwa bila seorang telah lama berada di luar masyarakatnya semasa tahuntahun pertumbuhannya, semenjak ia masih kanak-kanak, ia tentu memiliki pengetahuan kebudayaan kurang jika dibandingkan dengan kawan-kawan sebayanya yang hanya tinggal di rumah sajaG (*amarin, 1())2 A))#

Paragraf nomor %#:ii ini terdiri dari sepuluh kalimat Bsu dan terjemahannya juga terdiri dari sepuluh kalimat# ,enomena kastrasi linguistik dalam kalimat ke-empat pada anticipator" it. Paragraf C viii The alternative of hapha0ard sampling of a language is a methodical Pilihan lain yang berbeda dengan %ara pengumpulan %ontoh bahasa yang a%ak ini

11

sampling9 one makes a conscious effort to increase the scope of the coverage. The techni-ue is simple enough: the field worker sets out to get speech of ever" possible variet" on ever" conceivable sub<ect indigenous to the communit". 5(*amarin, 1(?32 ?E-?1).

adalah pengumpulan se%ara metodis# $i sini orang se%ara sadar mengadakan suatu usaha yang teratur untuk memperluas jangkauan liputan# 'ekniknya %ukup sederhana4 peneliti mulai berusaha memperoleh ujaran-ujaran jenis apa pun mengenai tiap subyek yang dapat dibayangkan dan asli berasal dari masyarakat# G (*amarin, 1())2 ())#

Paragraf Bsu %#:iii ini terdiri dari empat kalimat dan diterjemahkan menjadi enam kalimat# 6astrasi linguistik dalam kalimat ke-tiga pada kata bantu shall# 'ransposisi berupa penerjemahan sebuah kalimat Bsu menjadi dua kalimat Bsa yaitu kalimat Bsu ke-satu dan ke-dua# Paragraf B Fi 54ther machines are so constructed that will not be damaged when run on DC c"cles and can be e-uipped with DC c"cle motors and BC c"cle adapter drive spindles5 (*amarin, 1(?32 1!1). G>esin-mesin lain itu kadang-kadang dikonstruksi sedemikian rupa sehingga mesinmesin itu tidak akan rusak jika dijalankan pada AE putaranG (*amarin, 1())2 2EE)#

Paragraf nomor %#Fi ini terdiri dari delapan kalimat Bsu dan paragraf terjemahannya terdiri dari sembilan kalimat# $alam kalimat Bsa ke-tujuh terjadi fenomena kastrasi linguistik ialah pada frase nomina drive spindles, dan fenomena transposisi berupa penerjemahannya menjadi dua kalimat Bsa# Paragraf B F: "t is with language that the $engan bahasalah peneliti kebahasaan linguisti% in:estigator dominates the menguasai kegiatan kerja informan G informant session G (*amarin, 1(?32 (*amarin, 1())2 2EE)# 1!1)## 6astrasi linguistik pada (1) anticipator" it K to be it is dalam kalimat ke-satu#

3t the moment, it is difficult to sa" exactl" how a transformationalists field techni-ues differ fundamentall" from an"one elses 52$amarin, @ABE: AC..

*ekarang ini sulit untuk dapat mengatakan dengan tepat bagaimana perbedaan teknik lapangan yang digunakan oleh transformasionalis dengan teknik lapangan yang diguna-kan orang lainG (*amarin, 1())2 1!))# Paragraf nomor %#FFiii ini terdiri dari dua belas kalimat Bsu yang diterjemahkan menjadi dua belas kalimat juga# ,enomena kastrasi linguistik pada ad:erbia fundamentall"# ($/ A&al's's Kas"ras' L'&)u's"'k *a& Tra&s+os's' *ala Teks D *eperti pada analisis teks B, tidak semua paragraf teks $ dan tidak semua kalimat dalam paragraf, untuk analisis data melalui perbandingan teks Bsu dan teks Bsa, yang dikutip di sini # ;angkah ini diambil penulis karena setelah melalui pengamatan gaya

12

penulisan pengarang teks Bsu diikuti se%ara ketat oleh penerjemah# Bentuk-bentuk fenomena kastrasi linguistik dan transposisi dalam teks Language adalah sebagai berikut# 5The oldest written records of 8nglish, dating from the eighth and ninth centuries, confirm this, for their language closel" resembles that of the oldest records of continental ;ermanic speech, which date from about the same time5(Bloomfield, 1(3!2 1!). GHekaman-rekaman tertulis bahasa "nggris yang paling tua, yang berasal dari abad-abad ke-) dan ke-( sangat mirip dengan %atatan-%atatan yang paling tua bahasa 7ermanika kontinental yang berasal dari 8aman yang kira-kira sama G (Bloomfield, 1((A2 11-12)#

Paragraf nomor ii atau paragraf ke-1E) di atas terdiri dari lima kalimat Bsu yang terjemahannya juga terdiri dari lima kalimat# $alam kalimat ke-empat terdapat satu fenomena kastrasi linguistik yaitu pada frase confirm this5# The greatest difficult" arises where a language makes significant use of features that pla" no such part in our language5 (Bloomfield, 1(3!2 )!-)1). 6esulitan paling besar timbul apabila suatu bahasa menggunakan %iri-%iri distingtif yang dalam bahasa kita tidak demikian G (Bloomfield, 1((A2 )1)#

-$ PEM,AHASAN 6lausa nonrestriktif ialah klausa yang mengandung informasi yang tidak diperlukan benar untuk menjelaskan anteseden atau nomina atau klausa atau kalimat sebelumnya# 0leh karena itu klausa klausa nonrestriktif biasanya dapat dihilangkan Biri-%iri klausa nonrestriktif dalam bahasa lisan menggunakan intonasi terpisah dari antesedennya# $alam bahasa tulisan klausa nonrestriktif diletakkan di antara koma (atau tanda ba%a yang lebih kuat yaitu garis datar (dashes) atau tanda kurung# @ang lainnya yang mengalami proses kastrasi linguistik ialah2 (1)# subyek anticipator" atau preparator" it. /t dalam kalimat-kalimat tersebut merupakan subyek antisipatori ekspletif atau kata kosong5 yang tidak diterjemahkan (6olln, 1()A2 121-122)# (2)# subjek ekspletif there5 There yang menjadi subyek kalimat-kalimat tersebut di atas adalah salah satu ekspletif atau kata kosong5 yang tidak diterjemahkan (6olln, 1()2212E) 'ransposisi sebagai suatu strategi penerjemahan mengandung unsur-unsur yang sifatnya intuitif dan yang se%ara sadar dilakukan# *trategi transposisi seperti halnya strategi belajar antara lain memiliki sifat-sifat berorientasi tujuan, melibatkan berbagai aspek pelaku, luwes, tidak semuanya dapat diamati, dan dapat diajarkan (0Fford, 1()(2 ()# 'ransposisi yang terjadi yaitu2 1)# 'ransposisi biasa berupa perubahan susunan kata dalam frase, susunan frase dalam klausa, dan susunan klausa dalam kalimat, 2)# 'ransposisi berupa penambahan unsur Bsa, !) 'ransposisi berupa perubahan atau pergeseran makna, 1)# 'ransposisi perubahan fungsi, dan A)# 'ransposisi berupa penambahan unsur# *alah satu komponen keahlian yang jarus dimiliki seorang penerjemah yang baik ialah pengetahuan tentang bagaimana menerjemahkan yang baik# 6omponen-komponen keahlian lainnya yang harus dimiliki seorang penerjemah ialah (1) pengetahuan pasif Bsu yang baik, (2) pengetahuan aktif Bsa, (!) pengetahuan tentang bahan yang diterjemahkan# *trategi penerjemahan ialah bagian dari bagaimana menerjemahkan yang baik#

1!

Penelitian ini didasarkan pada dua asumsi# @ang pertama dengan melalui penelitian teks terjemahan maka strategi atau siasat penerjemahan masaing-masing penerjemahnya dapat diketahui# -sumsi kedua ialah transposisi dan kastrasi linguistik merupakan strategi atau siasat untuk menerjemahkan isi teks Bsu dengan tepat# $engan metafora panggung pertunjukkan =ohnson menyatakan Idalam proses penerjemahan dari Bsu ke Bsa, adegan kastrasi linguistik berlangsung tak kelihatan di atas panggung# $ari ungkapan ini dapat diibaratkan adanya kastrasi linguistik sebagai pemain latar se%ara tidak didasari keberadaannya di panggung# Pemain termasuk dekorasi latar panggung yang tidak mendapat perhatian dari penonton# .nsur-unsur linguistik sebagai latar unsur-unsur linguistik pengusung alur %eritera dihilangkan pada saat penerjemahan# 'ransposisi atau shift adalah perubahan tatabahasa yang dilakukan penerjemah se%ara intuitif maupun se%ara sengaja# 6edua fenomena tersebut dijadikan fokus penelitian teks terjemahan ini# <alaupun sampel yang digunakan peneliti relatif ke%il, yaitu antara 2L - AL kedua jenis fenomena tersebut menunjukkan bukti-bukti yang %ukup signifikan# Bukti-bukti penelitian ini adalah sebagai berikut# 1# 6astrasi linguistik terhadap klausa relatif non-restriktif, frasa partisipial non-restriktif, klausa apositif nonrestriktif, klausa nominal, adjekti:a nonrestriktif ad:erbia dan frasa ad:erbial, dan ekpletif# 2# 'ransposisi dengan melakukan perubahan jenis kata, perubahan jenis kalimat, perubahan posisi klausa, frasa dan kata# *iasat penerjemahan mengandung unsur-unsur intuitif dan unsur-unsur yang dilakukan dengan sadar# 6astrasi linguistik dan transposisi adalah siasat atau strategi yang digunakan penerjemah dalam proses penerjemahan# Berdasarkan temuan penelitian ini dua buah teori strategi penerjemahan bisa dibuat# 'eori ini merupakan penjelasan dari fenomena kastrasi linguistik dan transposisi dalam penerjemahan# $ari teori tersebut di atas dapat dibuat sebuah model pembelajaran penerjemahan# >odel merupakan realisasi teori# $ia ada sebagi obyek empiris (diagram, rumus, teks) yang berarti gagasan mewujud dalam teori# *eperti sudah disinggung di muka sebuah model yang baik harus memiliki sejumlah %iri# Pertama sebuah model harus se%ara taat mewakili teori yang direalisasikannya, misalnya mengindikasikan fenomena sesungguhnya# 6edua, sebuah model harus menggambarkan teori dengan mengungkapkan %iri-%iri yang signifikan dari fenomena yang dijelaskan oleh teori tersebut# @ang ketiga, sebuah model harus terfokus pada bagian-bagian fenomena yang dianggap paling esensial oleh teori tersebut# Perlu di%atat bahwa teori-teori yang diajukan disarikan dari akumulasi penemuan melalui analisis dokumen atau analisis isi teks# 'eks Bsu dibandingkan dengan teks Bsa kemudian analisis dilakukan pada tataran struktur mikro# *ampel teks Bsu adalah sampling purposif# "nstrumen penelitian adalah peneliti sendiri# =adi penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif naturalistik# 'eori yang terbentuk adalah teori ;rounded# >elalui prosedur penelitian naturalistik teori kastrasi linguistik dan transposisi disusun sebagai berikut# 6astrasi linguistik ialah siasat penerjemahan dengan melakukan penghilangan unsur-unsur nonrestriktif, ekspletif dan optional dalam proses penerjemahan teks Bsu ke Bsa .nsur klausa, frasa, kata Bsu tnonrestriktif tersebut kalau diterjemahkan dianggap mengganggu dan tidak sesuai dengan susunan Bsa# *edangkan transposisi ialah strategi penerjemahan dengan %ara (1) memindahkan posisi unsur-unsur kalimat, klausa, frasa, dan kata, (2) menjadikan kalimat Bsu menjadi dua kalimat atau lebih kalimat Bsa, (!) mengubah jenis kata# 6edua siasat tersebut ada yang dilakukan se%ara sadar dan ada yang dilakukan se%ara intuitif# Perlu di%atat bahwa dalam proses penerjemahan kedua strategi tersebut di atas hanyalah sebagian dari beberapa strategi yang harus dimiliki

11

penerjemah# /amun kedua strategi tersebut dampaknya dapat diamati dan bisa diajarkan kepada para pembelajar# *ebuah model harus memiliki fungsi heuristik# $engan model penjelasan (misalnya teori tersebut) lebih mudah dipahami# $engan penelitian lebih lanjut lebih mudah dilakukan dan menuntun ke pemahaman yang lebih mendalam Berikut ini sebuah model pembelajaran penerjemahan yang mempertimbangkan fenomena kastrasi linguistik dan transposisi sebagai strategi penerjemahan# ,enomena kastrasi berbupa penghilangan unsur-unsur kalimat Bsu, misalnya kata, frasa, dan klausa merupakan fasilitas yang harus dimanfaatkan oleh para pembelajar penerjemahan# Penghilangan unsur-unsur tersebut bisa diprediksi sebagai bagian tindakan penerjemahan yang tepat dan %epat tanpa mengorbankan makna teks Bsu# Begitu pula halnya dengan fenomena transposisi# *trategi penerjemahan dengan pemenggalan suatu kalimat Bsu yang sulit dan mengandung klausa yang banyak adalah suatu fasilitas yang bisa diprediksi# Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan induktif dengan langkah-langkah sebagai berikut# Pemajanan (&kspose) Pengenalan -nalisis Penguatan /$ KESIMPULAN Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kastrasi linguistik dan transposisi yang digunakan para penerjemah jumlahnya %ukup signifikan# ,enomena kastrasi linguistik terjadi pada tataran kata, frase, klausa# *edangkan fenomena transposisi terjadi pada tataran kata, frasa, klausa dan kalimat# -kibat dari penggunaan kastrasi linguistik dan transposisi hasil terjemahan akurat, lebih jelas dan lebih alami tanpa mengorbankan amanat teks# $ari temuan ini terbukti kastrasi linguistik dan transposisi merupakan siasat penerjemahan yang efektif dan efisien untuk memper%epat proses penerjemahan# *ampai di sini teramati bahwa replikasi penelitian dengan sumber data teks ilmiah bidang ilmu lain perlu dilakukan# Heplikasi juga perlu dilakukan terhadap teks informatif lain# Begitu pula halnya penelitian replikasi dengan sumber data genre ekspresif dan konatif perlu dilakukan# Penelitian terhadap proses dan produk perlu dilakukan untuk memperluas pengetahuan tentang penelitian penerjemahan di "ndonesia# PUSTAKA A.UAN -arts, ,# 9 -arts, =# (1()))# 8nglish $"ntactic $tructures# /ew @ork2 Prenti%e +all# -ppel, H# 9 >uysken, P# (1()))# Language 6ontact and +ilingualism# ;ondon 2 &dward -rnold# Bloomfield, ;# (1(3!)# Language# /ew @ork2 +olt, Hinehart and <inston, "n%# Bloomfield, ;# (1((A) +ahasa. 'erjemahan *utikno# =akarta2 P' 7ramedia Pustaka .tama# ,raenkel, =#H# dan <allen, /# &# (1((!)# ,ow to !esign and 8valuate )esearch in 8ducation. /ew @ork2 >%7raw +ill "n%# ,unk, B#&# (&dit) (1(AA) +ritanica =orld Language 8dition of 'unk and =agnals :ractical $tandard !ictionar"# Col# 0ne - M P# /ew @ork2 ,unk 9 <agnalls Bompany# 7ent8ler, &# (1((!)# 6ontemporar" Translation Theories# ;ondon2 Houtledge# 7ile, $# (1((A)# +asic 6oncepts and #odels for /nterpreter and Translator Training # -msterdam2 =ohn Benjamins Publishing Bompany# +ernande8-*a%ristan, B# (1((1)# 3spects of Linguistic 6ontrast and Translation # ,rankfurt am >ain2 Peter ;ang# +ewson, ;# 9 >artin =# (1((1)# )edefining Translation# ;ondon2 Houtledge#

1A

+ouse, +#B# 9 +arman, *#&# (1(AE)# !escriptive 8nglish ;rammar# &nglewood Bliffs, /#=2 Prenti%e-+all, "n%# +ouse, =# (1(33)# 3 #odel for Translation Fualit" 3ssesment # 'ubingen2 'B;- Cerlag Bunter /arr# +uddleston, Hodney (1()A)# /ntroduction to the ;rammar of 8nglish. Bambridge2 Bambridge .ni:ersity Press# 6olln, ># (1()2) 7nderstanding 8nglish ;rammar# /ew @ork2 >a%millan Publishing Bo#, "n%# ;arsen-,reeman, $# 9 ;ong, ># +# (1((1.. 3n /ntroduction to $econd Language 3c-uisition )esearch# ;ondon2 ;ongman# /ewmark, P# (1()1)# 3pproaches to Translation# 0Fford2 Pergamon Press# /ewmark, P#(1()3)# 3 Textbook of Translation# /ew @ork2 Prenti%e +all# /ewson, $# (1()))# #aking the +est of a +ad Gob: The Teaching and Testing of Translation# >akalah disajikan pada the 3nnual #eeting of the /nternational 3ssociation for Teachers of 8nglish as a 'oreign Language (22nd, &dinburgh, *%otlandia, 11-11 -pril, 1())# /oss, H# B#(&d) (1((2)# $epuluh #akalah #engenai :ener<emahan 'erjemahan oleh 6entjanawati 7unawan, =akarta2 P#' Hebia "ndah Prakasa# 0Fford, H# ;# (1((E)# Language Learning $trategies# /ew @ork2 /ewbury +ouse Publishers# Pi%ken, B#(&d#)(1()(.. The Translators ,andbook#(2nd ed#)# ;ondon2 -slib, 'he -sso%iation for "nformation >anagement# Hoberts, ;# -# (1(3).. ,ow to =rite for +usiness# /ew @ork2 +arper5s Bollege Press# Hobins, H#+# (1()!) $istem dan $truktur +ahasa $unda# =akarta2 Penerbit $jambatan# House, <#+#$# (1(A1) (Penerjemah)# ,omer The 4d"sse"# /ew @ork2 'he /ew -meri%an ;ibrary# *amarin, <# =# (1(?3)# 'ield Linguistics# /ew @ork2 +olt, Hinehart and <inston# *amarin, <# =# (1()))# /lmu +ahasa Lapangan 'erjemahan =#*# Badudu# @ogyakarta 2 Per%etakan 6anisius# 'arone, &# 9 @ule 7# (1()(.. 'ocus on the Language Learner# 0Fford2 0Fford .ni:ersity Press# 'hat%her, C#*# (&dit#) (1(31) The *ew =ebster 8nc"clopedic !ictionar" of the 8nglish Language# Bhi%ago2 Bonsolidated Book Publisher 'homas, ;# (1((!)# +eginning $"ntax# 0Fford2 Bla%kwell Publishers# <alla%e, B# (1()?)# Learning to )ead in #ulticultural $ociet"# 0Fford2 Pergamon "nstitute of &nglish# <arner, H# (1(?E)# (Penerjemah) Three ;reat :la"s of 8uripides# 'erjemahan# /ew @ork2 'he /ew -meri%an ;ibrary# <eber, <#6# (1()1)# Training Translators and 6onference /nterpreterd# &nglewood Bliffs2 Prenti%e +all Hegents <ellek, H# 9 <arren, -# (1(A?)# Theor" of Literature# /ew @ork2 +ar%ourt Bra%e 9 <orld, "n%# <ellek, H# 9 <arren, -# (1((A)# Teori Kesusastraan. 'erjemahan oleh >elani Budianta# =akarta2 P' 7ramedia# <enden, -# dan Hubin, =# (1()3.. Learner $trategies in Language Learning# &nglewood Bliffs, /ew =ersey2 Prenti%eN+all "nternational# <hatmough, =# (1(?E)# Language# /ew @ork2 'he /ew -meri%an ;ibrary# <iener, +# *# 9 Ba8erman, B# (1(3))# )eading $kills ,andbook# Boston +oughton >ifflin Bompany#

1?

<oolf, +# B# (&ditor) (1(31)# The #erriam =ebster !ictionar"# /ew @ork2 Po%ket Books# @unus,B#(1()() $uatu Ka<ian Tentang Teori teori :ener<emahan $erta /mplikasin"a dalam :enga<aran +ahasa 3sing.$isertasi $oktor 6ependidikan# =akarta2 "6"P =akarta

13

Vous aimerez peut-être aussi