Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SEJARAH
Jerman
. Perpecahan
Prevalensi 1% dari populasi dunia Angka insidens 1: 10000/tahun Jenis kelamin,ras, budaya = sama Wanita > ringan Onset pria 15-25 thn Wanita 25-35 tahun 25-50% berusaha suicide 10% berhasil
Faktor resiko bunuh diri : Depresif, usia muda, halusinasi dengar, Usaha bunuh diri sblmnya Tinggal sendiri
epidemiolog i
ETIOLOGI
1. Model diatesis stres Integrasi antara faktor biologis, Psikososial dan lingkungan 2. Faktor neurobiologis Trauma masa kecil, kekerasan, dll
1. Gejala positif
GEJALA
Fungsi normal yang berlebihan dan khas Seperti waham, halusinasi, disorganisasi bicara, 2. Gejala negatif Disorganisasi perilaku ( katatonia, agitasi) Ada 5 gejala A: affective flattening # pada gangg. Bipolar, skizoafektif, depresi psikotik, alogia Drug induced psikosis avolition 3. Gejala kognitif anhedonia gangg. Atensii #simptom negatif gangg. Pikiran, inkoheren, asosiasi longgar # berpikir abstrak, kurang spontanitas, perawatan Diri dan fungsi sosial yg << Gangg. atensi, gangg. Pengelohan info Gangg. Kognitif plg berat + berat : # 2 PENYEBAB : primer dan sekunder gangg. Verbal fluency ( pembicaraan spontan) Gangg. Serial learning ( urutan peristiwa) Gangg. Vigilance ( kewaspadaan) Gangg. Eksekusi ( atensi, konsentrasi,perilaku dgn sosial)
# demensia post stroke, demensia alzheimer
4. Gejala agresif dan hostile # gejala positif # penekanan pada pengendalian impuls Hostilitas penyerangan fisik, verbal mencelakakan diri sendiri, org lain
# gangg. Bipolar, ADHD, gangg. kepribadian
5. Gejala depresi dan anxious # bersamaan dgn mood terdepresi, cemas rasa bersalah, dll # pada gangg. Lain: bipolar, skizoafektif, depresi dengan penyebab organik
1. Jalur nigrostriatal: dari substantianigrakebasal ganglia fungsi gerakan, EPS 2. jalur mesolimbik: dari tegmental area menujukesistemlimbik memori, sikap, kesadaran, prosesstimulus 3. jalur mesocortical : dari tegmental area menujukefrontal cortex kognisi, fungsi sosial, komunikasi, responsterhadapstress
NEURODEGENERATIF NEUROTOKSISITAS
5 hipotesa perkembangan neuron pada skizo: 1. Abnormalitas perkembangan otak janin selama fase awal dari seleksi neuron dan migrasi 2. Degenerasi abnormal yg mgkn berhub dengan genetik dalam perkembnagan otak janin NEURODEGENERATIF 3. Gejala tidak muncul selama otak dpt perbaiki gangguan sinaps 1. Penurunan fungsi neuronal secara progresif 4. inf. Virus, kurang gizi, proses autoimun selama dan terus2an hamil nekrosis neuron 2. Perjalanan skizofrenia dari: Perubahan struktur dan abnormalitas dari Fase 1 : usia belasan ( 5. asimptomatik) neuron yg masih berfungsi normal Fase prodromal Fase 2 : akhir usia belasan -20an , timbul onset gejala negatif Fase aktif : 20an -30an, tandanya gejala positif, tidak pernah kembali normal Fase 3 : relaps akut dan eksaserbasi akut Fase 4 :burn out fungsi sosial buruk, gej neg, kognitif
Pengaruh glutamat Pengaruhnya : eksitasi NE glutamat yg Berlebihan kemtiana intraseluler dari Neuron Peranan: gejala negatif dan kogitif
EKSITO TOKSIK
Diagnosis menurut PPDGJ 3: 1. Thought echo, thought insertion, thought broadcasting 2. Waham dikendalikan, waham dipengaruhi, persepsi delusional 3. Halusinasi auditorik yg berkomentar terus menerus 4. Waham-waham menetap jenis lain 5. Halusinasi yg menetap dlm setiap modalitas apabila disertai oleh waham yg mengambang tanpa kandungan afektif 6. Arus pikiran yg terputus inkoherensi /pembicaraan yg tdk relevan 7. Perilaku gaduh gelisah 8. Gejala negatif seperti sikap masa bodoh, respon emosional yg tumpul,penarikan diri dari sosial
DIAGNOSIS
Minimal 1 gejala dari 1-4 Minimal 2 gejala dari 5-8 Terjadi dlm waktu 1bulan atau lebih
Skizofrenia paranoid
Paling sering dijumpai Gambaran klinis didominasi : waham yg cenderung stabil,, Halusinasi auditorik Gangg.afektif tdk menonjol Perjalana peny. Episodik, remisi sbagian, atau sempurna Onset usia lebih tua dibndingkan tipe lain
Pedoman diagnosis
Krit. Umum skizofrenia terpenuhi Halusinasi dan/ waham menonjol Gangg.afektif, gej katatonik tidak nyata Waham hampir semua jenis, tetapi waham kejar, waham dikendalikan paling khas Halusinasi auditorik yg bersifat commanding, commentating
Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia katatonik
Jarang ditemukan Pedoman diagnostik:
Stupor( berkurangnya reaktivitas thdp lingkungan) Kegelisahan(aktiv. Motor yg tidak bertujuan,tdk pengaruh dari external) Berpose( sukarela mengambil dan mempertahankan sikap tubuh tertentu yg tidak wajar) Negativisme Rigiditas
Pasien yg tidak komunikatif dgn perilaku gangg.katatonik diagnosa skizofrenia harus ditunda sampai didptkan bukti gejala lain.
Gejala katatonik jg dpt terjadi pada kasus penyakit otak, pengaruh alkohol, gangguan mood, dll.
Skizofrenia simpleks
Gejala negatif perlahan2 tapi progresif Tidak ada waham dan halusinasi Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan tipe lain Gejala negatif timbul tanpa didahului gejala psikotik yg nyata
DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA Skizofrenia sudah berlangsung 1tahun Gejala skizo tetap ada Terfdapat gejala depresi yg menon jol dan mengganggu,memenuhi kriteria episode depresi dan berlangsung min 2minggu
PENATALAKSANAAN
Terapi psikososial
Terapi individu Sebagai promosi terhadap kesembuhan penderita atau mengurangi penderitaan pasien. Fase awal: hubungan antara stres dengan gejala: Fase menengah:relaksasi dan kesadaran untuk mengatasi stres; Fase lanjut:inisiatif umum dan keterampilan umum di masyarakat dengan mempraktekan apa yang dipelajari
Terapi kelompok
Suportif, terstruktur dan anggotanya terbatas, umumnya antara 3-15 orang. Kelebihan: kesempatan untuk mendapatkan umpan balik dari teman kelompok dan dapat mengamati respon psikologis, emosional, dan perilaku penderita skizofrenia terhadap berbagai sifat orang dan masalah yang timbul.
Terapi keluarga Memberikan pengetahuan mengenai skizofrenia. Pengenalan tanda-tanda kekambuhan secara dini, peranan dari pengobatan, antisipasi dari efek samping pengobatan, dan peran keluarga.
Rehabilitasi psikiatri Meningkatkan kemampuan penderita skizofrenia dalam hal merawat diri sendiri, bekerja, menikmati kesenangan, berhubungan dengan orang lain dan keluarga. Meningkatkan kemandirian dalam masyarakat.
Terapi Psikofarmaka
Antipsikotik
Antagonis reseptor dopamin Risperidone Clozapine
Pemilihan Obat
Antagonis reseptor dopamin adalah obat antipsikotik yang klasik dan efektif dalam pengobatan skizofrenia. Kekurangannya:
Pertama: hanya sejumlah kecil pasien cukup tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah fungsi mental yang cukup normal. Kedua: antagonis reseptor dopamin disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius
Efek mengganggu yang paling utama adalah akatisia dan gejalamirip parkinsonisme berupa rigiditas dan tremor Efek serius yang potensial adalah tardive dyskenisia dan sindrom neuroleptik maligna.
Remoxipride
Antagonis reseptor dopamin dari kelas yang berbeda daripada antagonis reseptor dopamin. Antipsikotik yang efektif efek samping neurologis yang kurang bermakna dibandingkan dengan antagonis reseptor dopamin lainnya. Mungkin disertai dengan anemia aplastik
Risperidone
Antagonis yang bermakna pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan reseptor dopamin tipe 2 Lebih efektif dalam mengobati gejala positif maupun gejala negatif. Efek samping neurologis yang kurang bermakna dan kurang parah dibandingkan dengan antagonis dopamin yang tipikal. Obat lini pertama lebih efektif dan lebih aman.
Clozapine
Antagonis lemah terhadap reseptor D2 dan antagonis kuatterhadap reseptor D4 dan antagonis pada reseptor serotonergik. 1-2 %terjadi agranulositosis.l Harganya mahal Merupakan obat lini II yang jelas bagi pasien yang tidak berespon terhadap obat lain atau dengan tardive dyskenisia yang parah
Prinsip-prinsip Terapeutik
Klinisi harus secara cermat menentukan gejala sasaran yang akan diobati. Suatu antipsikotik yang telah bekerja dengan baik di masa lalu pada pasien harus digunakan lagi. Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6 minggu pada dosis yang adekuat. Penggunaan lebih dari satu medikasi antipsikotik pada satu waktu jarang diindikasikan. Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin yang diperlukan untuk mencapai pengendalian gejala selama episode psikotik.
Kontraindikasi utama
Riwayat respon alergi yang serius Kemungkinan bahwa pasien telah meningesti zat yang akan berinteraksi dengan antipsikotik sehingga menyebabkan depresi SSP Risiko tinggi untukkejang dari penyebab organik atau idiopatik Glaukoma sudut sempit jika digunakan suatu antipsikotik dengan aktivitas antikolinergik yang bermakna.
Prognosis
Baik
Late onset Onset akut Faktorpencetus jelas Riwayat pramorbid yang baik dalam sosial,seksual dan pekerjaan Simtom depresi Telah menikah Riwayat keluarga dengan gangguan mood Sistem support yang baik Gambaran klinis simtom positif
Buruk
Onset usia muda Onset perlahan-lahan dan tidak jelas Tidak ada faktor pencetus Memiliki riwayat pramorbid jelek Perilaku menarik diri atau autistik Belum menikah atau telah bercerai Riwayat keluarga skizofrenia Sistem support yang buruk Gambaran klinis simtom negatif atau simtom neurologis Riwayat trauma masa perinatal Tidak ada remisi selama 3 tahun pengobatan Terjadi banyak relaps Memiliki riwayat skizofrenia sebelumnya.
Gangguan Skizotipal
Diagnostik ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum karena tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simpleks atau dengan gangguan kepribadian skizoid atau paranoid.
Bila istilah ini digunakan untuk diagnosis, 3 tau 4 gejala khas harus sudah ada, secara terus atau secara episodik,sedikitnya untuk 2 tahun lamanya:
Afek yang tidak wajar atau menyempit/ constricted (individu tampakdingin dan acuh takacuh) Perilaku atau penampilan yang aneh,eksentrik atau ganjil
Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri dari lingkungan sosial. Kepercayaan yang aneh atau pikiran yang bersifat magic yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan norma-norma budaya setempat Kecurigaan atau ide-ide paranoid
Pikiran obsesif berulang-lang yang tak terkendali, sering dengan isi yang bersifat dysmorphophobic (keyakinan tentang bentuk tubuh yang tidak normal/buruk dan tidak terlihat secara objektif oleh orang lain), seksual dan agresif. Persepsi-persepsi pancaindra yang tidaklazim termasuk mengenai tubuh (somatosensory) atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi.
Pikiran yang bersifat samar-samar (vague), berputar-putar (circumstantial), penuh kiasan (metaphorical), sangatterinci dan ruwet (overelaborate), atau stereotipik,yang bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang jelas dan nyata.
Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi,halusinasi auditorik atau lainnya yang bertubi-tubi, dan gagasan yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar.
Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium manapun Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota keluarga terdekat memberikan bobot tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukan merupakan satu prasyarat.
Gangguan Waham
Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, walaupun telah dibuktikan kemustahilan pikirannya.
Tidak ada bukti adanya penyakit otak Tidak ada halusinasi auditorik Harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi atau personal dan bukan budaya setempat. Waham menetap pada saat tidak terdapat gangguan afektif berupa depresi Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium manapun. Diagnostik tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum karena tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simplek atau gangguan kepribadian skizoid.
Jenis waham
Waham kejaran Waham somatik atau hipokondrik Waham kebesaran Waham keagamaan Waham dosa Waham pengaruh Waham nihilistik Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham
Pedoman diagnosis
(a)Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai psikotik yang jelas dalam waktu 2 minggu atau kurang) (b)Harus ada beberapa jenis halusinasi/waham, yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama
(c)Harus ada keadaan beranekaragamnya emosional yang sama
(d)Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada secara cukup konsisten, sehingga dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) atau episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-)
Derajat variasi mungkin ada namun tidak separah pada gangguan psikosis polimorfik akut.
Pedoman diagnosis
(a)Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik); (b)Gejala yang memenuhi kriteria skizofrenia harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik; (c)Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi Bila gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)
Pedoman diagnosis
(a)Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi jelas psikotik); (b) Waham dan halusinasi harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya psikotik yang jelas (c) Kriteria untuk skizofrenia maupun psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi
Bila hanya waham-waham menetap >3 bulan, maka diagnosis diubah menjadi gangguan waham menetap (F22.-)
halusinasi yang menetap > 3 bulan, maka diagnosis diubah menjadi psikosis nonorganik lainnya (F28)
Pedoman diagnosis : (a)Dua orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama, dan saling mendukung dalam keyakinan itu; (b)Mereka mempunya hubungan yang luar biasa dekatnya seperti diuraikan diatas; (c)Ada bukti dalam konteks waktu atau lainnya bahwa waham tersebut diinduksi pada anggota/anggota-anggota dari pasangan atau kelompok yang menerima pasif melalui kontak dengan pasangan atau anggota kelompoknya yang aktif.
Pedoman diagnosis : Gejala definitif adanya gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol Episode penyakit tidak memenuhi skizofrenia maupun episode manik atau depresif. Tidak termasuk gejala sizofrenia dan gangguan afektif yang terjadi di episode yang berbeda seperti depresi pasca skizofrenia.
TERIMA KASIH