Vous êtes sur la page 1sur 18

Dr. Eva Chundrayetti, Sp.

A(K)

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga kelak jika terpapar penyakit tidak akan menderita penyakit tersebut.

Tujuan imunisasi menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian pada bayi akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Ketidaktahuan akan manfaat imunisasi tersebut untuk mencegah PD3I merupakan salah satu faktor yang menyebabkan orang tua enggan mengimunisasikan anaknya.

(Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)

Dari sebagian kecil penyakit yang telah ditemukan vaksinnya hanya 7 yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang untuk

selanjutnya kita sebut PD3I .


Beberapa pertimbangan untuk memasukannya ke dalam program antara lain adalah besarnya masalah yang ditimbulkan , keganasan penyakit , efektifitas vaksin dan yang terakhir masalah pengadaan vaksin.

Polio

Difteri Tuberculosis Pertusis

Hepatitis B

Tetanus

Campak

Difteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae. Penyebaran : kontak fisik dengan penderita pada masa inkubasi atau kontak dengan karier. Caranya : melalui pernapasan, droplet infection atau melalui barang-barang/ makanan yang terkontaminasi atau susu mentah dapat menjadi perantara. Gejala awal penyakit : radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Komplikasi : gangguan pernafasan yang berakhir kematian. Vaksin difteri pertama kali dikembangkan pada 1940-an. Sebelum vaksin difteri ada, sekitar 100 ribu hingga 200 ribu kasus difteri dilaporkan telah terjadi di AS. Setelah vaksin diproduksi massal, saat ini hanya sekitar 1 kasus yang dilaporkan terjadi di AS setiap tahun.

Difteri

DIPHTHERIA 50% Meninggal dengan Gagal Jantung

Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari Penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Penyebaran : melalui percikan ludah (droplet infection) yang keluar pada waktu batuk atau bersin. komplikasi pertusis adalah pneumonia bacterialis yang menyebabkan kematian.

Tetanus
penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin (tetanospasmin) menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku. Penyebaran : tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal : kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. pada bayi juga ada gejala berhenti menetek (sucking) antara 3-28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya : kejang yang hebat, melengkungnya punggung (opistotonus), dan tubuh menjadi kaku serta paralisis pernapasan. Komplikasi tetanus : patah tulang akibat kejang, pneumonia dan infeksi lain yang menimbulkan kematian. Imunisasi tetanus pertama kali dilakukan saat Perang Dunia II. Imunisasi tetanus 100 % efektif untuk menghentikan efek bakterinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster.

Tuberkulosis
Penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa. Penyebaran : melalui pernapasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal : lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya : batuk terus menerus, nyeri dada, batuk darah, gejala lain tergantung pada organ yang diserang, tuberkulosis dapat menyebabkan kelemahan dan kematian.

Campak
Penyakit yang disebabkan oleh virus mycovirus viridae measles. Penyebaran : melalui udara sewaktu droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit : demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjungtivitis (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher kemudian menyebar ketubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi : diare hebat, peradangan pada telinga dan infeksi pada saluran pernafasan (pneumonia)

Sejak vaksin campak pertama kali dikembangkan pada

tahun 1963, 99 % kasus campak hilang di beberapa negara. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya biasanya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Poliomelitis
Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari 3 (tiga) virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1,2,3. Secara klinis penyakit polio adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layuh akut (Acute Flaccid Paralysis/ AFP ). Penyebaran : melalui kotoran manusia ( tinja ) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.

Hepatitis B
Penyakit yang disebabkan oleh hepatitis B yang merusak hati. Penularan : dengan kontak darah yang terinfeksi atau produknya melalui suntikan yang tidak aman, tranfusi darah, dari ibu ke bayi selama proses persalinan atau melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak sering kali subklinis dan biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala infeksi klinis akut : merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. warna kuning bisa terlihat.

Jenis Vaksin
BCG DPT Polio Campak Hepatitis B

Memberikan kekebalan
Peny. TBC Peny. Diptheri, pertusis, tetanus Peny. Poliomyelitis Peny. Campak Peny. Hepatitis B

KOMITMEN GLOBAL
ERADIKASI POLIO
Sertifikasi Bebas Polio (tidak ditemukan lagi kasus Polio Liar)

REDUKSI CAMPAK Tidak ada KLB Campak ELEMINISASI TETANUS NEONATORUM (ETN) Tidak ada lagi kematian Neonatal yang
disebabkan ; Bayi yang dilahirkan tidak memperoleh kekabalan bawaan dari ibunya. Kesalahan penanganan persalinan. Kesalahan penanganan pasca persalinan (Perawatan Tali Pusar)

1. Vaksin blm ditemukan, jmlh org yg sakit tinggi, timbul kekhawatiran thd penyakit dan efeknya 2. Program imunisasi dimulai, jml orang yg divaksin meningkat 3. Pd saat bersamaan muncul reaksi adverse yg berhubungan dgn vaksin dlm jumlah sedikit dan ringan 4. Seiring meningkatnya jumlah org yg divaksin, jml org yang terkena penyakit smkn menurun. jumlah ini bisa jadi hampir sama dgn jumlah org yg mengalami reaksi adverse 5. Hampir sebagian besar orang tdk lagi mengalami penyakit. Pada saat ini, perhatian orang lebih pada efek samping yg timbul akibat vaksinasi.Bbrp orang akan mulai berhenti imunisasi 6. Terjadi outbreak, krn banyak org tdk lagi imunisasi shg kejadian penyakit meningkat 7. Org kembali sadar akan pentingnya imunisasi dan buruknya penyakit, jumlah org yg imunisasi kembali meningkat, kejadian penyakit menurun 8. Jumlah org yang divaksin semakin menigkat, Penyakit mulai menghilang 9. Penyakit tidak ada lagi, imunisasi dihentikan

Terima kasih atas telah ditunaikan hak kami, Jangan rampas hak kami untuk sehat

Vous aimerez peut-être aussi