Vous êtes sur la page 1sur 38

RSPAD GATOT SOEBROTO

dr.Eko Purnomo SpKN


Dipresentasikan pada Kuliah Pakar 5 Maret 2013

Kedokteran Nuklir (Nuclear Medicine)


Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sejumlah kecil perunut (radiofarmaka) untuk mempelajari perubahan fisiologis dan biokimia pada tingkat seluler bahkan molekuler, sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik dan terapi.Pada pelayanan diagnostik,perunut radioaktif akan dideteksi oleh kamera khusus yang akan memberikan gambaran mengenai organ yang sedang diteliti.

Karateristik I. Kedokteran Nuklir 1. Menggunakan radiasi pengion dari sumber sinar terbuka yaitu radionuklida buatan sebagai sumber radiasi 2. Teknik diagnostik didasarkan atas proses fisiologis dari organ yang diperiksa, melalui pencitraan statik dan dinamik atau studi non-pencitraan. 3. Bersifat non-invasif 4. Sangat sensitif, kurang spesifisitas 5. Paparan radiasi terhadap penderita maupun petugas pada umumnya relatif rendah dibandingkan dengan pemeriksaaan dengan sinar X.

1 1

7/2

1
1
1

Nuclear medicine centers in Indonesia

Gamma Camera SPECT/CT

Endocrine glands

Thyroid

Thyroid scan

Paratiroid Scan

Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea.
Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.

Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm.
Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-

hormon disintesa.

Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri

tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.

Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid


Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah: Mengatur laju metabolisme tubuh, baik T3 dan T4 keduaduanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu

T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat

Radioactive Iodine Therapy (RAIT)


Hyperthyroidism Graves disease Differentiated Thyroid Carcinoma Multinodular Non-toxic Goiter

RAIT Graves disease


Bandungs experience moderate dose :(Masjhur, 1993) Cure rate : 59.1 % (6th month) 72.7% (12th month) 92.0% (24th month) Permanent hypothyroidism (cumulative) : 5.7% (1st year) 9.5% (2nd year)

Radioactive Iodine Therapy of Non-toxic Multinodular Goiter

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Merupakan cara pengobatan definitive

Radiasi beta dari 131I akan mengablasi sel-sel folikel

tiroid sehingga produksi hormon tiroid yang berlebihan dihentikan Efek ablasi tersebut berlangsung secara bertahap; dengan dosis sedang secara klinis baru akan tampak setelah 8-12 minggu Pemilihan besarnya dosis tergantung pada pertimbangan klinis, besarnya kelenjar dan tingkat kemampuan kelenjar untuk menangkap iodium. (angka penangkapan/%iodium uptake 24 jam).

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Pada pasien yang mendapat pengobatan iodium

radioaktif dianjurkan untuk tidak mengkomsumsi obat-obatan dan makanan yang mengandung iodium selama beberapa hari Pengobatan hipotiroidi dengan iodium radioaktif diutamakan pada pasien yang resisten dengan obat antitiroid atau yang residif pasca tiroidektomi Tidak ada pembatasan umur yang diperkenankan mendapat cara pengobatan ini karena terbukti tidak mengganggu fertilitas, serta juga tidak ada efek teratogenik, karsinogenik maupun leukomogenik

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Indikasi Semua jenis hipertiroidi, kecuali : tirotoksikosis faktitia, hipertiroidi dalam kehamilan atau sedang laktasi dan hipertiroidi selintas postpartum.

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Radiofarmaka
NaI-131 dengan dosis rendah (80-150uCi/g), sedang

(150-200uCi/g), atau tinggi (>200uCi/g),diberikan per oral.

Before and After Ablation

RAIT since 1940s

Treatment of Graves Disease

Barbara Bush
1984 Pre-treatment

Barbara Bush
1991 Post-treatment

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Dosis ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut : berat kelenjar (gr)X dosis (uCi/gr) Dosis (uCi) = ------------------------------------------% angka penangkapan 24 jam Berat kelenjar ditentukan melalui sidik kelenjar tiroid (platimetri) atau pemeriksaan ultrasonografi.

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Persiapan Obat atau makanan yang mengandung iodium tinggi dihentikan paling kurang satu minggu sebelumnya Obat-obatan antitiroid dihentikan paling kurang 5 hari sebelumnya Pada hari pemberian pasien puasa, dan baru boleh makan satu jam setelah pemberian 131I .

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Efek samping yang perlu diperhatikan :


Eksaserbasi tirotoksikosis, jarang terjadi (biasanya dalam satu

minggu pasca pengobatan) Rasa pembengkakan didaerah tiroid dan mulut kering (biasanya hilang sendiri) Hipotiroidi selintas (biasanya 3-6 bulan pasca pengobatan) Hipotiroidi menetap (dipantau dengan menentukan kadar TSHs secara periodik 3-6 bulan sekali) Apabila dalam 3-6 bulan belum menunjukan perbaikan, pengobatan dengan iodium radioaktif dapat diulang kembali.

PENGOBATAN HIPERTIROIDI DENGAN IODIUM RADIOAKTIF

Pasien wanita atau isteri pasien pria tidak boleh hamil

selama 6 bulan pasca pengobatan; pakailah obat/alat kontrasepsi selama waktu tersebut. Pasien dianjurkan untuk tidak berada dekat bayi atau anak-anak berusia dibawah 12 tahun atau wanita hamil selama paling kurang 2 hari setelah pengobatan.

TERAPI KARSINOMA TIROID BERDIFERENSIASI BAIK


Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik berasal dari

jaringan epithelial folikel tiroid. Penyakit tersebut banyak dijumpai pada wanita dibandingkan pria. Dikenal 3 jenis karsinoma yaitu : tiroid folikuler secara histologis, papilifer dan campuran

Radioactive Iodine Therapy


Tumor recurrence 16.7 yr (median) after thyroid surgery and I-131 ablation of uptake in the thyroid bed compared with those treated with thyroid hormone alone A. All recurrences B. Distant metastases recurrences
Mazzaferi and Kloos. J Clin Endocrinol Metab 2001;86(4):1447-1463

Karsinoma tiroid

Karsinoma tiroid folikuler secara histologis

mempunyai gambaran yang mirip dengan jaringan tiroid normal, sering bermetastasis secara hematogen secara dini, sehingga pada saat penderita berobat penyakit sudah bermetastasis jauh ke tulang dan paru Insidens karsinoma tiroid papilifer lebih tinggi dibandingkan folikuler, banyak dijumpai pada dekade II-III dan usia lanjut.

Karsinoma tiroid

Penyakit tersebut berkembang lebih lambat dan

bermetastasis ke kelenjar getah bening regional. Jaringan tiroid normal maupun patologis mengakumulasi 131I dan radiofarmaka lain

Protokol pengobatan

Lakukan sidik kelenjar tiroid dengan 99mTc04 dalam 4

6 minggu pasca tiroidektomi total untuk mengetahui adanya sisa jaringan tiroid di thyroid bed dan periksa kadar serum TSH dan Tiroglobulin (Tg) sebagai pembanding. Bila hanya dijumpai sisa jaringan tiroid, dilakukan tiroablasi dengan dosis 80-100 mCi. Penderita di rawat di kamar isolasi selama beberapa hari sampai paparan radiasi mencapai 1 mrm/m/jam.

Protokol pengobatan

Saat penderita kontrol kembali, monitor kadar serum TSHs

dan Tg. Apabila penderita dijadwalkan untuk SST dengan 99mTc-sestamibi, terminasi terapi tidak diperlukan. Tetapi bila dijadwalkan untuk SST dengan 131I maka penderita harus menghentikan terapi subtitusi paling kurang 4 minggu sebelum tanggal pemeriksaan. Terapi dihentikan bila SST (-), kadar serum TSHs tinggi dan Tg rendah. Apabila kadar serum Tg tinggi, walaupun SST (-) merupakan indikasi untuk melanjutkan terapi. Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah sebanyak 1 Curie.

Terapi ablasi
Bila karena berbagai faktor jaringan tiroid patologis

tidak sensitif terhadap radioterapi interna (131I), maka penderita dapat melanjutkan dengan radioterapi eksterna. Dikatakan tidak radiosensitif bila : Penderita telah mendapatkan dosis 1 Curie, namun masih dijumpai sisa jaringan tiroid di Thyroid bed dan jaringan patologis lainnya yang menangkap radioaktivitas di tempat lain. Kadar serum tiroglobulin tetap tinggi Kadar TSH normal

Well Differentiated Thyroid Carcinoma NaI-131

Post-Total thyroidectomy

Terima Kasih
Selamat belajar

Vous aimerez peut-être aussi