Vous êtes sur la page 1sur 15

2.3 2.3.

Nyeri Definisi Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smeltzer, 2000). Nyeri sendi merupakan salah satu keluhan pada penderita rematik. Penyakit pirai (gout) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah. Nyeri sendi pada penderita pirai cenderung mengenai sendi pangkal ibu jari kaki. iasanya dalami

pada malam hari atau pada saat bangun pagi. !asa nyeri akan semakin bertambah, bila sendi digerakan. Pada keadaan akut (parah), rasa nyeri akan datang tiba"tiba, bengkak, kemerahan dan terasa hangat. ila berkembang menjadi kronis, tumpukan asam urat

akan membentuk benjolan, baik pada sendi yang terkena maupun pada tempat lain, seperti pada daun telinga, permukaan tulang lengan ba#ah dan pada jaringan lunak lainnya.!asa sakit $ nyeri sendi ini sering menjadi penyebab gangguan akti%itas sehari" hari pada penderita pirai

2.3.2

Fisiologi &da ' komponen untuk memahami (isiologi nyeri, yaitu resepsi, persepsi dan reaksi (Potter ) Perry, 200*). Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut sara( peri(er, lalu memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute sara( dan akhirnya sampai di dalam masa ber#arna abu"abu di medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel"sel inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses in(ormasi tentang

pengetahuan

dan

pengalaman

yang

lalu

serta

kebudayaan

dalam

upaya

mempersepsikan nyeri.

2.3.2.1 Resepsi Nyeri terjadi karena ada bagian$organ yang menerima stimulus nyeri tersebut, yaitu reseptor nyeri (nosiseptor). Nosiseptor adalah ujung serabut sara( (reseptor) yang memiliki (ungsi memberitahukan otak tentang adanya stimulus yang berbahaya (noxious/harmful stimuli) (+en#orthy et al, 2002). Nosiseptor terdapat pada sara( bebas, yang tersebar luas pada permukaan super(isial kulit dan juga di jaringan dalam tertentu, misalnya periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, dan (alks serta tentorium tempurung kepala (,uyton ) -all, .//0). Stimulus yang merangsang nyeri si(atnya bisa mekanik, termal, kimia#i atau stimulus listrik. Pemaparan stimulus menyebabkan pelepasan substansi seperti

histamin, bradikinin, serotonin, substansi P, prostaglandin, asam, asetilkolin, ion kalium dan enzim proteolitik yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor untuk memulai transmisi neural, yang dikaitkan dengan nyeri (+en#orthy et al, 2002). &pabila kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri, kemudian terjadilah akti%asi neuron nyeri (Potter ) Perry, 200*). 1mpuls sara(, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar di sepanjang serabut sara( peri(er a(eren. 2ua tipe serabut sara( peri(er yang mengkonduksi stimulus nyeri3 serabut &"delta dan serabut 4 (,uyton ) -all, .//05 +en#orthy et al, 2002). 6abel berikut menggambarkan perbedaan (ungsi keduanya3

Tabel 2.2 Perbedaan Fungsi Serabut Saraf A delta dan C

A delta ermielin3 transmisi lebih cepat 7apang resepti( kecil3 lokasi tepat Treshold lebih tinggi 6ajam, terlokalisasi jelas 8nimodal3 mekanik atau panas

C 6idak bermielin3 transmisi lebih lambat. 7apang resepti( luas3 not well localized Treshold lebih rendah Nyeri tumpul, gatal, terbakar Polimodal3 kimia 0*9 nosiseptor Sumber 3 +en#orthy, Sno#ley, ,illing. 2002. hal. :;0 mekanik, panas, bahan

2*9 nosiseptor

6ransmisi stimulus nyeri berakhir di bagian kornu dorsalis medula spinalis. 2i dalam kornu dorsalis, neurotransmiter seperti substansi P dilepaskan, sehingga menyebabkan suatu transmisi sinapsis dari sara( peri(er (sensori) ke sara( traktus spinotalamus (Paice, .//. dalam Potter ) Perry, 200*), yang memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh ke dalam sistem sara( pusat. 2i traktus ini juga terdapat serabut"serabut sara( yang berakhir di otak tengah, yang menstimulasi daerah tersebut untuk mengirim stimulus kembali ke ba#ah kornu dorsalis di medula spinalis (Paice,

.//. dalam Potter ) Perry, 200* Serabut ini disebut sistem nyeri desenden, yang bekerja dengan melepaskan neuroregulator yang menghambat transmisi stimulus nyeri. 1mpuls nyeri kemudian ditransmisikan dengan cepat ke pusat yang lebih tinggi di otak, talamus dan otak tengah. 2ari talamus, serabut mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (di kedua lobus parietalis), lobus (rontalis dan sistem limbik (Paice, .//. dalam Potter ) Perry, .//0). &da sel"sel di dalam sistem limbik yang diyakini mengontrol emosi, khususnya untuk ansietas. 2engan demikian, sistem limbik berperanan akti( dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri (Potter ) Perry, 200*).

2.3.2.2 Persepsi Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Setelah transmisi sara( berakhir di dalam pusat otak yang lebih tinggi, maka indi%idu akan mempersepsikan sensasi nyeri dan terjadilah reaksi yang kompleks. <aktor"(aktor psikologis dan kogniti( berinteraksi dengan (aktor"(aktor neuro(isiologis dalam mempersepsikan nyeri. =einhart dan =c4a((ery menjelaskan ' sistem interaksi persepsi nyeri sebagai sensori"diskriminati(, moti%asi"a(ekti( dan kogniti("e%aluati(. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel di ba#ah ini (Potter ) Perry, 200*)

Tabel 2.3 Sistem ntera!si Persepsi Nyeri

S>NS?!1"21S+!1=1N&61< 6ransmisi nyeri terjadi antara talamus dan korteks sensori. Seorang indi%idu mempersepsikan lokasi, keparahan dan karakter nyeri. <aktor"(aktor yang menurunkan tingkat kesadaran (mis.

&nalgesik, anestetik, penyakit serebral) menurunkan persepsi nyeri. <aktor"(aktor yang meningkatkan kesadaran terhadap stimulus

(mis. &nsietas, gangguan tidur) meningkatkan persepsi nyeri. =?61@&S1 &<>+61< 1nteraksi antara pembentukan sistem retikular dan sistem limbik menghasilkan persepsi nyeri. Pembentukan retikular menghasilkan respons pertahanan,

menyebabkan indi%idu menginterupsi atau menghindari stimulus nyeri. Sistem limbik mengontrol respon emosi dan kemampuan yaitu

koping nyeri. +?,N161<">@&78&61< Pusat kortikal yang lebih tinggi di otak mempengaruhi persepsi. +ebudayaan, pengalaman dengan nyeri, dan emosi,

mempengaruhi e%aluasi terhadap pengalaman nyeri. Sistem ini membantu seseorang untuk menginterpretasi

intensitas dan kualitas nyeri sehingga dapat melakukan suatu tindakan. Sumber 3 Potter ) Perry, 200* hal. .*00

Persepsi menyadarkan indi%idu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian indi%idu dapat bereaksi. 2.3.2.3 Rea!si !eaksi terhadap nyeri merupakan respons (isiologis dan perilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri. .. !espon <isiologis Nyeri dengan intensitas yang ringan hingga sedang dan nyeri yang super(isial menimbulkan reaksi Aflight or fightB, yang merupakan sindrom adaptasi umum. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem sara( otonom menghasilkan respon (isiologis. ila

berlangsung terus"menerus atau menjadi berat, sistem sara( parasimpatis menghasilkan suatu aksi (Potter ) Perry, 200*). 2. !espon Perilaku ,erakan tubuh yang khas dan ekspresi #ajah yang mengindikasikan nyeri meliputi menggeretakkan gigi, memegang bagian tubuh yang terasa nyeri, postur tubuh membengkok, dan ekspresi #ajah yang menyeringai. Seorang klien mungkin menangis atau mengaduh, gelisah atau sering memanggil pera#at. Namun kurangnya ekspresi tidak selalu berarti bah#a klien tidak mengalami nyeri. &da ' (ase pengalaman nyeri (=einhart ) =c4a((ery, ./C' dalam Potter ) Perry, 200*), yaitu antisipasi, sensasi dan akibat (aftermath). &ntisipasi terhadap nyeri memungkinkan indi%idu untuk belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkannya. Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. 1ndi%idu bereaksi terhadap nyeri dengan cara yang berbeda"beda, tergantung toleransinya. 6oleransi bergantung pada sikap, moti%asi dan nilai yang

diyakini seseorang. <ase akibat terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti. +lien mungkin masih memerlukan perhatian pera#at. Dika klien mengalami serangkaian episode nyeri yang berulang, maka respon akibat dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. Pera#at membantu klien memperoleh kontrol dan harga diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan pengalaman nyeri (Potter ) Perry, 200*)

,ambar 2.. <isiologi Nyeri (Sumber3 +ozier, 200:)

2.3.3

"lasifi!asi

=enurut -erdman (200*) membagi nyeri menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. .. Nyeri akut Nyeri akut adalah keadaan dimana indi%idu mengalami dan melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak

menyenangkan selama satu detik sampai kurang enam bulan. 2. Nyeri kronis +eadaan dimana indi%udu mengalami nyeri yang menetap atau intermitan dan berlangsung lebih dari enam bulan =enurut 6amsuri (2000), klasi(ikasi nyeri dibedakan menjadi : yaitu 3 a. +lasi(ikasi nyeri berdasarkan a#itan erdasarkan #aktu kejadian, nyeri dapat dikelompokan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. .) Nyeri akut Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam #aktu kurang dari enam bulan. 8mumnya terjadi pada cedera, penyakit akut, atau pembedahan dengan a#itan cepat. 2apat hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan jaringan sembuh. 2) Nyeri kronis Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam #aktu lebih dari enam bulan. 8mumnya timbul tidak teratur, intermiten, atau bahkan persisten. Nyeri kronis dapat menyebabkan klien merasa putus asa dan (rustasi. Nyeri ini dapat menimbulkan kelelahan mental dan (isik. b. +lasi(ikasi nyeri berdasarkan lokasi erdasarkan lokasi nyeri, nyeri dibedakan menjadi ; yaitu 3 .) Nyeri super(isial

iasanya timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti pada laserasi, luka bakar, dan sebagainya. =emiliki durasi pendek, terlokalisir, dan memiliki sensasi yang tajam. 2) Nyeri somatik Nyeri yang terjadi pada otot dan tulang serta struktur penyokong, umumnya bersi(at tumpul dan stimulasi dengan adanya peregangan dan iskemia. ') Nyeri %iseral Nyeri yang disebabkan kerusakan organ internal, durasinya cukup lama, dan sensasi yang timbul biasanya tumpul. :) Nyeri sebar (radiasi) Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari daerah asal ke jaringan sekitar. Nyeri dapat bersi(at intermiten atau konstan. *). Nyeri (antom Nyeri (antom ad(alah nyeri khusus yang dirasakan oleh klien yang mengalami amputasi. ;) Nyeri alih Nyeri alih adalah nyeri yang timbul akibat adanya nyeri %iseral yang menjalar ke organ lain, sehingga dirasakan nyeri pada beberapa tempat atau lokasi. c. +lasi(ikasi nyeri berdasarkan organ erdasarkan tempat timbulnya, nyeri dapat dikelompokan dalam .) Nyeri organik Nyeri organik adalah nyeri yang diakibatkan adanya kerusakan organ. 2) Nyeri neurogenik Nyeri neurogenik adalah nyeri akibat gangguan neuron, misalnya pada neurologi. ') Nyeri psikogenik

Nyeri psikogenik adalah nyeri akibat berbagai (aktor psiokologis. Nyeri ini umumnya terjadi ketika e(ek"e(ek psikogenik seperti cemas dan takut timbul pada klien.

2.3.#

Pengu!uran Nyeri Pengukuran nyeri dilakukan subyekti( mungkin dan dapat menggunakan beberapa metode pengukuran yang terbanyak adalah dengan kuesioner serta obser%asi pola perilaku terkait denagn rasa nyeri. +ategori pengukuran nyeri beragam sekali namun yang termudah yaitu pengukuran nyeri dengan skala kategorikal, numerical dan pendekatan multidimensional. =asing"masing pendekatan pengukuran nyeri ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing"masing serta tingkat obyekti(itas"subyekti(tas berbeda"beda dan area yang menjdi tujuan pengukuran apakah sensorik saja, apakah mencakup a(ekti( serta adakah si(at e%aluati( dari instrument dimaksud.

2.3.#.1 Pengu!uran Nyeri Se$ara "ategori!al Pengukuran nyeri tipe ini disebut sebagai pengukuran satu dimensi. 8mumnya pengukuran kategorikal ini menempatkan pasien pada beberapa kategori yang umum dipakai yaitu tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat. .. 6idak terdapat nyeri 6idak terdapt nyeri tentunya diartikan sebagai tidak merasakan nyeri 2. Nyeri ringan Nyeri ringan umumnya diartikan sebagai nyeri yang bersi(at siklik dan tidak menggangu akti(itas keseharian '. Nyeri sedang

2ikatakan nyeri sedang bila nyeri bersi(at episodik, terdapat eksaserbasi. !asa nyeri yang terjadi akan meningkat apabila terjadi peningkatan akti(itas keseharian atau akti(itas yang tidak biasa dilakukan :. Nyeri berat 2ikatakan nyeri berat apabila dalam melakukan akti(itas keseharian merasa nyeri dan rasa nyeri tersebut menggangu akti(itasnya.

Worst

7iker No painpain scale Mild possible pain

Moderate

Severce

2.3.#.2.1

Pengu!uran Nyeri Se$ara Numeri!al

Numerical rating scale (N!S) merupakan pengukuran nyeri dimana kepada pasien diminta untuk memberikan angka . sampai .0. Nol diartikan sebagai tidak ada nyeri sedangkan angka .0 diartikan sebagai angka nyeri yang hebat dan tidak tertahankan oleh pasien

0 10

entuk di atas dapat diubah menjadi bentuk lain yang dikenal dengan points boE scale dimana angka"angka diletakkan dalam kotak bersejajar serial.

Pasien diminta untuk memberikan tanda silang pada intensitas nyeri yang dirasakan.

012345678910 (Setiyohadi, 2000) &ngka 0 menunjukan tidak terdapat rasa nyeri sedangkan .0

menandakan nyeri yang sangat hebat dan tidak tertahankan.

Skala ourbonais 3 FFFFFFNyeri ringan FF.Nyeri berat

0 6idak Nyeri

'

: * ; 0 FFFFFNyeri sedang

.0 Sangat nyeri

2.3.%. Respon ter&adap nyeri 2.3.%.1 Respon Psi!ologis !espon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. &rti nyeri bagi setiap indi%idu berbeda"beda antara lain 3 bahaya atau merusak, komplikasi seperti in(eksi, penyakit yang berulang, penyakit baru, penyakit yang (atal, peningkatan ketidakmampuan, kehilangan mobilitas, menjadi tua, sembuh, perlu untuk penyembuhan, hukuman untuk berdosa, tantangan, penghargaan terhadap penderitaan orang lain, sesuatu yang harus ditoleransi, dan bebas dari tanggung ja#ab yang tidak dikehendaki.

2.3.%.2 Respon Fisiologis !espon (isiologis terhadap nyeri meliputi 3 .) Stimulius simpatik 3 dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate, peningkatan heart rate, asokonstriksi peri(er, peningkatan nilai gula darah, diaphoresis, peningkatan kekuatan otot, dilatasi pupil, dan penurunan motilitas gastro intestinal. 2) Stimulus parasimpatik 3 muka pucat, otot mengeras, penurunan -!, na(as cepat dan irreguler, nausea dan %omitus, kelelahan dan keletihan.

2.3.%.3 Respon ting!a& la!u !espon tingkah laku terhadap nyeri meliputi 3 mengaduh, menangis, sesak na(as, mendengkur, meringis, menggeletukkan gigi, menggigit bibir, gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari ) tangan, menghindari percakapan, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian, (okus pada akti%itas menghilangkan nyeri. (6amsuri, 2000)

2.3.' Penatala!sanaan erbagai tindakan dapat dilakukan oleh pera#at untuk mengatasi nyeri. Penatalaksanaan terserbut dibagi 2 yaitu (armakologis dan non (armakologis (6amsuri, 2000). .. Penatalaksanaan (armakologis 6erapi obat yang e(ekti( untuk nyeri seharusnya memiliki resiko relati( rendah, tidak mahal, dan onsetnya cepat. G-? menganjurkan tiga langkah bertahap dalam penggunaan alagesik. 7angkah . digunakan untuk nyeri ringan dan sedang adalah obat golongan non opioid seperti aspirin, asetamino(en, atau &1NS, ini diberikan

tanpa obat tambahan lain. Dika nyeri masih menetap atau meningkat, langkah 2 ditambah dengan opioid, untuk non opioid diberikan dengan atau tanpa obat tambahan lain. Dika nyeri terus"menerus atau intensi(, langkah ' meningkatkan dosis potensi opioid atau dosisnya sementara dilanjutkan non opioid dan obat tambahan lain (Sudoyo, 200;). 2. Penatalaksanaan non (armakologis Penatalaksanaan non (armakologis terdiri dari berbagai tidakan penanganan nyeri berdasarkan stimulasi (isik maupun perilaku kogniti( (6amsuri, 2000). a. =asase kulit =asase kulit dapat memberikan e(ek penurunan kecemasan dan ketegangan otot. !angsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan implus nyeri. b. +ompres +ompers panas dingin, selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat

meningkatkan prosrs penyernbuhan jaringan yang mengalami kerusakan.

c. 1mobilisasi 1mobilisasi terhadap organ tubuh yang mengalami nyeri hebat mungkin dapat meredakan nyeri. +asus seperti artritis mungkin memerlukan teknik untuk mengatasi nyeri. d. 2istraksi 2istraksi merupakan pengalihan dari (okus perhatian terhadap nyeri. 6eknik distraksi terdapat beberapa macam yaitu 3 distraksi %isual, distraksi pendengaran, distraksi perna(asan, distraksi intelektual, teknik perna(asan, imajinasi terbimbing. e. !elaksasi

!elaksasi

otot

rangka

dipercaya

dapat

menurunkan

nyeri

dengan

merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri. 6eknik relaksasi mungkin perlu diajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang normal. (. Plasebo Plasebo merupakan suatu bentuk tidakan, misalnya pengobatan atau tindakan kepera#atan yang mempunyai e(ek pada pasien akibat sugesti daripada kandungan (isik atau kimianya. Suatu obat yang tidak berisi analgetika tetapi berisi gula, air atau saliner dinamakan plasebo

Vous aimerez peut-être aussi