Vous êtes sur la page 1sur 46

KELOMPOK V

Kelompok
1. 2. 3. Tito Ahmad Wildan Yahdian Yogi Prayoga

4.
5. 6. 7. 8. 9.

Yeni Septiani
Siti Anggraeni Sani Suharti Sri Kulsum Tita Susilawati Weni M

10. Sri Rahayu

PENGERTIAN
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.

ETIOLOGI
Terdapat pelbagai faktor yang menyebabkan hipotiroidisme yang kronik. Pada kebanyakan negara yang sedang berkembang, kekurangan iodin adalah faktor penyebab hipotiroisime tersering di seluruh dunia. Sedangkan peyebab lainnya adalah penyakit Hashimoto tiroiditis atau ketiadaan kelenjar tiroid atau defisiensi hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus (pituitari). Hipotiroidisme juga dapat disebabkan melalui keturunan, kadang-kadang autosomal resesif. Hipotiroidisme sementara dapat disebabkan oleh efek Wolff-Chaikoff.

KLASIFIKASI
Jenis Organ is (Hypothyroidism Hipotiroidisme kelenjar primer tiroid Keterangan often classified by the organ of origin) Paling sering terjadi. Meliputi penyakit Hashimoto tiroiditis (sejenis penyakit autoimmune) dan terapi radioiodine(RAI) untuk merawat penyakit hipertiroidisme. Terjadi jika kelenjar hipofisis tidak menghasilkan cukup hormon perangsang tiroid (TSH) untuk merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan jumlah tiroksin yang cukup. Biasanya terjadi apabila terdapat tumor di kelenjar hipofisis, radiasi atau pembedahan yang menyebabkan kelenjar tiroid tidak lagi dapat menghasilkan hormon yang cukup.

Hypotiroidisme sekunder

kelenjar pituitari

Hipotiroidisme tertier

hipotalamus Terjadi ketika hipotalamus gagal menghasilkan TRH yang cukup. Biasanya disebut juga disebut hypothalamic-pituitary-axis hypothyroidism.

PATHWAYS

PERANGKAT DIAGNOSTIK
Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis. Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3)).

Lajutan
Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur level TSH. Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
free triiodothyronine (fT3) free levothyroxine (fT4) total T3 total T4 24 hour urine free T3

Additionally, the following measurements may be needed:


antithyroid antibodies - for evidence of autoimmune diseases that may be damaging the thyroid gland serum cholesterol - which may be elevated in hypothyroidism prolactin - as a widely available test of pituitary function testing for anemia, including ferritin.

KOMPLIKASI
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.

Treatment of Hypothyroidism
The American Association of Clinical Endocrinologists recommends the use of levothyroxine (T4) as thyroid replacement. In general, desiccated thyroid hormone, combinations of thyroid hormone, or triiodothyronine should not be used for replacement therapy.

Efek terapi Tiroksin

Above: A severely affected 14-year-old hypothyroid girl with puffiness around the eyes, thickened lips, depressed root of the nose (saddle nose), and straight, coarse hair. The second picture was taken after only 6 months of treatment with desiccated thyroid. Note the elevated bridge of the nose, brighter eyes, thinner lips, and glossy, curly hair. Her constipation had resolved and her appetite improved.

Adult woman with the characteristic puffiness that often accompanies hypothyroidism. Her puffiness and hair texture markedly improve after treatment with desiccated thyroid.

Adult man with the "obese form" of hypothyroidism. Note the striking resoltion of his puffiness (myxedema) after treatment with desiccated thyroid. Myxedema is the medical term for hypothyroidism. Myx is the Greek word for mucin, which accumulates in hypothyroidism. Edema means swelling.

This is another example of the resolution of the puffiness (myxedema) following proper treatment of hypothyroidism with desiccated thyroid

Figure 1a shows the appearance of a 27-yearold woman's face before treatment with desiccated thyroid. She had puffiness around her nose and eyes. Her menses began at age 16 and were irregular with scant flow. She had no interest in the opposite sex. There was an absence of pubic hair. She was constipated, gained weight easily, had dry skin and hair, had anemia, and she tired easily. Figure 1b shows the patient's face after 10 months of desiccated thyroid. She was about to be married. Her anemia was resolving. Her periods were every 26 days and the flow had improved. Figure 1c shows the side body profile of the same patient before treatment. The breasts had not developed and there was no hair on the arms and legs. Her height was 59 inches. Figure 1d shows the patient after 10 months of thyroid treatment. Her breasts had enlarged. Figure 1e shows the patient after 13 more months. A synthetic estrogen was added. Her breasts and pelvis enlarged further. Her libido and gratification increased.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN PRIMER

1.Airway 2.Breathing 3.Circulation 4.Exposure

1.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN (Pengkajian Sekunder)

Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain:

a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama. b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
Pola makan Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur). Pola aktivitas.

c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita. d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh. e. Pemeriksaart fisik f. Pengkajian psikososial klien g. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan TSH

DIAGNOSA DAN INTERVENSI


1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif. Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian Intervensi: a. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir. b. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah. c. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress. d. Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktititas.

2. Perubahan suhu tubuh Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh yang normal Intervensi: a. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut. b. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat). c. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien. d. Lindungi terhadap pajanan hawa. dingin dan hembusan angin.

3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal


Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal. Intervensi: a. Dorong peningkatan asupan cairan b. Berikan makanan yang kaya akan serat c. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air. d. Pantau fungsi usus e. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan. f. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan.

4. Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup.
Tujuan : Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang diresepkan. Intervensi: a. Jelaskan dasar pemikiran untuk terapi penggantian hormon tiroid. b. Uraikan efek pengobatan yang dikehendaki pada pasien. c. Bantu pasien menyusun jadwal dan cheklist untuk memastikan pelaksanaan sendiri terapi penggantian hormon tiroid. d. Uraikan tanda-tanda dan gejala pemberian obat dengan dosis yang berlebihan dan kurang. e. Jelaskan perlunya tindak lanjut jangka panjang kepada pasien dan keluarganya.

5. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi


Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang normal. Intervensi: a.Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial. b.Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk. c. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati. d.Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika diperlukan.

6. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan. Tujuan : Perbaikan proses berpikir. Intervensi: a. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya. b. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas yang, tidak bersifat mengancam. c. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit .

7. Miksedema dan koma miksedema


Tujuan: Tidak ada komplikasi. Intervensi: a. Pantau pasien akan; adanya peningkatan keparahan tanda dan gejala hipertiroidisme. b. Dukung dengan ventilasi jika terjadi depresi dalam kegagalan pernapasan c. Berikan obat (misalnya, hormon tiroksin) seperti yang diresepkan dengan sangat hati-hati. d. Balik dan ubah posisi tubuh pasien dengan interval waktu tertentu. e. Hindari penggunaan obat-obat golongan hipnotik, sedatif dan analgetik.

ASKEP GADAR HIPERTIROIDISME

Definisi
Hypr.Tiroid adalah dikenal jg tirotoksikosis ialah Respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon yg berlebihan. (Sylvia Price) Hypr.Tiroid adalah berlebihnya aktivitas kelenjar tiroid, ditandai dengan peningkatan laju metabolisme,struma, dan g3 sistem saraf autonom & metabolisme kreatin (Dorland Dictionary)

Etiologi
Hipertiroidisme primer : penyakit Graves, struma multinodosa toksik, adenoma toksik, metastasis karsinoma tiroid fungsional, struma ovarii, mutasi reseptor TSH, obat kelebihan yodium. Tiroiditis silent, destruksi tiroid (tanpa amiodarone, radiasi, infark adenoma), asupan hormon tiroid yang berlebihan (tirotoksikosis factitia) Hipertiroidisme sekunder: adenoma hipofisis yang mensekresi TSH, sindrom resistensi hormon tiroid, tumor yang mensekresi HCG, tirotoksikosis gestasional2

Patofisiologi
Menurut Sylvia Price penyakit graves agaknya timbul sebagai gangguan autoimun. Dalam serum ditemukan antibodi IgG, antibodi ini agaknya bereaksi dengan reseptor TSH atau membran plasma tiroid. Sebagai akibat interaksi ini antibodi tsb dpt merangsang fungsi tiroid tanpa bergantung pada TSH hipofisis yg dapat mengakibatkan hipertiroidisme.

Clinical Manifestations
Pasien mengeluh lelah Gemetar Tidak tahan panas

Diaforesis bila panas


Kulit lembab BB turun sering diikuti nafsu makan me Palpitasi & takikardia Diare Kelemahan Infiltrasi kulit terbatas

oftalmiopati

You Need rememmber :


Gejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan.

PX Diagnostik
TEST LABORATORIUM (menunjukan kadar tiroksin dan triyodotrionin bebas dan total dalam serum yg tinggi, serta kadar TSH yang rendah) Ambilan RAI (yodium radioaktif) dari tiroid meningkat.

Penatalaksanaan
1. Pengobatan jangka panjang dengan dengan obat-obat antitiroid (propiltiourasil atau metimazol). Diberikan paling sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin. 2. Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil prabedah.

Cont
3. Penyekat beta seperti propanolol diberikan bersamaan dengan obat-obat antitiroid. Karena manifestasi hipertiroid adalah akibat dari pengaktifan saraf simpatis oleh hormon tiroid. Penyekat beta menurunkan takikardia, kegelisahan dan keringat yang berlebihan. 4. Pengobatan dengan yodium radioaktif (Kontraindikasi for child and pregenant)

Medical Treatment
hyperthyrodisme

MEDICAL & IODINE

SURGICAL

Anti thyroid drugs Beta Blockers

Radio active iodine

Sub total thyroidectomy

Asuhan Keperawatan
Primary Survey 1. Airway 2. Breathing 3. Circulation 4. Exposure

Secondary Survey
Data Subjektif

Neurologi : Ansomia, diplopia, sakit kepala, kelemahan otot, sangat lemah . Kardiovasculer : Palpitasi dan banyak keringat. Saluran pencernaan : Kehilangan berat badan, peningkatan nafsu makan, diare, mual, sakit perut, tidak ada nafsu makan, sakit perut hebat.

Data Objektif

Neurologi : Aritable, tremo, emosi labil, kelemahan otot atropi, refkles tendon dalam dan cepat bingung atau disorientasi, apatis, stuporl delirium dan koma. Mata : Mata besar dan menonjol keluar, edema periorbital, termo kelopa mata, lemah atau kelumpuhan otot ekstrakuler

Kardiovasculer : Nadi cepat dan tak teratur, tekanan nadi kuat, edema, mur mur sistolik jantung banyak keringat, tahikardiat atrial febrilasi, nadi lemah hipotensi.

Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses berpikir berhubungan dengan peningkatan stimulasi sistim sarat simpatetik oleh kadar hormon tiroid yang tinggi.

Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kurang suplai O2 akibat meningkatnya metabolisme.


Gangguan pola tidur berhubungan peningkatan metabolisme. agitasi akibat tubuh

Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diare, mual, sakit perut.

Intervensi
1. Perubahan proses berpikir berhubungan dengan peningkatan stimulasi sistim sarat simpatetik oleh kadar hormon tiroid yang tinggi Kaji tingkat kesadaran, orentasi, efek dan persepsi tiap 4 8 jam, informasi perubahan perubahan yang negatif.

Diskusikan perasaan dan respon terhadap situasi serta beri dukungan yang tepat.
Ciptakan ketenangan lingkungan ( Tidak bising, batasi pengunjung mencegah situasi emosional ).

Rencanakan dan jelaskan asuhan dengan jelas dan tepat.


Anjurkan teknik mengurangi stres dan informasikan kapan penggunaannya. Orentasikan pasien terhadap lingkungan waktu dan orang ( Jam, kalender, gambar keluarga ).

2. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan kurang suplai O2 akibat meningkatnya metabolisme Kaji tanda vital dan tingkat aktifitas

Batasi tingkat aktifitas pasien sesuai toleransi


Atur waktu istirahan yang cukup. Jangan lanjutkan aktifitas bila ada tanda tidak toleransi misalnya dispnea takikardi atau kelelahan. Bantau pasien untuk beraktifitas bila tidak dapat melakukan sendiri karena tremor atau kelemahan. Rencanakan aktifitas sehari hari dan pola tidurnya.

3. Gangguan pola tidur berhubungan agitasi akibat peningkatan metabolisme. Kaji pola tidur dan aktifitas masa lalu dan saat ini

Tanyakan bantuan yang dibutuhkan untuk pengantara tidur ( air hangat, gosok punggung dengar musik dll ).
Diskusikan bantuan / pengantar tidur yang lain misalnya tekni relaksasi.

Bantu pasien untuk menetapkan pola aktifitas fisik yang teratur, kurangi aktifitas yang merangsang sebelum tidur.
Usahakan lingkungan yang mendukung untuk tidur, kurangi cahaya lampu, tutup pintu ruangan, pelihara ketenangan dan jaga privasi.

Hindari gangguan selama tidur


Bila mungkin rencanakan pengobatan dan pemberian obat obat pada siang dan sore hari.

4. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare, mual, sakit perut.

Pantau pemasukan diet untum menambah kalori Karbohidrat dan Vit. B Makan porsi kecil dan sering sesuai kebutuhan kalori pasien. Konsultasi makanan yang dibutuhkan pasien.

Hindari minuman yang merangsang seperti kopi, teh, cola atau yang dapat meningkatkan peristatik usus.
Masukan cairan 2 3 liter / sehari, hindari juce yang menyebabkan diare. Timbang berat badan setiap hari. Kaji efektifitas pengobatan untuk mual dan sakit perut

HATUR NUHUN

Vous aimerez peut-être aussi