Vous êtes sur la page 1sur 4

Analisis Wacana Lisan dalam Drama Bahasa Jepang

Maharani P. Ratna 180520100501

Berikut ini adalah contoh analisis wacana lisan, yang dikaji melalui unsur linguistik, paralinguistic, dan non-linguistiknya. Contoh wacana lisan diambil dari sebiah drama berbahasa Jepang berjudul Voice. Pemenggalan dialog dilakukan berdasarkan dimulai dan diakhirinya sebuah adegan dalam drama. Berikut adalah analisisnya Voice Episode 01, menit 05:22 06.00 Konteks : Percakapan berikut ini terjadi di ruangan seorang professor dokter bedah saraf pada siang hari, Peserta tutur berjumlah 2 orang, yang pertama adalah seorang dokter bedah saraf bergelar professor (nama tidak disebutkan dalam film), laki-laki, berusia sekitar 50 tahun. Sedangkan yang lainnya adalah seorang mahasiswi kedokteran tingkat akhir yang sedang menjalani seminar (koas), berusia sekitar 20 tahun, bernama Kuboaki Kanako. Percakapan terjadi di ruang kerja professor. Kuboaki ke ruang professor, karena dipanggil. Professor tersebut nampaknya sangat menyesali pilihan Kuboaki yang memilih seminar forensik. profesor berpendapat bahwa seharusnya Kuboaki memilih seminar lainnya agar dapat menyembuhkan pasien, sebagai esensi dari mempelajari ilmu kedokteran. Ia membujuk Kuboaki secara implisit untuk memilih seminar yang lain, sebagai ganti seminar forensic. :

Kangaenaosu ki wa nai no ka ne? Kuboaki kun mitai ni yuushuu na ko ga, yori ni yotte nande houigaku nan da ne? kanja wo naosu tameni iryou o manabu. Sore ga, honrai no igaku no sugata da to omowanai ka? kamu tidak memikirkan kembali keputusanmu ya? Siswa yang pandai seperti

kamu, dari semua pilihan mengapa memilih forensik? Kita belajar ilmu kedokteran untuk menyembukan pasien, Bukankah itu esensinya? : Kanja o sukuu dake ga, igaku nan desu ka? Shin no kaimei wa, ima demo igaku no opushon ni suginain desuka? Watashi wa sou ha omoimases. Shitsureishimasu. Apakah medis hanya untuk menyembuhkan pasien? Penjelasan mengenai penyebab kematian, apakah sampai sekarang belum menjadi pilihan yang diakui dalam bidang kedokteran? Menurut saya tidak begitu. permisi Analisis dari percakapan lisan di atas akan dianalisis satu per satu berdasarkan setiap pembicaraa. Yakni : Tuturan Profesor 1. Unsur linguistic Unsur linguistic dalam tuturan Profesor adalah :
Berpikir kembali topik shuujoshi


Nona Kuboaki seperti pandai anak kakujoshi, dari semua mengapa Forensic shuujoshi ?

Pasien kakujoshi menyembuhkan untuk perawatan medis kakujoshi belajar.

Itu kakujoshi, esensi kakujoshi kedokteran kakujoshi bentuk shuujoshi tidak berpikir shuujoshi

2. Unsur Paralinguistik
2

Dalam tuturan di atas, hal yang bisa kita amati untuk mendapatkan unsur linguistiknya adalah melalui intonasinya. Intonasi pada katadituturkan dengan nada yang lebih tinggi dari tuturan lainnya. Hal ini merupakan bagian yang ditekankan oleh penutur, bahwa ia sangat merasa heran, dan membutuhkan sebuah alasan sebagai jawaban. Selain itu, pembicara walaupun sudah tua masih nampak sehat, hal ini dibuktikan dengan produksi suaranya yang masih prima, serta pakaiannya. Pembicara memakai jas dokter berwarna putih, yang membuktikan bahwa ia masih aktif beraktivitas dalam bidang kedokteran. 3. Unsur Non-Linguistik Tuturan di atas, jika dikaji unsur non-linguistiknya, maka harus melihat lawan bicara. Seperti yang telah disebutkan dalam konteks, bahwa lawan bicara adalah seorang mahasiswi kedokteran tingkat akhir yang sedang menjalani seminar (koas), berusia sekitar 20 tahun. Tempat terjadinya percakapan, yakni ruangan pembicara, juga turut mempengaruhi unsur non linguistik. Percakapan di atas terjadi di luar jam pengajaran formal, sehingga terhadap lawan bicara ia menggunakan bentuk bahasa non-formal. Pembicara nampaknya sangat menyesali pilihan lawan bicara yang memilih seminar forensik. Ia berpendapat bahwa lawan bicara seharusnya memilih seminar lainnya agar dapat menyembuhkan pasien, sebagai esensi dari mempelajari ilmu kedokteran. Ia membujuk lawan bicara secara implisit untuk memilih seminar yang lain, sebagai ganti seminar forensik. Tuturan Kuboaki 1. Unsur Linguistik Unsur Linguistik dari tuturan Kuboaki adalah :
Pasien kakujoshi menyembuhkan hanya konjungsi. Kedokteran apa?

Penyebab kematian kakujoshi penjelasan topik,

sekarang pun kedokteran kakujoshi pilihan kakujoshi tidak melebihi?

Saya topik seperti itu tidak berpikir. permisi.

2. Unsur Paralinguistik Unsur paralinguistik dari tuturan penutur dapat dilihat pada tuturannya yang berupa kalimat Tanya retorik. Kalimat tanya yang ia tuturkan secara implicit menjelaskan bahwa ia tidak setuju dengan pendapat lawan tutur. Hal ini secara eksplisit ia jelaskan dengan kata . Ditambah lagi dengan tuturan . Melalui adegan film, dapat kita lihat bahwa Kuboaki sebagai penutur belum dipersilakan lawan bicara / professor untuk meninggalkan ruangan professor, namun ia sudah mengucapkan salam sebagai tanda bahwa ia akan meninggalkan ruangan. Hal ini tentu saja dianggap kurang sopan, apalagi lawan bicaranya adalah seorang professor. Namun, hal ini justru dapat dipahami sebagai keengganan penutur untuk melanjutkan pembicaraan, dikarenakan ia mengerti bahwa lawan tutur sedang berusaha membujuknya untuk pindah ke seminar yang lain. Walaupun begitu, setelah bertutur penutur masih membungkukkan badan sebelum meninggalkan ruangan, sebagai bentuk sopan pada lawan bicara. 3. Unsur Non-linguistik Unsur non-linguistik tuturan ini dapat dilihat melalui lawan tutur, yaknu seorang dokter bedah saraf bergelar professor (nama tidak disebutkan dalam film),laki-laki, berusia sekitar 50 tahun. Berdasarkan lawan tuturnya, maka penutur memilih menggunakan bahasa sopan dalam bertutur, walaupun didalamnya berisi penolakan secara implisit.

Vous aimerez peut-être aussi