Vous êtes sur la page 1sur 8

ALAT PROTEKSI RADIASI

A. Tujuan 1. Menjelaskan klasifikasi alat ukur radiasi 2. Mengetahui prinsip kerja alat ukur radiasi 3. Mengetahui kegunaan daripada alat ukur radiasi

B. Tinjauan Umum

Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh manusia secara langsung, seberapapun besarnya. Agar peekerja radiasi tidak mendapat paparan radiasi yang melebihi batas yang diizinkan maka diperlukan alat pengukur yang dapat menunjukkan tingkatpaparan radiasi ditemapt kerja dan alat yang dapat mencatat dosis radiasi yang telah diterima oleh pekerja radiasi dalam kurun waktu tertentu. Materi ini akan membahas prinsip kerja alat ukur radiasi baik sebagai survei meter, dosimeter personal, dan monitor kontaminasi. Berdasarkan kegunaannya, alat ukur radiasi dapat dibedakan menjadi: Alat ukur proteksi radiasi Sistem pencacah dan spektroskopi

Alat ukur proteksi radiasi digunakan untuk kegiatan keselamatan kerja dengan radiasi, nilai yang ditampilkan dalan satuan dosis radiasi seperti Rontgent, rem, atau Sievert. Sedangkan sistem pencacah dan spektroskopi digunakan untuk melakukan pengukuran intensitas radiasi dan energi radiasi secara akurat. Alat ukur proteksi radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari detektor dan peralatan penunjang, seperti sistem pengukur radiasi lainnya. Alat ukur ini dapat memberikan informasi dosis radiasi seperti paparan dalam Rontgent, dosis serap dalam rad atau gray, dan dosis ekivalen dalam rem atau Sievert. Sebagai suatu ketentuan yang diatur dalam undang undang bahwa setiap pengguna zat radioaktif atau sumber radiasi pengion lainna harus memiliki alat ukur proteksi radiasi. Alat proteksi radiasi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:

B.1 Dosimeter Personal Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiaso secara akumulasi. Jadi, dosis radiasi yang mengenai dosimeter personel akan dijumlahkan dengan dosis yang telah mengenai sebelumnya. Dosimeter personal in harus ringan dan berukuran kecil karena alat ini harus selalu dikarenakan oleh setiap pekerja radiasi yang sedang bekerja dimedan radiasi. Terdapat tiga macam dosimeter personal yang banyak digunakan saat ini, yaitu:

a. Dosimeter saku (pen/ pocket dosemeter) Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi, sehingga prinsip kerjanya sama dengan detektor isian gas akan tetapi tidak menghasilkan tanggapan secara langsung karena muatan yang terkumpul pada proses ionisasi akan disimpan seperti halnya suatu kapasitor. Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada gambar diatas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan negatif, sedangkan sumbu logam dengan jarum quartz dibagian bawahnya bermuatan positif. Mula-mula,s ebelum digunakan , dosimeter ini diberi muatan menggunakan charger yaitu suatu catu daya dengan tegangan tertentu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang karena perbedaan potensial. Dengan mengatur nilai tegangan pada waktu melakukan charging maka penyimpangan jarum tersebut dapat diatur agar menunjukkan angka nol. Dalam pemakaian ditempat kerja, bila ada radiasi yang memasukki detektor maka muatan radiasi tersebut akan mengionisasi gas sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-ion ini akan bergerak menuju anoda atau katoda sehingga megurangi perbedaan potensial antara jarum dan dinding detektor. Perbedaan potensial ini menyebabkan penyimpangan jarum berkurang. Jumlah ion-ion yang dihasilkan didalam detektor sebanding dengan dengan intensitas radisi yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding dengan intensitas radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan jarum tersebut kemudian dikonversikan menjadi nilai dosis. Keuntungan dari dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter ini tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang lama (sifat akumulasi kurang baik).

Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang diintegrasikan dengan komponen elektronika maju (advanced components) sehingga skala pembacaanya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum (secara mekanik) melainkan dengan melihat display digital yang dapat langsung menampilkan angka hasil pengukurannya.

b. Film Badge Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film dapat menyimpan dosis radiasi yang telah mengenai nya secara akumulasi selama film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya atau telah mengenai orang yang memakainya maka tingkat kehitaman film setelah diproses akan semakin pekat. (?) Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya. Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih tinggi dibandingkan dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer. c. Dosimeter Termoluminisensi (TLD) Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses thermoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4. Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis yang telah diterimanya. Proses dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader.

Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil setelah diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan kembali. B.2 Surveimeter Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi suatu area secara langsung. Sehingga, seorang pekerja radiasi dapat memperkirakan jumlah radiasi yang akan diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama waktu tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan surveimeter ini, setiap pekerja dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan radiasi yang melebihi batas ambang yang diizinkan. Sebagaimana tugasnya, suatu surveimeter harus bersifat portabel meskipun tidak perlu sekecil dosimeter personal. Konstruksi surveimeter terdiri atas detektor dan peralatan penunjang. Cara pengunaan yang diterapkan adalah cara arus (Current mode) sehingga nilai yang ditampilkan merupakan nilai intensitas radiasi. Secara elektronik, nilai intensitas tersebut dikonversi menjadi skala dosis, misalnya dengan satuan Rontgen/jam.

Semua jenis detekor yang dapat memberikan hasil secara langsung, seperti detektor isian gas, sintilasi dan semi konduktor, dapat digunakan. Dari segi praktis dan ekonomis, detektor isian gas Geiger Muller yang paling banyak digunakan. Detektor sintilasi juga banyak digunakan, khususnya NaI(Tl) untuk radiasi gamma, karena mempunyai efisiensi yang tinggi. Terdapat beberapa jenis surveimeter yang digunakan untuk jenis radiasi yang sesuai sebagai berikut: Surveimeter Gamma Surveimeter Beta dan Gamma Surveimeter Alpha Surveimeter Neutron Surveimeter Multi-guna

Surveimeter Gamma Surveimeter Gamma merupakan surveimeter yang paling sering digunakan dan pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengukur radiasi sinar X. Detektor yang sering digunakan adalah detektor isian gas proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl). Surveimeter Beta dan Gamma Berbeda dengan surveimeter gamma biass, surveimeter beta dan gamma mempunyai detektor yang terleteak diluar badan surveimeter dan mempunyai jendela yang dapat dibuka-tutup. Bila digunakan untuk mengukur radiasi beta, maka jendelanya harus dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya harus ditutup. Surveimeter Alpha Surveimeter alpha mempunyai detektor yang terletak diluar badan surveimeter dan terdapat satu permukaan detektor yang terbuat dari lapisan film yang sangat tipis, biasanya terbuat dari Berillium, sehingga mudah sobek bila tersentuh atau tergores benda tajam. Surveimeter Neutron Surveimeter neutron biasanya menggunakan detektor proporsional yang diisi dengan gas BF3 atau gas Helium. Karena yang dapat berinteraksi dengan unsur Boron atau Helium adalah neutron termal saja, maka surveimeter neutron biasanya dilengkapi dengan moderator yang terbuat dari parafin atau polietilen yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron cepat menjadi neutron termal. Moderator ini digunakan bila radiasi neutron yang diukur adalah neutron cepat. Surveimeter Multi-guna Pada saat ini sudah mulai dipasarkan jenis surveimeter yang serbaguna (multipurpose) karena selain dapat mengukur intensitas radiasi secara langsung sebagaimana surveimeter biasa, juga dapat mengukur intensitas radiasi selama selang waktu tertentu, dapat diatur, seperti sistem pencacah dan bahkan bisa menghasilkan spektrum distribusi energi radiasi seperti sistem spektroskopi.

Terdapat tiga langkah penting yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan surveimeter adalah: 1. Pemeriksaan baterai Hal ini dilakukan untuk menguji kondisi catu daya tegangan tinggi detektor. Bila tegangan tinggi detektor tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, maka detektor tidak peka atau tidak sensitif terhadap radiasi yang mengenainya, akibatnya surveimeter akan menunjukkan nilai yang salah. 2. Pemeriksaan sertifikat kalibrasi Pemeriksaan sertifikat kalibrasi harus memperhatika faktor kalibrasi alat dan memeriksa tanggal validasi sertifikat. Faktor kalibrasi merupakan suatu parameter yang membandingkan nilai yang ditunjukkan oleh alatu ukur dan nilai dosis. Dsebenarnya = Dterukur faktor kalibrasi

Bila sertifikat kalibrasinya sudah melewati batas waktunya, maka surveimeter tersebut harus dikalibrasi ulang sebelum dapat digunakan kembali. 3. Pengoperasian dan pembacaan alat Langkah ini perlu dilakukan, khususnya bila akan menggunakan surveimeter baru. Setiap surveimeter mempunyai tombol-tombol dan saklar-saklar yang berbeda-beda, biasanya terdapat beberapa faktor pengalian misalnya 1; 10; 100 dan sebagainya. Sedangkan display-nya juga berbeda-beda, ada yang berskala Rontgen/jam; rad/jam; Sievert/jam atau dalam cpm.

B.3 Monitor Kontaminasi Kontaminasi merupakan suatu masalah yang sangat berbahaya, apalagi kalau sampai terjadi didalam tubuh. Kontaminasi sangat mudah terjadi kalau bekerja dengan sumber radiasi terbuka, misalnya berbentuk cairan, serbuk atau gas. Adapun yang terkontaminasi biasanya adalah peralatan, meja kerja, lantai, tangan dan sepatu. Jika intensitas radiasi yang dipancarkan oleh sesuatu yang telah terkontaminasi sangat rendah, maka alat ukut ini mempunyai efisiensi pencacahan yang sangat tinggi. Detektor yang digunakan untuk monitor kontaminasi ini harus mempunyai jendela yang luas, karena kontaminasi tidak selalu terjadi pada suatu daerah tertentu, melainkan tersebar pada permukaan yang luas. Tampilan dari monitor kontaminasi biasanya menunjukkan akumulasi radiasi (laju cacah) seperti cacah per menit atau cacah

per detik. Nilai ini harus dikonversikan menjadi satuan aktivitas radiasi, Currie atau Becquerrel, dengan hubungam sebagai berikut: A= A adalah aktivitas radiasi, R adalah laju cacah dan adalah efisiensi alat pengukur. Monitor kontaminasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu monitor kontaminasi permukaan, perorangan dan udara (airbone). Monitor kontaminasi permukaan(surface monitor) digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi segala permukaan, misalnya meja kerja, lantai, alat ukur ataupun baju kerja. Monitor perorangan digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi pad bagian tubuh pekerja seperti tangan dan kaki, sehingga terdapat monitor kontaminasi khusus untuk kaki dan tangan. Suatu instalasi yang modern biasanya dilengkapi dengan monitor kontaminasi seluruh tubuh (whole body monitor). Setiap pekerja yang akan meninggalkan tempat kerja harus diperiksa terlebih dahulu dengan monitor kontaminasi. Monitor kontaminasi udara digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas udara sekeliling instalasi nuklir yang mempunyai potensi untuk melepaskan zat radioaktif ke udara. Sebagaimana surveimeter, detektor yang digunakan adalah detektor isian gas, sintilasi maupun semi konduktor. Khusus untuk monitor kontaminasi udara biasanya dilengkapi dengan suatu penyaring (filter) dan pompa penghisap untuk menangkap partikulat zat radioaktif yang bercampur dengan molekul-molekul udara. B.4 Sistem Pencacah dan spektroskopi Sistem pencacah dan spektroskopi digunakan untuk aplikasi yang memanfaatkan zat radioaktif atau sumber radiasi pengion lainnya. Sebagai contoh aplikasi thickness

gauging untuk mengukur tebal lapisan, level gauging untuk menetukan batas permukaan fluida, XRF untuk menentukan jenis dan kadar material dan sebagainya. Sistem pencacah digunakan untuk mengukur kuantitas (jumlah) radiasi yang mengenai detektor. Salah satu contoh penggunaan sistem pencacah adalah pada aplikasi pengukuran tebal kertas, sebagaimana (?) Sistem spektroskopi mempunyai prinsip yang sangat berbeda dengan pencacah karena alat ini menggunakan energi dari setiap radiasi yang mengenai detektor. Hasil pengukuran alat ini berupa spektrum distribusi energi radiasi sebagaimana contoh pada gambar (!)

Terlihat dari contoh spektrum diatas bahwa terdapat bahwa terdapat beberapa tingkat energi yang menghasilkan cacahan relatif lebih tinggi pada daerah lain. Posisi atau tingkat energi tersebut sebagai puncak energi (energy peak). Spektrum energi radiasi yang ditandai oleh puncak-puncak energinya merupakan karakteristik dari setiap unsur atau zat radioaktif. Sehingga jenis unsur atau isotop yang terkandung didalam suatu bahan dapat ditentukan bila spektrum energinya dapat diukur. Salah satu contoh aplikasi yang harus menggunakan sistem spektroskopi adalah penetuan jenis dan kadar unsur yang menerapkan metode XRF (X Ray Flourescence) dan metode NAA (Neutron Activation Analysis).

Vous aimerez peut-être aussi