Vous êtes sur la page 1sur 15

Sekenario 1 ANAK KURUS Seorang ibu membawa anak laki-lakinya berumur 19 bulan ke dokter karena ibu tersebut merasa

anaknya lebih kurus dibanding anak-anka seusianya padahal makan cukup dan aktivitas normal. Setelah dokter memeriksa berat dan tinggi badan anak tersebut masih dalam batas gizi yang baik, maka dokter menduga ada ketidakseimbangan pada metabolisme karbohidrat dan perotein. Sebagai seorang muslim, dokter juga menganjurkan untuk selalu menjaga serta mengkonsumsi makanan yang halal dan toyibah.

Sasaran Belajar Sekenario 1 1. Memahami dan menjelaskan karbohidrat 2. Memehami dan menjelaskan protein 3. Memahami dan menjelaskan tentang makanan dalam syariat islam

1. Memahami dan menjelaskan karbohidrat

Karbohidrat merupakan satu diantara nutrien utama bagi manusia di dalam tubuh dijumpai beberapa jalur oksidasi karbonhidtar, misalnya: a. b. c. d. e. Glikolisis dan oksidasi piruvat Metabolisme glikogen (glikogenesis dan glikogenolisis) HMP-shunt Jalur glukoneogenesis Pengaturan metabolisme karbohidrat

Glikolisis dan oksidasi piruvat Jalur glikolisis : 1. Kelompok deretan reaksi heksosa dengan kelengkapannya yang terkait bertitik tolak pada reaksi perubahan glukosa menjadi Glukosa-6P dan berakhir pada reaksi pembentukan Fruktosa-1,6-Bifosfat dari Fruktosa-6P. 2. Kelompok reaksi Triosa dengan kelengkapannya yang terkait bertitik tolak pada pembentukan 1 molekul Gliseraldehida 3P dan 1 molekul dihidrosiaketon P yang berasal dari pemecahan molekul Fruktosa-1,6-bifosfat, dan berakhir pada pembentukan asam laktat dari asam piruvat.

Gambar 1. glikolisis

Jalur dekaboksilasi oksidatif piruvat Reaksi ini dikatalisis oleh enzim komplek piruvat DH-ase yang melibatkan koenzim TPP (Thiamin Pyro Phosphate) : L-(SH)2, Asetil-SkoA, FAD, NAD Diawali reaksi dekarboksilasi piruvat yang menghasilkan co2 dan radikal hidroksietil dalam bentuk molekul TPP-hidroksietil. Gugus hidrosietil dari molekil TTP_hidroksietil dioksidasi menjadi asetil, dan selanjutnya gugus asetil dari molekul TPP-asetil di transfer ke koenzim L(S)2 membentuk asetillipoamida. Gugus asetil dari molekul asetil-lipoamida ditransfer ke Koenzim A membentukasetat aktif (asetil-SkoA) disertai L-(SH)2. produkL-(SH)2 tersebut mentransfer elektronnya ke FAD menghasilkan FADH2 dan membentuk L-(SH)2, yang dipakai kembali pada reaksi oksidatif dekarboksilasi asam piruvat berikutnya. Selanjutnya FADH2 mentransfer elektronnya ke NAD+ menghasilkan NADH+H+ dan FAD+ dibebaskan untuk dipakai kembali seperti L(S)2. Akhirnya, NADH memasuki RP menghasilkan 3 molekul ATP . berarti dekarboksilasi oksidatif satu molekul asam piruvat menghasilkan 1 molekul asetil-SkoA+3 molekul ATP.

Gambar 2. Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat

Siklus asam sitrat Di awali oleh reaksi kondensasi asetil-KoA dengan oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim sitrat sintase. Reaksinya bersifat reversible dan menghasilkan asam sitrat. Berikutnya, asam sitrat diubah menjadi isositrat yang dikatalisis oleh enzim akonitase. Reaksinya bersifat reversibel. Selanjutnya isositrat di ubah menjadi alfa-ketoglutarat yang dikatalisis oleh enzim isositrat dehodroginase dengan KoDH-ase NAD+ . reaksinya bersifat reversibel dan produk NADHnya memasuki RP menghasilkan 3molekul ATP. Berikutnya alfa-ketoglutarat di ubah menjadi sukinil-SkoA yang dikatalisis oleh komplek enzim alfa-ketoglutarat dehidrogenase dengan KoDH-ase NAD+. Reaksinya bersifat reversible. Selain NAD+ reaksi ini pun mengaitkan KoASH. Produk NADH memasuki RP sehingga dihasilkan 3 molekul ATP. Suksinil-SkoA adalah satu substrat berenergi tinggi, sehingga apabila dia membebaskan KoASHnya dikatalisis oleh enzim suksilat tiokinase akan menghasilkan 1 molekul GTP (sinonim dengan ATP). Raksinya bersifat reversibel. Selanjutnya suksinat berubah menjadi fumarat yang dikatalisis oleh enzim suksinat dehidrogenase dengan Ko-DH-ase FAD. Produk FADH2 memasuki RP sehingga dihasilkan 2 molekul ATP. Reaksinya bersifat reversibel. Kemudian fumarat diubah menjadi malat yang dikatalisis oleh enzim fumarase. Reaksinya bersifat reversibel tanpa menghasilkan molekul ATP. Akhirnya malat diubah menjadi oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim malat dehodrogenase dengan Ko-DH-ase NAD+, dan produk NADH memasuki RP sehingga dihasilkan 3 molekul ATP. Reaksinya bersifat reversibel dan oksaloasetat yang terbentuk dipakai lagi untuk mengawali siklus asam sitrat berikutnya. Gambar 3. Siklus krebs

Gambar 3.1

Metabolisme glikogen (glikogenesis dan glikogenolisis) Glikogenesis dan glikogenolisis etar hubungannya dengan kestabilan kadar gula dasar dalam tubuh seseorang. Glukosa-6P merupakan senyawa intermediate EM yang menjadi titik temu gantar jalur EM dengan jalur glikogenesis dan jalur glikogenolisis.

Gambar 4. Struktur glukosa

Glikogenesis Awal reaksi sama dengan jalur EM yaitu reaksi pembentukan glukosa-6P dari glukosa yang dikatalisis oleh enzim heksoskinase atau enzim glukokinase, dan reaksinya bersifat irreversible. Selanjutnya gugus fosfatC6 dimutasi intramolekuler ke C1 molekul glukosa menghasilkan glukosa-1P. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase yang bersifat irreversibel. Berikutnya, glukosa-1P dengan dikatalisis oleh enzim UDPG pirofosforilase yang bersifat irreversibel menghasilkan UDPG (Uridin Di Phosphat Glukosa) yang dikenal pula sebagai glukosa aktif. Kemudian, dengan dikatalisis oleh enzim glikogen sintase, atom karbon-1 molekul glukosa dari molekul UPDG membentuk ikatan glukosidat dengan atom karbon-4 residu glukosa terminal dari molekul glikogen primer (yang sudah tersedia sebelumnya), ini merupakan reaksi awal dari reaksi pembentukan molekul glikogen seutuhnya. Apabila rantai glukosida tersebut telah mencapai panjang rantai yang minimal terdiri dari 11 residu glikosa, maka dibentuklah titik percabangan yang dikatalisis oleh branching enzyme (amilo-1,4- 1,6 transglukosidase). Cabang yang baru ini memperpanjang rantai glukosida seperti cara yang pertama, dan rantai telah mencapai minimal yang terdiri dari 11 residu glukosa. Ini berlangsung terus menerus sampai pada akhirnya pohon molekul glikogen terbentuk secara tuntas. Gambar 4.1 glikogenesis

Glikogenolisis

Jalur glikoneolisis bukan merupakan jalur baik glikogenesis yang disebabkan kerja enzim yang bersifat reversible melainkan masing-masing mempunyai jalur sendiri dengan enzim yang berbeda. Pemecahan ikatan glukosida-1,4- yang dimulai dari bagian terminal setiap rantai cabang yang mengarah ke pangkal percabangan rantai sampai dicapai 4 residu glukosa tersisa dari titik percabangan rantai. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosforilase spesifik dan dihasilkan glukosa-1P. Unit trisakarida dari residu 4 molekul glukosa yang tersisa tadi dipindahkan ke rantai cabang lainnya. Reaksi tersebut dikatalisia oleh enzim glukan transferase, akibatnya wtitik cabang1,6- menjadi terbuka. Selanjtnya titik cabang-1,6-glukosa yang terbuka ini dihidrolisis oleh debranching enzyme yang bersifat spesifik, yang berupa enzim amilo-1,6-glukosidase. Selanjutnya gugus fosfat pada atom C-1 dari molekul glukosa-1P dimutasi intramolekuler membentuk glukosa-6P. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase yg bersifat ireversibel.

HMP-shunt HMP-shunt berlangsung di dalam sitosol sel jaringan tertentu, misalnya hati, kelenjar susu dalam masa laktasi, dan jaringan lemak. Keperluan utama dari HMP-shunt adalah menghasilkan pentosa, misalnya yang digunakan untukpembentukan DNA dan RNA. Produk tambahan lainnya dari HMP-shunt yaitu NADPH, yamng bermanfaat bagi biosintesis asam lemak. Gliseraldehid-3P dan Fruktosa-6P, kedua senyawa intermediate tersebut merupakan penghubung titik temu antara jalur glikolisis anerob dengan HMP-shunt karena keduanya selain sebagai senyawa untermediate HMPshunt juga merupakan senyawa intermediate dijalur EM. NADPH dihasilkan pada reaksi pembentukan : 1. 6-Foglukonolakton dari glukosa-6P yang dikatalisis oleh enzim glukosa 6P DH-ase. 2. 3 keto-6-Fosfoglukonat yang dikatalisis oleh enzim 6-fosfoglukonat DH-ase. Produk senyawa pentosa pertama di jalur HMP-shunt berupa ribulosa-5P, dan merupakan pembentuik senyawa pentosa lainnya di jaringan tubuh. Pembentukan glukosa-6P yang berasal dari glukosa, sama dengan pembentukan glukosa-6P yang dijumpai di jalur glikolisis.

Pengaturan metabolisme karbohidrat Pengaturan metabolisme karbohidrat dilakukan melalui dua sistem yaitu : 1. Pengaturan metabolisme karbohidrat tingkat seluller dan enzimatik Adanya perubahan nutrien maupun perubahan keseimbangan hormonal di dalam tubuh hewan dapar dilihat dari adanya perubahan kadar metabolit di dalam darah. Adanya perubahan kadar substrat di dalam darah, secara langsung maupun tidak dapat digunakan untuk menyatakan adanya perubahan metabolisme yang berlangsung di dalam jaringan tubuh. Fluktuasi kadar substrat di dalam darah dapat di sebabkan oleh adanya perubahan dalam jumlah nutrient yang digunakan, peningkatan kecepatan sekresi hormon yang terkait di jalur metabolisme substrat, yang kerjanya mempengaruhi aktivitas enzim utama yang berperan di jalur metabolisme substarat yang bersangkutan. Terdapat tiga macam mekanisme pengaturan aktivitas enzim pada metabolisme karbohidrat, yaitu berupa : 1. 2. 3. Perubahan sintesis enzim Perubahan enzim non aktif menjadi aktif Efek allosterik

Perubahan sistesis enzim : hormon glukokortikoid sebagai includer sedangkan insulin sebagai supressor pada biosintesis enzim glukoneohenetik utama di hepar. Insulin menekan pula pengaruh hormon glukokortikoid, sedangkan tidak sebaliknya. Perubahan enzim non aktif menjadi aktif : misalnya enzim fosforilase dan enzim glikogen sintetase yaitu hormon berturut-turut yang bekerja pada glikogenolisis dan glikogenesis. Glikogen sintase aktif dalam bentuk struktur tanpa mengikat gugus fosfat (dephosphorylated enzyme) dan non aktif dalam bentuk struktur yang mengikat gugus fosfst (phosphorylated enzyme ) sebaliknya yang dimiliki oleh enzim fosforilase. Keduanya mengaitkan faktor lainnya, misalnya hormon epinefirin, glukagon , insulin, enzim adenilat siklase,kinase dan fosfatase. Efek allosterik : misalnya asetil-SkoA di perlukan untuk aktivitas enzim piruvat karboksilase, sitrat ATP menghambat aktivitas enzim fosfofruktokinase, sedangkan AMP mengaktifkan enzim fosfofruktikinase.

2. Sistem yangmengaitkan faktor yang mempengaruh pada kadar gula dalam darah

Gula darah berasal dari : -makanan sehari-hari -senyawa glukogenik -glikogen hati dan otot Sebagian besar karbohidrat makanam berbentuk glukosa, galaktosa dan fruktosa. Setelah dicerna dalam saluran pencernaaan gula tersebut diserap dan ditransfern ke hati galaktosa dan fruktosasegera diubah menjadi glukosa, untukkemudian didistribusikan melalui sirkulasi darah ke jaringan-jaringan yang memerlukannya dalam bentukglukosa darah.

2.

Memahami dan menjelaskan metabolisme protein

Protein merupakan nutrien ke 3 yang utama bagi manusia dan sangat etar kaitannaya dengan asam amino alfa, karena asam amino alfa adalah unit terkecil dari molekul protein, oleh karena itu, metabolisme protein erat hubungannya dengan metabolisme asam amino alfa dalam tubuh manusia. Gambar 5. Metabolisme protein

Aspek struktur kimia

Dilihat dari aspek struktur kimianya, asam-asam amino lafa diklasifikasikan ke dalam : 1. Asam amino alfa yang bersifat netral Yaitu asam amino alfa yang mengandung 1 gugus amino (-NH2) dam 1 gugus karboksil (-COOH) dalam molekulnya. Misalnya lisin 2. Asam amino alfa yang bersifat asam Misalnya asparat 3. Asam amino alfa yang bersifat basa Yaitu asam amino alfa yang mengandung 2 gugus amini (-NH2) dan 1 gugus karboksil (-COOH) misalnya : lisisn Aspek kepentingan dalam tubuh Dilihat dari aspek jalur metabolisme yang ditempuhnya, asam amino alfa dklasifikasikan ke dalam : 1. Asam amino alfa ketogenik Yaitu asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh jalur oksidasi lemak saja. 2. Asam amino alfa glikoketogenik Yaitu asam amino alfa yang d oksidasi dengan menempuh jalur oksidasi karbohidrat maupun lemak. 3. Asam amino alfa glikogenik Yaitu asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh jalur oksidasi karbohidrat saja.

Aspek kepentingannya dalam tubuh Dilihat dari aspek kepentingannya didalam tubuh, asam amino alfa d klasifikasikan ke dalam : 1. Asam amino alfa essensial Yaitu asam amino alfa yang sangat diperlukan keberadaannya dalam tubuh tetapi tidak dapat mensintesis asam amino lafa tersebut. 2. Asam amino alfa semi-essensial Yaitu asam amino alfa walau disintesis dalam tubuh namun jumlahnya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut. 3. Asam amino alfa yang non-essensial Yaitu asam amino alfa yang diperlukan tubuh serta disintesis dalam tubuh dalam jumlahnya yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut.

Reaksi-reaksi dasar metabolisme asam amino 1. Reaksi deaminasi Dikatalisis oleh enzim oksidase (dibedakan kerja L-asam amino alfa oksidase dengan D-asam amino alfa oksidase) 2. Reaksi oksidatif deaminasi Yaitu reaksi kopel dehidrogenasi dengan transaminasi glutamat menghasilkan reaksi oksidatif deaminasi yang searah akan berlaku untuk L-asam amino pada umumnya. 3. Reaksi transaminasi Yaitu reaksi pemindahan gugus amino (-NH2) asam amino alfa sebagai senyawa donor gugus-NH2 ke asam keto alfa sebagai reseptor gugus NH2 dan dihasilkan asam amino alfa yang baru dan asam keto alfa yang baru pula. 4. Reaksi dekarboksilasi Dikatalisis oleh enzim dekarboksilase, gugus karboksil (-COOH) membebaskan CO2 dan menghasilkan senyawa amina primer. 5. Reaksi transamidasi 6. Reaksi transmetilasi Catatan :awalnya sintesis keratin yang berlangsung di ginjal melalui reaksi transamidasi antara arginin (senyawa donor gugus amida) dan glisin (senyawa reseptor gugus amida ) menghasilkan guanidoasetat (senyawa yang ditransfer ke hati ) Hati Di hati terjadi reaksi tranmetilasi senyawa guanidoasetat oleh S-adenosil-metion (sebagai senyawa donor gugus metil) yang dikatalisis oleh enzim transmetilase dan menghasilkan keratin + S-adenosil-homosistein.

3. Memahami dan menjelaskan tentang makanan dalam syariah islam Makanan halal dan thayyib sangat penting dalam islam, hingga kedua aspek tersebut dicantumkan di dalam Al-Quran

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:168)

Bagi umat Islam, mengkonsumsi yang halal dan baik (thayib) merupakan manivestasi dari ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah. Hal ini terkait dengan perintah Allah kepada manusia, sebagaimana yang termaktub dalam Al Quran, Surat Al Maidah : 88 yang artinya: dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya Makanan halal adalaha makanan yang tidak membahayakan tubuh, tidakk menjijikkan dan membawa manfaat bagi kita. Thayyib lebih fokus kepada sisi mendapatkan makanan tersebut dan efek/akibatnya pada tubuh bukan pada jenis makanannya. Suatu makanan dapat dikatakan halal dipandang dari: a. Sifatnya/efek yang ditimbulkan Beberapa makanan mempunyai beberapa efek tertentu. Seperti anggur, yang memiliki kadar alkohol. Apabila anggur difermentasi akan bersifat memabukkan sehingga tidak bisa dikatakan halal. Jika belum difermentasi, masih berupa buah utuh, anggur dikategorikan halal b. Cara memperoleh, contoh : mencuri c. Jenis makanannya/jenis zat yang dikandungnya, contoh : najis

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Al-Maidah : 90) Kata halalan, bahasa Arab berasal dari kata halla yang berarti lepas atau tidak terikat. Secara etimologi kata halalan berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya. Atau diarktikan sebagai segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan ukhrawi.Sedang kata thayyib berarti lezat, baik, sehat, menentramkan dan paling utama. Dalam konteks makanan kata thayyib berarti makanan yang tidak kotor dari segi zatnya atau rusak (kadaluarsa), atau bercampur benda najis. Ada juga yang mengartikan sebagai makanan yang mengundang selera bagi yang akan mengkonsumsinya dan tidak membahayakan fisik serta akalnya. Juga ada yang mengartikan sebagai makanan yang sehat, proporsional dan aman.

Daftar Pustaka
Buku biokimia dasar B, fakultas kedokteran universitas yarsi, jakarta 1993 http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/808-tafsir-depag-ri--qs002-al-baqarah-168.html http://www.halalmui.org/index.php?option=com_content&view=article&id=174&Ite mid=319&lang=in http://www.alquranindonesia.com/index.php?option=com_quran&Itemid=70&task=detail&surano=5&li mitstart=80

ANAK KURUS
WRAP UP

Ketua Sekretaris Anggota

: Gita Rosadila : Ahmad Syaepullah : Airiza Aszelea Ajeng Astrini Kannia Dicha Oseanni Andriswari Dicky Lesmana Dina Fardian Gilang Rama Putra Mahar Matul Hilma

(1102010113) (1102010010) (1102010011) (1102010012) (1102010076) (1102010077) (1102010078) (1102010112) (1102010155)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2010/2011

Vous aimerez peut-être aussi