Vous êtes sur la page 1sur 27

UVEITIS

Pembimbing : dr Novi Anita, SpM Oleh: Rindy Yunita P (030.08.208)

Pendahuluan
Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid. Peradangan ini dapat yang disebabkan oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoimun. Uveitis merupakan salah satu penyebab kebutaan. Oleh karena itu, diperlukan penanganan uveitis secara tepat dan adekuat.

Anatomi Uvea

Anatomi Iris

Anatomi Badan Siliar

Anatomi Koroid

Uveitis
Peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid . Disebabkan oleh infeksi, trauma, neoplasma, atau proses autoimun. Insiden uveitis 15/100.000. AS: terdapat 2,3 juta orang penderita, dan 45.000 kasus baru setiap tahunnya.

Klasifikasi: 1. Anatomis anterior, intermediet, posterior, panuveitis 2. Klinis akut, residif, kronis 3. Etiologis spesifik, non-spesifik 4. Patologis granulomatosa, nongranulomatosa

Uveitis Anterior
Peradangan iris (iritis), badan siliar (siklitis) atau keduanya (iridosiklitis). Klasifikasi : 1. Klinis akut, residif, kronis 2. Patologis granulomatosa, nongranulomatosa Etiologi : 1. Spesifitas spesifik, non-spesifik 2. Asal endogen, eksogen

Granulomatosa Onset Nyeri Akut Nyata

Non-granulomatosa Tersembunyi Tak ada / ringan

Fotofobia
Penglihatan kabur Merah sirkumkorneal Keratic precipitate Pupil Sinekia posterior Nodul iris Lokasi

Nyata
Sedang Nyata Putih halus Kecil, ireguler Kadang-kadang Kadang-kadang Uvea anterior

Ringan
Nyata Ringan Kelabu besar Bervariasi Kadang-kadang Kadang-kadang Uvea anterior, posterior

Perjalanan penyakit
Kekambuhan

Akut
Sering

Kronis
Kadang-kadang

Infeksi/auto imun

Reaksi radang Dilatasi p. darah kecil Permeabilitas p. darah >>> Eksudasi >>> Protein a. humor >>> COA keruh, flare +, efek Tyndal + Injeksi siliar

Migrasi sel radang ke COA


Migrasi eritrosit ke COA Hipopion

Sel radang menumpuk di COA

Patofisiologi

Hifema

Sel radang melekat ke endotel kornea

Keratic precipitate

Perlekatan iris

Pupil tertutup

Seklusi/oklusi pupil

Outflow a.humor terganggu Ggn. Metab lensa

Glaukoma sekunder

Katarak

Radang meluas

Endoftalmitis, panoftalmitis

Manifestasi klinis:
Subyektif: - Mata nyeri - Mata merah - Fotofobia - Visus turun - Mata berair - Sulit melihat dekat - Pada uveitis kronis : keluhan minimal
Obyektif : -Hiperemia perikorneal, yaitu dilatasi pembuluh darah siliar sekitar limbus - Keratic precipitate - Kornea keruh - COA : flare cells, hifema, hipopion bila infeksi berat - Kedalaman COA : normal/dangkal bila ada iris bombe - Iris : suram, kripti sulit dinilai, warna lebih pucat - Sinekia anterior / posterior - Pupil : miosis, tepi ireguler - Lensa dan badan kaca: kekeruhan -Granulomatosa : presipitat besar / mutton fat noduli Koeppe / noduli Busacca

Komplikasi :
Glaukoma, peninggian tekanan bola mata Katarak Sinekia posterior perlekatan antara iris dengan kapsul lensa bagian anterior Sinekia anterior perlekatan iris dengan endotel Seklusio pupil perlekatan seluruh pinggir iris dengan lensa. Oklusio pupil seluruh pupil tertutup oleh sel-sel radang Endoftalmitis peradangan supuratif berat dalam rongga mata dan struktur di dalamnya dengan abses di dalam badan kaca akibat dari peradangan yang meluas. Panoftalmitis peradangan pada seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Retinitis proliferans Ablasio retina

Uveitis Intermediet
Uveitis perifer / pars planitis Etiologi : tidak diketahui Bilateral Keluhan subyektif : floaters, penglihatan kabur Pemeriksaan : peradangan vitreus, snowballs, snowbanking Komplikasi : edema makula kistoid, vaskulitis retina dan neovaskularisasi diskus optikus.

Uveitis Posterior
Peradangan pada koroid (koroiditis), retina (retinitis) atau keduanya (korioretinitis) Keluhan subyektif : floaters, penglihatan menurun Pemeriksaan : kekeruhan vitreous dengan flare, edema papil, pendarahan retina Komplikasi : ablasio retina

Pemeriksaan Lanjutan
Screening tuberkulosis TORCH VDRL sifilis ANA juvenile rheumatoid arthritis, SLE etc

Penatalaksanaan
Tujuan mengembalikan atau memperbaiki fungsi penglihatan mata. Fungsi penglihatan tidak dapat kembali pengobatan tetap perlu diberikan untuk mencegah memburuknya penyakit dan terjadinya komplikasi yang tidak diharapkan.

Cara terapi uveitis : 1. Penggunaan kacamata hitam 2. Kompres hangat 3. Midriatikum/ sikloplegik - Tujuan : relaksasi otot siliar mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan mengurangi kongesti pada tempat peradangan. Selain itu untuk mencegah terjadinya sinekia, ataupun melepaskan sinekia yang telah ada. - Midriatikum yang biasanya digunakan adalah: Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes Homatropin 2% sehari 3 kali tetes Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes

4. Antiinflamasi - Pilihan : kortikosteroid - Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau prednisolone 1 % - Bila radang sangat hebat dapat diberikan subkonjungtiva atau periokuler - Bila belum berhasil dapat diberikan sistemik 5. Imunosupresan - Kasus uveitis kronis yang tidak responsif dengan steroid - Golongan antimetabolit (azathioprine, methotrexate), inhibitor sel T (cyclosporin, tacrolimus), serta alkylating agents (chlorambucil, cyclosphosphamide) - ES : daya tahan tubuh <<< dan kerja dari gen yang menekan terjadinya tumor <<<. 6. Terapi spesifik Apabila penyebab pasti dari uveitis anterior telah diketahui

7. Terapi terhadap komplikasi - Sinekia posterior dan anterior midriatikum / sikloplegia - Glaukoma sekunder Terapi konservatif : Timolol 0,25 % - 0,5 % 2 tetes tiap 12 jam, Acetazolamide 250 mg tiap 6 jam Terapi bedah: Dilakukan bila tanda-tanda radang telah hilang, tetapi TIO masih tetap tinggi. - Katarak komplikata operasi

Prognosis
Ada/tidak penyulit Dapat dideteksi dini dan diterapi dengan benar ad bonam

Daftar Pustaka
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2008. Wijaya, Nana. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-6. Semarang. Universitas Diponegoro. Artini W, Hutauruk J, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2011. Vaughan, Dale. General Ophtalmology (terjemahan), Edisi 14. Jakarta: Widya Medika, 2000. Hertanto, Martin. Perkembangan Tata Laksana Uveitis : dari Kortikosteroid hingga Imunomodulator [Internet]. Accessed 2013, May 13. Available from: http://indonesia.digitaljournals.org Janigian, Robert H. Uveitis Evaluation and Treatment [Internet]. Accessed 2013, May 13. Available from: http://emedicine.medscape.com Iritis and Uveitis [Internet]. Accessed 2013, May 14. Available from: http://www.patient.co.uk/doctor/Uveitis.htm

Vous aimerez peut-être aussi