Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis flasid Autoimun, didahului infeksi Saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis, kadang saraf sensoris, otonom, maupun susunan saraf pusat Dapat terjadi pada segala usia dan tidak bersifat herediter
0.6-1.9 per 100.000 populasi dan angka ini hampir sama di semua negara. SGB dapat dialami pada semua usia dan ras. Dengan usia berkisar 30-50 tahun merupakan puncak insiden SGB, jarang terjadi pada usia ekstrim (PERSI, 2012). Insidensi SGB usia termuda yang pernah dilaporkan adalah 3 bulan dan paling tua usia 95 tahun. Ras: 83 % penderita adalah kulit putih 7 % kulit hitam 5 % hispanis 1 % asia 4 % pada kelompok ras yang tidak spesifik (PERSI, 2012).
Infeksi viral : CMV, EBV, HIV, Herpes zoster dan simpleks, influenza, hepatitis A dan B Infeksi bakteri: C. jejuni, Mycoplasma pneumoni, Shigella Penyakit sistemik : limfoma, tumor, SLE Pembedahan, trauma, vaksinasi. (Belladona, 2010) 1/3 tanpa pencetus
gambaran klinik seperti AIDP, tetapi perkembangan gejala neurologinya bersifat kronik Disfungsi dari sistem simpatis dan parasimpatis. Tanpa sensorik dan motorik, jarang.
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Parastesi Kelemahan otot disfagia, diplopia dan bicara tidak jelas Gagal nafas kesadaran yang compos mentis suhu tubuh normal penurunan denyut nadi peningkatan frekuensi nafas tekanan darah yang ortostatik hipotensi atau tekanan darah yang meningkat
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan LCS
kenaikan kadar protein (1-1,5 g/dl) tanpa diikuti kenaikan jumlah sel. >> pasien jumlah sel pasien kurang dari 10/mm3 dan disebut dengan istilah disosiasi albumin sitologis .
Pemeriksaan EMG
mengkonfirmasi neuropati demielinisasi
Pemeriksaan MRI
gambaran cauda equina yang membesar
Monitoring disfungsi jantung dan paru - Elektrokardiografi, tekanan darah, pulse oximetry untuk saturasi hemoglobin (Hb), kapasitas vital dan kemampuan menelan harus dimonitor pada pasien dengan gejala berat, setiap 2-4 jam, atau 6-12 jam jika pasien stabil. - Penanaman pacemaker jantung sementara, gunakan ventilator mekanik, dan pemasangan tabung nasogastric (NGT). Pencegahan emboli pulmo - Pencegahan menggunakan heparin subkutan dan kompresi pada pasien dewasa yang tidak bisa berjalan. Imunoterapi - Terapi imun globulin intravena (IV) atau penggantian plasma. - Pada pasien yang telah stabil atau membaik, diobati dengan imunoterapi, tapi jangan diberikan plasma jika sudah diterapi imun, atau sebaliknya.
Sindroma Guillain-Barre (SGB), merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis flasid akut berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis, dan biasanya timbul setelah infeksi. Gejala yang paling umum pada SGB adalah parastesi (kesemutan), paralisis, dan dapat berakhir pada gagal napas. Untuk menegakkan diagnosis SGB diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan LCS, EMG, MRI. Penatalaksanakan pada SBD antara lain adalah monitoring fungsi jantung dan paru, dan terapi imunologis.