Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Besar masalah ditentukan dengan menetapkan faktor-faktor yang digunakan yaitu dengan menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Penetapan besar masalah ini dapat dilihat dari populasi dan sasaran Standar Pelayanan Minimal (SPM). Hal yang perlu diperhatikan dalam menilai besarnya masalah adalah penetapan range dengan langkah-langkah: 1) Menentukan umlah !olom "ang #kan $igunakan : ! % 1&'(' log n % 1&'(' log )1 %1&'(' (1(')) %1&*('+% ,('+ dibulatkan men-adi , )) Selisih dari besar masalah yang tertinggi dan terendah kemudian dibagi -umlah kolom( akan didapatkan range : .ange % (/1(0'1 - 2()21) : , % 10(''1 ') Setelah mendapatkan range( kita akan mendapatkan skala Besar Masalah 2()2 & 10(''% 10(,' 10(,' & 10('' % '+(0+ '+(0+ & 10('' % ,,(1/ ,,(1/ & 10('' % 4'(,) 4'(,) & 10('' % /1(0, *) 2()2 3 10(,' Sk.1 10(,' 3 '+(0+ Sk.) '+(0+ 3 ,,(1/ Sk.' ,,(1/ 3 4'(,) Sk.* 4'(,) 3 /1(0, Sk.,
!emudian besar masalah dapat diklasifikasikan kedalam skala 3 skala yang telah kita tentukan sebelumnya. Sehingga kita mendapatkan nilai untuk tiap 3 tiap masalah.
Besarnya Masalah Berdasarkan Pen6apaian 2()25o $aftar Masalah 10(,' (2) 1 ) ' * , + 4 7akupan kun-ungan bumil !* $eteksi kasus risiko tinggi ibu hamil 7akupan pelayanan pra usila dan usila 7akupan ibu hamil yang diberi /2 tablet 9e Balita B:M ;nstitusi yang dibina umlah tempattempat umum (<<=) yang diperiksa <empat pengolahan makanan dan pen-ualan <P)M yang memenuhi syarat sanitasi diperiksa .umah atau bangunan bebas -entik #edes 7akupan suspek <B paru Penemuan kasus <B B<#(&) (6ase dete6tion rate) #ngka kon>ersi (6on>ertion rate) 7akupan balita dengan pneumonia yang ditemukan?ditangani (sesuai standar) 8 8 8 8 8 10(,*'+(0+ ()) '+(04,,(1/ (*) ,,()24'(,) (+) 4'(,'/1(0, (0) 8 8
5ilai
0 0 + 0 2 0 2
/ 12 11 1)
8 8 8 8
) 2 1 0
1'
1* 1, 1+ 14 10 1/ )2
Bayi yang dapat #S; eksklusif !eluarga kadar gi@i (!#$#.A;) Posyandu mandiri (indi6ator )220) Penyuluhan P' 5#PA# di sekolah Penyuluhan H;B?#;$S di sekolah umlah kasus baru umlah kun-ungan gilut diraCat -alan (dalam atau luar gedung) Pelayanan gangguan -iCa di sarkes umum
8 8 8 8 8 8 8
0 2 ) 0 2 2 0
)1
KRITERIA B
<abel '. Penghitungan Berdasar !riteria =S:P 5o 1 ) ' * , + 4 $aftar Masalah 7akupan kun-ungan bumil !* $eteksi kasus risiko tinggi bumil 7akupan pelayanan pra usila dan usila 7akupan ibu hamil yang diberi /2 tablet 9e Balita B:M ;nstitusi yang dibina umlah tempat-tempat umum (<<=) yang diperiksa <empat pengolahan makanan dan pen-ualan <P)M yang memenuhi syarat sanitasi diperiksa .umah atau bangunan bebas =rgensi ' ' ' ) * 1 1 Seriousness Penyebaran * ' ) ) * ) 1 ) 1 1 1 * 1 ) Potensi * * ' * * ) ' 5ilai 1' 11 / / 1+ + 4
0 /
) '
) '
) *
' '
/ 1'
-entik #edes 12 11 1) 7akupan suspek <B paru Penemuan kasus <B B<#(&) (6ase dete6tion rate) #ngka kon>ersi <B paru (6on>ertion rate) 7akupan balita dengan pneumonia yang ditemukan?ditangani (sesuai standar) Bayi yang dapat #S; eksklusif !eluarga sadar gi@i (!#$#.A;) Posyandu mandiri (indi6ator )220? Penyuluhan P' 5#PA# di sekolah Penyuluhan H;B?#;$S di sekolah umlah kasus baru umlah kun-ungan gilut diraCat -alan (dalam atau luar gedung) Pelayanan gangguan -iCa di sarkes umum ' , ) * , ) , , ' , , ' 14 )2 12
1' 1* 1, 1+ 14 10 1/ )2 )1
) ' ) ) * * ) 1 )
' * ' 1 * * ) 1 )
' ' ) 1 * * 1 ) 1
' * ) ' * * ) * )
11 1* / 4 1+ 1+ 4 0 4
KRITERIA C
<abel *. Penghitungan Berdasar !riteria !emudahan Penanganan 5o 1 ) ' * , + 4 0 $aftar Masalah 7akupan kun-ungan bumil !* $eteksi kasus risiko tinggi bumil 7akupan pelayanan pra usila dan usila 7akupan ibu hamil yang diberi /2 tablet 9e Balita B:M ;nstitusi yang dibina umlah tempat-tempat umum (<<=) yang diperiksa <empat pengolahan makanan dan pen-ualan <P)M yang memenuhi syarat sanitasi diperiksa .umah atau bangunan bebas -entik #edes 7akupan suspek <B paru Penemuan kasus <B B<#(&) (6ase dete6tion rate) #ngka kon>ersi (6on>ertion rate) 7akupan balita dengan pneumonia yang ditemukan? ditangani (sesuai standar) 5ilai * * ' ' ) ) ) )
/ 12 11 1) 1'
* ' * ) )
1* 1, 1+ 14 10 1/ )2
Bayi yang dapat #S; eksklusif !eluarga kadar gi@i (!#$#.A;) Posyandu mandiri (indi6ator )220? Penyuluhan P' 5#PA# di sekolah Penyuluhan H;B?#;$S di sekolah umlah kasus baru umlah kun-ungan gilut diraCat -alan (dalam atau luar gedung) Pelayanan gangguan -iCa di sarkes umum
* ) ) , * ) )
)1
KRITERIA D
<abel ,. Penghitungan Berdasar !riteria PD#.E 5o 1 ) ' * , + 4 0 $aftar Masalah 7akupan kun-ungan bumil !* $eteksi kasus risiko tinggi bumil 7akupan pelayanan pra usila dan usila 7akupan ibu hamil yang diberi /2 tablet 9e Balita B:M ;nstitusi yang dibina umlah tempat-tempat umum (<<=) yang diperiksa <empat pengolahan makanan dan pen-ualan <P)M yang memenuhi syarat sanitasi diperiksa .umah atau bangunan bebas -entik #edes P 1 1 1 1 1 1 1 1 D 1 1 1 1 1 1 1 1 # 1 1 1 1 1 1 1 1 . 1 1 1 1 1 1 1 1 E 1 1 1 1 1 1 1 1 Hasil Perkalian 1 1 1 1 1 1 1 1
12 11 1) 1'
7akupan suspek <B paru Penemuan kasus <B B<#(&) (6ase dete6tion rate) #ngka kon>ersi (6on>ertion rate) 7akupan balita dengan pneumonia yang ditemukan?ditangani (sesuai standar) Bayi yang dapat #S; eksklusif !eluarga kadar gi@i (!#$#.A;) Posyandu mandiri (indi6ator )220? Penyuluhan P' 5#PA# di sekolah Penyuluhan H;B?#;$S di sekolah umlah kasus baru umlah kun-ungan gilut diraCat -alan (dalam atau luar gedung) Pelayanan gangguan -iCa di sarkes umum
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1* 1, 1+ 14 10 1/ )2
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
)1
<abel +. Penetapan Prioritas Berdasarkan Hanlon !uantitatif 5o $aftar Masalah # B 7 $ 5P$ (#&B)7 5P< (#&B)7F $ 1 ) ' * , + 4 7akupan kun-ungan bumil !* $eteksi kasus risiko tinggi bumil 7akupan pelayanan pra usila dan usila 7akupan ibu hamil yang diberi /2 tablet 9e Balita B:M ;nstitusi yang dibina umlah tempat-tempat umum (<<=) yang diperiksa <empat pengolahan makanan dan pen-ualan <P)M yang memenuhi syarat sanitasi diperiksa .umah atau bangunan bebas -entik #edes 7akupan suspek <B paru Penemuan kasus <B B<#(&) (6ase dete6tion rate) #ngka kon>ersi (6on>ertion rate) 7akupan balita dengan pneumonia yang ditemukan?ditangani (sesuai standar) Bayi yang dapat #S; eksklusif !eluarga kadar gi@i (!#$#.A;) 0 0 + 0 2 0 2 1' 11 / / 1+ + 4 * * ' ' ) ) ) 1 1 1 1 1 1 1 0* 4+ *, ,1 ') )0 1* 0* 4+ *, ,1 ') )0 1* ;;; B =.=<#5 P.;G.;<#S
'2
'2
/ 12 11
) 2 1
1' 14 )2
* ' *
1 1 1
+2 ,1 02
+2 ,1 02 ;B
1) 1'
0 2
12 11
) )
1 1
'+ ))
'+ ))
1* 1,
0 2
1* /
* )
1 1
00 10
00 10
;;
1+ 14 10 1/ )2
Posyandu mandiri (indi6ator )220? Penyuluhan P' 5#PA# di sekolah Penyuluhan H;B?#;$S di sekolah umlah kasus baru umlah kun-ungan gilut diraCat -alan (dalam atau luar gedung) Pelayanan gangguan -iCa di sarkes umum
) 0 2 2 0
4 1+ 1+ 4 0
) , * , )
1 1 1 1 1
)1
1*
1*
<abel 4. =rutan Masalah Berdasarkan Hanlon !uantitatif 5o 1 ) ' * , $aftar Masalah Penyuluhan P' 5#PA# di sekolah Bayi yang dapat #S; 0 0 1 0 1* 1' )2 11 * * * * 1 1 1 1 00 0* 02 4+ 00 0* 02 4+ ) ' * , eksklusif 7akupan kun-ungan bumil !* Penemuan kasus <B B<#(&) (6ase dete6tion rate) $eteksi kasus risiko tinggi bumil # 0 B 1+ 7 , $ 1 5P$ (#&B)7 1)2 5P< (#&B)7$ 1)2 =rutan Masalah 1
3&1& K'(angka P'miki(an P'nd'katan ist'm Berdasarkan hasil kegiatan upaya kesehatan Puskesmas Mertoyudan ; periode anuari- uli )212 yang terdapat pada SPM( didapatkan hasil pen6apaian kegiatan Puskesmas yang masih men-adi masalah dan perlu diupayakan peme6ahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem( sebagai berikut :
P(.s's+ P1 P) P'
Out put
Outcome
#nalisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode fish bone berdasarkan kerangka pendekatan sistem( seperti gambar di baCah ini:
PRO E P2 P1 P3
INP#T "IN1K#N1AN
:ambar '. Metode fish bone 3&2&1& Analisis In-ut !emungkinan penyebab masalah melalui pendekatan input meliputi ,M ( Man, Money, Methode, Material, Machine) yang akan dibahas sebagai berikut: <abel /. #nalis ;nput INP#T MAN KE"EBI!AN 1. terdapat tenaga kesehatan (dokter( bidan( kader) yang mengetahui pengetahuan tentang <B7 ). <erdapat petugas laboratorium '. <erdapat koordinator pelaksanaan program KEK#RAN1AN 1. !urang optimalnya peran tenaga kesehatan dalam men-alankan kegiatan penemuan penderita <B B<# positif( karena mereka memiliki peran ganda. ). !urang optimalnya pemanfaatan kader-kader posyandu sehingga kegiatan pemantauan <B tidak dapat dilakukan se6ara maksimal '. !urangnya screening yang
dilakukan oleh petugas kesehatan di poli terhadap pasien yang di6urigai MONEY 1. Puskesmas memiliki dana yang digunakan untuk keperluan program-program METHODE puskesmas 1. Penegakan diagnosis <B dilakukan melalui pemeriksaan B<# dari sputum penderita yang di6urigai menderita <B menderita <B. 1. Belum adanya dana khusus untuk program penemuan penderita <B B<# positif (case detection rate) 1. Metode yang digunakan dalam penemuan penderita <B yaitu metode pasif (promoti e case finding) ). !urangnya !pdate informasi mengenai <B untuk para petugas di puskesmas '. <idak adanya penyuluhan terhadap para kader maupun masyarakat khusus mengenai MATE"#A$ 1. terdapat sarana kesehatan seperti Puskesmas( Polindes( dan Pustu ). <erdapat laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan B<# dari MA%H#NE penderita suspek <B 1. <ersedianya alat-alat pemeriksaan (obyek glass( pot sputum( 6at An( mikroskop( dll) 2&2 Analisis P(.s's <abel 12. #nalisis Eingkungan PRO E KE"EBI!AN KEK#RAN1AN (-) <B 1. !urangnya media promosi kesehatan mengenai <B (seperti poster atau leaflet)
P1 (Peren6anaan)
1. !urangnya ker-asama lintas program antar petugas puskesmas dalam penemuan penderita <B B<# positif. 1. Protap pen6arian penderita suspek <B belum di-alankan dengan baik dan benar. ). petugas kesehatan yang telah terbentuk belum melakukan kegiatan sesuai yang diharapkan 1. !urangnya e>aluasi terhadap pelaksanaan program.
P) (Penggerakan( Pelaksanaan)
1. Petugas kesehatan meru-uk penderita suspek <B ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan sputum.
1. #danya laporan dan cross dan chec& tentang P)<B setiap ' bulan ke $inkes !ab. Magelang. ). #danya penin-auan kembali hasil pemeriksaan laboratorium B<# (&) oleh $inkes setiap ' bulan. 1. !emudahan akses terhadap pelayanan kesehatan seperti .S=$( !linik SCasta dan BP!M (BP*)
Eingkungan
1. !urangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai <B ). !urangnya kesadaran para penderita suspek <B dan keluarga untuk memeriksakan dahak
ke laboratorium. '. Banyaknya masyarakat yang memeriksakan dirinya diluar Cilayah puskesmas. *. <ersangka penderita <B sulit mengeluarkan dahak( karena kurang memahami 6ara pengambilan dahak yang benar. <abel 1). Gutput umlah Penderita <B B<# Positif Progra m <arge Sasara Sasara t n n Bulan Ber-ala n *4(,) )4(4) Hasil 7akupan !egiata n Bulana ) ' * , + 4 Hasil !egiatan n 1 Penderi 421 ta <B B<# positif (case detectio n rate) ) 2 2 2 1 2 2 ' 12(0) 1,(*+ Skor Pen6 apaia n
$ari tabel diatas dapat di-elaskan bahCa skor pen6apaian program penderita <B B<# positif (case detection rate) pada bulan anuari- uli )212 di Cilayah ker-a ke6amatan Mertoyudan ; adalah 1,(*+1 ( sedangkan target dari $inas !esehatan !abupaten Magelang adalah 421. #pabila hasil pen6apaian tersebut di bandingkan dengan target dari $inkes !abupaten Magelang menun-ukan bahCa target yang ditetapkan belum ter6apai.
$ari hasil analisa masalah diatas( dapat dibuat suatu kesimpulan dengan menggunakan diagram fish bone yaitu sebagai berikut:
INP#T !urang optimalnya peran tenaga kesehatan dalam men-alankan kegiatan penemuan penderita <B B<# positif( karena mereka memiliki peran ganda. !urang optimalnya pemanfaatan kader-kader posyandu sehingga kegiatan pemantauan <B tidak dapat dilakukan se6ara maksimal !urangnya screening yang dilakukan oleh petugas kesehatan di poli terhadap pasien yang di6urigai menderita <B. %ATERIA" Metode yang digunakan dalam penemuan penderita <B yaitu metode pasif (promoti e case finding) !urangnya !pdate informasi mengenai <B untuk para petugas di puskesmas <idak adanya penyuluhan terhadap para kader maupun masyarakat khusus mengenai <B %ET!ODE !urangnya media promosi kesehatan mengenai <B (seperti poster atau leaflet) %AN %ONE0
%A A"A!
Pen6apaian Penemuan B<# (&) )1(+*1 dari target 421
!urangnya ker-asama lintas program antar petugas puskesmas dalam penemuan penderita <B B<# positif. Protap pen6arian penderita suspek <B belum di-alankan dengan baik dan benar. petugas kesehatan yang telah terbentuk belum melakukan kegiatan sesuai yang diharapkan
P1
P3
!urangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai <B !urangnya kesadaran para penderita suspek <B dan keluarga untuk memeriksakan dahak ke laboratorium. Banyaknya masyarakat yang memeriksakan dirinya diluar Cilayah puskesmas. <ersangka penderita <B sulit mengeluarkan dahak( karena kurang memahami 6ara pengambilan dahak yang benar.
P2
PRO E
3&3& Rumusan K'mungkinan P'n)'*a* %asalah $ari analisis input( proses dan lingkungan didapatkan rumusan kemungkinan penyebab masalah adalah : 1. !urang optimalnya peran tenaga kesehatan dalam men-alankan kegiatan penemuan penderita <B B<# positif( karena mereka memiliki peran ganda. ). !urangnya ker-asama lintas program antar petugas puskesmas dalam penemuan penderita <B B<# positif. '. !urang optimalnya pemanfaatan kader-kader posyandu sehingga kegiatan pemantauan <B tidak dapat dilakukan se6ara maksimal *. !urangnya screening yang dilakukan oleh petugas kesehatan di poli terhadap pasien yang di6urigai menderita <B. ,. Belum adanya dana khusus untuk program penemuan penderita <B B<# positif (case detection rate) +. Metode yang digunakan dalam penemuan penderita <B (promoti e case finding) 4. !urangnya !pdate informasi mengenai <B untuk para petugas di puskesmas 0. <idak adanya penyuluhan terhadap para kader maupun masyarakat khusus mengenai <B /. !urangnya media promosi kesehatan mengenai <B (seperti poster atau leaflet) 12. !urangnya ker-asama lintas program antar petugas puskesmas dalam penemuan penderita <B B<# positif. 11. Protap pen6arian penderita suspek <B belum di-alankan dengan baik dan benar. 1). Petugas kesehatan yang telah terbentuk belum melakukan kegiatan sesuai yang diharapkan 1'. !urangnya e>aluasi terhadap pelaksanaan program 1*. !urangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai <B 1,. !urangnya kesadaran para penderita suspek <B dan keluarga untuk memeriksakan dahak ke laboratorium. 1+. Banyaknya masyarakat yang memeriksakan dirinya diluar Cilayah puskesmas. 14. <ersangka penderita <B sulit mengeluarkan dahak( karena kurang memahami 6ara pengambilan dahak yang benar. yaitu metode pasif
3&4& P'n)'*a* %asalah Paling %ungkin Setelah dilakukan konfirmasi terhadap koordinator P)<B dan petugas terkait( maka didapatkan beberapa penyebab masalah yang paling mungkin( yang tertera di baCah ini : 1. !urangnya !pdate informasi mengenai <B untuk para petugas di puskesmas ). !urangnya screening yang dilakukan oleh petugas kesehatan di poli terhadap pasien yang di6urigai menderita <B. '. !urang optimalnya pemanfaatan kader-kader posyandu sehingga kegiatan pemantauan <B tidak dapat dilakukan se6ara maksimal *. !urangnya ker-asama lintas program antar petugas puskesmas dalam penemuan penderita <B B<# positif. ,. Metode yang digunakan dalam penemuan penderita <B (promoti e case finding) +. !urangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai <B 4. !urangnya e>aluasi terhadap pelaksanaan program yaitu metode pasif
'
Pemberdayaan petugas kesehatan serta me-alin ker-asama lintas program dalam menangani kasus <B. Penggunaan metode passi e proa&tif case finding (aktif men-aring suspek <B -ika ditemukan penderita B<# (&)( minimal 12 orang disekitarnya harus periksa dahak( terutama keluarga). $iadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian mereka tentang <B.
4& 2& Da3ta( P'm'4ahan %asalah T'(-ilih Setelah melakukan konfirmasi koordinator program P)<B Puskesmas Mertoyudan 1( dari alternatif peme6ahan masalah di atas didapatkan peme6ahan masalah terpilih( yaitu : #. $iadakan !pdate informasi mengenai <B untuk meningkatkan pengetahuan petugas tentang <B B. D>aluasi terhadap petugas kesehatan mengenai tata 6ara screening penderita yang di6urigai <B 7. Pembentukan satu orang kader <B per posyandu untuk menangani serta memantau masalah <B. $. Pemberdayaan petugas kesehatan serta me-alin ker-asama lintas program dalam menangani kasus <B. D. Penggunaan metode passi e proa&tif case finding (aktif men-aring suspek <B -ika ditemukan penderita B<# (&)( minimal 12 orang disekitarnya harus periksa dahak( terutama keluarga). 9. $iadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian mereka tentang <B. 4& 3& P'n'ntuan P(i.(itas P'm'4ahan %asalah Setelah menemukan peme6ahan masalah terpilih( maka selan-utnya dilakukan penentuan prioritas peme6ahan masalah. Penentuan prioritas peme6ahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon !ualitatif. Berikut ini proses penentuan prioritas peme6ahan masalah dengan menggunakan metode Hanlon !ualitatif.
a&
B'(dasa(kan m'nd'sakn)a5 urgency <abel 1*. Penentuan Prioritas Peme6ahan Masalah dengan Metode Hanlon !ualitatif Berdasarkan )rgency? Mendesak. #lternatif Peme6ahan Masalah # B 7 $ D 9 <otal Bertikal <otal Hori@ontal <otal # B & 7 & $ & & D & & & ) 1 ' 9 & & * 2 * Hori@ontal , 1 ) 1 1 2
2 , ,
2 1 1
) ) *
1 1 1
*& B'(dasa(kan k'ga6atann)a5 Seriousness <abel 1,. Penentuan Prioritas Peme6ahan Masalah dengan Metode Hanlon !ualitatif Berdasarkan *erio!sness? !egaCatan
#lternatif Peme6ahan Masalah # B 7 $ D 9 <otal Bertikal <otal Hori@ontal <otal # B & 7 & & $ & & D & & & 1 1 ) 9 & & & ) 2 ) Hori@ontal + ) ) 1 1 2
2 + +
1 ) '
2 ) )
) 1 +
4& B'(dasa(kan -'n)'*a(an5 growth <abel 1+. Penentuan Prioritas Peme6ahan Masalah dengan Metode Hanlon !ualitatif Berdasarkan gro+th? penyebaran
#lternatif Peme6ahan Masalah # B 7 $ D 9 <otal Bertikal <otal Hori@ontal <otal # B 7 $ & & & D & & ) 1 ' 9 & & ' 2 ' Hori@ontal ) ) ) 2 1 2
2 ) )
) ) *
) ) *
1 2 1
d& B'(dasa(kan P.t'nsi <abel 14. Penentuan Prioritas Peme6ahan Masalah dengan Metode Hanlon !ualitatif Berdasarkan Potensi
#lternatif Peme6ahan Masalah # B 7 $ D 9 <otal Bertikal <otal Hori@ontal <otal # B & 7 & & $ & & D & & & 1 1 ) 9 & & & ) 2 ) Hori@ontal ' ) ' ) 1 2
2 * *
2 ) )
2 ' '
1 ) '
<abel 10. =rutan Prioritas Peme6ahan Masalah 5o . 1. ). '. *. ,. +. A B C D E $ , 1 * 1 ' * + ' ) + ) ) ) * * 1 ' ' * ) ' ' ) ) 14 12 1' 11 12 11 ; B; ;; ;B B ;;; #lternatif Peme6ahan Masalah = S : P <otal Prioritas
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab peme6ahan masalah dengan menggunakan metode Hanlon !ualitatif maka didapatkan urutan prioritas alternatif peme6ahan penyebab masalah rendahnya penemuan kasus <B B<# (&) (%ase detection "ate) di Cilayah ker-a Puskesmas Mertoyudan 1 adalah sebagai berikut : ;. ;;. ;;;. ;B. B. $iadakan !pdate informasi mengenai <B untuk meningkatkan pengetahuan petugas tentang <B. Pembentukan satu orang kader <B per posyandu untuk menangani serta memantau masalah <B. $iadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian mereka tentang <B. Pemberdayaan petugas kesehatan serta me-alin ker-asama lintas program dalam menangani kasus <B. Penggunaan metode passi e proa&tif case finding (aktif men-aring suspek <B -ika ditemukan penderita B<# (&)( minimal 12 orang disekitarnya harus periksa dahak( terutama keluarga). B;. D>aluasi terhadap petugas kesehatan mengenai tata 6ara screening penderita yang di6urigai <B.
4& 4& Plan of Action Caku-an P'n'muan Pnd'(ita TB BTA 789 (Case detection Rate) Setelah menentukan alternatif kegiatan( kemudian dibuat sebuah tabel ren6ana atau plan of action yang meliputi kegiatan( tu-uan( sasaran( Caktu( dana( lokasi( pelaksana( metode dan tolok ukur yang sesuai dengan masalah yang ditemukan.
<abel 1/. ,lan of Action ,lan of Action (Po#) .en6ana !egiatan Peningkatan 7akupan Penemuan Penderita <B B<# Positif (%ase Detection "ate) 5o 1 !egiatan $iadakan !pdate informasi untuk meningkatkan pengetahuan petugas tentang <B. ). Pembentukan satu Meningkatkan !ader posyandu Bulan September )212 puske smas Puskesmas !epala Mertoyuda puskes n ;. mas( dan koordina tor P)<B. Pembentuka <erbentuk n kader kesehatan yang se6ara khusus menangani kader <B di setiap posyandu Peningkatan 6akupan penemuan suspek <B <u-uan Meningkatkan pengetahuan petugas tentang <B Sasaran Petugas kesehatan Haktu Bulan September )212 $ana Puske smas Eokasi Pelaksana Metode Penyuluhan <olok =kur Proses <erlaksananya penyuluhan <olok ukur Hasil Peningkatan pengetahuan petugas kesehatan tentang <B
5o
!egiatan serta memantau masalah <B. $iadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian mereka tentang <B. Pemberdayaan petugas kesehatan ker-asama lintas program
<u-uan para penderita <B B<# positif. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai <B.
Sasaran
Haktu
$ana
Eokasi
Pelaksana
'
Puske smas
*.
Petugas kesehatan
Puske smas
Puskesmas kesepakatan
5o
!egiatan dalam menangani kasus <B. Penggunaan metode passi e proa&tif finding men-aring suspek <B -ika ditemukan penderita B<# (&)( 12 minimal orang (aktif
<u-uan
Sasaran
Haktu
$ana
Eokasi
Pelaksana
,.
Puske smas
Polindes
Petugas kesehatan
<erlaksananya kegiatan pembinaan kader petugas kesehatan dalam men-aring penderita yang di6urigai <B.
dan penderita
<B
disekitarnya harus periksa dahak( terutama +. keluarga). D>aluasi Meningkatkan PeraCat( #Cal bulan Puske Puskesmas !oordinat Pengisian <erlaksananya Penderita
5o
<u-uan
Sasaran
$ana smas
Eokasi
Metode kuesioner mengenai tingkat pengetahua kesehatan dalam tata 6ara s6reening penderita yang di6urigai <B.
<olok ukur Hasil suspek <B yang datang ke poli ter-aring. dapat
kiner-a petugas Bidan dan kesehatan dalam penderita yang petugas kesehatan lainnya.
Puskesmas n petugas
<abel )2. -ann %hart ,lan of Action (Po#) .en6ana !egiatan Peningkatan 7akupan Penemuan Penderita <B B<# Positif (%ase Detection "ate)
5o 1
!egiatan $iadakan !pdate informasi mengenai <B untuk meningkatkan pengetahuan petugas tentang <B.
#gust I12
Sept I12
Gkt I12
$esI12 1 ) ' *
Pembentukan satu orang kader <B per posyandu untuk menangani serta kepada memantau masalah <B.
'
$iadakan masyarakat
penyuluhan untuk
meningkatkan
pengetahuan dan kepedulian mereka * tentang <B. Pemberdayaan petugas kesehatan serta men-alin ker-asama lintas program , dalam menangani kasus <B. Penggunaan metode passi e proa&tif case finding (aktif men-aring suspek <B -ika ditemukan penderita B<# (&)( minimal 12 orang disekitarnya harus + periksa dahak( terutama keluarga). D>aluasi terhadap petugas kesehatan mengenai tata 6ara screening penderita yang di6urigai <B.