Vous êtes sur la page 1sur 7

AKHLAK TERHADAP ALLAH SWT Titik tolak akhlak terhadap Allah SWT adalah pengakuan kesadaran bahwa tiada

Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-fifat terpuji, demikian agung sifat agung itu, yang janganka manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. u, demikian u!apan para alaikat. ahasu!i Allah dan segala sifat yang mereka sifatkan ahasu!i engkau wahai Allah kami tidak mampu memuji- u, pujian atas- u, adalah yang "ngkau pujikan kepada diri#tulah sebabnya mengapa Al-$ur%an mengajarkan manusia untuk memuji-Nya, Wa &ul alhamdulillah '(atakan )al-hamdulillah*+. Shaffat ,-./--01 2 Teramati bahwa semua makhluk hidup ke!uali Nabi-Nabi tertentu selalu menyertakan pujian mereka kepada Allah dangan mensu!ikan-Nya dari segala kekurangan. Dan para malaikat mensu!ikan sambil memuji Tuahan mereka dalam surat Asy-Syura , . 2 Semua itu menunjukan bahwa makhluk tidak dapat mengeta dengan baik dan benar betapa kesempurnaan dan keterpujian Allh SWT. #tu sebabnya mereka sebelum memuji-Nya bertasbih terlebih dahulu dalam arti menyu!ikan-Nya. 3angan sampai pujian yang mreka u!apkan tidak sesuai dengan kebesaran-Nya. 4ertitik tolak dari uraian mengenai kesempurnaan Allah, tidak heran kalau Al-$ur%an memerintah manusia untuk berserah diri kepada-Nya, karena segala yang bersumber dari-Nya adalah baik, benar, indah, dan sempurna. Tidak sedikit ayat Al-$ur%an yang memerintahkan manusia untuk menjadikan Allah sebagai )wakil*. isalnya firman-Nya dalam Al-mu55ammil '67+,/, 'Dialah+ Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka jadikanlah Allah sebagai wakil 'pelindung+.(ata )wakil* bisa diterjemahkan sebagai )pelindung*. (ata tersebut pada hakikatnya terambil dari kata )wakala-yakin* yang berarti mewakilkan.Apabila seseorang mewakilkan kepada orang lain 'untuk susunan persoalan+, maka ia telah menjadikan orang yang mewakili sebagai dirinya sendiri dalam menangani persoalan tersebut, sehingga sang wakil melaksanakan apa yang dikehendaki oleh orang yang menyerahkan perwakilan kepadanya. enjadikan Allah sebagai wakil sesuai dengan makna yang disebutkan di atas berarti menyerahkan segala persoalan kepada-Nya. Dialah yang berkehendak dan bertindak sesuai dengan kehendak manusia yang menyerahkan perwakilan kepada-Nya. akna seperti itu dapat menimbulkan kesalah pahaman jika tidak dijlaskan lebih jauh. 8ertama kepada-Nya, ke!uali 'dari+ hamba-hamba allah yang terpilih dalam firman Allah SWT $S. ash-

sekali harus diingat bahwa keyakinan tentang keesaan Allah antara lain berarti bahwa perbuatanya esa, sehingga tidak dapat disamakan dengan perbuatan manusia, walaupun penamaannya sama. Sebagai !ontoh, Allah gugurnya makna keesaan. Allah SWT.yang kepada-Nya diwakilkan segala persoalan ada yang engetahui, aha 4ijaksana dan semua yang mengandung pujiaan. perwakilan manusia. 4enar bahwa wakil diharapkan dan dituntut untuk mementaruhkan kehendak yang mewakilkan. Namun, karena dalam perwakilan manusia sering terjadi kedudukan maupun pengetahuan orang yang mewakilkan lebih tinggi daripada sang wakil,dapat saja orang yang mewakilkan tidak menyetujui atau membatalkan tindakan sang wakil atau menarik kembali perwakilannya.3ika seseorang menjadikan Allah sebagai wakil, hal serupa tidak akan terjadi, karena sejak semula telah menyadari keterbatasan dirinya, dan menyadari pula kemahamutlakan Allah SWT. :leh karena itu, ia akan menerima dengan sepenuh hati, baik mengetahui maupun tidak hikmahsuatu perbuatan Tuhan. Allah mengetahui dan kamu sekalian tidak mengetahui '$S Al-4a&arah,;-0+. Dan tidak wajar bagi lelaki mukmin, tidak pula bagi wanita mukmin, apabila Allah dan 9asulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan 'yang lain+ tentang urusan mereka '$S Al-Ah5ab <77=,70+. Demikian salah satu perbedaan antara perwakilan manusia kepada Tuhan dengan perwakilan manusia kepada selain-Nya.8erbedaan kedua adalah dalam keterlibatan orang yang mewakilkan.3ika anda mewakilkan orang lain untuk melaksanakan sesuatu. Anda telah menugaskannya untuk melaksanakan hal tertentu. Anda tidak perlu melibatkan diri, karena hal itu telah dikerjakan oleh sang wakil. 8erintah bertawakal kepada Allah ->atau perintah menjadikan-Nya sebagai wakil? terulang dalam bentuk tung 'tawakal+ sebanyak sembilan kali, dan dalam bentuk ja 'tawakkalu+ sebanyak dua kali. Semuanya didahului oleh perintah melakukan sesuatu, lantas disusul dengan perintah bertawakal. 8erhatikan misalnya Al-$ur%an surat Al-Anfal ayat 0-, Dan jika mereka !ondong kepada perdamaian, !ondonglahkepadanya, dan bertawakallah kepada aha (uasa, aha anusia sebaliknya, aha 8engasih '9ahim+ dan aha 8emurah '(arim+. Sifat ini dapat pula dinisbahkan kepada manusia, karena mempersamakan hal akan berakibat

memiliki keterbatasan pada segala hal. 3ika demikian )perwakilan* pun berbeda dengan

Allah. @ang lebih jelas lagi adalah dalam Al-$ur%an surat Al- aidah Serbulah mereka melalui pintu gerbang 'kota+2 apabila kamu memasukinya,nis!aya kamu akan menang, dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar orang yang beriman. 3ika Anda telah merasa yakin terhadap kesempurnaan Allah, segala yang dilakukanNya adalah baik serta terpuji, Anda harus per!aya bahwa, Apa saja nikmat yang kamu peroleh aalah dari Allah,dan apa saja ben!ana yang menimpamu, itu dan 'kesalahan+ dirimu sendiri '$S An-Nisa% <A=, 6/+. Al-$ur%an memberi !ontoh bagaimana seharusnya seorang muslim mengekspresikan keyakinan itu dalam u!apan-u!apannya. 8erhatian pengajaran Allah dalam Al-$ur%an surat Al-Batihah 3alan orang-orang yang telah "ngkau anugerahi nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai, dan bukan '3alan+ mereka yang sesat '$S Al-Batihah <-=,6+ Disini, petunjuk jalan menuju kebaikan dinyatakan bersumber dari Allah yang memberi nikmat. 8erhatikan redaksi ayat atas )yang telah "ngkau anugerahi nikmat*. Tetapi,ketetapan berbi!ara tentangf jalan orang-orang sesat dan yang mendapat murka, tidak dinyatakan )jalan orang-orang yang "ngkau murkai,*tetapi*yang dimurkai,* karena murka dan mengandung makna negatif,sehingga tidak wajar disandar kepada Allah.8erhatikan juga u!apan Nabi #brihim a.s., Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku '$S Asy-Syu%ara% C1+ (arena penyakit merupakan sesuatu yang buruk, tidak dinyatakan bahwa ia berasal dari Tuhan, Tetapi, apabila aku saat kesembuhan yang merupakan sesuatu yang terpuji, dinyatakan bahwa )Dia 'Allah+ yang menyembuhkan*. Sekali lagi, ba!alah firman Allah dalam surat Al-(ahfi yang mengisahkan perjalanan Nabi a.s. bersama seorang hamba pilihan Allah '(hidir a.s.+. (etika sang hamba Allah itu membo!orkan perahu, dia berulah )Aku ingin merusaknya* 'ayat 6/+, ini disebabkan karena pembo!oran perahu tampak sebagai sesuatu yang buruk. Tetapi ketika ia membangun kembali tembok yang hampir rubuh, kalimat yang digunakan adalah ) aka Tuhanmu menghendaki* 'ayat C1+ karena disana amat jelas sisi positif pembangunan itu. (etika (hidir membunuh seorang bo!ah dengan maksud agar Tuhan menggantikan dengan bo!ah yang lebih baik, reaksi yang digunakannya adalah ) aka kami berkehendak* 'ayat C-+ (ehendaknya adalah pembunuhan, dan kehendak Tuhan adalah pergantian anak dengan yang lebih baik. http,DDali!iakomputer.blogspot.!omD;11CD1-Dakhlak-terhadap-allah-rasulnya.html usa

Akhlak (epada Allah Ta%ala Dari An Nawas bin Sam%an radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, EFGHI JKL MNHI Kebajikan itu keluhuran akhlaq<-= Oadits ini memiliki beberapa kandungan sebagai berikut,

Oadits ini menunjukkan urgensi akhlak dalam agama ini, karena nabi shallallahu alaihi wa sallam memberitakan bahwa seluruh kebajikan terdapat dalam keluhuran akhlak. Dengan demikian, seorang yang baik adalah seorang yang luhur akhlaknya. #mam #bnu 9ajab al Oambali rahimahullah menjelaskan makna kata al birr 'kebajikan+ yang terdapat dalam hadits di atas. 4eliau berkata,

PQRSTHIU MVWI XYZHIU [\] J^_ J^ MNHI JQHU `H\ab cHYde Pfg\NHIU hMi\jHI k\l\mHI nZTo paq c] rIMs tu MNHI `fa^ J^ `b_U hSvHI X\wuU x\wMHI yqU JZFR\KHIU pZNKHI J]IU JZe\KTHIU `^\zZHIU `]MdHI {U| cNL `Fl }\THI `b_U JZZNfHIU x\zQHIU tYdzTHI i HUuU IYw Js~HI HUu NHI JZLU IMHIU \NHI yq JsM]\vHIU IUi\l I| ia] tYqYTHIU h\eHI [Diantara makna al birr adalah mengerjakan seluruh ketaatan, baik secara lahir maupun batin. (Makna seperti ini tertuang dalam !irman "llah ta#ala, }\T H I `b _U J ZZ N f HIU x \z Q H IU P Q R ST H IU M V WI X Y Z H IU [ \] J ^ _ J ^ M N H I J Q H U x M T H IU M T H I p N w Q i Yo U IYH Y b t u M N H I Z H I| i a ] t Yq YT H IU h\e HI `b _U h Sv HI X \w u U x\w M HI yq U J ZF R \K HIU p ZN K HI J ] IU J Ze \K T H IU `^ \z Z H IU `] M d H I {U | c N L `F l + t Yd z T H I i H Uu U IYw J s~ H I H Uu N H I J ZL U IM HIU \ N H I yq J sM ] \v HIU IU i \l + $ukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada "llah, hari kemudian, malaikat%malaikat, kitab%kitab, nabi%nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak%anak yatim, &rang%&rang miskin, musa!ir (yang memerlukan pert&l&ngan dan &rang%&rang yang meminta%minta' dan (memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan (akat' dan &rang%&rang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan &rang%&rang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Merekai)tulah &rang%&rang yang benar (imannya ' dan mereka itulah &rang%&rang yang bertakwa. 'Al 4a&arah, -66+.]<;= Dari penjelasan #bnu 9ajab dan teks ayat dalam surat Al 4a&arah tersebut, kita dapat memahami dengan jelas bahwa yang dinamakan kebajikan 'al birr+ turut men!akup keimanan yang benar

terhadap Allah, mengerjakan perintah-Nya 'dan tentunya meninggalkan larangan-Nya+, serta berbuat kebajikan terhadap sesama makhluk Allah. (ita juga bisa menyatakan, > berdasarkan hadits An Nawwas radhiallahu anhu di atas-, bahwa seorang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan berbuat kebajikan terhadap sesama adalah seorang yang berakhlak luhur, karena nabi shallallahu alaihi wa sallam mendefinisikan al birr dengan keluhuran akhlak, dan pada ayat -66 surat Al 4a&arah di atas Allah menjabarkan berbagai ma!am bentuk al birr. Dengan kata lain, seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah ta#ala dan sesamanya. #mam #bnul $ayyim rahimahullah mengatakan, o Ys [ IJ ^ yb s \^ p e U I ~ l o Ys f ^ tYQ s \^ p e t u F a s t u Y i U p o U l [ In ^ \T iL u t \T K w EF G H I JK L H\T l u U K Z l rY U Pa H \m ^ JZ ] c Z H IM R \ c Z H I ~ z a ^ c H IM e \ }I b S q IM Q . a S q U Y w | I e U S a q U Y w UM a T H I }~ ] ,t IM ^ u Pl \T o U . \f HI n ^ EF G H I JK L , y \ HI K d H IU [Keluhuran akhlak itu terbagi dua. *ertama, akhlak yang baik kepada "llah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang anda kerjakan mesti (mengandung kekurangan+ketidaksempurnaan sehingga membutuhkan ud(ur (dari%,ya dan segala sesuatu yang berasal dari%,ya harus disyukuri. Dengan demikian, anda senantiasa bersyukur kepada%,ya dan meminta maa! kepada% ,ya serta berjalan kepada%,ya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan anda. Kedua, akhlak yang baik terhadap sesama. kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan].<7=

Terdapat persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa makna keluhuran akhlak 'akhlakul karimah+ terbatas pada interaksi sosial yang baik dengan sesama. Oal ini kurang tepat, karena menyempitkan makna akhlakul karimah, silahkan anda lihat kembali penjelasan di atas.

4ahkan, terkadang terdapat selentingan perkataan yang terkadang teru!ap dari seorang muslim, yang menurut kami !ukup fatal, seperti perkataan, -i !ulan yang n&n muslim itu lebih baik daripada !ulan yang muslim atau u!apan semisal. !apan ini terlontar tatkala melihat kekurangan akhlak pada saudaranya sesama muslim, kemudian dia membandingkan saudaranya tersebut dengan seorang kafir yang memiliki interaksi sosial yang baik dengan sesamanya. 8erkataan itu !ukup fatal karena seorang muslim yang bertauhid kepada Allah, betapa pun buruk akhlaknya, betapapun besar dosa yang diperbuat, tetaplah lebih baik daripada seorang kafir, yang berbuat syirik kepada Allah ta#ala. Oal ini mengingat dosa syirik menduduki peringkat teratas dalam daftar dosa. Seorang yang memiliki interaksi sosial yang baik terhadap sesama, namun dia tidak menyembah Allah atau tidak menauhidkannya dalam segala bentuk peribadatan yang dilakukannya, maka dia masih dikategorikan sebagai seorang yang berahlak buruk.

engapa demikian Oal itu dikarenakan dia tidak merealisasikan pondasi keluhuran akhlak, yaitu berakhlak yang baik kepada sang (halik yang telah men!urahkan berbagai nikmat kepada dirinya dan seluruh makhluk. Dan bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya dalam segala peribadatan, karena tauhid merupakan hak Allah kepada setiap hamba-Nya sebagaimana dinyatakan dalam hadits u%ad5 bin 3abal radhiallahu anhu.<A= Oal ini pun dipertegas dalam hadits Aisyah radhiallahu anhu. 4eliau bertanya kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, [.ahai rasulullah/ )bnu 0ud#an, dahulu di (aman jahiliyah, adalah se&rang yang senantiasa menyambung tali silaturahim dan memberi makan &rang miskin, apakah itu semua berman!aat baginya kelak di akhirat1 ,abi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, s J HI X Y s `z Zm V `H M Ix \^ Y s p d s H c c a f s 2al itu tidak berman!aat baginya karena dia tidak pernah sedikit pun mengucapkan, .ahai 3abb%ku, ampunilah d&sa%d&saku di hari kiamat kelak.*]<.= #bnu 3ud%an adalah seorang yang memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia, meskipun demikian, keluhuran akhlaknya kepada manusia tidak mampu menyelamatkannya dikarenakan dia tidak menegakkan pondasi akhlak, yaitu akhlak yang baik kepada Allah dengan beriman dan bertauhid kepada-Nya.

Telah disebutkan di atas bahwa bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya. 4erdasarkan hal ini kita bisa menyatakan bahwa seorang yang mempersekutukan Allah dalam peribadatannya 'berbuat syirik+ adalah seorang yang berakhlak buruk, meski dia dikenal sebagai pribadi yang baik kepada sesama.

Demikian pula, kita bisa menyatakan dengan lebih jelas lagi bahwa seorang yang dikenal akan kebaikannya kepada sesama manusia, jika dia berbuat syirik seperti memakai jimat<0=, mendatangi dukun<6=, menyembelih untuk selain Allah<C=, mendatangi kuburan para wali untuk meminta kepada mereka</=, maka dia adalah seorang yang berakhlak buruk. aka, dari penjelasan di atas, kita bisa memahami perkataan Syaikhul #slam #bnu Tamiyah rahimahullah berikut, xY~HI ~i Xl n^ ZLYzHI r\Kq J^ MZV ZLYzHI P n^ xY~HI [$erbagai d&sa (yang terdapat pada diri se&rang , namun masih dibarengi dengan tauhid yang benar itu masih lebih baik daripada tauhid yang rusak meskipun tidak dibarengi dengan berbagai d&sa.]<-1= 3angan dipahami bahwa beliau mengenyampingkan atau menganggap ringan perbuatan dosa dengan perkataan tersebut. Namun, beliau menerangkan bahwa perbaikan tauhid dengan menjauhi kesyirikan merupakan proritas pertama yang harus diperhatikan oleh kita sebelum menjauhi berbagai bentuk dosa lain yang tingkatannya berada di bawah dosa syirik.

#mbas lain dari penyempitan makna akhlak sebagaimana dikemukakan di atas adalah anggapan bahwa akhlak yang baik kepada manusia itu lebih penting daripada tauhid. Akibatnya, rata-rata materi dakwah para da%i adalah berkutat pada upaya menyeru manusia untuk berbuat baik pada sesamanya dan menomorduakan dakwah tauhid, kalau tidak mau dikatakan bahwa mereka memang tidak pernah menyampaikan materi tauhid kepada mad#u.

Oal ini tidak lain disebabkan karena mereka belum mengetahui definisi akhlak yang disebutkan oleh para ulama seperti yang dikemukakan oleh #mam #bnu 9ajab dan #bnul $ayyim rahimahumallah di atas. Sehingga, tatkala mereka memba!a hadits-hadits nabi seperti, ) Kebajikan itu keluhuran akhlaq )2 4idak ada amalan yang lebih berat apabila diletakkan di atas mi(an daripada akhlak yang baik.2 "pa karunia terbaik yang diberikan kepada hamba1, nabi menjawab. "khlak yang baik., mereka berkeyakinan bahwa hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa berakhlak baik kepada sesama lebih tinggi derajatnya daripada menauhidkan Allah ta#ala se!ara mutlak.

Di akhir artikel ini, kami kembali mengingatkan bahwa akhlak yang baik kepada Allah, itulah yang harus menjadi fokus perhatian dalam pembenahan diri kita, dan yang menjadi fokus utama adalah bagaimana kita berusaha membenahi tauhid kita kepada Allah. 3ika kita memiliki interaksi yang baik dengan-Nya, dengan menauhidkan-Nya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, nis!aya Allah ta#ala akan memudahkan kita untuk berinteraksi yang baik 'ba!a, berakhlak yang baik+ dengan sesama. #tulah makna yang kami pahami dari sabda nabi shallallahu alaihi wa sallam,

-GuU cZFl [I -G [I -GK] \fHI \ TzHI J^U cfl \fHI `uU cfl [I y \fHI -GK] [I ` TzHI J^ \fHI cZFl [*$arangsiapa mencari ridha "llah meski dengan mengundang kemurkaan manusia, niscaya "llah akan ridha kepadanya dan akan membuat manusia juga ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan mengundang kemurkaan "llah, niscaya "llah akan murka kepadanya dan akan membuat manusia turut murka kepadanya.]<--= .a!!aqaniyallahu wa iyyakum. Diadaptasi dari al Mau#i(hatul 2asanah !il "khlaqil 2asanah karya Syaikh Abdul 9amadhani alik

http://islamdiaries.tumblr.com/post/33633833029/akhlak-kepada-allah-taala

Vous aimerez peut-être aussi