Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Hendy Wirawan
0202005043
Pembimbing :
Dr. Ketut Kwartantaya Winaya, Sp.KK
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................
LAPORAN KASUS.......................................................................
BAB II
BAB III
PEMBAHASAN.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
I. DEFINISI
Herpes Zoster merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus Varicellazoster. Ditandai dengan adanya vesikel yang bergerombol di atas dasar eritema,
mengikuti dermatom unilateral dan disertai rasa nyeri.1
II. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Penyebabnya adalah virus Varicela-zoster (VZ), merupakan kelompok virus herpes
dengan ukuran 140-200 dan berinti DNA.1,2,3
Kemungkinan transmisi virus melalui aerogen dari pasien yang sedang menderita
varisela atau herpes zoster. Kemudian virus berdiam di ganglion posterior susunan
saraf tepi dan ganglion kranialis. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang
setingkat dengan daerah persarafan ganglion tersebut. Terkadang virus ini menyerang
ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala
gangguan motorik.2
III.EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia. Penyebarannya sama dengan varisela karena
merupakan reaktivasi
Menyerang laki-laki dan wanita, terutama pada usia dewasa dan jarang pada anakanak.1 Faktor predisposisi timbulnya penyakit ini pada prinsipnya adalah semua
keadaan yang dapat menekan/menimbulkan iritasi pada ganglion posterior dan
keadaan yang menyebabkan imunitas/kekebalan seseorang menurun seperti :
pengobatan dengan arsen, tumor medula spinalis, trauma, tabes dorsalis, pembedahan,
terapi penyinaran, pemakaian obat imunosupresan, penyakit keganasan dan lain-lain.
IV. GEJALA KLINIS 2
Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Masa inkubasi antara 7-12
hari, biasanya didahului oleh gejal-gejala prodormal berupa malaise dan demam.
Dalam 1-2 hari diikuti rasa gatal, rasa terbakar, dan nyeri. Lalu timbul kelainan kulit
yang mula-mula berupa kemerahan setempat kemudian berkembang menjadi papula
dan vesikula yang berkelompok di atas kulit yang eritema. Isi vesikel mula-mula
jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur darah. Bila
absorbsi terjadi, vesikula akan menjadi krusta.3
Lesi timbul bersifat unilateral mengikuti jalannya saraf sensibel. Biasanya tidak
melewati garis tengah. Pada zoster hampir selalu terjadi pembengkakan kelenjar limfe
regional.
Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang pertama nervus trigeminus
sehingga menimbulkan kelainan pada mata, disamping itu juga cabang kedua dan
ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya.
Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan oleh gangguan nervus fasialis dan otikus,
sehingga menyebabkan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit yang
sesuai tingkat persarafan, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan
nausea, juga terdapat gangguan pengecapan.
Neuralgia pascaherpetik adalah rasa nyeri pada daerah bekas penyembuhan lebih dari
sebulan setelah penyakit sembuh.
V. KOMPLIKASI
Nueralgia pascaherpetik, kebutaan dan paralisis.1
VI. PEMERIKSAAN KULIT1,2,3
Lokalisasi lesi dapat di semua tempat, namun daerah yang paling sering terkena
adalah pada servikal IV dan lumbal II.
Efloresensi lesi biasanya berupa kelompok-kelompok vesikel sampai bula di atas
daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat dermatom yang sesuai dengan letak
saraf yang terinfeksi virus.
VII.DIAGNOSIS1,2,3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama
: I Komang Kandra
Umur
: 24 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
Agama
: Hindu
Suku
: Bali
Pekerjaan
: Karyawan swasta
KU
: Baik
Respirasi
Suhu aksila
: 37o C
Status general :
Kepala
: Normochepali
Mata
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
Status Dermatologi
Lokasi
Effloresensi
V. Diagnosis Banding
Herpes Zoster Thorakalis
Herpes Simpleks
VI. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
VII. Diagnosis kerja
Herpes Zoster Thorakalis
VIII. Penatalaksanaan
1. Bedak Salisil 1 %
2. Analgetik : Asam mefenamat 3 x 500 mg
3. Vitamin
: Vitamin B1 B6 B12
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini os dengan nama I Komang Kandra dengan jenis kelamin laki-laki
berumur 24 tahun, mengeluh adanya bintik-bintik merah pada dada, di bawah ketiak dan
punggung.
Melalui anamnesis didapatkan Keluhan mulai dirasakan sejak 2 hari yang lalu.
Awalnya berupa bintik kecil di daerah dada, tanpa didahului oleh sebab yang pasti,
kemudian bintik menjadi tambah besar dan sejak kemarin mulai menyebar ke daerah
ketiak dan punggung. Riwayat gatal dan demam tidak ada,namun os merasakan nyeri di
daerah timbulnya bintik-bintik tersebut.
Os datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RS Indera Masyarakat pada hari ketiga
dengan keluhan bintik bintik pada daerah dada, di bawah ketiak dan punggung disertai
nyeri. Hasil dari anamnesis yang didapat mengarah ke perjalanan penyakit herpes zoster,
dimana pada herpes zoster nyeri pada daerah lesi dapat timbul sebelum ataupun
bersamaan dengan timbulnya lesi pada kulit.3 Hal ini yang membedakan dengan penyakit
virus lainnya yaitu herpes simpleks, dimana nyeri pada tempat lesi sangat jarang terjadi.3
Melalui pemeriksaan fisik pasien didapatkan status dermatologi sebagai berikut :
Lokasi
Effloresensi
: Makula
eritema
multiple
berbatas
tegas
disertai
papul
papul
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Herpes Zoster : Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin,
Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Udayana/RSUP
Sanglah Bali, 2000 : 25-26
2. Handoko RP, Penyakit Virus : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Ketiga,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002 : 107-109
3. Siregar RS, Herpes Zoster : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi Kedua,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002 : 84-86
11