Vous êtes sur la page 1sur 10

TUGAS INDIVIDU KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Bp. S DI DESA WONOREJO, KECAMATAN POLOKARTO, KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun Oleh : Muhammad Yudha Sanjaya P27220011185

D III BERLANJUT D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2013

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bp.S DI DESA WONOREJO, POLOKARTO, SUKOHARJO

A. Data Umum 1. Nama KK : Bp. S 2. Umur KK : 59 Tahun 3. Alamat : Blimbing, RT 01/06, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo

4. Pekerjaan : Pedagang 5. Pendidikan: SLTA Susunan Anggota Keluarga : No. 1 2 Ibu T Bp. K Nama Umur 57 Tahun 30 Tahun Sex (L/P) P L Pendidikan SLTA SMA Pekerjaan Pedagang Karyawan Swasta 3 Ibu S 30 Tahun P SMA Ibu Rumah Menantu Tangga 4 5 6 7 An. M Ibu P Bp. ST Sdr. M 4 Tahun 28 Tahun 32 Tahun 25 Tahun L P L L S1 S1 S1 Guru SD Guru SMP Mahasiswa Cucu Anak II Menantu Anak III Hubungan Istri Anak I

Genogram

6. Tipe Keluarga Merupakan keluarga Extended Family yang terdiri dari Ayah, Ibu, Anak dan Cucu. Tidak pernah ada masalah pada tipe keluarga ini. 7. Suku bangsa Bp. S dan Ibu T sama sama berasal dari Suku Jawa. Menurut Ibu T setiap dirinya merasa pegal-pegal, berdasarkan budaya Jawa ibu T selalu mengoleskan minyak Tawon pada tubuh yang merasa pegal. Sedangkan setiap tubuh Bp. S merasa tidak enak badan, menurut budaya jawa lebih manjur jika minum Wedang Jahe. Sehingga setiap tubuh Bp. S merasa tidak enak badan beliau selalu membeli Wedang jahe. 8. Agama Seluruh anggota keluarga Bp. S menganut agama Islam. Bp. S setiap hari Senin dan Kamis selalu melakukan Puasa Senin-Kamis. Hal ini dilakukan bapak selain karena sunnah nabi, juga bermanfaat untuk memelihara kesehatan. 9. Status Sosial dan Ekonomi keluarga Penghasilan sehari-hari Bp. S beserta Ibu T cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti makan, membeli kebutuhan dapur, serta untuk belanja barang dagangan. Untuk biaya lain lain seperti tagihan telepon dan listrik diserahkan kepada anak pertamanya yaitu Bp. K. Sedangkan untuk biaya Kuliah Sdr. M, Bp. S dan Ibu T setiap bulannya selalu menabung dibantu oleh Ibu P dan Bp. S. 10. Aktivitas Rekreasi keluarga Jika ada waktu luang, misalnya habis Lebaran Bp. S dan anak anaknya selalu menyempatkan diri untuk berekreasi ke tempat tempat yang dapat dijangkau dengan sepeda motor misalnya ke Tawangmangu, Kebun Binatang, dll. Sedangkan sehabis berdagang, Bp S dan Ibu T menyempatkan diri untuk menonton Televisi sebagai Hiburan dikala melepas lelah. Sedangkan untuk Bp. K Sekeluarga lebih suka menghabiskan waktu luangnya untuk memancing di Waduk Lalung.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini adalah Tahap Perkembangan Keluarga dengan anak Dewasa ( Pelepasan ), dengan tugas perkembangan sebagai berikut : a. Memperluas Keluarga Inti Menjadi Keluarga Besar b. Mempertahankan Keintiman Pasangan c. Membantu orang tua suami/Istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat e. Penataan kembali peran dan kegiatan Rumah Tangga 12. Tahap Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya Menurut anak ke III dari keluarga Bapak S yaitu ibu P mengatakan , walaupun anak anak keluarga Bapak S sudah dewasa dan bisa menentukan pilihannya sendiri namun untuk memilih sesuatu harus dengan persetujuan dari Bapak S selaku ayah mereka. Kemudian menurut Bapak S hal ini dia lakukan karena dia tidak mau anak anaknya terjerumus dalam pilihan yang salah dan malah menyengsarakan mereka. 13. Riwayat Keluarga inti Menurut Bp. S dulu dia menikah dengan ibu T tidak berpacaran sebelumnya melainkan dijodohkan oleh kedua orangtua mereka. Tetapi mereka dapat memahami satu sama lain dan selama mereka berumah tangga sedikit mengalami percekcokan karena sesudah itu mereka menyadari kesalahannya masing masing. Tidak ada penyakit keturunan yang diturunkan dari Bp. S dan Ibu T kepada anak anaknya. Namun Bp. S sering mengalami Darah Tinggi. 14. Riwayat Keluarga Sebelumnya Menurut Bp.S orangtuanya dulu adalah seorang Buruh Tani di desa Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo sedangkan Orangtua dari Ibu T adalah seorang Pekerja Bangunan dan Ibu Rumah Tangga yang tinggal di desa Polokarto. Ayah Bp. S meninggal saat Bp. S masih kecil yang penyebab meninggalnya belum diketahui, ibu Bp.S meninggal mendadak saat lahir anak pertama Bp.S.

C. Lingkungan 15. Karakteristik Rumah Rumah Bp.S berukuran 12 m x 8 m = 96 m2 yang terbagi menjadi 6 ruangan yaitu 1 ruang tamu yang terdapat meja kursi serta terdapat meja kursi serta terdapat sebuah tempat tidur disebelah barat, 1 ruang dapur 3 kamar tidur dan 1 ruang untuk meletakkan barang-barang. Lantai rumah ubin terdapat jendela, terdapat 2 pintu masuk. Halaman rumah tidak begitu luas dan bersih serta terdapat tanaman. Sumber air yang digunakan oleh keluarga Bp.S adalah sumur yang terletak di depan rumah sebelah timur. Tipe rumah Bp.S adalah permanen. Rumah disapu 2-3 x sehari sudah terdapat genting kaca, pencahayaan baik, keluarga Bp.S mempunyai kloset jongkok yang terdapat di kamar mandi.

Denah rumah
5 6

B
4 3

T
S

Keterangan : Ruang
1 : Ruang Tamu 2 : Kamar Tidur 3 : Kamar Tidur 4 : Kamar Tidur 5 : WC 6 : Kamar Mandi 7 : Dapur

16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW Rumah keluarga Bp.S terletak paling utara di sebelah barat jalan utama. Jarak rumah Bp.S dengan tetangga berdekatan. Hubungan keluarga Bp.S dengan tetangga terjalin dengan baik. Di RW 06 sering diadakan pengajian dan arisan setiap minggunya. Keluarga Bp.S aktif mengikuti kegiatan yang ada di RW seperti pengajian, arisan, kerja bakti dan berbagai kegiatan lainnya. 17. Mobilitas Geografi Keluarga Keluarga Bp.S sudah 40 tahun tinggal di daerah ini. Mereka tidak mau berpindah tempat lagi. Hanya anak yang terakhir yaitu Sdr. M untuk sementara indekost di dekat kampusnya di daerah Semarang karena jauh dari rumah namun setiap 2 minggu sekali Sdr. M pulang kampung untuk bertemu dengan keluarga. Kendaraan yang dimiliki oleh keluarga Bp.S sementara ini hanya Sepeda Motor yang hanya dipakai oleh Bp. S dan ibu T untuk berdagang ke Pasar. Sedangkan anak anak sudah dapat membeli motor sendiri dan dipakai untuk bekerja. 18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Waktu yang sering digunakan untuk berkumpul keluarga adalah Setiap Hari Minggu. Walaupun kadang kadang anak anak mereka tidak terkumpul semua dimana Bp. K tidak setiap hari Minggu libur karena pergantian Shift kerja dan Sdr. M yang indekost di Semarang yang pulang setiap 2 minggu sekali. Untuk perkumpulan keluarga besar masih ada yaitu keluarga besar dari ayah Bp. S yang diadakan setiap habis lebaran dimana tempat selalu diacak. Untuk keluarga Ibu T dilakukan juga setiap habis lebaran dan tempatnya juga diacak. Interaksi keluarga Bp.S dengan masyarakat sekitar sangat baik, karena setiap sore keluarga Bp. S selalu diluar rumah untuk bercengkrama dengan warga sekitar rumahnya. 19. Sistem Pendukung Keluarga Bp. S menderita Darah Tinggi sejak 4 tahun yang lalu, setiap bulannya Bp. S sering memeriksakan kesehatannya di Praktik dr. Bambang dengan menggunakan uang tabungan Bp.S. Untuk anggota keluarganya yang lain tidak ada yang mengalami penyakit serius.Untuk penyakit yang ringan ringan seperti tidak enak badan dan pegal pegal biasa diobati sendiri dengan mengoleskan minyak tawon jika pegal atau minum wedang jahe jika merasa tidak enak badan.

D. Struktur Keluarga 20. Pola Komunikasi Keluarga Setiap anggota keluarga Bp.S selalu ditanamkan sifat keterbukaan dan kejujuran sehingga jika ada masalah yang serius atau mengganggu harus segera diutarakan untuk dicari jalan keluarnya. Anggota keluarga yang paling dominan dalam membuat keputusan ialah Bp. S selaku Kepala Keluarga dan orang yang dituakan di keluarga tersebut. Sehingga setiap keluarga boleh menyatakan pendapat atau usul, namun untuk pengambilan keputusan tetap oleh Bp.S. 21. Struktur Kekuatan Keluarga Menurut Ibu T, anggota yang paling berpengaruh di keluarganya ialah suaminya yaitu Bp.S karena beliau selalu menasihati kepada anak anaknya jika melakukan kesalahan dan tak segan memberikan hukuman yang mendidik kepada anak anak mereka sewaktu anak- anak masih kecil. Sehingga sampai sekarang , anak anaknya tidak pernah melakukan suatu perbuatan yang tidak baik. Anak anak juga di didik untuk selalu menghargai baik itu harga diri dan pendapat orang lain. Karena Bp. S tidak mau anak anaknya menjadi orang yang angkuh dan sombong. Oleh karena itu, setiap kali salah satu anggota keluarga mengalami masalah maka akan dipecahkan bersama sama dan diambil jalan keluar yang terbaik. Menurut Ibu T, Jika suaminya mendadak pusing dan terasa kaku di leher ia langsung memberikan obat kepada suaminya yaitu obat dari Dokter khusus untuk menangani darah tinggi. Sedangkan untuk penyakit ringan lainnya dirumah tersedia obat dari warung, sehingga apabila salah satu anggota keluarga mengalami sakit langsung dapat diberikan obat sesuai dengan gejala penyakitnya. 22. Struktur Peran ( Formal dan Informal ) Bp. S sebagai pencari nafkah untuk keluarga juga berperan dalam mengasuh anak anak sewaktu masih kecil, sekarang beliau ikut mengasuh cucunya jika ada waktu senggang. Menurut Bp. S dia sangat senang dapat mengasuh cucunya. Ibu T juga membantu mencari nafkah dengan suaminya dan juga mengasuh anak anaknya serta cucunya. Perannya sebagai ibu rumah tangga sering dibantu oleh menantu pertamanya yaitu ibu S yang seorang ibu rumah tangga.

Bp. K yang berprofesi sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta berperan sebagai pencari nafkah untuk keluarganya . Selain itu diwaktu senggangnya Bp.K lebih memilih membantu istrinya untuk membersihkan rumah atau mencuci baju anaknya. Sebagai istri dari Bp. K, Ibu S setelah selesai melakukan pekerjaan rumahnya dia mengasuh anaknya dan kadang kadang ikut membantu Bp.S dan ibu T berjualan baju di pasar. Namun ia menyadari perannya sebagai istri Bp.K, dimana setiap Bp. K pulang kerja ia menyiapkan makan dan memijiti suaminya. Ibu P yang berprofesi sebagai Guru berperan mencari Nafkah untuk menghidupi keluarganya serta membantu kakaknya yang status ekonominya dibawahnya dan adiknya yang masih kuliah di Universitas Negeri di Semarang. Peran yang sama juga dilakukan oleh suami ibu P yaitu Bp. ST yang juga seorang Guru. Namun Bp. ST lebih berfokus menafkahi keluarganya sendiri, dimana untuk membeli kebutuhan sehari hari keluarganya serta menginvestasikan uangnya untuk membeli perumahan di daerah sekitar Bekonang. Mereka berdua belum dikaruniai anak, karena pernikahan mereka baru dilaksanakan 3 bulan yang lalu. Sebagai istri dari Bp. ST, ibu P juga menjalankan perannya sebagai istri. Setiap pulang dari mengajar ibu P selalu berbelanja bahan bahan makanan dan setelah sampai di rumah ibu P selalu mempersiapkan makanan untuk suami dan dirinya. Sdr.M selaku anak bungsu sangat mengerti perannya sebagai anak terakhir yaitu patuh kepada kedua orangtuanya dan menghormati kakak-kakaknya. Menurut ibu T, selama Sdr. M dirumah, ia terkenal aktif dalam organisasi kampung seperti Karang Taruna Pemuda RT 01/06, Angkatan Muda Muhammadiyah. Walaupun dia belajar diluar kota namun saat libur sdr. M tetap menyempatkan untuk datang ke perkumpulan untuk sekedar bercengkrama atau melepas rindu dengan pemuda sekitar kampung. Selain itu sdr. M lebih mandiri dibandingkan kakak kakaknya, karena saat ada dirumah dia selalu memenuhi kebutuhannya sendiri seperti mencuci, membersihkan kamar, mengecat rumah sampai membantu orangtuanya bekerja. Untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari selama ada di kost ia mencoba bisnis kecil kecilan yaitu menjual barang barang secara online. Labanya pun dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya selama di kost sehingga orangtuanya hanya mengirim uang untuk keperluan kuliah saja.

23. Nilai dan Norma Keluarga Keluarga Bp. S menekankan anaknya sewaktu remaja untuk tidak keluar malam sehabis Isya, karena beliau khawatir akan bahaya yang ditimbulkan jika sering keluar malam seperti risiko tindakan kriminal dan risiko terserang penyakit dalam hal ini yaitu penyakit yang berhubungan dengan paru paru. Karena aturan tersebut, dulu ketika anak anak Bp. S masih remaja jarang keluar malam. Keluar malam jika hanya belajar kelompok atau membeli keperluan yang mendesak, selain itu tidak diizinkan. Namun setelah semuanya dewasa, Bp.S membolehkan keluar malam karena menurutnya anak anaknya sudah dewasa dan sudah bisa menjaga dirinya sendiri. Selain itu Bp.S mengajarkan anak anaknya untuk selalu mengingat Allah SWT dengan selalu menyuruh anak laki lakinya untuk Selalu Sholat berjamaah di Masjid dan membaca Al-Quran dikala malam hari, hal ini dilakukan Bp. S karena beliau ingin anaknya selamat di Dunia dan di Akhirat. E. Fungsi Keluarga 24. Fungsi Afektif Keluarga Bp.S sangat menyayangi dan saling mendukung satu sama lain. Menurut Bp.S, saat Sdr. M menghadapi Ujian Masuk Perguruan Tinggi, Kakak kakaknya ikut mendukung baik dari segi tenaga, pikiran maupun finansial. Dimana saat Sdr.M menghadapi ujian di Semarang, Bp.K rela tidak masuk kerja. Hal yang berbeda dilakukan oleh ibu P selaku kakak kedua, ibu P yang membiayai segala keperluan Sdr.M selama ujian di Semarang. 25. Fungsi Sosial Menurut ibu T selama di Masyarakat, keluarganya tidak pernah melanggar norma yang ada di Masyarakat seperti mencuri, main Judi ataupun melakukan perbuatan onar di desa. Untuk interaksi sendiri, keluarga tidak pernah mengalami kesulitan berinteraksi maupun bersosialisasi dengan warga sekitar

26. Fungsi Perawatan Keluarga a. Kemampuan Keluarga mengenal masalah Bp. S mengatakanSaya tahu kalau saya mempunyai darah tinggi. Bp.S mengatakan Darah tinggi itu budrek, pada saat itu saya merasakan pusing, leher cengeng. Bp.S mengatakan jika badan terasa tidak enak atau pusing hanya minum obat yang tersedia dirumah atau kalau tidak ada membeli obat dari warung. Apabila setelah minum obat tersebut tidak ada perubahan maka baru memeriksakan diri ke puskesmas. Bp.S mengatakan ada pusing menggunakan obat warung seperti Bodrex dan Neo Rheumacyl. b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat Bp.S mengatakan jika merasa pusing tidak langsung memeriksakan diri ke puskesmas tapi langsung membeli obat dari warung atau kerikan. Apabila setelah minum obat yang dibeli dari warung tidak ada perubahan maka Bp.S memeriksakannya ke puskesmas. Keluarga Bp. S baru mengambil keputusan terhadap masalah kesehatan yang dialami setelah minum obat tidak sembuh. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Tn.N mengatakan mengetahui kalau Ny. S menderita tekanan darah tinggi, yang diketahuinya hanya Ny. S sering marah-marah. Ny.S mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit hanya dibelikan obat dari warung dan apabila tidak ada perubahan diperiksakan ke puskesmas. d. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sehat Keluarga Bp.S memiliki rumah yang tidak begitu luas, ruang rumah Bp.S terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, pencahayaan rumah Bp.S baik, ventilasi baik dan penataan rumah rapi. e. Kemampuan Keluarga menggunakan fasilitas / Pelayanan kesehatan yang ada di Masyarakat Fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau oleh keluarga Tn.N adalah ke puskesmas Ny.S jarang memeriksakan kesehatannya ke puskesmas, keluarga Tn.N hanya memeriksakan ke puskesmas apabila dengan obat yang dibeli di warung tidak ada perubahan. 27. Fungsi Reproduksi Bp.S dan ibu T mempunyai 3 anak, dulu saat

Vous aimerez peut-être aussi