Vous êtes sur la page 1sur 10

MAKALAH MASALAH PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi Tugas mata kuliah metode penelitian

Disusun oleh : Ira Yusma Wardesi : 2411.050 Juni Putri : 2411.059

Dosen pembimbing: M. Immamuddin, M. Pd

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian adalah suatu proses yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang di lakukan itu harus serasi dan mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dengan harapan. Dalam persepsi peneliti, masalah adalah sebuah teka-teki yang harus dijawab, dimana peneliti menduga-duga atau berhipotesis bahwa suatu gejala muncul akibat adanya latar belakang, latar depan, baik tunggal maupun komplek. Dalam sebuah penelitian kita harus mengetahui terlebih dahulu masalah apa yang akan dibahas, serta menentukan rumusan masalah, batasan masalah dan bagaimana memilih masalah yang semestinya.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah tentang masalah penelitian 1.2.a. Apa yang dimaksud dengan latar belakang masalah penelitian? 1.2.b. Apa yang dimaksud dengan identifikasi masalah penelitian? 1.2.c. Apa yang dimaksud dengan rumusan masalah penelitian? 1.2.d. Apa yang dimaksud dengan pemilihan masalah penelitian?

1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah 1.3.a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan latar belakang masalah penelitian 1.3.b. Mengetahui apa yang dimaksud dengan identifikasi masalah penelitian 1.3.c. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rumusan masalah penelitian 1.3.d. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pemilihan masalah penelitian

BAB 11 MASALAH PENELITIAN

Dalam suatu penelitian, biasanya diperlukan desain atau rancangan penelitian Desain penelitian harus disusun berdasarkan kriteria tertentu antara lain : 1. Komprehensif, artinya mencakup semua hal yang penting yang berkenaan dengan kegiatan penelitian, misalnya masalah dan latar belakangnya, tujuan dan kegunaan, defenisi operasional, hipotesis atau pertanyaan penelitian, teori, metodologi, organisasi, dan administrasi penelitian. 2. Logis, sistematis, dan praktis, artinya disusun berdasarkan logika dan aturan-aturan tertentu serta memperhatikan kemudahan untuk

dilaksanakan atau dengan kata lain harus disesuaikan dengan kesanggupan si peneliti itu sendiri, baik tenaga, waktu, maupun biaya.

Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dengan harapan. Dalam persepsi peneliti, masalah adalah sebuah teka-teki yang harus dijawab, dimana peneliti menduga-duga atau berhipotesis bahwa suatu gejala muncul akibat adanya latar belakang, latar depan, baik tunggal maupun komplek. Masalah penelitian didapatkan melalui proses berfikir logis dan sistematis, jika proses berpikir itu telah melahirkan beberapa kemungkinan masalah, maka kerja peneliti selanjutnya adalah memilih fokus yang paling baik dari kemungkinan-kemungkinan. Dalam masalah penelitian yang diperhatikan adalah latar belakang dari masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah dan pemilihan masalah. 1. Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah bertujuan memberikan ilustrasi tentang kedudukan masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Dalam latar belakang masalah ini tergambar dengan jelas kedudukan dan hubungan antara masalah yang diteliti dengan masalah-masalah yang lainnya dalam bidang yang sama. Hal itu bukan hanya akan memperjelas kedudukan masalah tetapi juga akan menunjukkan urgensinya. Dengan demikian akan terlihat bahwa perlunya penelitian tentang masalah tersebut bukan sesuatu yang dicari-cari tetapi betul-betul bertolak dari kenyataan. Ada baiknya kalau dalam uraian tersebut dikemukakan data-data yang menunjukkan bukti tentang adanya masalah tersebut.

Jika kita bertolak dari masalah rendahnya kualitas hasil pendidikan, maka uraian tentang latar belakang dapat dimulai dari masalah kualitas pendidikan. Apabila yang menjadi titik tolak adalah rendahnya mutu dan kualitas pendidikan, maka uraian tentang latar belakang masalah dapat dimulai dari sistem pendidikan atau lebih luas lagi dari kualitas manusia. Dalam latar belakang masalah ini dapat juga dijelaskan manfaat atau kegunaan penelitian. Keguanaan ini bisa mengukur pengembangan atau penguatan suatu teori ataupun perbaikan atau penyempurnaan suatu kondisi kehidupan praktis, pelaksanaan program, dan lain-lain. Uraian tentang latar belakang masalah dapat disusun setelah perumusan dan pembatasan masalah, tetapi penempatannya lebih baik sebelum perumusan dan pembatasan masalah.

2. Identifikasi Masalah Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggallah si peneliti mengidentifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya. Walaupun demikian, agar seorang ilmuwan mempunyai mata yang cukup jeli untuk menemukan masalah tersebut, dia harus cukup berlatih. Hal-hal yang dapat menjadi sumber masalah, terutama adalah : 1. Bacaan, terutama bacaan yang berisi lapoaran hasil penelitian 2. Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah 3. Pernyataan dari orang yang memiliki otoritas 4. Pengamatan sepintas 5. Pengalaman pribadi 6. Perasaan intuitif 1) Bacaan, terutama bacaan yang melaporkan hasil penelitian, mudah dijadikan sumber masalah penelitian, karena laporan penelitian yang baik tentu akan mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dengan arah tertentu. Hal yang demikian itu mudah dimengerti, karena tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Kadang-kadang suatu penelitian menampilkan masalah lebih banyak daripada yang dijawabnya. Justru karena hal yang demikian itulah maka ilmu pengetahuan itu selalu mengalami kemajuan.

2) Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah. Pesertapeserta seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang memecahkan

permasalahan menurut bidangnya masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti pula dari segi ilmu yang lain. 3) Pernyataan dari orang yang memiliki otoritas. Sering dalam ceramah atau pernyataan seorang pejabat tinggi, misalnya seorang menteri bahwa ada suatu masalah yang harus dipecahkan. Demikian pula pernyataan ahli-ahli tertentu yang disiarkan melalui media massa mengenai suatu permasalahan. Sehingga seorang peneliti tergugah untuk menelitinya. Umpamanya seorang administrator pendidikan di Sumatera Utara mengattakan, bahwa

kemunduran mutu pendidikan di Sumatera Utara disebabkan mundurnya dedikasi guru-guru di SD hingga SLTA. Seorang peneliti tergugah untuk menguji kebenaran pernyataan itu. 4) Pengamatan sepintas. Seringkali terjadi, seseorang menemukan masalah penelitiannya dalam suatu perjalanan atau peninjauan. Ketika berangkat dari rumah sama sekali tidak ada rencana untuk mencari masalah penelitian. Tetapi ketika menyaksikan hal-hal tertentu di lapangan, timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya, yang akhirnya terkristalisasikan dalam masalah penelitian. Seorang ahli ilmu tanah dapat menemukan masalahnya ketika ia menyaksikan keadaan tanah disuatu tempat, seorang ahli kesehatan dapat menemukan masalahnya ketika dia menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum, seorang ahli teknologi bahan makanan mungkin menemukan masalah ketika dia menyaksikan produksi jenis bahan pangan tertentu yang berlebihan di suatau daerah. Seorang ahli psikologi industri mungkin mendapatkan masalah ketika dia menyaksikan bagaimana sejumlah karyawan pabrik melaksanakan tugasnya, dan sebagainya. 5) Pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi sering pula menjadi sumber bagi diketemukannya masalah penelitian. Lebih-lebih dalam ilmu-ilmu sosial, hal yang demikian itu sering terjadi. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadi, mungkin pula berkaitan dengan kehidupan profesional.

6) Perasaan intuitif. Tidak jarang terjadi, masalah penelitian itu muncul dalam pikiran ilmuwan pada pagi hari setelah bangun tidur, atau pada saat-saat habis istirahat. Rupanya selama tidur atau istirahat itu terjadi semacam konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti itu, yang lalu muncul dalam bentuk pertanyaanpertanyaan atau masalah.

3. Perumusan Masalah Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah itu, namun dapat disarankan hal-hal berikut ini : Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya Rumusan itu hendaklah padat dan jelas Rumusan itu hendaklah memberi petunjuk tentang mungkinnya

mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu. Contoh : a. Apakah mengajar dengan metode diskusi lebih berhasil daripada mengajar dengan metode ceramah? b. Bagaimanakah hubungan antara IQ dengan prestasi belajar di perguruan tinggi? c. Apakah mahasiswa yang tinggi nilai ujian masuknya juga tinggi indeks prestasi belajarnya? d. Apakah mahasiwa wanita lebih konformistik daripada mahasiswa pria? e. Apakah mahasiswa Fakultas Ekonomi yang berasal dari program IPA berbeda prestasi belajarnya dari mereka yang berasal dari program IPS?

4. Pemilihan Masalah Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari suatu masalah. Dari masalahmasalah tersebut perlu dipilih salah satu masalah, yaitu mana yang paling layak dan

sesuai untuk diteliti. Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya serta sesuai dan tidaknya untuk diteliti. Pertimbangan untuk memeilih atau menentukan apakah sesuatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu :

1. Dari arah masalahnya 2. Dari arah si calon peneliti 1) Pertimbangan dari arah masalahnya. Untuk menentukan apakah suatu masalah layak untuk diteliti perlu dibuat pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau dari sudut objektif. Dari sudut objektif ini, pertimbangan akan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian mengenai masalah yang bersangkutan itu akan memberi sumbangan kepada : a. Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya b. Pemecahan masalah-masalah praktis Kelayakan suatu masalah untuk diteliti itu sifatnya relatif, tergantung kepada konteksnya. Suatu masalah yang layak untuk diteliti dalam suatu konteks tertentu, mungkin kurang layak kalau ditempatkan dalam konteks yang lain. Tidak ada kriteria untuk ini, dan keputusan akan tergantung kepada ketajaman calon peneliti untuk melakukan evaluasi secara kritis, menyeluruh, dan menjangkau ke depan. Di samping hal-hal tersebut di atas perlu ditambahkan bahwa dari masalah itu hendaklah mungkin dilakukan pengumpulan data guna memecahkan masalah itu atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung di dalamnya. Kecuali masalah yang akan di teliti itu seyogyanya bukan merupakan pendirian mengenai etika dan moral.

2) Pertimbangan dari arah calon peneliti. Dari segi subjektif, yaitu pertimbangan dari arah calon peneliti, perlu dipertimbangkan apakah masalah itu sesuai dengan calon peneliti. Sesuai atau tidaknya suatu masalah itu untuk diteliti terutama bergantung kepada apakah masalah tersebut managable atau tidak oleh si calon peneliti.

Managability terutama dilihat dari lima segi, yaitu :

a. Biaya yang tersedia b. Waktu yang dapat digunakan c. Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia d. Bekal kemampuan teoritis e. Penguasaan metode yang diperlukan

Setiap calon peneliti perlu menanyakan kepada diri sendiri apakah masalah yang akan diteliti itu sesuai baginya, dilihat dari kelima hal tersebut di atas. Jika sekiranya tidak, sebaiknya dipilih masalah lain, atau masalah itu dimodifikasi, sehingga menjadi sesuai baginya.

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Dari makalah tentang masalah penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian itu sendiri adalah Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dengan harapan. Dalam persepsi peneliti, masalah adalah sebuah teka-teki yang harus dijawab, dimana peneliti menduga-duga atau berhipotesis bahwa suatu gejala muncul akibat adanya latar belakang, latar depan, baik tunggal maupun komplek. Masalah penelitian didapatkan melalui proses berfikir logis dan sistematis, jika proses berpikir itu telah melahirkan beberapa kemungkinan masalah, maka kerja peneliti selanjutnya adalah memilih fokus yang paling baik dari kemungkinan-kemungkinan. Dalam masalah penelitian yang diperhatikan adalah latar belakang dari masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah dan pemilihan masalah. Dimana latar belakang penelitian adalah Latar belakang masalah bertujuan memberikan ilustrasi tentang kedudukan masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Dalam latar belakang masalah ini tergambar dengan jelas kedudukan dan hubungan antara masalah yang diteliti dengan masalah-masalah yang lainnya dalam bidang yang sama, Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup dan banyak, tinggallah si peneliti masalah

mengidentifikasikannya,

memilihnya,

merumuskannya.

Setelah

diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari suatu masalah. 2. Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan masih belum sempurna seperti yang diharapkan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca agar makalah ini bisa menjadi sempurna dan bermanfaat bagi kita semua. Atas kritik dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA Suryabrata sumadi. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Margono. 2003. Metode Penelitian pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Danim Sudarwan. 1997. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku. Jakarta: Bumi Aksara

Vous aimerez peut-être aussi