Vous êtes sur la page 1sur 76

ASUHAN KEHAMILAN PADA KUNJUNGAN AWAL

Mei 5, 2011 Disimpan dalam Kehamilan 1. A. Pengertian

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14. B. Tujuan Kunjungan

Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. Mendapatkan perawatan kehamilan Memperoleh rujukan konseling genetik Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan Menentukan status kesehatan ibu dan janin Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya Pengkajian Data

Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut. 1. Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien 2. Memperkenalkan diri kepada klien Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut. 1. Menanyakan identitas, yang meliputi :

Nama Isteri / Suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

Umur

Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.

Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan

Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.

Agama

Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.

Pendidikan, Minat, Hobi

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.

Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.

Alamat bekerja

Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.

Alamat rumah

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

No. RMK (Nomor Rekam Medik)

Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik. 2. Menanyakan keluhan utama klien (KU)

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien. Mendengar keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti Untuk apa Nyonya datang kemari ? atau Apa keluhan Anda? dapat memberikan keterangan banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata. 3.

Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi : Riwayat Haid o Menarche (Usia pertama datang haid)

Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.

Siklus

Siklus haid terhitung mulai hari pertma haid hingga hari pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus normal haid biasanya adalah 28 hari.

Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah +- 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya.

Banyaknya

Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu belebih, itu berarti telah menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.

Dismenorhoe (Nyeri haid)

Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa kontrakasi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid.

Riwayat Hamil Sekarang

- HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan. - TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran partus (estimated date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari, diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan akan lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus. Kadang-kadang perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT adalah 26 September. Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh bulan Juni tanggal 26. Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3 juli (bulan juni hanya 30 hari). - Kehamilan yang keJumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya. - Masalah-masalah Trimester I Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada kehamilam trimester I, masalah-masalah tersebut misalnya hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain-lain. Trimester II Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi.

Trimester III Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester III kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi. - ANC (Antenatal Care / Asuhan Kehamilan) Trimester I Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I. Trimester II Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang. Trimester III Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apbila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan khamilan tersebut pada kehamilan sekarang. - Tempat ANC Tanyakan kepada klien di mana tempat ia mendapatakan asuhan kehamilan tersebut. Penggunaan obat-obatan

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.

Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II. Obat yang aman diberikan namun tidak ada keterangan tertulis yang lengkap. Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan seksama. Obat atau bahan kimia yang aman jika diberikan pada kehamilan, yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil.

Tanyakan klien riwayat pemakaian obat-obatan resep dan obat bebas. Tanyakan juga tentang alergi obat, mencakup berbagai reaksi yang terjadi setelah obat ditelan Tanyakan secara spesifik

suplemen vitamin dan pengobatan bukan tradisional. Minta klien membawa kotak vitamin pada saat kunjungan pranatal supaya kandungan vitamin tersebut didokumentasikan. Tabel 1 Obat-Obatan yang Berhubungan dengan Efek yang Merugikan Janin Jenis Obat-Obatan ACE inhibitor Asam asetilsalisilat Alkohol Metotreksat aminopterin Karbamazepin Warfarin Efek Merugikan bagi Janin Oliguria insufisiensi renal Perdarahan intrakranial, retardasi pertumbuhan Mikrosefalus, retardasi pertumbuhan, hidung pendek, maksila hipoplastik, defek jantung Meningoensefalokel, hidrosefalus, brakisefalus, retardasi pertumbuhan Meningomielokel, defek jantung, hipoplasia nasal Hipoplasia nasal, deformitas skelet, penyakit jantung kongenital, stippled epiphysis, kondroplasia punctata, retardasi pertumbuhan, perdarahan Anensefali, detak jantung Defek jantung Mikrosefalus Defek jantung kongenital, mikrosefalus, falanges distal hipoplastik, retardasi pertumbuhan Goiter, aplasia cutis Erosi kartilagenus Defek jantung kongenital, hidrosefalus, mikrosefalus, deformitas ekstermitas Deformitas ekstremitas, gigi desidua kuning Mikrosefalus, defek jantung, club foot, retardasi pertumbuhan Meningomielokel, mikrosefalus, tetralogi Fallot, hipoplasia nasal, telinga letak-rendah

Daunorubisin Litium Metil merkuri Fenitoin Propitiourasil, metimasol Quinolon Asam retinoat Tetrasiklin Trimetadion Asam valproat

- Imunisasi : TT (Tetanus Toxoid) I TT (Tetanus Toxoid) II Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikannya. Imunisasi tenatus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM (intramusculer), dengan dosis 0,5ml. Penyuluhan yang didapat

Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi kehamilnnya. 4. Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu, yang meliputi : Jumlah kehamilan (Gravid / G)

Jumlah kehamilan ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama, maka bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang bagiaamana merawat kehamilannya dengan maksimal. Jumlah anak yang hidup (L)

Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya akan beresiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diinginkan. Jumlah kelahiran prematur (P)

Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko persalinan prematur berikutnya. Jumlah keguguran (A)

Tanyakan kepada klien apakah ia pernah kegguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat persalinan sebelumnya akan beresiko untuk mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya (keguguran berulang). Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forsep)

Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya bergantung kepada lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespon segera ruptur uterus terjadi, dan keinginan calon ibu. Dapatkan salinan catatan medis persalinan dan pembedahan, bila memungkinkan, untuk mendokumentasikan penyempitan jaringan parut uterus. Catatan tentang alat bantu lahir juga harus diperoleh jika kelahiran dibantu forsep atau vakum. Catatan ini memfasilitasi klien memahami alasan pemakaian alat bantu dalam persalinan dan membantu instruktur persalinan menghindari masalah selama proses persalinan dan melahirkan pada kehamilan saat ini. Riwayat perdarahan pada persalinan atau pascapersalinan

Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami perdarah pascapersalinan sebelumnya. Perdarahan antepartum atau intrapartum misalnya placenta previa, solosio placenta, retensio placenta, atonia uteri, ruptur uteri, dan lain-lain cenderung dapat berulang pada kehamilan berikutnya. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi

Pertanyaan ini perlu ditanyakan untuk mendiagnosis apakah klien beresiko mengalami preeklampsi / eklampsi yang tanda dan gejalanya merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat hamil. Kehamilan dengan eklampsia perlu mendapatkan perawatan yang intensif. Berat bayi < 2,5 atau 4 kg

Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang. Apabila persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal. Masalah lain

Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi berulang. Sebagai contoh, kehamilan ektopik cenderung berulang. Kondisi lain yang cenderung berulang adalah anomali kongenital, diabetes gestasional, dan lainnya. Apabila kondisi-kondisi ini dilaporkan, sedapat mungkin dapatkan salinan catatan medis. 5. Menanyakan Riwayat Kesehatan, yang meliputi :

Riwayat kesehatan ibu Penyakit yang pernah diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang sama. Penyakit yang sedang diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan bagaiaman urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya klien mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM. Apakah pernah dirawat

Tanyakan kepada klien apakah pernah dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk melengkapi anamnesa. Berapa lama dirawat

Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan untuk melengkapi data anamnesa. Dengan penyakit apa dirawat

Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan dengan penyakit apa ia di rawat. Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat dengan penyakit itu dan dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat itu mengalami penyakit yang sangat serius. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit menular

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk smentara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman. Penyakit keturunan / genetik

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya hemofili, TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga. 6. Menanyakan Riwayat Sosial ekonomi, yang meliputi :

Status pernikahan Menikah Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil. Usia saat menikah

Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakn bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, ada kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaiman asuhan kehamilannya. Lama pernikahan Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan Dengan suami sekarang Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah dengan suami sekarang, apabila mereka tergolong pasangan muda, maka dapat dipastikan dukungan suami akan sangat besar terhadap kehamilannya. Isteri keberapa dengan suami sekarang Tanyakan kepada klien istri keberapa dengan suami sekarang. Apabila klien emngatakan bahwa ia adalah istri ke-2 dari suami sekarang, maka hal itu bisa mempengaruhi psikologis klien saat hamil. Riwayat KB Metode Tanyakan kepada klien metode KB apa yang selama ini ia gunakanan. Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu menanggali kehamilan. Seorang wanita yang mengalami kehamilan tanpa menstruasi spontan setelah menghentikan pil, harus menjalani sonogram untuk menentukan EDD yang akurat. Sonogram untuk penanggalan yang akurat juga diindikasikan bila kehamilan terjadi sebelum mengalami menstruasi yang dikaitkan dengan atau setelah penggunaan metode kontrasepsi hormonal lain (misalnya, Norplant dan Depo-Provera). Ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester pertama, tetepi lebih baik dirujuk ke dokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD menurunkan risiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD tetap terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester. Riwayat penggunaan IUD terdahulu meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Lama Tanyakan kepada klien berapa lama ia telah menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

Masalah Tanyakan kepada klien apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Apabila klien mengatakan bahwa kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan kerja alat kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap alat kontrasepsi lain. Kebiasaan hidup sehat Pola Nutrisi Jenis makanan Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan yang biasa ia makan. Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,40,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium). Porsi Tanyakan bagaimana porsi makan klien. Porsi makanan yang terlalu besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit namun sering. Frekuensi Tanyakan bagaimana frekwensi makan klien per hari. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit dan dengan frekwensi sering. Pantangan Tanyakan apakah klien mempunyai pantangan dalam hal makanan. Alasan pantang Diagnosa apakah alasan pantang klien terhadap makanan tertentu itu benar atau tidak dari segi ilmu kesehatan, kalau ternyata tidak benar dan bahkan dapat mengakibatkan klien kekurangan nutrisi saat hamil, bidan harus segera memberitahukannya kepada klien. Personal Hygiene Frekwensi mandi Tanyakan kepada klien sebera sering ia mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau hygien terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut atau ringan. Mandi berendam tidak di anjurkan. Hal yang perlu di perhatikan :

1. 2. 3. 4.

Tidak mandi air panas Tidak mandi air dingin Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal Pada kehamilan lanjut, shower lebih aman dari pada bak mandi.

Frekwensi gosok gigi Tanyakan kepada klien seberapa sering ia menyikat giginya. Kebersihan gigi sangat penting karena saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis hiperemesis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil di perlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi. Frekwensi ganti pakaian Tanyakan kepada klien, seberapa sering ia mengganti pakaiannya. Pakaian yang di kenakan harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain itu wanita di anjurkan mengenakan bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi, karena titik berat wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan harus bersih dan menyerap keringat. Di anjurkan pula memakai pakaian dan pakaian dalam dari bahan katun yang dapat menyerap keringat. Kebersihan vulva Tanyakan kepada klien apakah ada masalah terhadap daerah vulvanya. Beri anjuran klien untuk lebih menjaga kebersihan vulvanya, hal ini dianjurkan karena untuk menghindari datangnya penyakit-penyakit yang diakibatkan karena kurangnya kebersihan vulva. Pada kehamilan trimester III, kebersihan vulva harus dijaga lebih ekstra, mengingat daerah tersebut akan dilalui bayi saat proses melahirkan. Hal ini sebagai proses pencegahan penularan penyakit dari ibu terhadap BBL. Pola aktifitas Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran kepad klien untuk menghindari mengangakat beban berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan olah raga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya Pola Eliminasi BAB (Buang Air Besar) : Frekwensi Tanyakan kepada klien, apakah BABnya tertatur. Apabila klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurigai klien mengalami Diare (sering dan feses cair), Inkontinensia usus (sering dan pengeluaran feses tidak disadari). Sebaliknya, apabila klien mengatakan terlalu jarang BAB, bisa

dicurigai klien mengalami Konstipasi (jarang, feses kering dan keras), Fecal impaction (masa feses keras dilipatan rektum). Warna Tanyakan kepada klien, apa warna fesesnya.Normalnya feses berwarna kuning kecoklatan coklat muda). Masalah Tanyakan kepada klien apakah ada masalah-masalah dalam eliminasi feses seperti yang telah disebutkan pada poin frekwensi di atas. Tinadakan-tindakan yang bisa dilakukan bidan untuk mengatasi masalah eliminasi feses diantaranya memberikan gliserin (memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin, bertujuan merangsang peristaltik usus, sehingga klien dapat BAB, menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran yang penuh serat. BAK (Buang Air Kecil) : Frekwensi Tanyakan kepada klien seberapa sering ia berkemih dalam sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau bisa juga karena adanya tekanan dinding uterus yang membesar karena kehamilan terhadap dinding vesica urinaria sehingga organ tersebut hanya bisa menampung sedikit urin dan menyebabkan wanita hamil sering berkemih. Apabila ternyata klien mengalami kesulitan berkemih, maka bidan harus dapat mengambil tindakan, misalnya memasang kateter. Warna Tanyakan bagaimana warna urin klien. Normalnya urien berwarna bening. Apabila klien mengatakan bahwa urinnya keruh bisa dicurigai klien menderita DM, karena urin yang keruh bisa disebabkan karena menumpuknya glukosa dalam urin yang merupakan tanda dan gejala pada penderita DM. Bau Tanyakan kepad klien, bagaimana bau urinnya. Bau urin normal seperti bau Amonia ( NH3). Masalah

Tanyakan kepada klien, apakah ada masalah dalam proses eliminasi urin. Masalah-masalah dalam proses eliminasi urin misalnya Disuria (rasa sakit dan kesulitan saat berkemih), Poliuria (produksi urin abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya peningkatan asupan cairan), Urinaria supresi (berhentinya produksi urin secara mendadak) dan sebagainya. Pola tidur dan istirahat

Tidur siang Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Apabila ternyata klien tidak terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakannya. Tidur malam

Pola tidur malam perlu ditanyakan karena wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apalagi tidur malam, jangan kurang dari 8 jam. Tidur malam merupakan waktu dimana proses pertumbuhan janin berlangsung. Apabila ternyata klien mempunyai pola tidur malam yang tidak mencapai 8 jam, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakan tidur malam dengan pola 8 jam. Masalah

Masalah klien dalam pola istirahat terutama tidur perlu ditanyakan karena mengingat wanita hamil perlu istirahat yang cukup untuk menjaga kehamilannya. Apabila bidan telah mengetahui apa masalah klien dalam istirahat, maka tugas bidan adalah membentu memecahkan persoalan apa yang menjadi penyebab klien susah istirahat. Lingkungan tempat hiburan yang terlau ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan ibu hamil jatuh pingsan. Pola seksual : Frekwensi / masalah Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dengan wanita tidak hamil. Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara lain : 1. Fase gairah seksual Labia mayora Nulipara / tidak hamil : pembesaran labia mayora sama. Multipara : labia mayora lebih membesar daripada nulipara. Labia minora : nuli dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2 3X 2. Fase plateau Lanjutan dari fasegairah seksual menuju orgamus. Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme. Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini

3. Fase orgasmus Merupakan puncak dari respons seksual. Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus. Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir kehamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme kontraksi yang teratur. 4. Fase resolusi Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi dibandingkan wanita tidak hamil. Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu. Hubungan seksual dilarang selama kehamilan, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu, seperti :

Sering terjadi abortus / prematur. Terjadi perdarahan per vaginam pada saat koitus. Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak. Terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas)

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi. Merokok / Minuman keras / Obat terlarang Hal ini perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus secara tegas mengingatkan klien harus menghentikan kebiasaan buruk tersebut 7. Menanyakan tempat untuk persalinan

Tempat yang diinginkan klien sebagai tempat persalinan perlu ditanyakan karena untuk memperkirakan layak tidaknya tempat yang diinginkan klien tersebut. Misalnya klien menginginkan persalinan di rumah, bidan harus secara detail menanyakan kondisi rumah dan lingkungan sekitar rumah klien, apakah memungkinkan atau tidak untuk melaksanakan proses persalinan. Apabila tidak memungkinkan, bidan bisa menyarankan untuk memilih tempat lain misalnya rumah sakit atau klinik bersalin sebagai alternatif lain tempat persalinan.

1. 8.

Menanyakan petugas untuk persalinan

Petugas persalinan yang diingankan klien perlu ditanyakan karena untuk memberikan pandangan kepada klien tentang perbedaan asuhan persalinan yang akan didapatkan antara dokter kandungan, bidan dan dukun beranak. Apabila ternyata klien mengatakan bahwa ia lebih memilih dukun beranak, maka tugas bidan adalah memberikan pandangan-pandangan bagaimana perbedaan pertolongan persalinan antara dukun beranak dengan tenaga medis dan paramedis yang sudah terlatih. Jangan memaksakan klien untuk memilih salah satu. Biarkan klien menentukan pilihannya sendiri, tentunya setelah kita beri pandangan-pandangan yang jujur tentang perbedaan-perbedaab pertolongan persalinan tersebut.

1. 9.

Menanyakan Data Psikologis, yang meliputi :

Respon ibu hamil terhadap kehamilan

Ada bermacam-macam respon wanita hamil terhadap kehamilannya, diantaranya sebagai berikut. Respon ibu hamil pada kehamilan yang diharapkan : Siap untuk kehamilan dan siap menjadi ibu Lama didambakan Salah satu tujuan perkawinan Respon ibu hamil pada kehamilan yang tidak diharapkan : Belum siap Kehamilan sebagai beban (mengubah bentuk tubuh, mengganggu aktivitas) Oleh karena ada bermacam-macam respon ibu hamil terhadap kehamilannya, maka bidan pun harus pintar-pintar mencari celah hati terdalam ibu apabila dia berada pada kondisi kehamilan yang tidak diingnkan agar ia dapat menerima dengan lapang dada kehamilannya tersebut. Respon suami terhadap kehamilan

Respon suami terhadap kehamilan perlu diketahui untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan. Mengingat, suami merupakan sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit kehamilan. Apabila respon suami klien terlihat kurang bahagia menyambut kehamilan klien, maka bidan harus pintar mempengaruhi suami klien agar bisa menerima kehamilan istrinya tersebut dengan kebahagiaan. Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana respon dan dukungan keluarga lain misalnya anak (apabila telah mempunya anak), orang tua, serta mertua klien. Apabila ternyata keluarga lain kurang mendukung, tentunya bidan harus bisa memberikan strategi bagi klien dan suami agar kehamilan klien tersebut dapat diterima di keluarga. Biasanya respon keluarga akan menyambut dengan hangat kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai: Salah satu tujuan dari perkawinan Rencana untuk menambah jumlah anggota keluarga Penerus keturunan Untuk memperkuat tali perkawinan Sebaliknya, respon keluarga akan dingin terhadap kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai: Salah satu faktor keturunan tidak baik Ekonomi kurang mendukung Ketidakstabilan dalam keluarga Karir belum tercapai Jumlah anak sudah cukup Kegagalan kontrsepsi Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan perlu ditanyakan karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya penanganan serius. Misalnya bidan telah mendiagnosa bahwa klien mengalami tekanan darah tinggi yang sangat serius dan berkemungkinan besar akan dapat menyebabkan eklampsia, bidan tentunya harus menanyakan siapa yang diberi hak klien mengambil keputusan, mengingat kondisi kehamilan dengan eklampsia sangat beresiko bagi ibu dan janinnya. Misalnya, klien mempercayakan suaminya untuk mengambil keputusan, maka bidan harus memberikan pandangan-pandangan kepada suami klien seputar kehamilan dengan eklampsia, apa resiko terbesar bagi ibu bila hamil dengan eklampsia. Biarkan suami klien berpikir sejenak untuk mementukan tindakan apa yang seharusnya mereka ambil, meneruskan ataukah tidak meneruskan kehamilan istrinya.

1. 10. Menanyakan data spiritual Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan rohaninya saat itu sedang baik ataukah sedang strees karena suatu masalah. Apabila sedang stress, bidan harus pintar memberikan konseling untuk membentu memecahkan masalah klien tersebut dan meminta suami klien untuk terus memberi dukungan. Mengingat, wanita yang sedang hamil dan keadaan rohaninya sedang tidak stabil, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehamilannya.

1. 11. Menanyakan Data Sosial Budaya, yang meliputi : Tradisi yang mempengaruhi kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang tentunya dari tiap suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil. Misalnya pada suku Banjar, apabila wanita telah hamil dan usia kandungannya menginjak usia tiga bulan ada sebuah trdisi yang rutin di lakukan yaitu Batapung Tawar Tian Tiga Bulan. Tugas bidan adalah mengingatkan bahwa tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan saja selagi tidak merugikan kesehatan klien saat hamil. Kebiasaan yang merugikan kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Dari bermacam-macam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak positif dan negatif. Misalnya klien mempunyai kebiasaan suka berolah raga, tentunya bidan harus pintar menganjurkan bahwa klien bisa memperbanyak olah raga terbaik bagi ibu hamil yaitu olah raga renang. Sebaliknya apabila klien mempunyai kebiasaan buruk, misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat merugikan, tentunya bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya bagi kehamilannya.

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL DAN ULANG

NAMA KELOMPOK: Ade Lima Irmawati Afifa Cholifatul Aisyah Agustin Dwi Anggraeni Agy Avisha Angga Vita Ajeng Kusuma Wardani Akstra Argella Scelvina Alina Advensiani Wahyuni Amelia Rizky Amira Faris Fatin Afifa Anggraini Putri Wulan S. Anis Elisa Anita Ayu Arika Wahyu Rismawati Arinda Bekti Pamilia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Asuhan kebidanan fisiologis kunjungan awal dan kunjungan ulang . Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana hal-hal yang perlu dikaji dalam kunjungan awal dan ulang pada ibu hamil. Makalah ini diharapkan agar pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan awal dan ulang terutama bagi kesejahteraan ibu dan janin. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah. Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang, 07 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care). Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter

spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Sehingga penulis membuat makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan yang dilakukan.

1.2 Tujuan Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kunjungan awal dan ulang serta hal-hal yang dikaji dalam kunjungan tersebut.

1.3 Rumusan Masalah 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 Apa yang dimaksud dengan kunjungan awal? Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal? Apa saja yang dimaksud dengan kunjungan ulang? Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kunjungan Awal Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Tujuan Kunjungan Awal: Membina hubungan saling percaya antara bidan dengan ibu. Mendeteksi masalah yang dapat diatasi Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi Mendorong perilaku yang sehat.

2.2 Pengajian Data Kesehatan Ibu Hamil 1. Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan. a. Sosial 1). Kumpulan keluarga Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap keluarga, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil. 2). Situasi tempat tinggal Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, daan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit. 3). Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin. 4). Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silicon, talek, pelarut, dan logam berat, semua ini berpotensi membahayakan. 5). Pilihan agama Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah. 6). Hewan peliharaan Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien. Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan. 7). Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan. Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak.

8). Sumber stress Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga

lain.pertanyaan, apakah sumber utama stress anda saat ini? akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien. 9). Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan : a). Merokok Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh merokok pada masa kehamilan meskipun mereka tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya. Wanita yang merokok pada masa kehamilan pertama dan melahirkan bayi sehat mungkin tidak percaya bahwa merokok membawa resiko. b). Alkohol Masalah signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang mengalami sindrom alcohol janin dan ganguan perkembangan saraf terkait-alkohol membuat klinis wajib menanyakan asupan alcohol dan mengingatkan wanita efek potensial alcohol jangka panging pada bayi yang dikandungnya. c). Obat terlarang dan obat rekreasional Mengidentifikasi penggunaanobat pada masa hamil sangat penting, paling tidak untuk tiga alasan berikut : membantu wanita yang inin berhenti merokok, mengidentifikasi janin dan bayi beresiko, dan mengidentifikasi janin dan bayi berisiko, dan mengidentifikasi wnita beresiko terinfeksi HIV. Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan tertolong, kecuali mereka diidentifikasi sejak awal. Identifikasi pemakaian obat dan alcohol pada wanita hamil dapat mengubah hidup mereaka, hal ini berarti member suatu kehidupan yang utuh bagi ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan, retadasi, atau bahkan kematian. b. Riwayat Kebidanan 1). Riwayat menstruasi Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery- EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.

Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan. Jika menstruasi lebih pendek atau lebih panging daripada normal, kemungkinan wanita tersebut telah hamil saat terjadi pendarahan. Dan tentang haid meliputi :menrache, haid teratur atau tidak dan sikulus, lamanya haid, banyaknya darah, sifatnya darah( cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya), serta haid nyeri atau tidak dan kapan haid terakhir. 2). Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan: Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum. Persalinan: Spontan atau buatan, aterme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter). Nifas: Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi. Anak: Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir. 3). Riwayat kontrasepsi Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut withdrawal bleed. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septic pada pertengahan trimester. Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik. Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan. 4). Riwayat obstetri Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum,

atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik. Adakah riwayat kehamilan atau persalinan atau abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada atau tidaknya masalah-masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu,Riwayat hasil kehamilan , jumlah anak , usia dan gender, menentukan status kehamilan sekarang. 5). Riwayat ginekologi Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain, tanyakan juga hasil- hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita di Indonesia pernah memeriksakan dirinya diluar negri, dan membawa pulang hasil- hasil pemeriksaan. Dan tanyakan apa pasien biasa mengalami keputihan atau amnorhea dll. 6). Riwayat seksual Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk : a). Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual b). Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos c). Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual d). Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional. c. Riwayat Keluarga Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik. Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa tau etnik yang diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan budaya atau untuk mengetahui penyakit organic yang memiliki komponen herediter.

Tenaga kesehatan juga harus menentukan apakah : 1). Terdapat riwayat penyakit psikiatri (termasuk depresi) atau penyalahgunaan obat dan alcohol. 2). Ibu atau saudara perempuan klien pernah mengalami pre-eklampsia. 3). Ibu klien mengonsumsi DES saat klien berada dalam kandungan. a). Latar belakang etnis Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skring genetik. b). Kepekaan budaya Kepekaan budaya dimulai dari hati tenaga kesehatan yang mudah-mudahan menghargai kebiasaan, perspektif, dan pendekatan kehidupan wanita dengan tradisi yang berbeda-beda. c). Dukungan dari keluarga Kehamilan yang direncanakan atau tidak d. Penyakit 1). Penyakit Organik Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone). 2). Human Papilloma Virus (HPV) Adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadangkadang disebut kutil venereal. Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna. Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik. Terapi laser yang digunakan pada wanita tidak hamil dapat menyebabkan perdarahan hebat pada wanita hamil, untuk itu menanganan yang cepat dapat menghilangkan resiko kanker serviks walaupun kutil tersebut mungkin tumbuh dari suatu kutil kecil yang dengan mudah mudah disingkirkan oleh kepala bayi yang keluar saat proses persalinan. 3). Penyakit Radang Panggul

Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat(Oregon health division, 1995). Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.

2. Pemeriksaan Fisik Pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan genetic. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit; kelenjar tiroid; jantung; paru; payudara; ekstremitas; dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis. 1. Tinggi Badan Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.

2. Berat Badan Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat. 3. Tekanan Darah Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD sebelum hamil. Seluruh tekanan darah pada wanita hamil harus diukur pada posisi duduk. Pengukuran harus dilakukan pada lengan yang sama terutama lengan kanan untuk memperoleh hasil pengukuran yang konsisten. Wanita yang tekanan darahnya sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin mengalami hipertensi kronis atau, jika wanita tersebut adalah nulipara dengan sistolik lebih dari 120 mmHg, ia berisiko mengalami preeklampsia. 4. Nadi

Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai. 5. Refleks Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf. 6. Pemeriksaan Kulit Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis. Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.

7. Pemeriksaan kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala kehamilan. 8. Pemeriksaan Paru Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia. 9. Pemeriksaan Jantung Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.

10. Pemeriksaan Payudara Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes protaklitas harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik. a. Putting Susu yang Datar dan Inversi Breast Shell, alat yang digunakan untuk menarik puting susu yang melesak kedalam, mulai digunakan pada minggu ke-28 kehamilan. Wanita yang memiliki payudara besar hampir selalu memiliki puting susu datar dan hal ini disebabkan berat payudara tersebut. Breast shell untuk putting susu yang datar tidak perlu digunakan pada periode prenatal. b. Agenesis Mamaria Salah satu kondisi yang menghalangi proses menyusui ialah agenesis mamaria, yaitu tidak adanya jaringan payudara. Pada pemriksaan awal, wanita yang mengalami agenesis mamaria disebut dada rata. Palpasi dan pemeriksaan yang saksama akan membantu menegakkkan diagnosis. Wanita yang mengalami agenesis mamaria akan menghasilkan ssejumlah kecil kolostrum dan air susu, tetapi jumlah tersebut tidak akan cukup untuk menyusui bayi. c. Augmentasi dan Reduksi Payudara Wanita yang menjalani reduksi payudara atau pembedahan augmentasi payudara akan mengalami masalah menyusui. Prosedur pembedahan reduksi payudara terdahulu dilakukan melalui penanaman kembali putting sehingga secra anatomi putting tampak pas. Sayangnya, saraf yang menuju ke areola dan putting sering terpotong sehingga mengganggu pengiriman pesan dari payudara keotak. Wanita yang pernah menjalani pembedahan semacam ini memprosuksi kolostrum dan air susu dalam jumlah yang biasanya tidak mencukupi. Penambahan berat badan bayi harus dipantau ketat. Kemungkinan pemberian makanan tambahan diperlukan untuk dipadukan dengan menyusui. d. Metode Menyusui dan Pemeriksaan Payudara Saat melakukan pemeriksaan payudara, klinisi memiliki kesempatan untuk menanyakan apakah wanita berencana menyusui bayinya. Hanya jika ibu mengonsumsi makanan yang bergizi, air susu, dianggap makanan yang paling baik bagi bayi. Beberapa wanita merasa tidak nyaman jika harus menyusui karena mereka menganggap menyusui adalah kegiatan yang

membuat mereka merasa malu, nyeri, repot, dan menghabiskan energi serta waktu. Sedangkan wanita yang lain tidak ingin kehidupannya terkait karena keberadaan bayi atau menganggap pasangannya akan tidak berpartisipasi dalam perawatan bayi. Apabila klien pernah gagal menyusui, alasan keengganannya untuk kembali mencoba menyusui lebih mudah dipahami. Kegagalan tersebut mungkin berhubungan dengan kurangnya dukungan dan bantuan yang ia dapatkan perawatan. e. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan abdomen di pertengan awal kehamilan harus dilakukan secara menyeluruh jika kondisi uterus yang membesar memungkinkan. Evaluasi adanya nyeri tekan, massa, hernia, pembesaran hati, dan kelenjar getah bening. Seiring kemajuan kehamilan, semakin sulit meraba organ lain seklain uterus. Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus, dan presentasi janin. 11. Denyut Jantung Janin Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3. Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagianbagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis. Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah : 1. anak hidup 2. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar: presentasi anak positio anak(kedudukan punggung) sikap anak (habitus) adanya anak kembar Dari adanya detak jantung janin: tanda pasti kehamilan

Kalau

bunyi jantung

terdengar

kiri

atau

kanan

di

bawah

pusat,maka

presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit). Dari sifat bunyi jantung anak: dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya : 5 detik 11 10 8 5 detik 12 14 7 5 detik 11 9 8 Kesimpulan 4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik. - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin asphyxia - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

12. Non stress test (NST) Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. Tehnik pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 1015 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: Menanyakan kepada pasien. Melakukan palpasi abdomen. Melihat gerakan tajam pada

rekaman tokogram (kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit. Interpretasi NST 1. Reaktif: Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm. Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 160 dpm. Variabilitas djj antara 5 25 dpm. 2. Non-reaktif: Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin. Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm). Variabilitas djj kurang dari 2 dpm. 3. Meragukan: Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm. Frekuensi dasar djj abnormal. Variabilitas djj antara 2 5 dpm. Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi. 13. Amniosentesis

Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus. Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis. Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.

3. Jadwal Kunjungan Kunjungan I: sebelum minggu ke-14 ( TM I) Kunjungan II: sebelum MInggu ke-28 (TM II) Kunjungan III: minggu 28-36 (TM III) Kunjungan IV: setelah minggu ke-36 (TM III)

2.3 Pengertian Kunjungan Ulang Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin. Tujuan Kunjungan: Pendeteksian Komplikasi_komplikasi Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan Pemeriksaan fisik yang terfokus

2.4 Pengkajian Kunjungan Ulang 1) Pihak Ibu Riwayat kehamilan sekarang

Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya : perdarahan vagina, sakit kepala yang hebat, perubahan visual secara tiba-tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka/ tangan, gerak janin berkurang. Keluhan-keluhan lazim kehamilan : pegel-pegel, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi kulit, sembelit. Kekhawatiran-kekhawatiran lain : apakah bayi yang dikandungnya sehat, melahirkan itu sakit. Perasaan ibu pada kunjungan sekarang. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah; berat badan; tinggi fundus uteri (tafsiran berat janin); auskultasi (mengetahui denyut jantung janin); palpasi abdominal untuk mendeteksi kehamilan ganda (setelah UK 28 minggu); manuver Leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal (setelah 36 minggu). Pemeriksaan keadaan umum Pemeriksaan keadaan umum meliputi penampilan; sikap tubuh dan emosi ibu. 2) Pihak Bayi Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin (DJJ), dilakukan setelah UK 12 minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul); kehamilan kembar/ tunggal. Cara melakukmenentukan presentasi letak ialah menurut leopodl yang terdiri atas 4 bagian : Leopold I - Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, - Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka penderita - Rahim dibawa ke tengah - Tingginya fundus uteri ditentukan. - Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri. Leopold II - Kedua tangan pindah ke samping

- Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang terbesar. - Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang. Leopold III - Dipergunakan satu tangan saja - Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya - Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh Pintu atas panggul. Leoplod IV - Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita. - Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah. - Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam ronggga panggul. - Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari krpala yang masih teraba dari luar. Jadi, Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul. Laboratorium Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah : Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt); STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang; Kultur untuk gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL 3). Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan 1. Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami. 2. Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus. 3. Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi. 4. Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.

5. Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya. 6. Jadwalkan kunjungan berikutnya. 7. Mencatat kunjungan dengan SOAP.

BAB III KESIMPULAN Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Data pengajian yang harus dilakukan pada kunjungan awal adalah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan jadwal kunjungan. Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Hal-hal yang dikaji dalam kunjungan ulang antara lain pemeriksaan pada ibu, pemeriksaan pada janin serta pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan.

DAFTAR PUSTAKA http://andaliahutrinn.blogspot.com/2011/04/askeb-1-asuhan-kehamilan-kunjungan-awal.html http://galleries-askeb.blogspot.com/2011/04/asuhan-kehamilan-pada-kunjungan-awal.html http://makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com/2010/11/kunjungan-ulang-antenatal.html Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika
ASUHAN KEHAMILAN PADA KUNJUNGAN AWAL

A. Pengertian Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.

B.

Tujuan Kunjungan

Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mendapatkan perawatan kehamilan Memperoleh rujukan konseling genetik Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan Menentukan status kesehatan ibu dan janin Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

C. Pengkajian Data Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut. Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien Memperkenalkan diri kepada klien

Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.

1.

Menanyakan identitas, yang meliputi :

Nama Isteri / Suami Umur Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan Agama

Pendidikan, Minat, Hobi Pekerjaan Alamat bekerja Alamat rumah No. RMK (Nomor Rekam Medik) 2. 3. Menanyakan keluhan utama klien (KU) Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :

Riwayat Haid Menarche (Usia pertama datang haid) Siklus Lamanya Banyaknya Dismenorhoe (Nyeri haid) Riwayat Hamil Sekarang - HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) - TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran - Kehamilan yang ke- Masalah-masalah Trimester I Trimester II Trimester III - ANC (Antenatal Care / Asuhan Kehamilan) Trimester I Trimester II Trimester III

- Tempat ANC Penggunaan obat-obatan

- Imunisasi : TT (Tetanus Toxoid)I - TT (Tetanus Toxoid) II - Penyuluhan yang didapat 4. Menanyakan Riwayat Kehamilan yang Lalu 5. Jumlah kehamilan (Gravid / G) Jumlah anak yang hidup (L) Jumlah kelahiran prematur (P) Jumlah keguguran (A) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forsep) Riwayat perdarahan pada persalinan atau pascapersalinan Kehamilan dengan tekanan darah tinggi Berat bayi < 2,5 atau 4 kg Masalah lain

Menanyakan Riwayat Kesehatan, yang meliputi : Riwayat kesehatan ibu Penyakit yang pernah diderita Penyakit yang sedang diderita Apakah pernah dirawat Berapa lama dirawat Dengan penyakit apa dirawat

Riwayat kesehatan keluarga Penyakit menular Penyakit keturunan / genetik

6.

Menanyakan Riwayat Sosial ekonomi, yang meliputi :

Status pernikahan Menikah Usia saat menikah Lama pernikahan Dengan suami sekarang Isteri keberapa dengan suami sekarang Riwayat KB Metode Lama Masalah Kebiasaan hidup sehat Pola Nutrisi o o o o o Jenis makanan Porsi Frekuensi Pantangan Alasan pantang Personal Hygiene Frekwensi mandi Frekwensi gosok gigi Frekwensi ganti pakaian Kebersihan vulva Pola aktifitas Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran kepad klien untuk menghindari mengangakat beban berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan olah raga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya

o o o o

Pola Eliminas

o BAB (Buang Air Besar) : Frekwensi Warna Masalah o BAK (Buang Air Kecil) : Frekwensi Warna Bau Masalah Pola tidur dan istirahat Tidur siang Tidur malam Masalah Pola seksual : Frekwensi / masalah Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara lain : 1. Fase gairah seksual Labia mayora Nulipara / tidak hamil : pembesaran labia mayora sama. Multipara : labia mayora lebih membesar daripada nulipara. Labia minora : nuli dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2 3X 2. Fase plateau Lanjutan dari fasegairah seksual menuju orgamus. Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah bersamaan dengan orgasme. Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini sekali

3. Fase orgasmus Merupakan puncak dari respons seksual.

Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus. Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir kehamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme kontraksi yang teratur. 4. Fase resolusi Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi dibandingkan wanita tidak hamil. Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu. 5. Hubungan seksual dilarang selama kehamilan, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu, seperti : Sering terjadi abortus / prematur. Terjadi perdarahan per vaginam pada saat koitus. Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak. Terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas) Merokok / Minuman keras / Obat terlarang Hal ini perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus secara tegas mengingatkan klien harus menghentikan kebiasaan buruk tersebut 7. Menanyakan tempat untuk persalinan

Tempat yang diinginkan klien sebagai tempat persalinan perlu ditanyakan karena untuk memperkirakan layak tidaknya tempat yang diinginkan klien tersebut. Misalnya klien menginginkan persalinan di rumah, bidan harus secara detail menanyakan kondisi rumah dan lingkungan sekitar rumah klien, apakah memungkinkan atau tidak untuk melaksanakan proses persalinan. Apabila tidak memungkinkan, bidan bisa menyarankan untuk memilih tempat lain misalnya rumah sakit atau klinik bersalin sebagai alternatif lain tempat persalinan.

8.

Menanyakan petugas untuk persalinan

Petugas persalinan yang diingankan klien perlu ditanyakan karena untuk memberikan pandangan kepada klien tentang perbedaan asuhan persalinan yang akan didapatkan antara dokter kandungan,

bidan dan dukun beranak. Apabila ternyata klien mengatakan bahwa ia lebih memilih dukun beranak, maka tugas bidan adalah memberikan pandangan-pandangan bagaimana perbedaan pertolongan persalinan antara dukun beranak dengan tenaga medis dan paramedis yang sudah terlatih. Jangan memaksakan klien untuk memilih salah satu. Biarkan klien menentukan pilihannya sendiri, tentunya setelah kita beri pandangan-pandangan yang jujur tentang perbedaan-perbedaab pertolongan persalinan tersebut. 9. Menanyakan Data Psikologis, yang meliputi : Respon ibu hamil terhadap kehamilan

Ada bermacam-macam respon wanita hamil terhadap kehamilannya, diantaranya sebagai berikut. Respon ibu hamil pada kehamilan yang diharapkan : Siap untuk kehamilan dan siap menjadi ibu Lama didambakan Salah satu tujuan perkawinan Respon ibu hamil pada kehamilan yang tidak diharapkan : Belum siap Kehamilan sebagai beban (mengubah bentuk tubuh, mengganggu aktivitas)

Respon suami terhadap kehamilan

Respon suami terhadap kehamilan perlu diketahui untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan. Mengingat, suami merupakan sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit kehamilan. Apabila respon suami klien terlihat kurang bahagia menyambut kehamilan klien, maka bidan harus pintar mempengaruhi suami klien agar bisa menerima kehamilan istrinya tersebut dengan kebahagiaan.

Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana respon dan dukungan keluarga lain misalnya anak (apabila telah

mempunya anak), orang tua, serta mertua klien. Apabila ternyata keluarga lain kurang mendukung, tentunya bidan harus bisa memberikan strategi bagi klien dan suami agar kehamilan klien tersebut dapat diterima di keluarga. Biasanya respon keluarga akan menyambut dengan hangat kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai: Salah satu tujuan dari perkawinan Rencana untuk menambah jumlah anggota keluarga Penerus keturunan Untuk memperkuat tali perkawinan Sebaliknya, respon keluarga akan dingin terhadap kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai: Salah satu faktor keturunan tidak baik Ekonomi kurang mendukung Ketidakstabilan dalam keluarga Karir belum tercapai Jumlah anak sudah cukup Kegagalan kontrsepsi Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan perlu ditanyakan karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya penanganan serius. Misalnya bidan telah mendiagnosa bahwa klien mengalami tekanan darah tinggi yang sangat serius dan berkemungkinan besar akan dapat menyebabkan eklampsia, bidan tentunya harus menanyakan siapa yang diberi hak klien mengambil keputusan, mengingat kondisi kehamilan dengan eklampsia sangat beresiko bagi ibu dan janinnya. Misalnya, klien mempercayakan suaminya untuk mengambil keputusan, maka bidan harus memberikan pandangan-pandangan kepada suami klien seputar kehamilan dengan eklampsia, apa resiko terbesar bagi ibu bila hamil dengan eklampsia. Biarkan suami klien berpikir sejenak untuk mementukan tindakan apa yang seharusnya mereka ambil, meneruskan ataukah tidak meneruskan kehamilan istrinya. 10. Menanyakan data spiritual Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan rohaninya saat itu sedang baik ataukah sedang strees karena suatu masalah. Apabila sedang stress, bidan harus pintar memberikan konseling untuk

membentu memecahkan masalah klien tersebut dan meminta suami klien untuk terus memberi dukungan. Mengingat, wanita yang sedang hamil dan keadaan rohaninya sedang tidak stabil, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehamilannya. 11. Menanyakan Data Sosial Budaya, yang meliputi : Tradisi yang mempengaruhi kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang tentunya dari tiap suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil. Misalnya pada suku Banjar, apabila wanita telah hamil dan usia kandungannya menginjak usia tiga bulan ada sebuah trdisi yang rutin di lakukan yaitu Batapung Tawar Tian Tiga Bulan. Tugas bidan adalah mengingatkan bahwa tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan saja selagi tidak merugikan kesehatan klien saat hamil. Kebiasaan yang merugikan kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Dari bermacammacam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak positif dan negatif. Misalnya klien mempunyai kebiasaan suka berolah raga, tentunya bidan harus pintar menganjurkan bahwa klien bisa memperbanyak olah raga terbaik bagi ibu hamil yaitu olah raga renang. Sebaliknya apabila klien mempunyai kebiasaan buruk, misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat merugikan, tentunya bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya bagi kehamilannya. Kehamilan kunjungan Awal

Asuhan Kehamilan kunjungan Awal


Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.

Kehamilan bukan suatu penyakit, melainkan sebuah proses fisiologisyang membutuhkan kenaikan proses metabolisme dan nutrisi untukpertumbuhan janin. Tujuan dari peninjauan data kunjungan pertama adalah agar bidan dapatmenemukan masalah, persoalan dan aspek khusus yang berhubungandengan ibu hamil tersebut.

1. Evaluasi data dasar 2. Evaluasi efektivitas manajemen terdahuluMayoritas wanita mendapatkan

pemeriksaan pra-kelahiran mereka yangpertama pada usia kehamilan sekitar 8 hingga 12 minggu. Semakin awalmelakukan pemeriksaan, akan semakin baik. Ibu hamil harus meluangkanbanyak waktu untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan, bahkan bilamungkin akan ditawari untuk menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG)oleh dokter.Kunjungan pertama harus seawal mungkin meliputi:

1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Laboratorium 4. Pemeriksaan tambahan lain untuk memperoleh data (parameter) dasar. 5. Tidak kalah pentingnya adalah memberi support psikis agar seorang ibuhamil memiliki emosi yang stabil

Tujuan Kunjungan
Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut 1. 2. 3. Mendapatkan perawatan kehamilan Memperoleh rujukan konseling genetik Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.

4. 5. 6. 7.

Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan Menentukan status kesehatan ibu dan janin Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya factor

risiko kehamilan 8. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

pengkajian data kesehatan ibu hamil


Pada awal pertemuan, penting bagi bidan untuk menjalin hubunganterapeutik sehingga tercipta komunikasi efektif dan saling percaya pada kedua pihak yang di perlukan dalam asuhan kebidanan selanjutanya . Tujuan pengkajian awal : Mengkaji tingkat kesehatan dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji skrining yang tepat Menetapkan catatan dasar tantang tekanan darah, urinalisasi , nilai darah , pertumbuhan dan perkembangan janin yang di gunakan sebagai standar untuk pemdingan sesuai kemajuan kehamilan 2

Mengedentifikasi factor resiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarangn . Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan dan kehamilan Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan dalm upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan

1. Riwayat kesehatan : Sosial


Bidan juga perlu mengkaji respons keluarga terhadap kehamilan . Anak tambahan ini mungkin berarti menimbulkan kepenuhan dalam rumah atau bahkan kemungkinan ancaman pengusiran. Kadang ibu ragu dengan kemampuannya merawat anak lain selama hamil, kelahiran, atau setelahnya. Anak remaja kadang sulit menerima kedatangan bayi baru dalam keluarga.Atau ibu hamil adalah remaja yang masih di bawah pengasuhan orang tuanya dan mungkin ada masalah seberapa besar dukungan yang dapat di berikan orang tua kepadanya selama hamil dan setelah kelahiran. Bidan dalam hubungan kemitraan ibu hamil, melakukan rujukan kepetugas kesehatan lain yang memiliki peran dalam membentuk beberapa kesulitan tersebut atau kelembaga multi professional lain tempat bantuan dapat di berikan

Riwayat Kbidanan
1. Memperkenalkan diri untuk menggali informasi 2. Menggunakan tehnik wawancara meliputi mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka,klarifikasi kebiasaan/pola hidup sehari-hari, hidup sehari-hari,menggunakan bahasa yang dapat di pahami pasien

3. Menghargai /menghormati hak pribadi pasien 4. Dengarkan dengan minat yang tinggi,perhatian, serta berreaksi terhadap hal-hal yang di ceritakan pasien 5. Lebih responsip untuk permintaan penjelasan /informasi. 6. Berikan informasi secara tepat dan terperinci 7. Tidak perlu mencatat yang tidak relevan 8. Beri waktu pasien untuk menjawab pertanyaan, jangan memotong jawaban pasien, kecuali pasien mulai memberi jawaban kea rah lain atau anda perlu klarifikasi

9.

Dengarkan pasien dengan baik, jangan ulangi pertanyaan akhir,juga tidak perlu memintanya mengulangi jawaban sebab hal tersebut menandakan anda kurang perhatian

10. Beri bantuan terhadap jawaban yang masih tidak jelas, atau informasi meskipun tidak berhubungan langsung dengan pertanyaan 11. Pastikan bidan mengerti apa yang di katakana pasien. Meskipun aksen dan ekspresinya berbeda antara suatu daerah dengan lainnya,jangan ragu untuk meminta pasien mengeja atau menjelaskan maksud perkataan 12. Hindari memberi kesan negative yang dapat terlihat di wajah, bahasa tubuh atau tekanan seara 13. Usahakan membuat suasana pribadi dan tidak di dengar oleh orang lain 14. Berbicara dengan menanyakan, menjelaskan,dan dengan tekanan suara yang lembut 15. Pastikan selalu menatap mata, jangan selalu membaca dari formulir riwayat, mencatat respon atau lainnya 16. Hindari mengajukan pertanyaan, kecuali anda dapat menerangkan kepada pasien alas an anda menanyakan hal tersebut. Pasien ada yang beranggapan bahwa kondisi social, seksual, ekonomi, pendidikan , pekerjaan, dan rumah merupakan informasi penting. Anda harus mendapatkan informasi penting tanpa mengajukan pertanyaan yang seolah mengorek kehjdupan pribadinya.

Keluarga Kondisi tertentu dapat karena negative, sedangkan yang lainnya bersifat familyal atau berkaitan dengan itnisitas, dan beberapa berkaitan dengan lingkungan fisik atau social tempat keluarga tersebut bertempat tinggal. Diabetes meskipun bukan di turunkan secara genetic, menimbulkan predis posisi pada anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil atau gemuk. Hipertensi juga memiliki komponen familial dan kehamilan kembar memilki incident lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Beberapa kondisi seperti anemia sel sabit talasemia lebih umum terjadi pada ras tertentu.

Penyakit

Penyakit adalah keadaan abnormal suatu tubuh yang terserang penyakit karena timbul dari berbagai macam virus.

Penyebab Penyakit
Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoa rseperti yang telah dijelaskan sebelumnya..

Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain. Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit.

typhus.
Manusia sebagai sumber penularan. Orang yang menderita penyakit typhus, dalam darah, air kencing dan kotorannya, terdapat basil-basil typhus. Kotoran-kotoran dan air kencing yang mengandung basilbasil typhus tersebut dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang tinggal disekitarnya

.Keterangan: lalat suka sekali hinggap di tempat-tempat yang kotor, najis-najis dan lain-lain. Pada waktu lalat itu hinggap pada najis yang mengandung basil-basil typhus, maka akan melekat pada kak ikakinya najis tersebut beserta basil-basil itu. Dari najis lalat hinggap ke lain-lain tempat, antara lain ke makanan, piring, cangkir dan lain-lain. Bila orang makan makanan yang sudah mengandung basil-basil tersebut, maka mungkin orang itu akan kejangkitan penyakit

2. PEMERIKSAAN FISIK
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik terhadap wanita hamil, persetujuan dan kenyaman pasien harus di perhatikan oleh bidan. meskipun ibu hamil tidak secara rutin di ukur untuk menetapkan tinggi badannya, tinggi badan yang pendek di kaitkan dengan komplikasi kehamilan dan kelahiran misalnya destisia (olugibile & mascarenhas, 2000) .Oleh karena itu, penting untuk mengkaji ibu hamil dan keluarganya secara holistic serta mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin dengan mengenali tanda-tanda yang berkaitan dengan pengetahuan ini.

Prinsip pelaksanaan pemeriksaan fisik


1. Cuci tangan segera sebelum melakukan pemeriksaan 2. Pastikan bahwa kuku jari bersih dah tidak panjang, sehingga tidak menyakiti pasien 3. Terlrbih dahulu hangatkan tangan dengan air hangat sebelum menyentuh pasien, atau gosok bersama-sama atau letakan di bawah lampu 4. Jelaskan kepada pasien secara umum apa yang akan dilakukan. Selama pemeriksaan itu sendiri ceritakan kepada pasien secara khusus apa yang di lakukan sebelum melakukan pemeriksaan. Biarkan pasien mengetahui bagian mana yang di sentuh, apa yang ingin di lakukan , apakah peraan ini tidak nyaman 5. Gunakan sentuhan yang lembut tetepi tidak menglitik pasien dan cukup kuat untuk memperoleh informasi yang akurat

6. Buatlah pendekatan dan sentuhan dengan menghargai jasmani pasien dengan baik serta sesuai dengan hak pasein terhadap kapantasan dan ha katas rahasia pribadi 7. Tutupi badan pasien selama pemeriksaan dan hanya bagian yang di periksa yang terbuka 8. Atur pemeriksaaan sesuai ketentuan sebagai berikut: a. Mulai dari kepala baru ke kaki b. Batasi gerakan pasien (contoh: ketika pasien dalam posisi duduk bidan dapat memeriksa payu darah juga dapat mendengar suara paru-paru dari punggung, lihat dan rabah tulang belakang yang salah bentuk) c. Tunggu sampai akhir pemeriksaan untuk menyentuh bagian tubuh yang akan mengakibatkan bidan harus mencuci tangan kembali ( mis. Telapak kaki pasien )

d. Pastikan bahwa pemeriksaan selalu memperhatikan prinsip pencegahan infeksi dan menggunakan cara yang sama pdada setiap pasien 9. Pemeriksaan fisik, waspadahi tiap ketidak sesuaian antara cerita pasien dan hasil pemeriksaan fisik 10. Diskusikan semua hal yang di temukan pada pasien. Bila pasien merasa cemas karena sesuatu di temukan tidak normal, segera jelaskan pada pasien. Bila di temukan sesuai yang tidak normal, informasikan pada pasien.

Berat Badan
Ibu hamil yang gemuk beresiko terhadap komplikasi kehamilan. Komplikasi ini meliputi diabetes gestasional, hipertensi akibat kehamilan, dan destosiabahu.Selain itu juga sulit mempalpasi bagian-bagian janin dan medefinisikan presentasi, posisi, atau janin. Semua ibu hamil harus di timbang berat badannya setiap kali memeriksa diri, tetapi berat badannya masih dalam batas normal jarang di ketahui bahwa panimbangan berat badan rutin adalah preditor yang baik tentang pertumbuhan janin ( hytten,1990). Ibu hamil yang kurang berat badan atau kelebihan berat badan harus di pantau secara cermat dan di berikan konseling nutrisi.

Tekanan Darah
Tekanan darah perlu di ukur untuk mengetahui nilai dasar selama masa kandungan.Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan nilai tinggi palsu pada sistolik adalah ketika ibu merasa cemas atau kandung kemih penuh.Tekanan darah di ukur harus dalam keadaan rileks. Tekanan darah yang adekuat di perlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau distolik 90 mmHg pada awal pemeriksaan mengindikasikan potensi hipertensi dan membutuhkan pemantauan ketat selama kehamilan baik dari bidan maupun dokter obstetric ginekologi .

Urinalisis Urinalisis dilakukan setiap kali pemeriksaan untuk mengetahui adanya abnormalitas .ibu hamil dapat diberi tahu cara menguji urinenya sendiri dan dianjurkan untuk mengujinya pada kunjungan berikut . pada kunjungan pertama , spesimen aliran tengah dapat dikirimkan ke laboratorium untuk

dibiakkan untuk mengetahui kemungkinan bakteriuria.bakteriuria sering terjadi asimtomatik sehingga ibu hamil tidak menyadarinya.karenanya,pielonefritis mungkin saja telah terjadi karena perubahan pada traktus renalis selama kehamilan Temuan lain yang mungkin selama urinalisis berikutnya adalah : Keton karena pemecahan lemak untuk menciptakan glukosa,yang di sebabkan oleh kebutuhan janin yang tidak terpenuhi yang mungkin karena muntah,hyperemesis,starvasi,atau senam berlebihan. Glukosa yang disebabkan oleh kadar dalam darah tinggi,penurunan ambang atau penyakit ginjal. Protein karena kontaminasi oleh leukorea vaginal,atau penyakit seperti infeksi saluran kemih atau gangguan hipertensi kehamilan.

Pemeriksaan Darah
Bidan harus menjelaskan kepada ibu mengapa pemeriksaan darah diperlukan pada saat kunjungan pertama.Beberapa pemeriksaan darah yang diperlukan meliputi :

Golongan darah
Golongan darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila diperlukan transfusi darah pada saat persalinan. Hitung darah lengkap Pemeriksaan hitung darah lengkap meliputi pemeriksaan : Hemoglobin,pemeriksaan terhadap Hb diulang pada minggu ke-28 sampai 32 ketika efek hemodilusi makin tampak dan kadang pada minggu ke-36.bila diketahui nilainya rendah maka diperlukan tindakan.suplemen zat besi tidak diperlukan pda ibu yang mengkonsumsi diet cukup zat besi dan yang nilai Hb nya normal. Veneral disease research labolatory( VDRL),dilakukan untuk mengetahui adanya sifilis.tidak semua hasil fositif menunjukkan sifilis aktif.pemeriksaan awal akan memungkinkan ibu diobati dalam rangka mencegah infeksi janin.

Status imun rubella, ibu yang tidak imun harus di anjurkan untuk menghindari kontak dengan orang yang mengalami penyakit ini. Penyelidikan untuk gangguan darah lain. Ini di anjurkan pada ibu dan pasangannya dari kelompokn etnik tertentu, misalnya penyakit sel sabit atau selemia .bila ibu merupakan carrier salah satu penyakit ini , darah pasangannya harus diuji. Pasangannya akan di beri konseling dan manajemen genetic selama kehamilan. Skrining hepatiting B, ini sekarang di anjurkan dalam upaya mengurangi resiko penularan perinatal dan morbiditas dan mortalitas bayi.

10

Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menetapkan dan memastikan bahwa pertumbuhan janin konsistan dengan usia gestasi selama perjalanan kehamilan.Pemeriksaan ini dapat menimbulkan kekhawtiran pada ibu hamil dan komunikasi yang sensitive selama prosedur penting dilakukan.Metode pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi,palpasi,dan auskultasi.

Inspeksi
Ukuran uterus dikaji dengan memperkirakannya melalui observasi.namun,kandung kemih yang penuh,kolon distensi atau obesitas dapat memberi kesan salah tentang ukuran janin.bentuk uterus lebih panjang dari pada lebarnya jika posisi janinnya longitudinal,seperti yang sering ditemukan.bila janin berada pada posisi transversal,uterusnya rendah dan lebar. Bidan dapat mengobservasi gerakan jAnin, atau gerakan ini dapat di rasakan oleh ibu, ini dapat membuat bidan menetapkan posisi janin. Ubilikasi menjadi makin cekung dengan makin bertambahnya usia kehamilan dan menjadi menonjol minggu-mingu terakhir. Perubahan kulit pada abdomen juga dapat di temukan .tanda bergaris-garis sisah kehamilan terdahulu tampak menjadi seperti perak dan yang baru tampak merah muda. Linea nigra mungkin terlihat, ini adalah garirs gelap normal karena pigmentasi yang arahnya longitudinal di bagian tengah abdomen bawah dan kadang di atas umbilicus.Adanya jaringan perut menunjukan pembedahan obstetric atau abdominal terdahulu.

Palpasi
Tangan bidan harus bersih dan hangat, tangan yang dingin tidak memiliki kepekaan sentuhan yang di butuhkan, tangan ini cenderung mengakibatkan kontraksi abdomen dan otot uterus dah ibu merasakan palpasih ini tidak nyaman .

11

Untuk menentukan tinggi fundus, bidan menempatkan tangannya tepat di bawah xifisternum. Dengan menekan perlahan, bidan menggerakan tangab kebawah abdomen sampai ia merasakan batas lengkung fundus, perhatikan jumlah lebar jari tangan yang dapat mengakomodasi di antara jarak tersebut. Palpasih palvik dapat menyebabkan kontraksi uterus karena sering di lakukan sebelum palpasi fundus dan lateral untuk membuat temuan lebih muda di tetapkan. Palpasi pevik mengedentifikasi puncak janin di pelvis, ini tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu. Bila presentasinya kepala, akan teraba merasa keras, bulat, permukaan halus. Bidan juga haru seberapa kepala janin yang di rabah di atas tepi pelvik untuk menetapkan engagement. Palpasi leteral digunakan untuk melokalisasi punggung janin dalam upaya menemtukan posisi.Tangan di tempatkan di ke dua sisi uterus pada setinggi umbilicus.Tekanan ringan diberikan pada kedua tangan secara bergantian untuk mendeteksi sisi uterus mana yang menunjukan tahanan lebih besar.Punggung yang keras dapat di bedakan dengan cairan amniotic yang berfluktuasi. Palpasi fundus menetapkan adanya bokong atau kepala. Informasi ini akan membantu untuk mendiaknosis kedudukan dan presentasi janin. Perhatikan reaksi ibu terhadap prosedur, bidan mengandalkan kedua tangan pada sisi fundus, jari di letakan berdekatan dan menekuk mengelilingi batas uterus.

Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian penting dari proses. Seperti semua dunyut jantung , bunyinya sama tetapi lebih cepatdari denyutan orang dewasa. Stestoskop janin pinard akan memungkinkan bidan mendengan jantung janin scara langsung dan menetapkan apakah denyut jantung bayi atau ibu. Stestoskoppinard di tempatkan di atas abdomen ibu , pada sudut kanan terhadap atas punggung janin.

12

3. Pemeriksaan panggul
pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan pemeriksaan raba, pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran ukuran-ukuran panggul luar

13

Jalan Lahir Prinsip Dasar 1. Jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jaln lahir bagian lunak. Jalan lahir bagian tulang terdiri atas Tulang-tulang panggul dan sendi-sendinya, sedang bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen. Dalam peros persalinan per vaginam janin harus melewati jalan lahir ini. Jika jalan lahir khusus nya bagian tulang mempunyai bentuk dan ukuran rata-rata normal serta ukuran

janinnya pun rata-rata normal, Maka dengan kekuatan yang normal pula persalinan P pula persalinan per vaginam akan berlangsuntanpa kesulitan. 2. Penolong persalinan harus mampu mengenal panggul normal dalam kehamilan, serta mampu pula mengenal penyimpangan dari keadaan normal. Kelainan panggul bawaan atau karena sesuatu penyakit pada umumnya jarang, dan kalau pun ada mudah di kenal secara klinis.

14

Sendi Panggul 1. Terdapat 4 sendi panggul yaitu 2 artikulasio sakroliaka, simfisis pubis, dan artikulasi sakrokoksigeal . dalam kehamilan dan persalinan artkulasio ini dapat bergeser sedikit dan lebih longgar . pada disproporsi sefalopelvik ringan kelonggaran ini kadang-kadang dapat memungkinkan lahirnya janin per vaginam. 2. Artikulasi sakroiliaka menghubungkan sakrum dengan ilium, memungkinkan gerakan terbatas ke depan dan ke belakang. Pergeseran yang terlalu lebar pada artikulasio ini sering menimbulkan rasa nyeri di daerah persendihan. 3. Simfisis pubis terbentuk dari hubungan 2 os pubis. Longgarnya hubungan simfisis ini dapat menimbulkan simfisiolosis yang terasa sangat nyeri. 4. Artikulasio sakrokoksigea merupakan hubungan os sakrum dengan os koksigis. Adanya sendi ini memungkinkan os koksigis tertekan kebelakang pada waktu kepala janin lahir.

Ligamen Ligamen Panggul 1. Ligamen yang menghubungkan Os sakrum dengan os ilium pada artikulasio sakroiliaka merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.

15

2.

Ligamen Sakrotuberosum mengikat sakrum dengan tubrer iskhii, sedang ligamen sakrospinosum menghubungkan sakrum dengan spina iskhiadika. Kedua Ligamen ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul. Gambar Ligamen sakrospinosum dan sakrotuberosum Pelvis Mayor Dan Minor

1. Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang di sebut pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingan di dalam obstetri.

Gambar. Potongan sagita panggul, menunjukkan pelvis mayor dan minor 2. Yang lebih penting adalah minor, dibatasi oleh pintu atas panggul ( inlet) dan Pintu bawah panggul (outlet). Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung kedepan ( sumbu Carus). Jenis Panggul menurut Caldwell-Moloy

16

1. Jenis Genekoid; ditemukan pada 45% wanita. Panjang Diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa. 2. Jenis android; bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Pria umumnya mempunyai panggul jenis ini. Walaupun diameter anteroposterior hampir sama panjang dengan diametr tranversal , tetapi diameter transversa dekat dengan sakrum. Bagian dorsal ari pintu atas panggul gepeng, bagian ventral menyempit kemuka. Ditemukan pada 15% wanita. 3. Jenis antropoid; di temukan pada 35% wanita. Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telor.Diameter anteoposterior lebih besar daripada diametar transversa. 4. Jenis Platipelloid; ditemukan pada 5% wanita. Diameter transversa lebih daripada diameter antroposterior.

Tulang Panggul Tulang panggul itu sebetulnya terdiri atas 4buah tulaang; a. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae) b. -1 tulang kelangkang (os Sacrum) c. 1 Tulang tungging (os coccygis)

Ukuran-Ukuran Panggul A. Pengukuran secara Klinis

o Pintu atas panggul; Dari ukuran p.a.p conjugata vera adalah ukuranan yang terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugata diagonalis dengan 1,5 2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis.

17

Cara mengukur conjugata diagalis; Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium. Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggiran bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri. Promontorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tak tercapai, tapi ini menandakan bahwa CV cukup besar. Kalau CV lebih besar dari 10 cm, maka p.a.p. dianggap cukup luas (biasanya CV = 11cm). Sebetulnya ini tidak tepat, karena CV cukup besar, masih ada kemungkinan bahwa ukuran lain, misalnya ukuran melintang sempit. Sayang sekali diameter transversa tak dapat diukur sacara klinis. Tapi kesempitan diametr transversa tanpa kesempitan CV jarang dsekali terdapat. Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengatahui secara klinis bahwa p.a.p. mencukupi kalau kepal anak dengan ukuran terbesarnya sudah melewati p.a.p.

18

19

Alat untuk menukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka panggul dari martin. Ukuran ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah: 1. Distansia spinarum Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm 2. Distansia kristarum Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul. Pemeriksaan ektremitas bawah memeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif.Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat. Pemeriksaan reflek lutut (patella) mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1.bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.

20

4. Uji Laboratorium
1. Uji Darah Ibu Darah ibu dapat di ambil dengan berbagai alasan, secara rutin atau pun dalam keadaan darurat selama persalinan atau kelahiran. Kisaran normal rujukan untuk hasil uji darah bisa bervariasi pada berbagai rumah sakit atau laboratorium yang berbeda dan normalnya di dasarkan pada studi populasi. Kata normal memerlikan kualifikasi. Pengukuran bisa menghasilka harga di antara kisaran rujukan namun objek bisa abnormaldalam keadan tertentu. Fungsi Vena Begitu consent di peroleh untuk mengambil darah, tempat dapat dipilih. Fosa antekubital biasanya merupakan tempat pilihan, tempat vena sefalik, medianus, kubiri, serta basilicayang mudah di capai dan dekat dengan permukaan kulit.ibu harus mengetahui mengapa darah nya harus di ambil dan kemudian,bisa hasil ya ternyata berada dalam kisaran normal.darah harus di tempatkan dalam botol yang tepat(tidak ada kode warna nasional untuk botol darah pada saat ini)dan di simpan dengan baik sesuai kartu laboraturium dengan akurat dan di kirim ke laboratorium secepat nya.semua rincian sampel yang di ambil harus dicatat dalam catatan ibu. 2. Uji Biokimia Botol darah litiumheparin Natrium(Na) secara tidak langsung berhubungan dengan volume air tubuh Kalium(K) penting untuk aktifitas listrik jantung normal dan konsentrasi yang sangat tinggi atau rendah berhubungan dengan abnormal litas listrik jantung (seperti pada fibrilasi ventrikal atau asistole).

3. Uji Fungsi Ginjal Botol darah litium heparin. Kreatinin adalah produk ahkir nitrogen metabolisme otot.kreatinin difiltrasi oleh glomeruli dalam ginjal angka kliren ginjal memberikan pengukuran yang mendekati angka filtasi glomeruli karena konsentrasi kreatin bisa langsung di ukur dalam plasma maka merupakan indikator yang berguna mengenai funsi ginjal,terutama perlu obserpasi berkelanjutaN

21

Asam urat adalah produk ahkir metabolisme protein.peningkatan kadar asam urat mencerminkan penurunan aliran darah ginjal akibat vasokontriksi. Urea adalah produk sampah metabolisme yang di exkresi melalui ginjal. pemeriksaan penunjang laboratorium yabg dapat dilakukan pada kunjungan antenatal adalah Hemoglobin, hematokrit, kultur untuk gonokus, protein urin, gula dalam darah , VRDL, apusan serviks dan vagina diulang pada minggu ke 32 atau sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya organisme Clamydia,gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2 dan streptokokus grup B

4. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil secara umum.Pemeriksaan darah juga dapat dlakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein).Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin.Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya down syndrome pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP dilakukan pada kehamilan pada usia kehamilan sekitar 15 20 minggu. 5. Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks) Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil.Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayiterlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunoglobulinG (Ig G) dan Imunoglobulin M(IgM) dalam serum ibu hamil.

5. Pemeriksaan Emosional Ibu Hamil


Masa kehamilantubuh mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula emosi ibu hamil. Adalah hal yang umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan perasaan yang sangat beragam.Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang hanya dalam jarak waktu beberapa menit saja.

22

Saat kehamilan, hormon wanita akan mengalami pasang surut yang sangat tajam. Jika PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang terjadi setiap sebelum wanita mendapatkan siklus menstruasi setiap bulan sudah bisa membuat emosi wanita berubah-ubah. Dalam masa kehamilan, tubuh mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula emosi. Adalah hal yang umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan perasaan yang sangat beragam.Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang hanya dalam jarak waktu beberapa menit saja. Ketika keriaan kehamilan mulai mengena pada ibu hamil, hidup akan mulai terasa seperti wahana roller coaster. Trimester Pertama Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah.Pergolakan emosi menyebabkan Anda sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan sakit daripada hamil.Perubahan emosi Anda lebih disebabkan adanya aktivitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagian faktor fisik.Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh. Trimester Kedua Pada usia kehamilan ini, emosi Anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang Anda rasakan seperti pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormon kehamilan.Selain itu, tidak banyak muncul keluhankeluhan fisik.Inilah yang membuat Anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebelumnya.

23

Trimester Ketiga / Akhir Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut akan semakin besar dan mengakibatkan susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikanbahkan Anda

menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, Anda menjadilebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dinantikan. Tips Menghadapi Perubahan Emosi

Mengetahui perubahan emosi yang Anda rasakan adalah normal dan bisa membantu. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalin komunikasi yang lebih terbuka. Makan makanan yang bergizi dan berolahraga secara teratur juga bisa membantu Anda membentuk pola pikir positif tentang kondisi Anda. Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan. Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan Anda. Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain.

Kenyataan bahwa si ibu akan membawa kehidupan baru ke dalam dunia membangunkan semacam kekhawatiran dan ketakutan tersendiri di dalam dirinya. Pertanyaan-pertanyaan prescription medications pun mulai berkelebat di dalam benaknya; Apakah saya mampu menjadi seorang ibu yang baik? Apa yang akan terjadi pada hubungan saya dan pasangan? Bagaimana dengan kehidupan romantisme dan seksual nantinya? Apakah ukuran tubuh saya akan seperti ini terus? Bagaimana dengan karier saya? Apakah saya akan berubah menjadi seperti ibu saya atau ibu si dia.

24

Menurut Susan, memahami efek kehamilan dalam pola pikir seseorang akan membantu Anda mengatur perubahan emosi. Akan lebih baik pula jika si ibu mengetahui bahwa tekanan emosional tidak memiliki efek negatif pada kondisi kehamilan. Pertumbuhan janin di dalam rahim akan cukup kuat dan sehat asalkan terus dipantau, dijaga, dan dipenuhi kebutuhannya. Meski memang kalangan kesehatan mengetahui, bahwa stres bisa tetap mempengaruhi si ibu hamil dan janinnya, namun belum ada indikator pastinya. Kalangan kesehatan saat ini hanya mengetahui bahwa stres bisa meningkatkan detak jantung dan sang janin bisa merasakan perubahan ini Yang mesti diwaspadakan bukanlah stresnya, tapi apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi stres tersebut. Apakah Anda akan melakukan hal-hal yang tak sehat untuk si bayi, misal, mengkonsumsi makanan tidak sehat, dan sebagainya.

Supaya tidak membahayakan diri dan kehamilannya, berikut adalah strategi-strategi yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa kegelisahan saat kehamilan: Memahami bahwa apa yang Anda rasa adalah normal.

Percaya pada emosi dan tingkatkan kepercayaan pada diri sendiri. Usahakan untuk terus berkomunikasi dengan pasangan. Dapatkan dukungan dari teman, keluarga, dokter, atau komunitas lainnya. Jangan mencoba menjadi pahlawan dalam hal apa pun. Cukup lakukan yang terbaik, dan selalu prioritaskan kesehatan Anda dan janin. Perbanyak pengetahuan tentang apa yang terjadi pada tubuh Anda, dan persenjatai diri Anda dengan mengetahui kemungkinan apa yang akan terjadi di depan nanti. Ikuti latihan-latihan relaksasi, seperti yoga dan meditasi. Lepaskan tekanan dengan melakukan latihan yang aman tapi tetap enerjik, seperti berjalan, berenang, dan berdansa kecil.

25

Dengarkan lagu favorit atau membaca buku-buku inspiratif. Jika memungkinkan, coba cari spa yang menawarkan pijatan khusus untuk ibu hamil. Berendam dalam air hangat selama air ketuban belum pecah masih dianggap aman. Jika memungkinkan, cobalah untuk berendam dalam air hangat untuk melepaskan ketegangan Pelajari teknik relaksasi lewat buku atau dengan mengambil kelas-kelas khusus. Konsumsi makanan seimbang dan bernutrisi. Simpan dan catat kegiatan-kegiatan harian di dalam buku harian. Manjakan diri dengan makanan-makanan yang menyenangkan, seperti es krim atau cokelat berkualitas tinggi. Jika Anda masih merasakan rasa sendu tak menentu selama kehamilan, ada baiknya Anda menemui dokter khusus untuk mendapatkan perawatan tepat.

Pengkajian janin Pada janin yang perlu dikaji adalah gerakan janin, denyut jantung janin, dilakukan setelah UK 12 minggu, tafsiran berat janin, letak dan persentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul), kehamilan kembar / tunggal.

Perkiraan berat janin meningkat keakuratannya melalui pengukuran diameter biparetal pada pemeriksaan ultrasonografi.Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin, kehamilan kembar, dan ketidakakuratan taksiran partus dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi. Status kesehatan janin dievaluasi setiap kunjungan.Ibu diminta menjelaskan gerakan janin. Kesimpulan

Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medis pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Pengkajian maternal meliputi:

26

Wawancara: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. dentitas pasien Keluhan utama Riwayat kehamilan sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Riwayat khusus obstetric dan ginekologi Riwayat sosial / ekonomi

Pemeriksaan fisik

1. Perhatikan tanda tanda tubuh yang sehat 2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan 3. Pemeriksaan tekanan darah 4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki 5. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri 6. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus. 7. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah. 8. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan engangement. 9. Pemeriksaan denyut jantung janin. 10. pemeriksaan punggung dibagian ginjal 11. Pemeriksaan genetalia 12. Distansia tuberan

13. Konjugata eksterna (Boudeloge) 14. Pemeriksaan panggul 15. Pemeriksaan ektremitas bawah 16. Pemeriksaan reflek lutut (patella)

a. Ketika Janin Bergerak... Akrobat dirahim yang luas Memasuki trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau kelima, embrio mulai aktif bergerak dan menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban didalam rahim yang memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang menempel di dinding rahim Ibunya.

27

Gerakannya mulai terasa

Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan kepalanya menukik kearah rahim.

b. Denyut jantung janin

Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5.Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3. Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat.Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis. Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah : 1. Dari adanya detak jantung janin: tanda pasti kehamilan anak hidup

2. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar: presentasi anak positio anak(kedudukan punggung) sikap anak (habitus) adanya anak kembar

Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.

28

Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit 3. Dari sifat bunyi jantung anak: dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya : 5 detik 11 10 8 5 detik 12 14 7 5 detik 11 9 8 Kesimpulan 4 (11+ 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik. - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin asphyxia - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

. Non stress test (NST)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration

determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. Tehnik pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: Menanyakan kepada pasien. Melakukan palpasi abdomen. Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

29

Interpretasi NST 1. Reaktif: Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm. Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 160 dpm.

Variabilitas djj antara 5 25 dpm. 2. Non-reaktif: janin. Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm). Variabilitas djj kurang dari 2 dpm. Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan

3. Meragukan: Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm. Frekuensi dasar djj abnormal. Variabilitas djj antara 2 5 dpm.

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

D. Amniosentesis

Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.

30

Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.

Prenatal Diagnosis Diagnosis kelainan janin Manifestasi penyakit atau cacat tubuh dapat terjadi sejak masa janin atau setelah lahir Kelainan genetik atau non genetik

Indikasi Diagnosis Prenatal Hanya dilakukan untuk penyakit yang menyebabkan sakit berat atau kecacatan (mental

fisik) pada anak yang tidak dapat diobati secara optimal Kelainan yang menyebabkan sakit berat/ fatal pada ibu hamil

Prediksi Resiko Kelainan Janin Ibu usia lanjut Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga Latar belakang etnik dengan frekuensi penyakit keturunan yang tinggi Riwayat kelainan kromosom atau cacat bawaan pada anak terdahulu

31

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allajh SWT, karena berkat dan rahmat-Nya kami di beri kemudahan untuk menyelesaikan makala ini yang membahas tentang Melakukan Asuhan Kehamilan . Makala ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun, berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makala ini dengan waktu yang telah di tentukan .Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengarahan serta dukungan semangat pada kami.

Akhir kata, penulis berharap kiranya makala Asuhan Kebidanan ini tidak hanya berguna bagi pengetahuan penulis saja, akan tetapi dapat pula di manfaatkan dan sebagai pengetahuan rekan sejawat.

Penulis

ii

DAFTAR PUSTAKA
Vicky C. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran.Jakarta. EGC, 2006. W, Hanifa, abdul, dkk. 1989. ILMU BEDAH KEBIDANAN. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.Daftar Pustaka S, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung; ELEMAN M.D., Susan Warhus. 2009. Darn Good Advice Pregnancyda Emosi masa kehamilan. Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi