Vous êtes sur la page 1sur 37

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu pengertian nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alatalat dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan (Ramli, Ahmad, 19 9!. Masa nifas "uga erat kaitannya dengan kematian maternal. #$% melaporkan sekitar 99 & kematian ibu ter"adi di negara berkembang. 'ada tahun 199( dari 9). 66 persalinan terdapat 6* kematian ibu (69,9 + 1,,.,,, kelahiran hidup!. -umlah kematian diluar rumah sakit sangat tinggi *.,. & dan di dalam rumah sakit /6,* &. 0i -a1a 2imur tahun /,,, angka kematian ibu .96 + 1,,.,,, kelahiran hidup (0epkes R3, 199*4 (!. Sedangkan kematian maternal menurut #$% itu sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut kematian seorang 1anita 1aktu hamil atau (/ hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.5 (Sar1ono, 1996!. 6eberapa faktor telah diidentifikasi dapat menyebabkan kematian maternal,

diantaranya adalah masalah yang ter"adi pada masa nifas seperti perdarahan post partum, infeksi masa nifas , kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu dalam rangka pemeliharaan kesehatan masa nifas. 0iperkirakan ,& dari "umlah ibu yang melahirkan ternyata mampu

menghasilkan air susu dalam "umlah yang 7ukup untuk keperluan bayinya se7ara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. 6ahkan ibu yang gi8inya kurang baikpun sering dapat menghasilkan AS3 7ukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.

$asil penelitian yang dilakukan di 6iro 9onsultasi Anak di Rumah Sakit :;M <ogyakarta tahun /,,) menun"ukkan bah1a anak yang disusui sampai dengan satu tahun ),,6&. Sedangkan data dari sur=ei 0emografi 9esehatan 3ndonesia (S903! tahun 1991 bah1a ibu, yang memberikan AS3 pada bayi ,-. bulan yaitu (*& diperkotaan dan ))& dipedesaan (0epkes 199/! dari laporan S903 tahun 199( menun"ukkan bah1a ibu-ibu yang memberikan AS3 >9S?:S3@ kepada bayinya men7apai (*&. 0ari hasil penelitian yang dilakukan oleh 0r.Moh. >fendi di R.S. :mum 0r. 9ariadi Semarang tahun /,,6 didapatkan pemberian AS3 setelah umur / bulan .1,6&, AS3 A Susu botol 1), & dan susu botol )/,6&. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,*& AS3 dan ..,.& susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar. -uga hasil penelitian 0r. 'arma dkk di Rumah Sakit :mum 0r. M. -amil 'adang tahun /,,6 di dapatkan bah1a lama pemberian AS3 sa"a sampai (-6 bulan pada ibu yang karya1an adalah 1/,6.& dan pada ibu rumah tangga sebanyak /1,/*&. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata *)& dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat S0 telah memberikan makanan pendamping AS3 yang terlalu dini pada bayi. 6erbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan AS3 se7ara >ksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi AS3 kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menun"ang, ibu beker"a, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan+promosi pengganti AS3 dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bah1a semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat AS3 .
6erdasarkan studi pendahuluan 1a1an7ara penulis di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember menyebutkan bah1a 6 dari 1, ibu yang melahirkan se7ara normal tidak dapat

memberikan asinya karena berbagai ma7am alasan yaitu asinya tidak keluar, putting susu tidak keluar dan tidak dira1at "adi satu dengan bayinya.

Sistem pelayanan kepera1atan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang turut bertanggung"a1ab untuk men7egah masalah diatas. Salah satunya adalah meningkatkan pelayanan kepera1atan terhadap ibu nifas. Agar pelayanan kepera1atan praktek kepera1atan. 0engan pendekatan ini penyusunan standar praktek asuhan kepera1atan nifas digunakan pendekatan proses kepera1atan >=aluasi (ABA, 1991! 2eori kepera1atan yang digunakan adalah teori CSelf Dare 0efi7it5 yang dikemukakan oleh 0orothea %rem. @ilosofi %rem dikatakan bah1a manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan dalam mera1at dirinya sendiri. <ang dimaksud dengan self 7are(pera1atan mandiri! adalah akti=itas seseorang untuk menolong dirinya sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kese"ahteraan. 2eori kepera1atan ini digunakan sebagai dasar dalam memberikan asuhan kepera1atan nifas. 'era1at profesional bertanggung "a1ab dalam membantu klien dan keluarga untuk men7apai kemandiriannya. 9emandirian ibu nifas bisa ter7apai bila kegiatan asuhan kepera1atan didasari adanya ker"asama yang baik antara pera1at dalam memberikan pengetahuan dan moti=asi kepada ibu nifas dalam memenuhi kebutuhan klien ibu nifas. 6eberapa keuntungan dalam teori bagi ibu nifas yaitu pengetahuan akan karena setelah meliputi 4 'engka"ian, 0iagnosa kepera1atan, 3dentifikasi hasil yang diharapkan, 'eren7anaan, 3mplementasi, dan men"adi optimal tentunya dibutuhkan suatu standar

meningkat dan akhirnya ibu dan keluarga akan mandiri dalam pemeliharaan kesehatannya. 9emandirian pada ibu nifas sangatlah penting kese"ahteraannya. pulang, keluarga harus mampu mera1at untuk mempertahankan kesehatan dan

Melihat fenomena diatas maka penulis mengambil "udul laporan ini CAsuhan 9epera1atan 'ada 9lien 'ost 'artum dengan 'ersalinan normal di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember5.

B. Tujuan 1. 2u"uan :mum Mendapatkan gambaran se7ara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan kepera1atan klien post partum dengan masalah
proses laktasi tidak efektif pada persalinan normal di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember sesuai dengan standart kepera1atan melalui pendekatan

proses kepera1atan /. 2u"uan 9husus a. Mahasis1a mampu menganalisis pengka"ian data kepera1atan klien post
partum dengan masalah proses laktasi tidak efektif pada persalinan normal di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember.

b. Mahasis1a mampu menetapkan peren7anaan kepera1atan klien post


partum dengan masalah proses laktasi tidak efektif pada persalinan normal di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember.

7. Mahasis1a mampu melaksanakan tidakan kepera1atan klien post partum


dengan masalah proses laktasi tidak efektif pada persalinan normal di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember.

d. Mahasis1a mampu melakukan e=aluasi pelaksanaan asuhan kepera1atan


klien post partum dengan masalah proses laktasi tidak efektif pada persalinan normal di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember.

e. Mahasis1a mampu mendokumentasikan pelaksanaan asuhan kepera1atan


klien post partum dengan masalah proses laktasi tidak efektif pada persalinan normal di Ruang Bifas RS0 dr. Soebandi -ember.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP DASAR NIFAS 1. 0efinisi Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada 1aktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. ( @.;ary 7unningham,Ma7 0onald,199) ! /. 2u"uan 'era1atan Masa Bifas 0alam masa nifas ini penderita memerlukan pera1atan dan penga1asan yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit. Adapun tu"uan dari pera1atan masa nifas adalahE a. Men"aga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi. b. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah, mengobati atau meru"uk bila ter"adi komplikasi pada ibu maupun bayi. 7. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pera1atan kesehatan diri, nutrisi, keluarga beren7ana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan pera1atan bayi sehat. d. :ntuk mendapatkan kesehatan emosi( 6ari Abdul,/,,, ! .. 'erubahan Masa Bifas Selama men"alani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis yang meliputi perubahan fisik dan psikologik, yaituE

a. 'erubahan fisik

1 ! 3n=olusi 3n=olusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan "alan lahir setelah bayi dilahirkan hingga men7apai keadaan seperti sebelum hamil. 'roses in=olusi ter"adi karena adanyaE Autolysis yaitu penghan7uran "aringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan "aringan otot yang membesar men"adi lebih pan"ang sepuluh kali dan men"adi lima kali lebih tebal dari se1aktu masa hamil akan susut kembali men7apai keadaan semula. 'enghan7uran "aringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh gin"al yang menyebabkan ibu mengalami beser ken7ing setelah melahirkan. Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk men"epit pembuluh darah yang pe7ah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. 9arena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan "aringan otot kurang 8at yang diperlukan sehingga ukuran "aringan otot men"adi lebih ke7il. / ! 3s7hemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada "aringan otot uterus. . ! :terus Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. 'erubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel diba1ah ini.

2abel /.1 2abel 'erubahan :terus Setelah melahirkan

0iameter 3n=olusi Setealh pladsenta lahir 1 minggu / minggu 6 minggu 'ertengahan pusat ),, gr symphisis 2ak teraba Sebesar minggu minggu Bormal SumberE Rustam mu7htar, 199 ( ! 3n=olusi tempat plasenta 'ada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. ?uka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru diba1ah permukaan luka. >ndometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan "uga sisa-sisa kelen"ar pada dasar luka. ) ! 'erubahan pembuluh darah rahim 0alam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus menge7il lagi dalam masa nifas. 6 ! 'erubahan pada 7er=iF dan =agina 6eberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh / "ari, pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 "ari sa"a. 9arena hiperplasi ini dan karena karena retraksi dari 7er=iF, robekan 7er=iF "adi sembuh. Gagina yang sangat diregang 1aktu persalinan, lambat ., gr hamil .), gr / ), gr ) 7m /,) 7m 0apat dimasuki 1 "ari *,) 7m 0apat dilalui / "ari 2@: Sepusat 6erat :terus 1,,, gr 6ekas Melekat 9eadaan 'lasenta 1/,) Der=iF ?embik

laun men7apai ukuran yang normal. 'ada minggu ke . post partum ruggae mulai nampak kembali. Rasa sakit yang disebut after pains ( meriang atau mules-mules! disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung . H ( hari pas7a persalinan. 'erlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik. * ! ?o7hia ?o7hia adalah 7airan yang dikeluarkan dari uterus melalui =agina dalam masa nifas. ?o7hia bersifat alkalis, "umlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. ?o7hia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk. 'engeluaran lo7hia dapat dibagi berdasarkan "umlah dan 1arnanya yaitu lokia rubra ber1arna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, =erniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga. a ! ?o7hia sanginolenta ber1arna putih ber7ampur merah , mulai hari ketiga sampai hari ketu"uh. b ! ?o7hia serosa ber1arna kekuningan dari hari ketu"uh sampai hari keempat belas. 7 ! ?o7hia alba ber1arna putih setelah hari keempat belas.( Manuaba, 199 ! ! 0inding perut dan peritonium Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya akan pulih dalam 6 minggu. ?igamen fas7ia dan diafragma pel=is yang meregang pada 1aktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur menge7il dan pulih kembali.2idak "arang uterus "atuh ke belakang men"adi retrofleksi karena ligamentum rotundum "adi kendor. :ntuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihanlatihan pas7a persalinan.( Rustam M, 199 !

9 ! Sistim 9ardio=as7uler Selama kehamilan se7ara normal =olume darah untuk mengakomodasi penambahan aliran darah yang diperlukan oleh pla7enta dan pembuluh darah uterus. 'enurunan dari estrogen mengakibatkan /( sampai ( mengurangi 1, ! ;in"al Aktifitas gin"al bertambah pada masa nifas karena reduksi dari =olume darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. 'un7ak dari aktifitas ini ter"adi pada hari pertama post partum ( G Ruth 6, 1996 ! 11 ! Sistim $ormonal a ! %FytoFin %FytoFin disekresi oleh kelen"ar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus dan "aringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oFytoFin menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oFytoFin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus, memperke7il bekas tempat perlekatan plasenta dan men7egah perdarahan. 'ada 1anita yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oFytoFin diamna keadaan ini membantu kelan"utan in=olusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah pla7enta lahir, sirkulasi $D;, estrogen, progesteron dan hormon laktogen pla7enta menurun 7epat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas. diuresis yang menyebabkan =olume plasma "am pertama setelah kelahiran. Selama ini klien retensi 7airan sehubungan dengan penambahan menurun se7ara 7epat pada kondisi normal. 9eadaan ini ter"adi pada mengalami sering ken7ing. 'enurunan progesteron membantu =askularisasi "aringan selama kehamilan ( G Ruth 6, 1996!

b ! 'rolaktin 'enurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula hipofise anterior bereaksi pada al=eolus payudara dan merangsang produksi susu. 'ada 1anita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran @S$ di o=arium ditekan. 'ada 1anita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 1( sampai /1 post partum dan penurunan ini mengakibatkan @S$ disekresi kelen"ar hipofise anterior untuk bereaksi pada o=arium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, o=ulasi dan menstruasi. 1/ ! ?aktasi ?aktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru sa"a melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri. Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan kelen"ar susu sedangkan progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelen"ar , kedua hormon ini mengerem ?2$. Setelah plasenta lahir maka ?2$ dengan bebas dapat merangsang laktasi. ?obus prosterior hypofise mengeluarkan oFtoFin yang merangsang pengeluaran air susu. 'engeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menu"u ke hypofise dan menghasilkan oFto7in yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. 'ada hari ke . postpartum, buah dada men"adi besar, keras dan nyeri. 3ni menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipi"at, keluarlah 7airan puting dari puting susu.

Air susu ibu kurang lebih mengandung 'rotein 1-/ &, lemak .-) &, gula 6,)- &, garam ,,1 H ,,/ &. $al yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan. 6enyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya 7airan serta makanan yang dikonsumsi ibu. 1. ! 2anda-tanda =ital 'erubahan tanda-tanda =ital pada massa nifas meliputiE 2abel /./ 2abel perubahan 2anda-tanda Gital 'arameter 2anda-tanda =ital 'enemuan normal 'enemuan abnormal 2ekanan darah I 1(, + 9, 2ekanan darah K 1(, + 9, mm$g, mungkin bisa naik dari mm$g tingkat disaat persalinan 1 H . hari post partum. Suhu tubuh I .
,

Suhu K . , D 0enyut nadiE K 1,, J + menit

0enyut nadiE 6,-1,, J + menit b. 'erubahan 'sikologi

'erubahan psikologi masa nifas menurut Re=a- Rubin terbagi men"adi dalam . tahap yaituE 1 ! 'eriode 2aking 3n 'eriode ini ter"adi setelah 1-/ hari dari persalinan.0alam masa ini ter"adi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. $al ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan men7iptakan hubungan yang baru. / ! 'eriode 2aking $old 6erlangsung pada hari ke H . sampai ke- ( post partum. 3bu berusaha bertanggung "a1ab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan pera1atan bayi. 'ada periode ini ibu

berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air ke7il atau buang air besar. . ! 'eriode ?etting ;o 2er"adi setelah ibu pulang ke rumah. 'ada masa ini ibu mengambil tanggung "a1ab terhadap bayi.( 'ersis Mary $, 199) ! Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan keke7e1aan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana ter"adi pada hari ke .-) post partum. (. 'era1atan Masa Bifas Setelah melahirkan, ibu membutuhkan pemulihan kondisinya a. Mobilisasi 0ini 9arena lelah sehabis melahirkan , ibu harus istirahat tidur telentang selama "am pas7a persalinan. 9emudian boleh miring kekanan kekiri untuk men7egah ter"adinya trombosis dan trombo emboli. 'ada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga "alan-"alan dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas memiliki =ariasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka. 9euntungan dari mobilisasi dini adalah melan7arkan pengeluaran lo7hia, mengurangi infeksi purperium, memper7epat in=olusi alat kandungan, melan7arkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelan7aran peredaran darah sehingga memper7epat fungsi AS3 dan pengeluaran sisa metabolisme.( Manuaba, 199 ! 0imana pera1atan post partum meliputiE pera1atan yang intensif untuk setelah proses persalinan yang melelahkan.

b. Ra1at ;abung 'era1atan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibulebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan AS3 sehingga kelan7aran pengeluaran AS3 lebih ter"amin.( Manuaba, 199 ! 7. 'emeriksaan :mum 'ada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain adalah kesadaran penderita, keluhan yang ter"adi setelah persalinan. d. 'emeriksaan 9husus 'emeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi: @isik @undus uteri 'ayudara 'atrun lo7hia ?uka "ahitan episiotomi E tekanan darah, nadi dan suhu E tinggi fundus uteri, kontraksi uterus. E puting susu, pembengkakan, pengeluaran AS3 E ?o7ia rubra, lo7hia sanginolenta, lo7hia serosa, lo7hia tanda infeksi. ( Manuaba, 199 ! e. Basehat <ang 'erlu diberikan saat pulang adalahE 1 ! 0iit Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran AS3. Makanan harus mengandung gi8i seimbang yaitu 7ukup kalori, protein, 7airan, sayuran dan buah-buahan. / ! 'akaian 'akaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan. 0aerah perut tidak perlu diikat terlalu ken7ang karena tidak akan mempengaruhi in=olusi. 'akaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lo7hia tidak menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. 9asa pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lo7hia,saat buang air ke7il ataupun setiap buang air besar. alba E Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-

. ! 'era1atan =ul=a 'ada tiap klien masa nifas dilakukan pera1atan =ul=a dengan tu"uan untuk men7egah ter"adinya in=eksi di daerah =ul=a, perineum maupun didalam uterus. 'era1atan =ul=a dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lo7hia berbau atau ada keluhan rasa nyeri. ( ! Miksi 9en7ing se7ara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam "am post partum. 9adang kadang 1anita sulit ken7ing, karena spin7ter uretra mengalami tekanan oleh kepala "anin dan spasme oleh iritasi mus7ulus spin7ter ani selama persalinan. 6ila kandung kemih penuh dan 1anita sulit ken7ing sebaiknya dilakukan kateterisasi. ) ! 0efekasi 6uang air besar harus ter"adi pada /-. hari post partum. 6ila belum ter"adi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau perektal atau bila belum berhasil lakukan klisma. 6 ! 'era1atan 'ayudara 'era1atan payudara telah mulai se"ak 1anita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. 0ian"urkan sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi. * ! 9embalinya 0atang 6ulan atau Menstruasi 0engan memberi AS3 kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan bersifat indifidu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah (-6 bulan. ! Mempersiapkan untuk Metode 96 'emeriksaan post partum merupakan 1aktu yang tepat untuk membi7arakan metode 96 untuk men"arangkan atau menghentikan kehamilan. %leh karena itu penggunaan metode 96 dibutuhkan sebelum

haid pertama kembali untuk men7egah kehamilan baru. 'ada umumnya metode 96 dapat dimulai / minggu setelah melahirkan ( 6ari Abdul, /,,,!.

BAB III STUDI KASUS KASUS I By. R, :mur (. tahun, suku+bangsa Madura+3ndonesia, pendidikan S0, Agama 3slam, 'eker"aan 3R2, Suami 2n. S umur () tahun, suku+bangsa Madura+3ndonesia, pendidikan S0, Agama 3slam, 'eker"aan 2ani, Alamat Sumber -ambe -ember Keluhan uta aE 9lien mengatakan nyeri, nyeri bertambah berat saat bergerak dan tidak hilang dengan diam, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada perut bagian ba1ah men"alar ke seluruh dinding perut, skala nyeri sedang ()-6!, nyeri dirasakan hilang timbul. R!"a#at $en#ak!t %ekarangE 9lien mengatakan mulai tanggal 19 @ebruari /,11 "am 1,.,, #36 setelah bersih-bersih rumah klien merasakan keluar 7airan per=aginam bening bau anyir, dan klien merasakan ken7engken7eng kemudian klien periksa ke puskesmas sumber "ambe kemudian diru"uk ke RS0 0r. Soebandi -ember. 9lien MRS di RS0 dr. Soebandi -ember tanggal 19 @ebruari /,11 "am 1).,, #36, dan MRS di Ruang G9 "am 1 .() #36. 6ayi lahir "enis kelamin perempuan, '6 )/ 7m, 66 ...,, gr, linkar kepala .6 7m, lingkar dada .) 7m, lingkar perut .. 7m, AS *- tidak ada ke7a7atan, bayi dira1at di ruang perinatologi. R!"a#at $en#ak!t &ahuluE 9lien mengatakan mempunyai sakit sesak yang sering kambuh, tidak mempunyai penyakit 0M, hipertensi, penyakit "antung. R!"a#at ke%ehatan keluargaE Benek klien mempunyai penyakit 0M, ibu klien mempunyai penyakit "antung dan sesak. R!"a#at $%!k'%'%!alE 9lien mengatakan pada a1al kehamilannya klien berusaha menggugurkan kehamilannya dengan minum "amu, karena klien sudah tidak menghendaki mempunyai anak lagi, klien takut keguguran lagi seperti kehamilan yang ke ., tetapi karena tidak berhasil dan oleh suaminya tidak boleh digugurkan kemudian dibatalkan. Saat ini klien dapat menerima kehadiran anaknya dan merasa lega karena anak dan dirinya selamat. P'la $er%e$%! &an tatalak%ana ke%ehatanE 9lien mengatakan selama kehamilannya selalu memeriksakan diri se7ara rutin ke bidan dan 'osyandu. P'la nutr!%! &an eta('l!% E Selama hamil klien tidak ada gangguan pada nafsu makan maupun pola

makan, Menurut klien dan suaminya setelah melahirkan klien tidak boleh makan ikan laut, daging ayam, dan telur karena dapat menyebabkan gatal. P'la akt!)!ta%E Selama hamil aktifitas klien tidak terganggu, dan setelahmelahirkan seluruh kebutuhan sehari-harinya dibantu oleh keluarga. P'la el! !na%!E Selama hamil dan setelah melahirkan tidak ada gangguan pada eliminasi urine dan al=i. P'la $er%e$%! %en%'r!E Selama hamil dan setelah melahirkan tidak mengalami gangguan persepsi dan sensori. P'la k'n%e$ &!r!E 9lien tidak merasa malu dengan perubahan yang ter"adi setelah melahirkan. P'la hu(ungan &an $eranE $ubungan dengan keluarga harmonis, ayah ibu dan suami hadir bergantian selama pasien di rumah sakit. P'la re$r'&uk%! &an %ek%ualE9lien mempunyai . orang anak, tidak pernah menderita penyakit seksual menular, selama hamil tetap melakukan hubungan seksual dengan pasangan, menurut klien hubungan seksual setelah melahirkan dapat dilakukan setelah (, hari pas7a melahirkan. P'la $enanggulangan %tre%*k'$!ng + T'leran%! %tre%%E -ika ada stess atau ada masalah klien keluar rumah untuk "alan-"alan. R!"a#at $enggunaan k'ntra%e$%!E 9lien selama ini menggunakan kontrasepsi 96. R!"a#at en%trua%!E Menar7he 1/ tahun, lama 6 hari, siklus / -., hari, $'$2 lupa, saat haid nyeri, kadang-kadang mengalami fluor albus terutama bila kepayahan, tetapi tidak gatal. R!"a#at keha !lan ter&ahuluE Selama hamil ke 1-. klien periksa se7ara teratur ke bidan dan 'osyandu, tidak pernah ada gangguan, tetapi saat melahirkan ke dukun. R!"a#at keha !lan %ekarangE 9ehamilan saat ini yang ke-(, selama hamil ini tidak ada gangguan, periksa teratur ke bidan+'osyandu. R!"a#at $er%al!nan ter&ahuluE 9lien mengatakan anak pertama lahir normal di tolong dukun, usia kehamilan 1, bulan, anak ke-/ lahir normal didukun dengan usia kehamilan 9 bulan, lahir, anak ke-. keguguran dengan usia kehamilan 6 bulan. R!"a#at $er%al!nan %ekarangE '. ,,1. lahir dengan normal Kea&aan u u 4 lemah, kesadaran 7ompos mentis, ;DS (-)-6, 1a"ah tampak tegang terutama saat bergerak, meringis, dan klien tampak berhati-hati saat bergerak. Tan&a,tan&a )!tal4 suhu .6,7, denyut nadi F+mnt, tekanan darah 11,+6, mm$g, Respirasi //F+mnt, 26+66 1)67m +) kg. Ke$ala &an leher4 rambut bersih, tebal,

)))) )))) ))) )))

1arna hitam, tidak mudah di7abut, kon"ungti=a tidak anemis, s7lera putih, tidak terdapat edema palpebra, muka4 ada kloasma, tidak sembab, tidak ber"era1at, terlinga4 simetris, tidak keluar 7airan, dan tidak ada keluhan, hidung4 tidak ada polip, tidak keluar 7airan, mulut4 bersih mukosa bibir lembab, tidak terdapat saria1an, tidak ada karies, gigi utuh, leher4 tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada pembesaran kelen"ar tiroid dan peningkatan tekanan =ena "ugularis. Th'rak*&a&a4 bentuk normal, gerakan nafas simetris, tidak terlihat iktus kordis, ekspansi dada optimal, fremitus raba normal, teraba iktus kordis di 3DS ) mid kla=ikula kiri, sonor diseluruh lapang paru, tidak ada pembesaran "antung, suara napas =esikuler, ronki A+A, 1hee8ing -+-, S1-S/ tunggal. Pa#u&ara4 buah dada lembek, hiperpigmentasi areola, puting menon"ol, AS3 tidak keluar. A(&' en4 bentuk 7embung, , bising usus 1,F+mnt, dinding abdomen supel, hepar dan lien tidak teraba, tinggi fundus uteri pertengahan pusat simpisis, timpani. -enetal!a4 perdarahan per=aginam tidak ada, lo7hea serosa. 'unggung4 struktur sesuai anatomis. Ek%tre !ta%4 DR2 I / detik, tidak ada =arises, kekuatan otot ), Integu enE tidak ada "e"as, elastisitas kulit baik. D!agn'%a ke$era"atan #ang 1. /. .. un.ul

;angguan rasa nyaman (nyeri! b+d peregangan perineum Resiko infeksi b+d trauma "alan lahir. 'roses laktasi tidak efektif b+d konflik tentang bayinya, kurangnya pengetahuan tentang 7ara mera1at bayi.

Ren.ana t!n&akan 9a"i tingkat nyeri pasien. 9a"i kontraksi uterus, proses in=olusi uteri. A"ar tehnik distraksi dan relaksasi. 9olaborasi dokter tentang pemberian analgesi7. 'antauE =ital sign, tanda infeksi. 9a"i pengeluaran lo7hea, 1arna, bau dan "umlah. 9a"i luka perineum, keadaan "ahitan. An"urkan pasien membasuh =ul=a setiap habis berkemih dengan 7ara yang benar dan mengganti 'A0 setiap . kali perhari atau setiap kali pengeluaran lo7hea banyak. 'ertahnakan teknik septik aseptik dalam mera1at pasien

(mera1at luka perineum, mera1at payudara, mera1at bayi!. 6eri kesempatan ibu untuk melakuakn pera1atan bayi se7ara mandiri. ?ibatkan suami dalam pera1atan bayi. ?atih ibu untuk pera1atan payudara se7ara mandiri dan teratur. Moti=asi ibu untuk meningkatkan intake 7airan dan diet 292'. ?akukan ra1at gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada ibu atau bayi Pelak%anaan Mengka"i tingkat nyeri pasien (skala nyeri pasien )+ sedang!. Mengka"i kontraksi uterus proses in=olusi uteri ( kontraksi uterus A, 2@: pertengahan pusat dan simpisis!. menga"arkan tehnik distraksi dan relaksasi (pasien bisa menerapkan tehnik distraksi nafas dalam dan mempraktekan saat nyeri!. 9olaborasi dokter tentang pemberian analgesi7 (diberikan asam mefenamat .F),,mg! . 'antauE =ital sign, tanda infeksi (2E 11,+6,mm$g, BE (F+mnt, RRE /,F+mnt, tE .6,)LD rubor -, kalor-, tomor -, dolor -!. Mengka"i pengeluaran lo7hea, 1arna, bau dan "umlah (lo7hea serora, 1arna keputihan, bau anyir dan "umlah M /,77!. Mengan"urkan pasien membasuh =ul=a setiap habis berkemih dengan 7ara yang benar dan mengganti 'A0 setiap . kali perhari atau setiap kali pengeluaran lo7hea banyak (pasien bisa melaksanakan pembersihan =ul=a dari depan kebelakang!. Memberi kesempatan ibu untuk melakuakn pera1atan bayi se7ara mandiri (ibu men7oba menyusui bayi ( kali setiap hari diruang perinatologi!. Melibatkan suami dalam pera1atan bayi (suami ikut melihat bayinya di ruang perinatologi!. Melatih ibu untuk pera1atan payudara se7ara mandiri dan teratur (pasien bisa melakukan pera1atan payudara tetapi AS3nya tidak keluar!. Memoti=asi ibu untuk meningkatkan intake 7airan dan diet 292' (pasien makan diit dari rumah sakit 1 porsi habis tetapi telur dan ikan tidak dimakan!. Melakukan ra1at gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada ibu atau bayi (pasien takut kalau anaknya di"adika satu dira1at gabung, takut kalau ada komplikasi pada bayinya!

E)alua%! SE 'asien mengatakan perutnya masih nyeri, pasien menginginkan bayinya dira1at "adi satu diruang ra1at gabung tetapi pasien takut ter"adi komplikasi pada bayinya %E 9ontraksi uterus A, 2@: pertengahan pusat dan simpisis, pasien bisa menerapkan tehnik distraksi nafas dalam dan mempraktekan saat nyeri, 2E 11,+6,mm$g, BE (F+mnt, RRE /,F+mnt, tE .6,)LD rubor -, kalor-, tomor -, dolor -, lo7hea serora, 1arna keputihan, bau anyir dan "umlah M /,77, pasien bisa melaksanakan pembersihan =ul=a dari depan kebelakang, ibu men7oba menyusui bayi ( kali setiap hari diruang perinatologi, pasien bisa melakukan pera1atan payudara tetapi AS3nya tidak keluar, pasien makan diit dari rumah sakit 1 porsi habis tetapi telur dan ikan tidak dimakan, pasien takut kalau anaknya di"adika satu dira1at gabung, takut kalau ada komplikasi pada bayinya AE ;angguan rasa nyaman (nyeri! belum teratasi 3nfeksi tidak ter"adi 'roses laktasi tidak efektif belum teratasi 'E Ren7ana tindakan dilan"utkan

KASUS II By. $, :mur /, tahun, suku+bangsa Madura+3ndonesia, pendidikan SM', Agama 3slam, 'eker"aan 3R2, Suami 2n. S umur// tahun, suku+bangsa Madura+3ndonesia, pendidikan SMA, Agama 3slam, 'eker"aan S1asta, Alamat situbondo Keluhan uta aE 9lien mengatakan nyeri pada perut, nyeri bertambah berat saat bergerak, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada perut bagian ba1ah, skala nyeri sedang ()-6!, nyeri dirasakan hilang timbul. R!"a#at $en#ak!t %ekarangE pada tanggal 19-,/-/,11 pasien ke"ang kemudia pasien diba1a ke puskesmas besuki dan di ru"uk ke RS0 . Situbondo dan setelag pasien tidak ke"ang lagi pasien pulang paksa, dan pada hari mimggu, /,-,/-/,11 pasien ke"ang lagi lalu di ba1a ke RS0 Situbondo kemudian diru"uk ke RS0 0r. Soebandi -ember dan MRS di Ruang G9 "am 1 .() #36. 6ayi lahir "enis kelamin laki-laki, '6 (6 7m, 66 /.,,, gr, linkar

kepala /9 7m, lingkar dada ., 7m, lingkar perut ., 7m, AS .-) tidak ada ke7a7atan, bayi dira1at di ruang perinatologi. R!"a#at $en#ak!t &ahuluE 9lien mengatakan mempunyai hipertensi. R!"a#at ke%ehatan keluargaE 3bu klien mempunyai penyakit $ipertensi. R!"a#at $%!k'%'%!alE 9lien mengatakan ini adalah kehamilan yang diharapkan dan merasa lega karena anak dan dirinya selamat. P'la $er%e$%! &an tatalak%ana ke%ehatanE 9lien mengatakan selama kehamilannya selalu memeriksakan diri se7ara rutin ke bidan dan 'osyandu. P'la nutr!%! &an eta('l!% E Selama hamil dan setelah melahirkan klien tidak ada gangguan pada nafsu makan maupun pola makan. P'la akt!)!ta%E Selama hamil aktifitas klien tidak terganggu, dan setelah melahirkan sebagian kebutuhan sehari-harinya dibantu oleh keluarga. P'la el! !na%!E Selama hamil dan setelah melahirkan tidak ada gangguan pada eliminasi urine dan al=i. P'la $er%e$%! %en%'r!E Selama hamil dan setelah melahirkan tidak mengalami gangguan persepsi dan sensori. P'la k'n%e$ &!r!E 9lien tidak merasa malu dengan perubahan yang ter"adi setelah melahirkan. P'la hu(ungan &an $eranE $ubungan dengan keluarga harmonis, ayah ibu dan suami hadir bergantian selama pasien di rumah sakit. P'la re$r'&uk%! &an %ek%ualE Selama hamil tetap melakukan hubungan seksual dengan pasangan, menurut klien hubungan seksual setelah melahirkan dapat dilakukan setelah (, hari pas7a melahirkan. P'la $enanggulangan %tre%*k'$!ng + T'leran%! %tre%% E -ika ada stess atau ada masalah klien membi7arakan dengan suami. R!"a#at $enggunaan k'ntra%e$%!E 9lien tidak memnggunakan kontrasepsi. R!"a#at siklus / hari, $'$2 lupa. R!"a#at keha !lan ter&ahuluE kehamilan ke-1. R!"a#at keha !lan %ekarangE 9ehamilan saat ini tidak ada gangguan, periksa teratur ke bidan+'osyandu. R!"a#at $er%al!nan ter&ahuluE-. R!"a#at $er%al!nan %ekarangE '1 ,,,, lahir dengan normal Kea&aan u u 4 lemah, kesadaran 7ompos mentis, ;DS (-)-6. Tan&a,tan&a )!tal4 suhu .6,),7, denyut nadi ( F+mnt, tekanan darah 1,,+*, mm$g, Respirasi /,F+mnt, 26+66 16,7m +)) kg. Ke$ala &an leher4 rambut bersih, tebal, 1arna hitam, tidak en%trua%!E Menar7he 1. tahun, lama * hari,

mudah di7abut, kon"ungti=a tidak anemis, s7lera putih, tidak terdapat edema palpebra, muka, terlinga4 simetris, tidak keluar 7airan, dan tidak ada keluhan, hidung4 tidak ada polip, tidak keluar 7airan, mulut4 bersih mukosa bibir lembab, tidak terdapat saria1an, tidak ada karies, gigi utuh, leher4 tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada pembesaran kelen"ar tiroid dan peningkatan tekanan =ena "ugularis. Th'rak*&a&a4 bentuk normal, gerakan nafas simetris, tidak terlihat iktus kordis, ekspansi dada optimal, fremitus raba normal, teraba iktus kordis di 3DS ) mid kla=ikula kiri, sonor diseluruh lapang paru, tidak ada pembesaran "antung, suara napas =esikuler, ronki -+-, 1hee8ing -+-, S1-S/ tunggal. Pa#u&ara4 buah dada lembek, hiperpigmentasi areola, puting menon"ol, AS3 keluar. A(&' en4 bentuk 7embung, , bising usus 1/F+mnt, dinding abdomen supel, hepar dan lien tidak teraba, tinggi fundus uteri / -ari diba1ah pusat, timpani. -enetal!a4 perdarahan per=aginam sedikit, lo7hea rubra, luka episotomi A, 'unggung4 struktur sesuai anatomis. Ek%tre !ta%4 DR2 I / detik, tidak ada =arises, kekuatan otot ), Integu enE tidak ada "e"as, elastisitas kulit baik. D!agn'%a ke$era"atan #ang 1. /. .. un.ul

;angguan rasa nyaman (nyeri! b+d peregangan perineum4 luka episiotomi4 in=olusi uteri4 hemoroid4 pembengkakan payudara. Resiko infeksi b+d trauma "alan lahir. 'roses laktasi tidak efektif b+d konflik tentang bayinya, kurangnya pengetahuan tentang 7ara mera1at bayi.

Ren.ana t!n&akan 9a"i tingkat nyeri pasien. 9a"i kontraksi uterus, proses in=olusi uteri. A"ar tehnik distraksi dan relaksasi. 9olaborasi dokter tentang pemberian analgesi7. 'antauE =ital sign, tanda infeksi. 9a"i pengeluaran lo7hea, 1arna, bau dan "umlah. 9a"i luka perineum, keadaan "ahitan. An"urkan pasien membasuh =ul=a setiap habis berkemih dengan 7ara yang benar dan mengganti 'A0 setiap . kali perhari atau setiap kali pengeluaran lo7hea banyak. 'ertahnakan teknik septik aseptik dalam mera1at pasien

(mera1at luka perineum, mera1at payudara, mera1at bayi!. 6eri kesempatan ibu untuk melakuakn pera1atan bayi se7ara mandiri. ?ibatkan suami dalam pera1atan bayi. ?atih ibu untuk pera1atan payudara se7ara mandiri dan teratur. Moti=asi ibu untuk meningkatkan intake 7airan dan diet 292'. ?akukan ra1at gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada ibu atau bayi Pelak%anaan Mengka"i tingkat nyeri pasien (skala nyeri pasien (+ sedang!. Mengka"i kontraksi uterus proses in=olusi uteri ( kontraksi uterus A, 2@: / -ari diba1ah pusat!. Menga"arkan tehnik distraksi dan relaksasi (pasien bisa menerapkan tehnik distraksi nafas dalam dan mempraktekan saat nyeri!. 9olaborasi dokter tentang pemberian analgesi7 (diberikan asam mefenamat .F),,mg! . 'antauE =ital sign, tanda infeksi (2E 11,+*,mm$g, BE (F+mnt, RRE /,F+mnt, tE .6,*LD, readnes A, edema A, ekhimosis -, dis7hart A, aproksimation A!. Mengka"i pengeluaran lo7hea, 1arna, bau dan "umlah (lo7hea lubra, 1arna kemerahan, bau amis dan "umlah M /,77!. Mengka"i luka perineum, keadaan "ahitan (luka perineum kemerahan, "ahitan 1ound dihinsen -!. 'ertahnakan teknik septik aseptik dalam mera1at pasien (mera1at luka perineum, mera1at payudara, mera1at bayi! (pasien membersihkan lukanya dengan betadin!. Mengan"urkan pasien membasuh =ul=a setiap habis berkemih dengan 7ara yang benar dan mengganti 'A0 setiap . kali perhari atau setiap kali pengeluaran lo7hea banyak (pasien bisa melaksanakan pembersihan =ul=a dari depan kebelakang dan terakhir diberi betadin!. Memberi kesempatan ibu untuk melakuakn pera1atan bayi se7ara mandiri (pasien belum melihat bayinya di perinatologi!. Melibatkan suami dalam pera1atan bayi (suami melihat bayinya di ruang perinatologi!. Melatih ibu untuk pera1atan payudara se7ara mandiri dan teratur (pasien bisa melakukan pera1atan payudara dan AS3nya keluar!. Memoti=asi ibu untuk meningkatkan intake 7airan dan diet 292' (pasien makan diit dari rumah sakit 1 porsi habis!. Melakukan ra1at gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada ibu atau bayi (bayi pasien masih dalam obser=asi di perinatologi!.

E)alua%! SE 'asien mengatakan perutnya masih nyeri, pasien menginginkan melihat bayinya yang dira1at di ruang perinatologi dan ingin menyusuinya %E 9ontraksi uterus A, 2@: / -ari diba1ah pusat, pasien bisa menerapkan tehnik distraksi nafas dalam dan mempraktekan saat nyeri, 2E 11,+*,mm$g, BE (F+mnt, RRE /,F+mnt, tE .6,*LD, readnes A, edema A, ekhimosis -, dis7hart A, aproksimation A, lo7hea lubra, 1arna kemerahan, bau amis dan "umlah M /,77, pasien bisa melaksanakan pembersihan =ul=a dari depan kebelakang, pasien belum melihat bayinya di perinatologi, pasien bisa melakukan pera1atan payudara dan AS3nya keluar, pasien makan diit dari rumah sakit 1 porsi habis, bayi pasien masih dalam obser=asi di perinatologi AE ;angguan rasa nyaman (nyeri! belum teratasi 3nfeksi tidak ter"adi 'roses laktasi tidak efektif belum teratasi 'E Ren7ana tindakan dilan"utkan

KASUS III By. ', :mur .( tahun, suku+bangsa Madura+3ndonesia, pendidikan S0, Agama

3slam, 'eker"aan 3R2, Suami 2n. R umur .) tahun, suku+bangsa Madura+3ndonesia, pendidikan S0, Agama 3slam, 'eker"aan 2ani, Alamat 9alisat Keluhan uta aE 9lien mengatakan nyeri, nyeri bertambah berat saat bergerak dan tidak hilang dengan diam, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada perut bagian ba1ah men"alar ke seluruh dinding perut, skala nyeri sedang ((-)!, nyeri dirasakan hilang timbul. R!"a#at $en#ak!t %ekarangE 9lien mengatakan mulai tanggal /. @ebruari /,11 "am ,9.,, #36 klien merasakan ken7eng-ken7eng kemudian klien periksa ke RS 9alisat kemudian diru"uk ke RS0 0r. Soebandi -ember. 9lien MRS di RS0 dr. Soebandi -ember tanggal /. @ebruari /,11 "am 1,.,, #36, dan MRS di Ruang G9 "am 11.)) #36. 6ayi lahir "enis kelamin perempuan,

'6 )/ 7m, 66 ..*), gr, linkar kepala .6 7m, lingkar dada .) 7m, lingkar perut .. 7m, AS )-6 tidak ada ke7a7atan, bayi dira1at bersama ibu diruang ra1at gabung. R!"a#at $en#ak!t &ahuluE 9lien mengatakan mempunyai sakit sesak. R!"a#at ke%ehatan keluargaE 6apak klien mempunyai penyakit asma. R!"a#at $%!k'%'%!alE 9lien merasa takut dengan kehamilan saat ini karena pasien mempunyai penyakit sesak dan takut berdampak pada bayinya. Saat ini klien merasa lega karena anak dan dirinya selamat. P'la $er%e$%! &an tatalak%ana ke%ehatanE 9lien mengatakan selama kehamilannya selalu memeriksakan diri se7ara rutin ke bidan dan 'osyandu. P'la nutr!%! &an eta('l!% E Selama hamil klien tidak ada gangguan pada nafsu makan maupun pola makan, Menurut klien dan suaminya sebelum dan setelah melahirkan klien tidak boleh makan ikan laut, daging ayam, dan telur karena dapat menyebabkan gatal. P'la akt!)!ta%E Selama hamil aktifitas klien tidak terganggu, dan setelah melahirkan seluruh kebutuhan sehari-harinya dibantu oleh keluarga. P'la el! !na%!E Selama hamil dan setelah melahirkan tidak ada gangguan pada eliminasi urine dan al=i. P'la $er%e$%! %en%'r!E Selama hamil dan setelah melahirkan tidak mengalami gangguan persepsi dan sensori. P'la k'n%e$ &!r!E 9lien tidak merasa malu dengan perubahan yang ter"adi setelah melahirkan. P'la hu(ungan &an $eranE $ubungan dengan keluarga harmonis, ayah ibu dan suami hadir bergantian selama pasien di rumah sakit. P'la re$r'&uk%! &an %ek%ualE 9lien mempunyai . orang anak, tidak pernah menderita penyakit seksual menular, selama hamil tetap melakukan hubungan seksual dengan pasangan. P'la $enanggulangan %tre%*k'$!ng + T'leran%! %tre%%E -ika ada stess atau ada masalah klien keluar rumah untuk "alan"alan dan membi7arakan dengan suami, R!"a#at $enggunaan k'ntra%e$%!E 9lien selama ini menggunakan kontrasepsi 96 suntik. R!"a#at tahun, lama hari, siklus / en%trua%!E Menar7he 1. hari, $'$2 lupa, saat haid nyeri, kadang-kadang

mengalami fluor albus terutama bila kepayahan, tetapi tidak gatal. R!"a#at keha !lan ter&ahuluE Selama hamil ke 1-. klien periksa se7ara teratur ke bidan dan 'osyandu, tidak pernah ada gangguan. R!"a#at keha !lan %ekarangE 9ehamilan saat ini yang ke-(, selama hamil ini tidak ada gangguan, periksa teratur ke bidan+'osyandu. R!"a#at $er%al!nan ter&ahuluE 9lien mengatakan anak pertama

lahir normal di tolong dukun, usia kehamilan 9 bulan, anak ke-/ lahir normal didukun dengan usia kehamilan 9 bulan, lahir, anak ke-. lahir normal di bidan dengan usia kehamilan 9 bulan. R!"a#at $er%al!nan %ekarangE '. ,,,. lahir dengan normal Kea&aan u u 4 lemah, kesadaran 7ompos mentis, ;DS (-)-6, 1a"ah tampak. Tan&a,tan&a )!tal4 suhu .6,*,7, denyut nadi F+mnt, tekanan darah 1/,+6, mm$g, Respirasi //F+mnt, 26+66 1)*7m +)* kg. Ke$ala &an leher4 rambut bersih, tebal, 1arna hitam, tidak mudah di7abut, kon"ungti=a tidak anemis, s7lera putih, tidak terdapat edema palpebra, muka tidak ber"era1at, terlinga4 simetris, tidak keluar 7airan, dan tidak ada keluhan, hidung4 tidak ada polip, tidak keluar 7airan, mulut4 bersih mukosa bibir lembab, tidak terdapat saria1an, tidak ada karies, gigi utuh, leher4 tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada pembesaran kelen"ar tiroid dan peningkatan tekanan =ena "ugularis. Th'rak*&a&a4 bentuk normal, gerakan nafas simetris, tidak terlihat iktus kordis, ekspansi dada optimal, fremitus raba normal, teraba iktus kordis di 3DS ) mid kla=ikula kiri, sonor diseluruh lapang paru, tidak ada pembesaran "antung, suara napas =esikuler, ronki -+-, 1hee8ing A+A, S1-S/ tunggal. Pa#u&ara4 buah dada lembek, hiperpigmentasi areola, puting menon"ol, AS3 tidak keluar. A(&' en4 bentuk 7embung, , bising usus 1)+mnt, dinding abdomen supel, hepar dan lien tidak teraba, tinggi fundus uteri 1 "ari diba1ah pusat, timpani. -enetal!a4 perdarahan per=aginam tidak ada, lo7hea rubra. 'unggung4 struktur sesuai anatomis. Ek%tre !ta%4 DR2 I / detik, tidak ada =arises, kekuatan otot ), Integu enE tidak ada "e"as, elastisitas kulit baik. D!agn'%a ke$era"atan #ang 1. /. .. un.ul

;angguan rasa nyaman (nyeri! b+d peregangan perineum Resiko infeksi b+d trauma "alan lahir. 'roses laktasi tidak efektif b+d kurangnya pengetahuan tentang 7ara mera1at bayi.

Ren.ana t!n&akan 9a"i tingkat nyeri pasien. 9a"i kontraksi uterus, proses in=olusi uteri. A"ar tehnik distraksi dan relaksasi. 9olaborasi dokter tentang pemberian analgesi7. 'antauE =ital sign, tanda infeksi. 9a"i pengeluaran lo7hea, 1arna, bau dan "umlah. 9a"i luka perineum, keadaan "ahitan. An"urkan pasien membasuh =ul=a setiap habis berkemih dengan 7ara yang benar dan mengganti 'A0 setiap . kali perhari atau setiap kali pengeluaran lo7hea banyak. 'ertahnakan teknik septik aseptik dalam mera1at pasien (mera1at luka perineum, mera1at payudara, mera1at bayi!. 6eri kesempatan ibu untuk melakuakn pera1atan bayi se7ara mandiri. ?ibatkan suami dalam pera1atan bayi. ?atih ibu untuk pera1atan payudara se7ara mandiri dan teratur. Moti=asi ibu untuk meningkatkan intake 7airan dan diet 292'. ?akukan ra1at gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada ibu atau bayi Pelak%anaan Mengka"i tingkat nyeri pasien (skala nyeri pasien (+ sedang!. Mengka"i kontraksi uterus proses in=olusi uteri ( kontraksi uterus A, 2@: satu "ari diba1ah pusat!. menga"arkan tehnik distraksi dan relaksasi (pasien bias menerapkan tehnik distraksi nafas dalam dan mempraktekan saat nyeri!. 9olaborasi dokter tentang pemberian analgesi7 (diberikan asam mefenamat .F),,mg! . 'antauE =ital sign, tanda infeksi (2E 1/,+*,mm$g, BE (F+mnt, RRE 1 F+mnt, tE .6,)LD rubor -, kalor-, tomor -, dolor -!. Mengka"i pengeluaran lo7hea, 1arna, bau dan "umlah (lo7hea rubra, 1arna kemerahan, bau amis dan "umlah M .,77!. Mengan"urkan pasien membasuh =ul=a setiap habis berkemih dengan 7ara yang benar dan mengganti 'A0 setiap . kali perhari atau setiap kali pengeluaran lo7hea banyak (pasien bisa melaksanakan pembersihan =ul=a dari depan kebelakang!. Memberi kesempatan ibu untuk melakuakn pera1atan bayi se7ara mandiri (pasien dan bayi "adi satu diruang ra1at gabung!. Melibatkan suami dalam pera1atan bayi (suami ikut mera1at bayinya diruang ra1at gabung!. Melatih ibu untuk pera1atan payudara se7ara mandiri dan teratur (pasien bisa melakukan pera1atan payudara tetapi AS3nya tidak keluar!.

Memoti=asi ibu untuk meningkatkan intake 7airan dan diet 292' (pasien makan diit dari rumah sakit 1 porsi habis tetapi telur dan ikan tidak dimakan!. Melakukan ra1at gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada ibu atau bayi (pasiendan bayi "adi satu diruang ra1at gabung! E)alua%! SE 'asien mengatakan perutnya masih nyeri, pasien senang bayinya dira1at "adi satu diruang ra1at gabung. %E 9ontraksi uterus A, 2@: satu "ari diba1ah pusat, pasien bisa menerapkan tehnik distraksi nafas dalam dan mempraktekan saat nyeri, 2E 1/,+*,mm$g, BE (F+mnt, RRE 1 F+mnt, tE .6,)LD rubor -, kalor-, tomor -, dolor -, lo7hea rubra, 1arna kemerahan, bau amis dan "umlah M .,77, pasien bisa melaksanakan pembersihan =ul=a dari depan kebelakang, pasien dan bayi "adi satu diruang ra1at gabung, pasien bisa melakukan pera1atan payudara tetapi AS3nya tidak keluar, pasien makan diit dari rumah sakit 1 porsi habis tetapi telur dan ikan tidak dimakan, pasien takut kalau anaknya di"adika satu dira1at gabung, takut kalau ada komplikasi pada bayinya AE ;angguan rasa nyaman (nyeri! belum teratasi 3nfeksi tidak ter"adi 'roses laktasi tidak efektif belum teratasi 'E Ren7ana tindakan dilan"utkan

BAB I/ PE0BAHASAN KASUS I Aspek psikologis antara ibu dan bayi akan segera ter"alin proses lekat (early infantmother bonding! akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. $al ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi selan"utnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. 0ari segala sudut pertimbangan maka AS3 adalah makanan terbaik bagi bayi dan produksi AS3 akan makin 7epat dan makin banyak bila menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin. 'ada hari-hari pertama yang keluar adalah kolostrum yang "umlahnya sedikit. 2etapi hal itu tak perlu dikha1atirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit (Soet"iningsih, /,,,!. 'ada By. R, asi tidak dapat keluar dan sudah di7oba untuk memberikan pada bayinya, pera1atan payudara dilakukan setiap hari pagi dan sore, setiap . "am sekali By. R datang keruang perinatologiditemani suami dan men7oba untuk menyusui bayinya tetapi asinya tidak keluar pada saat menyusui posisinya sudah benar dagu bayi menyentuh payudara, putimg susu keluar aerola mama bersih. 0epresi dapat "uga dialami setelah sang ibu melahirkan bayinya, amat penting men"aga sampai si ibu yang sedang mengandung mengalami depresi anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan akan memiliki kadar hormon stres tinggi, akti=itas otak yang peka terhadap depresi, menun"ukkan sedikit ekspresi, dan mengalami ge"ala depresi lain, seperti sulit makan dan tidur, untuk produksi asi ibu diupayakan dengan mengkonsumsi makanan yang bergi8i karena adanya pantang dari keluarga supaya si ibu tidak mengkonsumsi telur dan ikan ayam, dengan alasan "ika mengkonsumsi telur dan ikan ayam akan ter"adi gatal pada kandungan. 'embuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor ke"i1aan. 3bu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang per7aya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk

ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya, ibu harus dalam keadaan santai saat menyusui dalam memberikan AS3 eksklusif, faktor psikologis ibu menyusuiharus rileks. 0isini sebetulnya peran besar sang ayah. -ika ayah mendukung maka AS3 akan lan7ar. Mendukung bisa dengan berbagai 7ara mulai dari menyemangati istri hingga hal lain seperti menyenda1akan bayi setelah menyusu, menggendong bayi untuk disusukan ke ibunya. KASUS II 'ertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh "umlah AS3 yang diperoleh termasuk energi dan 8at gi8i lainnya yang terkandung di dalam AS3 tersebut. AS3 tanpa bahan makanan lain dapat men7ukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu AS3 hanya berfungsi sebagai sumber protein =itamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras. 3bu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. 0an bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis se"ak masih usia muda, bah1a menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu 'ada By. $, yang melahirkan anak pertama berkemauan untuk menyusui anaknya tetapi tidak bisa memberikan asinya pada bayinya karena bayinya ada diruang perinatologi dan dari kondisi bayi tidak memungkinkan untuk dilakukan ra1atgabung, bayinya lahir dengan berat /,,, gram dan apgar skore .-). Sering "uga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti ter"adinya bendungan AS3 yang mengakibatkan ibu merasa sakit se1aktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak mengan"urkan ibu menyusui bayinya, demikian "uga ibu yang gi8inya tidak baik akan menghasilkan AS3 dalam "umlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gi8inya baik.

0isamping itu "uga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum 1aktunya (prematur! atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap AS3 dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit KASUS III 'roses ter"adinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. ;erakan tersebut merangsang kelen"ar 'i7tuitary Anterior untuk memproduksi se"umlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. 'roses pengeluaran air susu "uga tergantung pada ?et 0o1n RepleF, dimana hisapan putting dapat merangsang kelen"ar 'i7tuitary 'osterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir se7ara lan7ar. 9egagalan dalam perkembangan payudara se7ara fisiologis untuk menampung air susu sangat "arang ter"adi. 'ayudara se7ara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan 7abang yang men"adi ranting semakin menge7il. Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam 7abang-7abang besar menu"u saluran ke dalam putting. Se7ara =isual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, me1akili tenunan kelen"ar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding al=eoli berkontraksi, anggur tersebut terpen7et dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke 7abang-7abang lebih besar, yang se7ara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus la7titerous. 'usat dari areda (bagan yang berpigmen! adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam! mulut bayi.

'ada By. ' yang melahirkan anak ke-empat, tidak dapat menyusui bayinya karena asinya tidak keluar padahal bayinya sudah "adi satu dengan ibu diruang ra1atgabung dan dapat selalu kontak dengan bayinya. 0alam keluarga By. ' masih menganut budaya pantang makan pada ibu yang sedang hamil dan setelah melahirkan yaitu tidak boleh makan telur, ikan ayam dan ikan laut. 9eadaan gi8i anak pada 1aktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gi8i semasa hamil. 3bu yang semasa hamilnya menderita gangguan gi8i selain akan melahirkan anak yang gi8inya tidak baik, "uga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin anak akan lahir mati. Se"ak ter"adinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim ibu. $anya makanan yang memenuhi syarat gi8i bagi anak dan bagi ibunya yang dapat membantu syarat gi8i bagi 1anita hamil dan pengaturan makanan anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu. Menyusui adalah 7ara makan aanak-anak yang tradisional dan ideal, yang biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gi8i seseorang bayi untuk masa hidup empat sampai enam bulan pertama. 6ahkan setelah diperkenankan bahan makanan tambahan yang utama, AS3 masih tetap merupakan sumber utama yang bisa men7ukupi gi8i, apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan ter"adi kemunduran dalam pembuatan AS3. 2erlebih "ikapada masa kehamilan ibu "uga mengalami kekurangan gi8i. 9arena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. 0an 1alaupun tidak "elas pengaruh "umlah air minum dalam "umlah yang 7ukup. 0ian"urkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan ka7ang-ka7angan, bahan makanan sumber =itamin "uga diperlukan untuk men"amin kadar berbagai =itamin dalam AS3. 9ontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi AS3. 'ada periode ini AS3 sa"a sudah dapat memenuhi kebutuhan gi8i bayi, karena AS3 adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. 0engan menysusui akan ter"alin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak

BAB / KESI0PULAN DAN SARAN A. KESI0PULAN 1. @aktor yang menyebabkan proses laktasi tidak efektif adalah ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa (faktor psikis!, baik karena faktor intern dari ibu seperti ter"adinya bendungan AS3 yang mengakibatkan ibu merasa sakit se1aktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu. 0isamping itu "uga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum 1aktunya (prematur! atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap AS3 dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit. /. Ren7ana kepera1atan pada pasien post patum fisiologis dengan masalah proses laktasi tidak efektif adalah pera1tan payudara, pemberian nutrisi yang adekuat dan support system dari keluarga dan petugas kesehatan. .. 'era1atan fisik payudara masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara. 'engurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada 1aktunya AS3 akan keluar dengan lan7ar. 2erapi lainnya, seperti pi"at, "uga terbukti baik untuk mengatasi depresi, baik bagi anak maupun ibu. 2api, ini pun harus dengan penga1asan dari dokter, serta pemberian diit 292' untuk peningkatan produksi asi.
(. Setalah dilakukan tidakan kepera1atan pada ketiga pasien, motifasi untuk memberikan asi pada bayinya meningkat dan akan melaksanakan saran yang diberiakan petugas. ). 0okumentasi palaksanaan asuhan kepera1atan dimulai dari tin"auan pustaka, pengaka"ian sampai dengan e=aluasi serta kesimpulan dan saran.

B. SARAN

1. 'erlu peningkatan penyuluhan kesehatan se7ara umum khususnya tentang AS3 dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gi8i dan pera1atan payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi AS3 7ukup. /. 'erlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, 'osyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petun"uk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang AS3 dan menyusui.

ASUHAN KEPERA1ATAN KLIEN POST PARTU0


DEN-AN 0ASALAH PROSES LAKTASI TIDAK EFEKTIF PADA PERSALINAN NOR0AL DI RUAN- NIFAS RSD DR. SOEBANDI JE0BER

OLEH : SU-ITO2 S. Ke$ 3455356353

PRO-RA0 STUDI S5 KEPERA1ATAN FAKULTAS IL0U KESEHATAN UNI/ERSITAS 0UHA00ADI7AH JE0BER 6355

PERSETUJUAN
Asuhan 9epera1atan 9lien 'ost 'artum 0engan Masalah 'roses ?aktasi 2idak >fektif 'ada 'ersalinan Bormal 0i Ruang Bifas RS0 0r. Soebandi -ember

-ember ,

Maret /,11

'embimbing akademik

Bikmatur Rohmah, S. 9ep.,Bs

PERSETUJUAN
Asuhan 9epera1atan 9lien 'ost 'artum 0engan Masalah 'roses ?aktasi 2idak >fektif 'ada 'ersalinan Bormal 0i Ruang Bifas RS0 0r. Soebandi -ember

-ember , 'embimbing Ruangan

Maret /,11

'embimbing Akademik

Aulia 0arma Susanti. SS2

Bikmatur Rohmah, S. 9ep.,Bs

9epala Ruangan

Aulia 0arma Susanti. SS2

Vous aimerez peut-être aussi