Vous êtes sur la page 1sur 94

PENERAPAN CASE MIX DI INDONESIA

SUSILAWATI AGUSTIN 18 OKTOBER 2012

SYSTEM PEMBIAYAAN BPJS KESEHATAN

Agenda
1. Sejarah INA CBGS 2. Proses Bisnis INA CBGS
Alur Pelayanan Alur Klaim Administrasi Klaim Koding

3. Fraud & Abuse

I. SEJARAH INA CBGS

PENDAHULUAN
Apa itu INA-DRG ?
Termasuk dalam sistem Case-mix Casemix merupakan suatu pengelompokkan penyakit berdasarkan :
Ciri Klinis yang sama Biaya Perawatan yang sama

sistem

Dikaitan dengan Pembiayaan Dengan tujuan meningkatkan mutu dan efektifitas pelayanan

Dasar Pengelompokan dengan menggunakan : ICD 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode) ICD 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (7.500 kode) Untuk mengkombinasikan kode diagnosa dan prosedur tidak mungkin dilakukan secara manual, maka diperlukan yang namanya Grouper

Grouper ini menggabungkan sekitar 23.000 kode ke dalam group -group Terdiri dari 23 MDC (Major Diagnostic Chategory) Terdiri dari 1077 kode INA-DRG yang terdiri dari 789 kode untuk rawat inap dan 288 untuk rawat jalan Implementasi dimulai pada Tahun 2006 Dijalankan dengan menggunakan Grouper (IRDRG) dari PT. 3M INDONESIA

Peralihan INA DRG ke INA CBGS


INA DRG : Menggunakan Grouper (International Refined-DRG, dari USA) Komersial (Mahal) Hanya Mencakup kasus-kasus Penyakit Akut saja Tarif tidak adekuat pada beberapa kasus:
Sub acut and chronic Special Prosedure Special investigation MRI Special drugs Kemoterapi

Sulit merubah logic grouper bila terjadi perub.sistem coding Sulit dimodifikasi

Peralihan INA DRG ke INA CBGs


Lisensi INA DGR berakhir pada 1 Okt 2010

Software tdk dapat digunakan

Kemenkes melakukan PKS dg UNU terkait INA CBGS

INA-CBGs YANG DIGUNAKAN SAAT INI


Dalam masa transisi (2011) sistem INA-CBGs masih menggunakan sistem costing yang sama dengan INA-DRG
Terdiri dari 1077 kode INA-CBGs dan 31 Case Main Groups (CMGs) yang terdiri dari 789 kode untuk rawat inap dan 288 untuk rawat jalan Tarif terdiri dari tarif rawat inap dan rawat jalan Tarif INA-CBGs ini masih dibagi menjadi Tarif Rumah sakit Umum dan Khusus Kelas A , Kelas B dan Kelas C & D, Tarif RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Tarif RSAB Harapan Kita, Tarif RSJP Harapan Kita dan Tarif RS Kanker Dharmais.

II. PROSES BISNIS INA CBGs

DASAR HUKUM IMPLEMENTASI INA-CBGs


UU nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) UU nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit SK Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.03.05/I/589/2011 Tentang Kelompok Kerja Centre for Casemix tahun 2011

Apa itu INA-CBGs ?


Termasuk juga dalam sistem Case-mix Dijalankan dengan menggunakan Grouper dari United Nation University (UNU Casemix Grouper) Dasar Pengelompokan Masih menggunakan :
ICD 10 Untuk Diagnosa ICD 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan

SIFAT UNU-CASEMIX GROUPER


Universal Grouper artinya mencakup seluruh jenis perawatan pasien Dynamic artinya total jumlah CBGs bisa disetting berdasarkan kebutuhan sebuah Negara Advance Grouper artinya bisa digunakan jika terdapat perubahan dalam pengkodean diagnosa dan prosedur dengan system klasifikasi penyakit baru ICD-11 dan prosedur dalam klasifikasi ICHI (International Clasification of Health Intervention).

8 Komponen UNU-Casemix Grouper


ACUTE SUB ACUTE CHRONIC SPECIAL PROSEDURES

SPESIAL PHROTHESIS
SPECIAL DRUGS

SPESIAL INVESTIGATION
AMBULATORY PACKAGE

CASE-MIX MAIN GROUPS (CMGs)


CMGs adalah klasifikasi tahap pertama Dilabelkan dengan huruf Alphabet (A to Z) mewakili kode yang ada di ICD-10 Berhubungan dengan system organ tubuh Terdapat 31 CMGs dalam UNU Grouper o 22 Acute Care CMGs o 2 Ambulatory CMGs o 1 Subacute CMGs o 1 Chronic CMGs o 4 Special CMGs o 1 Error CMGs o Total DRGs (CBGs) = 1,220 (Range: 314-1,250)

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Case-Mix Main Groups (CMG) Central nervous system Groups Eye and Adnexa Groups Ear, nose, mouth & throat Groups Respiratory system Groups Cardiovascular system Groups Digestive system Groups Hepatobiliary & pancreatic system Groups Musculoskeletal system & connective tissue Groups Skin, subcutaneous tissue & breast Groups Endocrine system, nutrition & metabolism Groups Nephro-urinary System Groups Male reproductive System Groups Female reproductive system Groups Deleiveries Groups Newborns & Neonates Groups Haemopoeitic & immune system Groups

CMG Codes G H U J I K B M L E N V W O P D

NO. 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Case-Mix Main Groups (CMG) Myeloproliferative system & neoplasms Groups Infectious & parasitic diseases Groups Mental Health and Behavioral Groups Substance abuse & dependence Groups Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups Factors influencing health status & other contacts with health services Groups Ambulatory Groups-Episodic Ambulatory Groups-Package Sub-Acute Groups Special Procedures Special Drugs Special Investigations I Special Investigations II Special Prosthesis Chronic Groups Errors CMGs

CMG Codes C A F T S Z Q QP SA YY DD II IJ RR CD X

Softwate INA-DRG

Softwate INA-CBGs

MDC
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

Keterangan MDC
Diseases & Disorders of the Nervous System Diseases & Disorders of the Eye Diseases & Disorders of the Ear, Nose, Mouth & Throat Diseases & Disorders of the Respiratory System Diseases & Disorders of the Circulatory System Diseases & Disorders of the Digestive System Diseases & Disorders of the Hepatobiliary System & Pancreas Diseases & Disorders of the Musculoskeletal System & Conn Tissue Diseases & Disorders of the Skin, Subcutaneous Tissue & Breast Diseases & Disorders of the Endocrine, Nutritional & Metabolic System Diseases & Disorders of the Urinary Tract Diseases & Disorders of the Male Reproductive System

Case-Based Groups (CBGs)


Klasifikasi tahap kedua

Dibagi kedalam 4 sub-groups Sub-group ke-1 menunjukkan CMGs

Sub-group ke-2 menunjukkan tipe kasus (1-9 )

1. Prosedure Rawat Inap


2. Prosedur Besar Rawat Jalan 3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan 4. Rawat Inap Bukan Prosedur 5. Rawat Jalan Bukan Prosedur 6. Rawat Inap Kebidanan 7. Rawat Jalan kebidanan 8. Rawat Inap Neonatal 9. Rawat Jalan Neonatal X. Error

Group-1 Group-2 Group-3 Group-4 Group-5 Group-6 Group-7 Group-8 Group-9 Group-10

Sub-group ke-3 menunjukkan spesifik CBGs (kode CBGs)

Sub-group ke-4 menunjukkan severity level (0-III)


GROUP X-0-01-X UTAMA X-0-02-X X-0-03-X X-0-04-X X-0-05-X X-0-06-X X-0-07-X X-0-08-X X-0-09-X X-0-10-X X-0-13-X X-0-15-X X-0-17-X X-0-18-X X-0-19-X X-0-20-X X-0-21-X

Group Error INA-CBGs


DESKRIPSI ERROR: KODE DIAGNOSA TIDAK BISA DIGUNAKAN SEBAGAI DIAGNOSA ERROR: KODE DIAGNOSA TIDAK VALID UNTUK DIAGNOSIS UTAMA ERROR: DIAGNOSA UTAMA TIDAK ADA ERROR: UMUR TIDAK BETUL ERROR: JENIS KELAMIN SALAH ERROR: STATUS PULANG TIDAK BETUL ERROR: BERAT LAHIR TIDAK BETUL ERROR: LAMA RAWT (LOS) TIDAK BETUL ERROR: RAWAT JALAN DENGAN PROSEDUR RAWAT ANAP ERROR: RAWAT JALAN DENGAN BERAT LAHIR RENDAH ERROR: DIAGNOSA UTAMA TIDAK BETUL SEBAGAI DIAGNOSA FINAL UNTUK CMG-O (PERSALINAN/DELIVERY) ERROR: DIAGNOSA TIDAK BETUL UNTUK NEONATAL ERROR: TIDAK ADA TANGGAL MASUK ERROR: JENIS PASIEN KETIKA PULANG TIDAK BETUL ERROR: TIDAK ADA TANGGAL KELUAR ERROR: TIDAK ADA TANGGAL LAHIR ERROR: PASIEN SUB-AKUT

X-0-22-X

ERROR: PASIEN KRONIS

PERBEDAAN SOFTWARE INA-DRG DAN INA-CBGs

CONTOH KODE INA-CBGs

PROSES KLAIM

1. Besar pembayaran ditentukan : a. Diagnosa Primer b. Diagnosa Sekunder c. Komplikasi d. Prosedur

2. Proses Klaim a. Harus koding oleh ruangan & RM b. Diproses dalam grouping INACBGS oleh KODER
Koding salah Grouping salah Klaim salah grouping salah klaim salah RS rugi / mark up

c. Tanda tangan dokter & nama terang harus lengkap d. Diproses dalam software INA-CBGS.

PENGISIAN HARUS LENGKAP

3. Rawat Inap ada tingkatan keparahan : Severity level I(Tarif <) Severity Level II (Tarif Sedang) Severity Level III (Tarif paling besar disahkan dokter supervisor/Komite Medik/Wadir Pelayanan Medik 4. ODC diklaim Rawat Jalan. 5. Persalinan normal ibu dan bayi ditagihkan menjadi satu paket, kecuali ibu atau bayinya sakit dapat ditagihkan sendiri-sendiri.

ALUR KLAIM
ASKES
Penderita Eligibilitas Peserta : SJP Pelayanan Kesehatan

INA CBGS
Penderita Eligibilitas Peserta : SKP Pelayanan Kesehatan Koder

Entri data klaim RS/Apotik Pengajuan klaim ke Askes


Verifikasi Klaim oleh Askes

Entri data INA CBGs


Verifikasi klaim oleh VI Verifikasi P2JK Approval P2JK Pencairan

FPK Pelayanan KC
Bayar

TEKNIK VERIFIKASI ADMINISTRASI KLAIM Verifikasi klaim dari PPK dilakukan dgn 2 langkah: 1. Langkah Deteksi Dini thd berkas klaim yg diajukan. a. Deteksi Dini Kepesertaan. b. Deteksi Dini Pelayanan. c. Deteksi Dini Pendanaan. 2. Langkah Verifikasi.

A. Deteksi Dini
1. Deteksi Dini Administrasi Kepesertaan. 2. Deteksi Dini Administrasi Pelayanan.

3. Deteksi Dini Administrasi Pendanaan.

1. Deteksi Dini Administrasi Kepesertaan.


a. Kesesuaian Nama Pasien dg identitas lainnya. b. Ada tidaknya SKP bagi: Peserta yg Punya Kartu Jamkesmas, Gepeng, Penghuni Lapas & Rutan, Penghuni Panti Sosial, Panti Jompo, PKH, Korban Bencana.

Lanjutan

c. Ada tidaknya Surat Rujukan & SJP bagi:


* Bulin Risti ( code P) yang tdk punya Jaminan, hrs ada Srt Rujukan Puskesmas dan berlaku 42 hr Bufas, dan 28 hr Neonatus ( code P...) * Penderita Thalasemia Mayor : Hrs Ada Kartu/.Surat Ket. Yayasan Thalasemia dan atau Surat Ketr Dokter yang merawat.
* Pasien KIPI (Kasus Ikutan Paskah Imunisasi).

2. Deteksi Dini Administrasi Pelayanan.


a. Tanggal Pelayanan : kesesuaian dengan catatan pelayanan dan bulan klaim.

b. Nama Dokter : kesesuaian dg nama Dokter yang menandatangani Resume Medik.

c. AMHP,dasar pemberian (ada tdknya resep dokter), & bukti pemberiannya ( ada tanda tangan Pasien)
d. Kode Diagnosa Primer, Diagnose Sekunder dg tarif yg mahal: kesesuaian dengan kemampuan pelayanan di RS e. Ada tidaknya tandatangan Komite Medik khususnya utk kode Diagnosa dg SL3.

3. Deteksi Dini Administrasi Pendanaan


a. Klaim dengan tarif yg tinggi:
dicermati lbh lanjut dg melakukan crosscheck dg bukti pendukungnya (Resume Medik, Keterangan Komite Medik, ada salah koding / tidak, dll)

b. Klaim dengan kode Diagnosa dg SL-3

Bila melihat klaim dengan Kode SL-3, perlu dicermati lebih lanjut dg melakukan crosscheck dg bukti pendukungnya (Diagnosa Utama & Kodenya, Diagnosa Sekunder & kodenya,Kesesuaian Diagnosa dg Tindakan dlm Keterangan Komite Medik, ada salah koding / tidak, Dll) c. Klaim dengan AMHP : bila melihat ada klaim AMHP, lakukan crosscheck harganya dengan harga pada PKS antara PPK & pihak ke-3, / harga di RS lain setempat. d. Klaim Obat obat: Klaim obat Thalasemia harus dg softwarenya, Klaim Obat Hemophyli & Obat Kanker / Onkologi, sebelum ada ketentuan tentang nama obat & tarifnya, masih mengacu pada tarif obat amkesmas sebelumnya.

Lanjutan.

e. Dobel Klaim : Dobel klaim RJTL-RJTL berdasar pengalaman klaim dari RS dgn ribuan pasien, 1 pasien RJTL dlm tanggal yg sama bisa muncul beberapa kali. Dobel klaim RJTL-RITL. Tarif INA CBGs adalah tarif paket pelayanan, sehingga bila ada klaim RJTL dlm periode RITL maka klaim RJTL tidak berlaku. Dobel klaim RITL- RITL. Bila ada 2 klaim RITL a.n orang yg sama dlm periode bersamaan dan dg diagn beda, yg diterima hanya 1 klaim yg nilainya lbh bsar.

Pelayanan Pasien Dengan Tarif INA-CBGs


UNIT REKAM MEDIK

UGD/IRJ

RUANG RAWAT

CODE EXPERT (GROUPER)


Unit Klaim

Rekam medis

Kode: LABORATORIUM
Dx/Prosedur: Utama Sekunder

Clinical Costing Modelling (CCM)

Resume medis

RADIOLOGI

Tarif
BEDAH
39

ALUR INA-CBGs DI RUMAH SAKIT

KODING DALAM INA-CBG

National Casemix Center (NCC)

PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR

KLASIFIKASI

Standar Coding
ICD10
Entry data atau import data dari data warehouse Kode Diagnosis Utama sesuai resume dengan memenuhi aturan coding, kemudian kode diagnosis sekunder

ICD9CM
Kode Prosedur Utama yang berhubungan dengan Diagnosis Utama dilanjutkan dengan mengkode prosedur-prosedur lainnya.

V01-Y98
Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah cedera/injury harus diikuti dengan penyebab luar (external cause) yang relevan dengan diagnosisnya.

M8000/0-M9989/1

Jika diagnosis utama atau diagnosis sekunder adalah Neoplasma harus diikuti dengan kode Morfology untuk menggambarkan histology dan behavior (sifat, prilaku) nya

Review hasil pengkodean dan Grouping INA CBG

Patient demographics

PDX & Additional Dx

PPx & other Px

Injury & external cause

Morphology & Histology

Check & group

Konfirmasi Identifikasi pasien untuk memastikan data demografi, ID Pasien, episode perawatan sesuai dengan rekam medis yang akan dikode

Pilihan proses coding 1.Review seluruh record, membuat daftar kode, lalu masuk ke software koding 2. Mengkode semua diagnosis selanjutnya Mengkode semua Prosedur secara berurutan 3. Mengkode baik diagnosis maupun prosedur saat membaca rekam medis. Proses editing harus mencerminkan aturan untuk pengkodean diagnosis utama dan prosedur utama

Prosedur Utama secara khusus berhubungan dengan Diagnosis Utama. Pada episode ini proses editing coding harus meggunakan peraturan utk coding CBG. Ini termasuk jenis kelamin dan usia.

Kode External Cause ada 3 komponen: 1. Bagaimana terjadinya How 2. Dimana kejadiannya - Place 3. Apa yang dilakukan oleh pasien - Activity

Pada proses ini summary editor digunakan untuk memeriksa aturan coding dan kesiapan untuk grouping. Setelah grouping, dihasilkan pengesahan summary Neoplasma dapat benign yang berisi semua data casemix yang relevan (jinak) atau malignant untuk pencetakan dan (ganas) penyimpanan

Aturan WHO untuk menentukan kode morfologi dan kode histologi diterapkan dalam proses ini.

Aturan Umum Pengkodean Diagnosis dan Prosedur Tindakan


Diagnosa Utama (Principal Diagnosis)
Adalah diagnosa akhir/final yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan dengan criteria paling banyak menggunakan sumber daya atau hari rawatan paling lama (LOS). Penegakan diagnosis berdasarkan aturan WHO Morbidity Reference Group

Diagnosa Sekunder (Diagnosa penyerta & Diagnosa Penyulit)


Diagnosa sekunder adalah diagnosa selain diagnosa utama yang muncul atau sudah ada sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit. Diagnosa sekunder terdiri dari diagnosa penyerta (comorbidity) dan diagnosa penyulit (complication) Diagnosa Penyerta adalah diagnosa selain diagnosa utama yang sudah ada bersama pasien sebelum masuk dan dirawat di Rumah Sakit. Contoh: Diabetes Melitus, Hipertensi, Dermatitis, Asthma Bronchial dll Diagnosa Penyulit adalah diagnosa selain diagnosa utama yang muncul ketika dalam perawatan pasien di Rumah Sakit. Contoh; Sepsis, Pneumothorak dll.

Prosedur Utama (Principal Procedure)


Prosedur utama adalah prosedur tindakan yang paling banyak menghabiskan sumber daya atau hari rawatan paling lama dan biasanya berhubungan erat dengan diagnosa utama.

Prosedur Sekunder
Seluruh signifikan prosedur tindakan yang dijalankan pada pasien rawat inap atau rawat jalan, membutuhkan peralatan special atau dikerjakan oleh staf terlatih dan berpengalaman .

GOLDEN CODING RULES


1. Volume 1 dan 3 harus digunakan bersamasama untuk menemukan kode yang benar dari setiap kasus.

2. Kategori penyakit khusus memperoleh prioritas di atas


kategori sistem tubuh. Contoh: Neoplasma Paru-Paru akan diklasifikasikan dalam Bab II Neoplasma bukan dalam Bab X Penyakit Sistem pernafasan 3. Prinsip dasar ICD , kode dagger adalah kode diagnosis utama . Kode asterisk tidak boleh digunakan sendiri. 4. Tabular List (volume 1) menggunakan ejaan Inggris namun dalam Index (volume 3) menggunakan ejaan Amerika, tetapi dalam Index, konvensi ejaan Amerika digunakan.

Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain


Kondisi utama & Kondisi lain yg relevan harus
dicatat oleh dokter, dan koder memberi kode pd kondisi tsb. Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak konsisten atau salah dicatat, harus dikembalikan utk penjelasan. Bila gagal mendapatkan klarifikasi peraturan MB1 s/d MB5 akan menolong koder.

Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (2)


Sistem dual-klasifikasi Dagger () & Asterisk (*)
Contoh : Measles pneumonia = B05.2 J17.1* Pericarditis tuberculosis = A18.8 I32.0* NIDDM karatak = E10.3 H28.0*

Cataract. Insulin-dependent diabetes (E10.3) and (H28.0*)

Kode salah untuk Cataract. Insulin-dependent diabetes (E10.3) and (H28.0*)

Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (3)


Symptoms (gejala), Sign dan temuan abnormal dan situasi yg bukan penyakit :
Hati2 dlm kode diagnosa utama utk BAB XVIII (kode R) & XXI (kode Z) utk KASUS RAWAT INAP. Jika diagnosa yg lbh spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd akhir rawat inap maka dizinkan memberi kode R atau kode Z.

Kategori Z03.- (Medical observation and evaluation for suspected diseases and conditions) diterapkan pada Suspected yg dapat dikesampingkan seudah pemeriksaan.

Epitaxis :

Fever/Febris :

Fever dng Typhoid Fever

Typhoid Fever sekundernya Fever:

Pedoman pemberian kode Kondisi utama & kondisi lain (4)


contoh : Pasien masuk dengan FEBRIS (demam) , pulang dng diag : Typhoid Fever Diberi Kode Typhoid Fever (A01.0) sebagai Diagnosa Utama Kondisi utama : masuk RS utk pemeriksaan neoplasma ganas cervix Diberi kode observation for suspected malignant neoplasm (Z03.1) sbg diagnosa utama. Kondisi utama : Suspected myocardial infarction Kondisi lain :Diberi kode observation for suspected myocardial infarction (Z03.4) sbg diagnosa utama. Kondisi utama : Epitaxis berat Kondisi lain :Pasien di RS satu hari, tidak ada prosedur atau pemeriksaan yg dilaporkan. Diberi kode Epitaxis (R04.0), ini dpt diterima krn pasien dng jelas berurusan dng gawat darurat.

Coding of suspected conditions, symptoms and abnormal findings and nonillness situations
Suspek Ca.Cervix :

Suspek MCI : hasilnya beda??

Fracture of neck of f emur caused by fall due to tripping on uneven pavement S72.0 dan W01.4

Kondisi Multipel
Kalau kodenya dibalik ungroupe
Fraktur multipel, diagnosis utama dan sekundernya? Fraktur multiple kembali kepada resources terbanyak, diikuti dengan fraktur-fraktur lainnya dimasukkan sebagai kode diagnosis sekunder, kalau tidak jelas baru menggunakan kode multipel .7 Penyakit HIV dengan Pneumocytis cariini pneumonia, Burkitts lymphoma dan Kandidiasis mulut. Diberi kode HIV multiple disease (B22.7), B20.6 , B21.1 dan B20.4 digunakan sebagai kode tambahan

Kondisi Multipel
Fraktur multipel, diagnosis utama dan sekundernya? Fraktur multiple kembali kepada resources terbanyak, diikuti dengan fraktur-fraktur lainnya dimasukkan sebagai kode diagnosis sekunder, kalau tidak jelas baru menggunakan kode multipel .7 Penyakit HIV dengan Pneumocytis cariini pneumonia, Burkitts lymphoma dan Kandidiasis mulut. Diberi kode HIV multiple disease (B22.7), B20.6 , B21.1 dan B20.4 digunakan sebagai kode tambahan

Code to HIV disease resulting in multiple diseases (B22.7). Additional codes B20.6 (HIV disease resulting in Pneumocystis carinii pneumonia), B21.1 (HIV disease resulting in Burkitt's lymphoma) and B20.4 (HIV disease resulting in candidiasis) may be used, if desired.

Kesalahan Pengkodean
Dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan yang seharusnya dengan satu kode dibuat menjadi dua kode
Kondisi utama : Renal failure N19 Kondisi lain : Hypertensive I11.9 Seharuisnya diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)

Kesalahan Pengkodean
Tiga kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan yang seharusnya dengan satu kode dibuat menjadi tiga kode
Kondisi utama : Renal failure N19 Kondisi lain : Hypertensive I11.9 Kondisi lain : Congestive Heart Failure I50.0 Seharuisnya diberi kode hypertensive heart and renal disease with (congestive) heart failure (I13.0)

Kode hypertensi salah

Koding Persalinan
Partus, minimum kode yang diperlukan: Status ibu saat melahirkan, penyakit-2 kondisi yang mungkin mempengaruhi atau sebagai penyulit persalinan. Metode persalinan tunggal/multipel Partus spontan atau dengan pertolongan: vakum, forcep, seksio, induksi dsb. Outcome of delivery (tunggal/multipel)
contoh : Kondisi utama : Lahir kembar Kondisi lain :Prosedur : Persalinan spontan Diberi kode O30.0 (twin pregnancy) sbg kode utama dan O84.0 (Multiple delevery, all spontaneous) sebagai kode sekunder

Aturan Umum Lain-Lain dalam Logic Grouper UNU


1 Untuk kasus pasien bayi baru lahir (usia 0-28 hari) data berat badan lahir dalam gram harus dimasukkan. 2 Gunakan kode P (perinatal) untuk diagnosa utama jika umur pasien kurang dari 28 hari. 3 Gunakan kode O820, O821, O828 dan O829 sebagai diagnosa utama jika terdapat prosedur tindakan bedah Caesar (caesarian section)

MASALAH DALAM PENGKODEAN


DIAGNOSIS DAN PROSEDUR

PENGGUNAAN KODE Z
Kontrol ulang ke Poliklinik menggunakan Kode Z Z08 kontrol untuk Ca Z09 kontrol selain Ca Z76 pengambilan resep ulang (iter) Z54 Convalescence (Masa Penyembuhan) Apabila pasien sudah diradioterapi 30x kemudian 6 bulan setelah itu pasien kontrol kembali maka digunakan kode Consvalescence radiotherapy (Z54.1)

Pasien dengan Ca datang ke RS untuk chemoterapy Z51.1 dan untuk radioterapy Z51.0

Kode Z untuk rawat inap Jika diagnosa yang lebih spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd akhir rawat inap maka dizinkan memberi kode R atau kode Z.

KODE P
Bayi lahir yang dapat di klaim ? Bayi dengan semua kode P dapat diklaimkan termasuk bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh kondisi kehamilan dan komplikasi kehamilan dan persalinan (P00-P04) Bayi sebelum lahir sudah meninggal dapat diklaim (P95) Bayi lahir normal Z38.0 tidak dapat diklaimkan.

KODE O
Penyulit/komplikasi (O60-O75) pada saat partus maka penyulit (komplikasi) menjadi diagnosis utama dan kode O80,O81, 084 sebagai kode sekunder. Untuk persalinan dengan SC, O82 selalu menjadi diagnosis PRIMER

Verifikasi :
Verifikasi Klaim adalah kegiatan menguji kebenaran administrasi pertanggungjawaban pelayanan / klaim yang dilaksanakan oleh PPK, antara yang tertera dalam data dan pada berkas pelayanannya.

Verifikasi Administrasi, meliputi:


1. Verifikasi Adm Kepesertaan

2. Verifikasi Adm Pelayanan


3. Verifikasi Adm Pendanaan

1. Verifikasi Adm Kepesertaan : Verifikasi terhadap: Nama Pasien Kartu Peserta SKP / SJP Surat Rujukan dll

2. Verifikasi Adm Pelayanan :


Verifikasi terhadap:
Tanggal Pelayanan; Nama Dokter; Resume Medik
yang ditandatangani oleh Dokter yg melayani; AMHP, dasar & bukti pemberiannya, Code Diagn Primer, Dx. Sekunder,Tandatangan Komite Medik khususnya utk kode Dx dg SL3.)

3. Verifikasi Administrasi Pendanaan :


Verifikasi terhadap:
- Klaim dengan tarif yg tinggi, - Klaim dengan kode Dx SL-3, - Klaim dengan AMHP, - Dobel klaim:RJTL-RJTL, RJTL-RITL, RITL-RITL, - Klaim Obat obat: Thalasemia (telah ada softwarenya), Obat Hemophyli, Obat Onkologi/Kanker.)

Alur Data/Dokumen

PPK
Text file INA-CBGs (digital) Form pengajuan klaim (hardcopy) Berkas pendukung

VIJ
Text file Adm Klaim (digital) Form pengajuan klaim (hardcopy) Berkas pendukung

P2JK
Text file INA-CBGs (digital) Text file Adm Klaim (digital)

Lembar

Kerja

Form Pertanggungjawaban Klaim (hardcopy) Raw data dari lembar kerja Pelaporan Ke Dinas

Form Laporan Pertanggungjawaban Klaim (hardcopy) Raw data dari lembar kerja VI

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume medic pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit.

KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan

1. Untuk dapat mengoperasikan software Ina-CBGS Faskes lanjutan harus mempunyai no registrasi. Bila tidak mempunyai no registrasi harus membuat permintaan no registrasi ke Depkes. 2. Kasus-kasus dengan diagnosis kompleks (Severity Level 3) harus mendapat pengesahan dari Komite Medik / Wadir Pelayanan Medik/Supervisor.

3.

4.

5.

Pasien yang masuk Rawat Inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di IRJ atau IGD diklaim dengan 1 kode Ina CBGS jenis pelayanan Rawat Inap. Pasien yang datang dari Intalasi Rawat Jalan Ke 2 beberapa poli dengan 2 atau lebih diagnose, namun diagnose tersebut merupakan diagnose sekunder dari diagnose utamanya maka diklaim menggunakan satu kode Ina-CBGS. Faskes harus melakukan pelayanan yang efisien dan efektif agar biaya pelayanan seimbang dengan Ina-CBGS.

FRAUD DAN ABUSE (CRITICAL POINT DALAM INA CBGS)

Healthcare Fraud & Abuse


......merupakan kecurangan dalam pelayanan kesehatan, yang mengakibatkan peningkatan biaya pelayanan kesehatan

Definisi Healthcare Fraud *)


Setiap jenis kegiatan yang secara sengaja (intentional) atau setiap jenis pemberian keterangan yang tidak benar (misrepresentation) yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang dengan jelas mengetahui bahwa perbuatan tersebut akan mendatangkan keuntungan yang tidak seharusnya bagi perorangan atau kelompok ataupun pihak lain
*)National Haelth Care Anti-Fraud Associations (NHCAA)

Definisi Healthcare Abuse *)


Setiap jenis kegiatan yang tidak konsisten (inconsistent) dalam praktek bisnis maupun praktek medis. Abuse secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan biaya yang tidak perlu (unnecessary costs) untuk pertanggungan atas pembayaran yang tidak seharusnya (improper payments)
*)National Haelth Care Anti-Fraud Associations (NHCAA)

ABUSE juga diartikan: Setiap praktek provider yang tidak konsisten dengan praktek bisnis atau praktek kedokteran yang mengakibatkan Penjamin:
1. Membiayai hal-hal yang tidak perlu 2. Memberikan penggantian biaya untuk pelayanan yang diberikan tidak sesuai kebutuhan medis 3. Membiayai pelayanan yang disebabkan oleh pelayanan yang tidk sesuai dengan standar profesional dalam kontrak 4. Praktek Peserta yang mengakibatkan Penjamin mengeluarkan biaya yang seharusnya tidak perlu

90

CONTOH
ABUSE : 1. Pemeriksaan penunjang yang berlebihan 2. Pengobatan yang tidak terbukti manfaatnya

91

Perbedaan Fraud & Abuse


Perbedaan yang nyata antara Fraud & Abuse adalah adanya kesengajaan (person's intent). Keduanya mempunyai dampak/akibat yang sama
yaitu menyebabkan pelayanan kesehatan peningkatan biaya

POTENSI TIMBULNYA FRAUD & ABUSE

ELIGIBILITAS PENDERITA DOUBLE KLAIM UP CODING READMISSION TRANSFER

TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi