Vous êtes sur la page 1sur 7

INTAN DWI SARI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

LAPORAN PENGENDALIAN VEKTOR PENYAKIT TENTANG IDENTIFIKASI TIKUS DAN EKTOPARASITNYA A. Materi praktikum B. Mata kuliah C. Hari/tanggal D. Tempat E. Tujuan : Identifikasi Tikus dan Ektoparasitnya : Pengendalian Vektor - B : Sabtu / 21 November 2013 : Laboratorium Rekayasa / Laboraturium Dasar :

1. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi tikus dengan Benar 2. Mahasiswa mengetahui tempat perindukan dan run way tikus 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi ektoparasit pada tikus F. Dasar teori Tikus (Rodentia) adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Tikus merupakan hewan pengerat oleh karena itu banyak benda disekitar rumah menjadi rusak dikarenakan tikus yang sering mengauskan giginya dengan cara membentur-bentur giginya ke benda-benda keras. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus.sp) dan tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hamoir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.(Wikepedia, 2010) Habitat tikus sebenarnya berada di sekitar manusia. Tikus biasanya mencari lingkungan yang terlindung dari gangguan,di dalam gudang,di atas plavon bangunan,serta di daerah hutan di sekitar pemukiman. Tikus sangat mengganggu bagi manusia baik dari suara,kotoran,bangkai,bekas gigitan serta bau yang ditimbulkan. Hal ini digunakan sebagai kunci identifkasi untuk membedakan antara pemakan serangga (insektivora) dan tikus pengerat (rodensia). Akan tetapi kedua hewan tersebut bersifat pemakan hewan maupun biji-bijian (omnivora). Tikus berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Tikus besar Contohnya : Bandicota indica (Wirok)

2. Tikus sedang Contohnya : Rattus rattus (tikus rumah), Rattus norvegicus (tikus got), Rattus argentiventer (tikus sawah). 3. Tikus kecil : Contohnya : mencit (Mus sp.), Mus-musculus castareus (tikus pipih). Sedangkan yang termasuk insektivora adalah cecurut (Suncus murinus). Habitat Suncus murinus di perkotaan dan area khususnya sarang di tanah, gudang, rerumputan dan semak belukar. Perbedaan tikus dan cecurut rumah adalah 1. Cecurut jika dirapatkan pada lantai masih ada rongga,tetapi kalau tikus tetap rapat. 2. Pada cecurut tidak mempunyai rongga pada gigi,sehingga memungkinkan untuk memakan serangga sedangkan tikus mempunyai celah antara gigi depan dengan taring untuk mengerat. KLASIFIKASI TIKUS : Dunia Filum Sub Filum Kelas Sub Kelas Infra Kelas Ordo Sub Ordo Famili Sub Famili Genus : Animalia : Chordata : Vertebrata (Cramiata) : Mamalia : Theria : Eutheria : Rodentia : Myomorpha : Muridae : Murinae : Bandicota, Rattus dan Mus

Ordo Rodentia merupakan ordo dari kelas mamalia yang terbesar karena memiliki jumlah yang terbanyak yaitu 2000 spesies (40 %) dari 5000 spesies untuk kelas mamalia. Vektor yang biasannya menumpang pada tikus antara lain

pinjal,capalak,serta tungau. Akan tetapi vector yang sering ditemukan dan lebih berbahaya adalah pinjal. Species pinjal yang sering ditemukan pada tikus antara lain Xenopsylla cheopis dan Pulex irritans. Oleh karena itu tikus dan pinjal harus

dikendalikan agar tidak berbahaya bagi manusia. Untuk itu maka identifikasi tikus sangat penting.

Bagian tubuh tikus yang digunakan untuk identifikasi antara lain: 1. Diastema 2. HB (Head & Body) 3. T / Tail (Ekor) 4. TL / Total Line = Celah antara gigi seri dan geraham. = Pengukuran dari badan sampai anus. = Pengukuran dari anus ke ujung ekor. = jumlah panjang keseluruhan, pengukuran

dilakukan dari kepala sampai ujung ekor. 5. E / Ear (Telinga) = Dilihat dari legokan yang paling dalam sampai ke

daun telinga yang paling luar. 6. HF (Kaki Belakang) kaki yang paling luar. 7. SK/Skull kepala. 8. Mamae berpasangan. G. Alat dan bahan 1. Alat a. Perangkap tikus b. Kantung gandum c. Sisir rapat d. Sarung tangan e. Toples f. Penggaris / Mistar 2. Bahan a. Kapas b. Klorofom c. Umpan tikus / Sisir Suri g. Pinset h. Masker i. Kertas putih atau HVS j. Alat tulis k. Mikroskop = Terdapat di depan dan belakang, biasanya = Diraba-raba, dari moncong sampai ke belakang = Diukur dari tumit paling luar sampai ke ujung jari

H. Cara kerja A. Pemasangan Perangkap 1. Menyiapkan perangkap tikus. 2. Sebelum diberi umpan, sebaiknya perangkap dicuci dengan bersih terlebih dahulu. 3. Memasang umpan pada perangkap tikus dan mengkaitkan dengan kawat yang terhubung pada pintu perangkap, sehingga pintu akan terbuka. Dan apabila ada tikus yang masuk, maka pintu tersebut akan tertutup secara otomatis. 4. Perangkap tersebut pada tempat-tempat yang kita curigai sebagai tempat persembunyian tikus. 5. Menunggu beberapa saat hingga ada tikus yamg terperangkap. B. Mengidentifikasi Tikus 1. Membawa tikus hasil tangkapan ke laboratorium rekayasa. 2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 3. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. 4. Mematikan tikus dengan cara yang sesuai dengan tujuan yaitu untuk mendapatkan sediaan segar serta untuk memastikan keberadaan pinjal: a. Perangkap dimasukkan ke kantong terigu. b. Bagian mulut perangkap dibuka, kemudian bagian belakang dipukul dengan keras agar tikus masuk kedalam kantong terigu. c. Setelah itu masukkan tikus yang ada didalam kantong terigu tadi ke dalam toples, kantong terigu digunakan karena lebih fleksibel. d. Masukkan kapas yang telah dibasahi chloroform kedalam toples. e. Tutup rapat dan tunggu beberapa saat sampai tikus benar-benar mati. f. Setelah mati keluarkan tikus dari toples. 5. Melakukan penyisiran tikus untuk mengambil ektoparasitnya dengan cara: a. Siapkan sisir suri, kertas puti, dan tikus. b. Kemudian letakkan tikus diatas kertas putih.
4

c. Perhatikan arah bulu tikus, hati-hati dalam melakukan penyisiran karena sekujur tubuh tikus terdapat rambut kaku yang merupakan

mekanoreseptor. d. Sisir sesuai arah bulu tikus. e. Apabila ectoparasit pada tikus sudah ditemukan lipat kertas HVS dengan memastikan bahwa ektoparasit pada tikus tidak lepas. 6. Lakukan identifikasi tikus menggunakan kunci identifikasi diantaranya Diastema, SK, HF, HB, E, SK, T dan TL 7. Mengidentifikasi ektoparasit yang ditemukan dengan mikroskup yang telah disediakan. I. Hasil kerja Dari praktikkum Identifikasi vektor yang di lakukan terdapat dua tikus yang diidentifikasi : 1. Tikus yang pertama adalah tikus yang berasal dari halamam ASPA Asrama 1 Poltekkes Kemenkes, Yogyakarta. Kunci identifikasi : Diastema : memiliki diastema

Kepala dan Badan (HB) : 17 cm Ekor (T) Total Long (TL) Telingga (E) Haind Food (HF) : 14 cm : 31 cm : 2 cm : 4 cm

Tulang Tengkorak (SK) : 4 cm Mamae (M) Keberadaan ektoparasit Warna ::: warna rambut badan atas coklat kelabu dan

rambut bagian perut kelabu. Jadi, dapat diketahui bahwa jenis tikus tersebut adalah Rattus norvegicus. 2. Tikus yang kedua adalah tikus yang berasal dari tempat jemuran ASPI Asrama 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Kunci identifikasi : Diastema : memiliki diastema
5

Kepala dan Badan (HB) : 16.3 cm Ekor (T) Total Long (TL) Telingga (E) Haind Food (HF) : 16 cm : 31.9 cm : 2 cm : 4.4 cm

Tulang Tengkorak (SK) : 5 cm Mamae (M) Keberadaan ektoparasit Warna ::: hitam keabuan

Jadi, dapat diketahui bahwa jenis tikus tersebut adalah Rattus-rattus diardii. J. Pembahasan Pada saat proses trapping kami berhasil mendapatkan 2 tikus untuk dilakukan identifikasi. 1. Pada tikus pertama yang berasal dari ASPA Setelah dilakukan penyisiran dan identifikasi diketahui bahwa tikus tersebut dari jenis Rattus norvegicus (karena ukuran ekor lebih pendek dari total heand and bodynya) dengan jenis kelamin Betina (karena setelah diidentifikasi ditemukan mamae sebanyak 4 pasang dengan 3 pasang dibagian bawah dan 1 pasang dibagian atas). 2. Pada tikus kedua yang berasal dari ASPI Asrama 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Setelah dilakukan penyisiran dan identifikasi diketahui bahwa tikus tersebut dari jenis Rattus rattus diardii dengan jenis kelamin Jantan karena setelah diidentifikasi tidak ditemukan mamae.

K. Kesimpulan Dari hasil identifikasi didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Tikus yang dilakukan identifikasi dapat diketahui jenisnya yaitu : a. tikus pertama : Rattus norvegicus b. tikus kedua : Rattus rattus diardii

2. Pada tikus pertama dan kedua tidak didapatkan didapatkan ectoparasit (pinjal).

L. Daftar Pustaka http://epitropcommunity.blogspot.com/2011/01/tikus-dan-ektoparasitpengenalan-dan.html oleh Tim Magang B2P2VRP Epidemiologi 2007 (diakses tanggal
25 Mei 2013)

http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus ( diakses tanggal 25 Mei 2013)

Yogyakarta, 23 November 2013 Pembimbing Praktikan

Yamtana, SKM, M.Kes

Intan Dwi Sari

Vous aimerez peut-être aussi