Vous êtes sur la page 1sur 35

Dhian Mega Kartika Ekys Mardiani

Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Pekerjaan : Agama : Status : Tanggal Masuk RS : Jam Masuk RS :

Tn. H 53 Tahun Laki-laki Imbanagara Wiraswasta Islam Menikah 14 Juni 2013 18.00 WIB

Keluhan Utama : sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang : Os datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas disertai dengan bunyi mengi dan dirasakan semakin lama semakin berat. Sesak timbul bila cuaca dingin dan berada di lingkungan berdebu, dan os mengatakan sesaknya terjadi sebanyak 3 kali dalam seminggu. Os mengatakan sering bersin-bersin jika berada di lingkungan yang berdebu, kemudian hidung berair pada pagi hari dan menghilang pada siang hari. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat. Os juga mengeluhkan batuk berdahak. Keluhan demam, nyeri dada, terbangun pada malam hari karena sesak dan bengkak-bengkak pada tubuh disangkal os.

Riwayat Penyakit Dahulu Os diketahui menderita asma sejak kecil, dan os menggunakan obat Salbutamol tablet untuk meredakan sesaknya Riwayat Keluarga Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa dengan os. Namun, orang tua os memiliki riwayat alergi makanan laut.

Riwayat Habituasi Os mengaku merokok sejak usia 10 tahun hingga sekarang. Dalam sehari menghabiskan sebungkus rokok.

Keadaan umum Kesadaran Tanda Vital Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu

: tampak sakit sedang : compos mentis

: : : :

120/80 mmHg 96 x / menit, reguler, isi cukup 20 x / menit, abdominal-thorakal 36,5oC

Kepala
Inspeksi : normocephali, rambut hitam lebat, tidak tampak benjolan atau lesi, wajah simetris, ekspresi wajah sesuai mood dan tidak ada paralisis, pernapasan cuping hidung (-). Palpasi : tidak teraba benjolan, tidak teraba krepitasi. Perkusi : ketuk glabella (-)

Mata : simetris, edema palpebra (-/-), eksoftalmus (-/-), strabismus (-/-),conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+), sekret (-/-)

Leher : deviasi trakea (-), KGB tidak teraba membesar, JVP 5+2 cm H2O, kelenjar tiroid tidak tampak dan tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-)

Thorax Inspeksi : bentuk dada normal, simetris, jejas (-), retraksi interkostalis (-) Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa abnormal (-)

Paru-paru Anterior: Inspeksi : simetris, deformitas (-) Palpasi : vokal fremitus normal simetris kanan dan kiri Perkusi : sonor di kedua lapang paru Auskultasi : vesikular breathing sound simetris kanan dan kiri, ronkhi -/-, wheezing +/+

Posterior: Inspeksi : simetris, deformitas (-) Palpasi : vokal fremitus normal simetris kanan dan kiri Perkusi : sonor di kedua lapang paru Auskultasi : vesikular breathing sound simetris kanan dan kiri, ronkhi -/-, wheezing +/+

Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis tidak teraba Perkusi

Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Batas kanan atas Batas kanan bawah Batas kiri atas Batas kiri bawah sinistra

: : : :

ICS ICS ICS ICS

II linea parasternalis dextra IV linea parasternalis dextra II linea parasternalis sinistra V linea midclavicularis

Abdomen Inspeksi : sikatriks (-), striae (-), rata, benjolan (-), simetris Auskultasi : bunyi usus (+) normal Perkusi : timpani pada keempat kuadran Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, spleen tidak teraba pembesaran, ballotement -/-

Ekstremitas Hangat + + + + Edema Kekuatan otot 5 5 5 5 Capillary refill < 2 detik

Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang disertai bunyi mengi sejak 3 hari SMRS, timbul jika cuaca dingin dan berada di lingkungan berdebu. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak. Pasien diketahui menderita asma sejak kecil. Pasien memiliki riwayat keluarga dengan alergi makanan laut. Pasien mengkonsumsi rokok sejak usia 10 tahun, menghabiskan 1 bungkus rokok setiap harinya hingga saat ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 96 x/menit (reguler, isi cukup), pernapasan 20 x/menit (abdominal-thorakal), suhu 36,5oC, wheezing +/+ pada thorax anterior maupun posterior.

Tanggal 14/06/2013 Hematologi Hb :17,7g/dl Ht : 50,9 % Leukosit : 9.100/L Trombosit : 223.000/L Kimia Darah Ureum : 24 mg/dl Kreatinin : 0,89 mg/dl Asam urat : 5,6 mg/dl Kolesterol total : 110 mg/dl Trigliserida : 61 mg/dl

( = 14-18, = 12-16) ( = 40-50, = 35-45) (5.000 10.000) (150.000 350.000)


( ( ( ( ( 10 50 ) 0,5 1,1 ) 3,4 7,0 ) < 200 ) 60 200)

Asma bronchiale persisten ringan DD/ Bronkitis kronik

O2 nasal canule 4 lpm (lembab) Nebulizer Combivent + 2 cc NaCl 0,9% / 12 jam IVFD Ring As 20 tpm Nairet Syrup 3xC1

Pemeriksaan sputum Rontgen thorax

Tanggal S

15 Juni 2013 Sesak napas berkurang, batuk berkurang

17 Juni 2013 Sesak napas berkurang, batuk berkurang

KU : tampak sakit sedang, Kes : CM KU : tampak sakit sedang,


T: 130/80 mmHg N : 80 x/menit S : 36,3C Kes : CM T : 120/80 mmHg N : 80 x/menit

R : 20 x/menit
Paru : wheezing +/+ (anterior dan posterior)

S : 36,5C
R : 20 x/menit Paru : wheezing +/+ (anterior dan posterior)

Asma bronchiale persisten ringan


DD/ bronchitis kronik

Asma bronchiale persisten ringan


DD/ bronchitis kronik IVFD Ring As 20 gtt/mnt Nairet syrup 3xC1 Nebulizer per 12 jam

IVFD Ring As 20 gtt/mnt Nairet syrup 3xC1 Nebulizer per 12 jam

Metilprednisolon 3x1tab

Tanggal S

18 Juni 2013

19 Juni 2013

Sesak berkurang, batuk berkurang Sesak (-), batuk berkurang

KU : tampak sakit sedang,


Kes : CM T : 120/80 mmHg N : 80 x/menit S : 36C R : 20 x/menit

KU : tampak membaik
Kes : CM T : 120/80 mmHg N : 80 x/menit S : 36,5C R : 20 x/menit

Paru : wheezing +/+ (anterior dan Paru : wheezing -/- (anterior dan posterior) A posterior)

Asma bronchiale persisten ringan Asma bronchiale persisten ringan DD/ bronchitis kronik DD/ bronchitis kronik BLPL

IVFD Ring As 20 gtt/mnt Nairet syrup 3xC1 Nebulizer per 12 jam Metilprednisolon 3x1tab

21

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.

22

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

23

pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan olahraga.

24

Obat inhibitor Prostaglandin (NSAID) Obat-obat antagonis simpatis yg 1 (antagonis reseptor beta1, adrenergik), ex: obat hipertensi, obat jantung (propanolol) Zat-zat hasil industri ex: obat anti serangga.

25

Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma! Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale). Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

26

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.

27

Turunan xantin (bronkodilatasi), ex: aminophilyn, theofillyn. Kortikosteroid (anti inflamasi) ex:prednison, metilprednisolon Imunosupresan (obat yang menekan reaksi AgAb juga sebagai anti inflamasi) ex:metotreksat Garam-garam kromolin (profilaksis, untuk mencegah keluarnya AH=anti histamin)

28

Asma dapat diterapi dengan 2 macam cara: Cara pertama merupakan terapi non-obat, dapat dilakukan dengan menghindari pemicunya, atau dengan terapi napas (senam asma). Cara kedua dengan melibatkan obat-obat asma

29

untuk penggunaan jangka panjang yang berguna mengontrol gejala asma dan sebagai terapi untuk mencegah kekambuhan (longterm prevention) obat asma untuk penggunaan jangka pendek yang merupakan pengobatan cepat untuk mengatasi serangan asma akut (short-term relief).

30

Obat jangka panjang memberikan pencegahan jangka panjang terhadap gejala asma, menekan, mengontrol, dan menyembuhkan inflamasi jika digunakan teratur namun tidak efektif untuk mengatasi serangan akut. Beberapa obat jangka panjang antara lain kortikosteroid inhalasi yang merupakan obat paling efektif, beta-2 agonis aksi panjang dan metil ksantin (teofilin) untuk mengatasi gejala asma pada malam hari (gejala nocturnal), kromolin dan nedokromil sebagai antiinflamasi

31

sedangkan untuk jangka pendek, berupa obat-obat bronkodilator (salbutamol, terbutalin, dan ipratropium) dan kortikosteroid oral ketika serangannya sedang sampai berat. Untuk jangka panjang dan pendek, dapat digunakan obat-obat sistemik (prednisolon, prednison, metilprednisolon).

32

Kortikosteroid hirup, pada ibu hamil berefek pada rendahnya berat bayi yang lahir dan memperlambat pertumbuhan anak-anak jika digunakan selama bertahun-tahun. Kortikosteroid inhalasi berefek samping lokal pada anak-anak seperti batuk, rasa haus, dan kekakuan lidah bila pemberian melalui nebulizer, meningkatkan kejadian osteoporosis pada wanita. Kortikosteroid oral dapat saja digunakan untuk jangka panjang, tetapi hanya boleh digunakan kalau obat lain telah gagal sebab beresiko osteoporosis.

33

Teofilin, pada anak-anak, menimbulkan hiperaktivitas dan gangguan pencernaan. Obat-obat sistemik dalam jangka pendek dapat meningkatkan berat badan, hipertensi, gemuk air karena retensi cairan, dan jangka panjangnya menimbulkan moon face, perlambatan pertumbuhan, diabetes, dan penipisan jaringan kulit.

34

Vous aimerez peut-être aussi