Vous êtes sur la page 1sur 15

BAB 34 DINDING ABDOMINAL, OMENTUM, MESENTERY DAN RETROPERITONEUM Robert L. Bell, M.D., dan Neal E. Seymour,M.D.

DINDING ABDOMINAL Anatomi Pembedahan Dinding abdominal rumit secara anatomi, di mana struktur dilapisi dengan suplay dan inervasi darah yang didapat secara segmentasi. Serat otot dari rectus abdominis tertutup di aponeurotic sheath, lapisan anterior dan posterior yang rumit di dalam midline pada linea alba. Batasan lateral dari otot rectus mengasumsikan bentuk conve yang meningkatkan linea semilunaris. Lateral pada rectus sheat, terdapat tiga lapisan dengan orientasi serat obli!ue yang relative antara satu dengan yang lain. "tot obli!ue eksternal beker#a secara in$erior dan medial, yang meningkat dari margin rib kedelapan paling ba%ah dan costal cartilages dan latissimus dorsi, serratus anterior dan iliac crest. Secara medial ia membentuk tendinous aponeurosis, yang berdekatan dengan anterior rectus sheath. &nguinal ligament adalah batas paling in$erior dari obli!ue aponeurosis eksternal yang dire$leksikan secara posterior di dalam area di antara anterior superior iliac spine dan public tubercle. "tot obli!ue internal terletak di dalam otot obli!ue eksternal dan muncul dari aspek lateral dari ligament inguinal, iliac crest dan thoracolumbar $ascia. Seratnya tentu sa#a superior dan medial serta membentuk tendinous aponeurosis yang memberi andil bagi rectus sheath anterior dan posterior. Medial yang lebih rendah dan serat paling in$erior dari bidang obli!ue internal mungkin bersatu dengan serat lebih rendah dari otot transversus abdominis 'area con#oined(. "tot transversus abdominis lebih dalam dari tiga otot lateral,

dan sesuai langsung.

namanya,

ia

beker#a

secara

tidak

)ompleksitas aspek anterior dan posterior dari rectus sheat bisa dipahami dengan baik dalam hubungannya dengan arcuate line '#enis semisirkuler dari Douglas(, yang terletak di tingkat anterior superior iliac spines. Di atas arcuate line, anterior rectus sheath terbentuk oleh e ternal obli!ue aponeurosis dan e ternal lamina dari internal obli!ue aponeurosis sedangkan posterior rectus sheath terbentuk oleh internal lamina dari internal obli!ue aponeurosis, transversus abdominis aponeurosis, dan transversalis $ascia. Di ba%ah arcuate line, anterior rectus sheath terbentuk oleh e ternal obli!ue aponeurosis, internal obli!ue aponeurosis, dan transversus abdominis aponeurosis. *idak ada aponeurotic posterior yang menutupi bagian yang lebih rendah dari rectus muscles, meski transversalis $ascia tetap merupakan contiguous structure pada aspek posterior dari dinding anterior abdominal. Mayoritas suplay blood ke otot dari dinding anterior abdominal berasal dari pembuluh epigastric superiordan in$erior. +aringan collateral Daru cabang,cabang subcostaldan pembuluh lumbar #uga memberi andil bagi suplay darah dinding abdominal. &nnervation otot rectus, otot internal obli!ue, dan otot transversus abdominis berasal dari anterior rami o$ syara$ spinal di level *-.*/0. kulit yang menutupi diinnervated oleh cabang a$$erent dari akar syara$ *1.L/, dengan akar syara$ */2 sensasi subserving dari skin di sekitar umbilicus. FISIOLOGI "tot rectus, otot e ternal obli!ue, dan otot internal obli!ue beker#a sebagai satu kesatuan untuk mengendurkan trunk secara anterior atau lateral. Rotasi trunk dilakukan melalui kontraksi otot e ternal obli!ue dan otot contralateral internal obli!ue. Selain itu, keempat otot 'otot rectus, otot e ternal obli!ue, otot internal obli!ue, dan otot

transversus abdominis( dilibatkan dalam meningkatkan tekanan intraabdominal. +ika diaphragm istirahat ketika abdominal musculature berkontraksi, maka tekanan yang digunakan oleh otot abdominal mengakibatkan e piration udara dari paru,paru. Dengan demikian, otot abdominal adalah otot primer dari e piration. +ika diaphragm berkontraksi ketika abdominal musculature Berkontraksi 'manuver 3alsalva( the tekanan abdominal yang meningkat membantu dalam proses seperti micturition, de$ecation, dan persalinan. on!enita" Abno#ma"itie$ Bagian penting pada embryonic a%al dinding abdominal adalah kerusakan besar di bagian sentral yang ter#adi hingga vitelline 'omphalomesenteric( duct yang menghubungkan embryonic dan $etal midgut ke yolk sac. Selama minggu keenam perkembangan, embryonic midgut herniates ke dalam umbilical cord, dan ketika di luar ia membatasi perkembangan abdomen, yang ter#adi pada 042,dera#at putaran mela%an arah #am. Di akhir pecan ke dua belas ia kembali ke rongga abdominal, dan mencapai posisi akhirnya. )erusakan congenital pada dinding abdominal dapat menimbulkan omphalocele atau gastroschisis. 5ada omphalocele, viscera protrude melalui ring umbilical terbuka dan ditutup oleh sac berasal dari amnion. 5ada gastroschisis, viscera protrude selama kerusakan lateral hingga umbilicus tidak ada sac yag terlibat. 5ersistensi vitelline duct remnant pada batas ileal menyebabkan Meckel diverticulum. )egagalan vitelline duct untuk kembali menyebabkan vitelline duct $istula, yang berhubungan dengan saluran intestinal kecil dari umbilicus. +ika intestinal dan umbilical dari vitelline duct kembali ke $ibrous cords, kista central vitelline duct 'omphalomesenteric( bisa ter#adi. )etika didiagnosa, vitelline duct $istulas dan kista

harus diangkat bersama dengan $ibrous cord yang menyertai. Menem%&an Abno#ma"ita$ Re't%$ Abdomini$ Dia$ta$i$ Rectus abdominis diastasis 'atau diastasis recti( men#elaskan pemisahan bukti, bukti secara klinis dari otot rectus abdominis pillars, yang umumnya akibat dari penurunan tone abdominal musculature. )arakteristik bulging dari dinding abdominal pada epigastrium kadang salah untuk ventral hernia, meski bukti dari midline aponeurosis bersi$at menyeluruh dan tidak ada kerusakan hernia yang muncul. Diastasis biasanya mudah dikenali pada pemeriksaan $isik. 6omputed tomography '6*( scanning akan membedakan rectus diastasis dari ventral hernia sebenarnya #ika klari$ikasi diperlukan. 5erbaikan dengan pembedahan 'surgical correction( dari severe rectus diastasis melalui plication anterior rectus sheath bisa dilaksanakan. 7ntuk indikasi cosmetic, atau #ika berhubungan dengan ketidakmampuan $ungsi otot dinding abdominal. Re't%$ Sheath (ematoma 6abang terminal dari #alur pembuluh epigastric superior dan in$erior ada di ba%ah aspek posterior dari sisi kiri dan kanan rectus pillars dan menembus posterior rectus sheath. Masalah pada pembuluh tersebut atau pembuluh collaterali8ing dalam rectus sheath bisa mengakibatkan rectus sheath hematoma. Meski ada se#arah blunt trauma yang signi$ikan, namun peristi%a yang kurang #elas #uga dilaporkan men#adi penyebab dari kondisi ini seperti kontraksi mendadak dari otot rectus seperti batuk, bersin atau aktivitas $isik dinamis lain. Rectus sheath hematomas spontan telah di#elaskan dalam ter#adi pada orang de%asa dan mereka ang mengikuti terapi anticoagulation. 5asien seringkali men#elaskan a%al sakit unilateral abdominal mendadak dan kadang dibingungkan dengan gangguan laterali8ed

peritoneal seperti appendicitis. Melalui saluran yang arcuate line, hematoma bisa mele%ati garis tengah dan menyebabkan sakit bilateral lo%er !uadrant. Diagnosis dapat diusulkan melalui historis dan pemeriksaan $isik. Sakit biasanya meningkat dengan kontraksi otot rectus dan tender mass bisa palpated. kemampuan mengapresiasi intraabdominal mass biasanya turun dengan ter#adinya konraksi otot rectus. *anda,tanda 9othergill, palpable abdominal mass yang tidak berubah dengan kontraksi otot rectus, adalah hal klasik untuk rectus hematoma. 5enelitian tingkat hemoglobin:hematocrit dan coagulation harus dilakukan. ;bdominal ultrasonography dapat memperlihatkan mass yang solid atau kritis di dinding abdominal tergantung chronicity dari peristi%a pendarahan. 6omputed tomography adalah studi paling de$initive untuk mengetahui diagnosis yang benar dan mengabaikan gangguan intraabdominal yang lain. 5enanganan spesi$ik bergantung pada #enis pendarahan. )ecil, unilateral, dan mengandung hematomas dapat diamati tanpa hospitalisasi. Bilateral atau hematomas besar memerlukan hospitalisasi dan resuscitation. )ebutuhan akan sel darah merah atau trans$use $actor koagulasi ditentukan oleh keadaan klinis. 5embalikan 6oumadin anticoagulation mungkin diperlukan. intervensi operasi yang dikembangkan atau angiographic emboli8ation diperlukan #ika ter#adi pembesaran hematoma, pendarahan bebas, atau deteriorasi klinis. *erapi bedah terdiri dari evakuasi hematomadan ligation dari pembuluh yang mengalami pendarahan. )ematian #arang ter#adi, tetapi telah dilaporkan ini bisa ter#adi pada pasien yang memerlukan penanganan bedah dan pasien lansia. (e#nia$ Dindin! Abdomina" <ernias dari dinding abdominal anterior, atau ventral hernias memperlihatkan kerusakan dalam $ascia dinding abdominal dan otot di mana intraabdominal atau isi preperitoneal bisa menggantung. 3entral hernias bisa ada se#ak

lahir atau muncul. hernias yang timbul berkembang melalui deteriorasi struktur yang lambat dari muscular aponeuroses atau berkembang karena penanganan yang gagal terhadap incision dinding abdominal anterior 'incisional hernia(. *emuan paling umum adalah mass atau bulge pada dinding abdominal anterior, di mana ukurnanya bisa bertambah dengan 3alsalva. 3entral hernias mungkin asymptomatic atau karena ketidaknyamanan, dan umumnya membesar seiring %aktu. 5emeriksaan $isik menun#ukkan bulge pada anterior abdomen yang dapat berkurang secara spontan, dengan recumbency, atau dengan tekanan manual. <ernia yang tidak bisa dikurangi dinyatakan sebagai incarcerated dan mungkin disertai dengan nausea, mual, dan rasa sakit yang signi$ikan. Darah harus dialirkan ke incarcerated bo%el untuk diproses, dan hernia di#elaskan sebagai strangulated, dan lokalisasi ischemia dapat menyebabkan in$arction dan per$orasi. 3entral hernias primer 'nonincisional( disebut #uga dengan ventral hernias =sesungguhnya>. *idak ada istilah yang tepat berdasarkan lokasi anatomicnya. Epigastric hernias terletak di #alur tengah di antara proses iphoid process dan umbilicus. 7mumnya mereka kecil dan mengandung omentum atau ligament $alci$orm. 7mbilical hernias berkembang pada umbilical ring, dan muncul se#ak lahir atau berkembang bertahap selama hidup. "rang de%asa dengan umbilical hernias kecil, dan asymptomatic harus men#alani pemeriksaan klinis. 5enanganan bedah dilakukan #ika hernia terlihat membesar, dan berhubungan dengan ge#ala, atau #ika ter#adi incarceration. Spigelian hernias bisa ter#adi di mana sa#a di sepan#ang #alur Spigelian, aponeurotic band di perbatasan lateral rectus abdominus. ;kan tetapi, lokasi paling sering ditemukan adalah di atas #alur arcuate. Bukti klinis tidak selalu ada seperti bulge, dan perlu mendapat perhatian medis karena adanya rasa sakit atau incarceration.

&ncisional hernias muncul dari gagal terapi bedah dinding abdominal sebelumnya. Meski perkiraan insiden bervariasi, penelitian seksama memperlihatkan bah%a mereka ter#adi minimal pada /2./? percendari seluruh laparotomy incisions. &ncisional hernias mungkin asymptomatic atau muncul disertai rasa sakit, incarceration or strangulation. 9actor risiko untuk perkembangan ventral incisional hernia meliputi postoperative yang bisa menimbulkan in$eksi, malnutrisi, obesitas, dan immunosuppression. Beberapa tehnik untuk pemulihan ventral hernias telah di#elaskan, meliputi perbaikan primer, terapi teruka dengan mesh, dan terapi laparoscopic dengan mesh. *erapi primer, termasuk untuk hernias kecil 'kerusakan dinding abdominal kurang dari @ cm( berhubungan dengan tingkat ke#adian ulangan lan#utan yang tinggi. 9actor risiko ke#adian ulangan meliputi terapi primary suture, in$eksi postoperative, prostatism, dan pembedahan untuk abdominal aortic aneurysm. *erapi mesh terbuka pada incisional hernias umumnya memerlukan overlapping prosthesis pada anterior atau permukaan posterior dari $ascia dinding abdominal dengan #arak minimal @.1 cm dari luka. +ika dilakukan dengan tepat, peritoneum dan hernia sac bisa dibersihkan dari semua kerusakan $ascial. Lembaran besar polypropylene atau polyester 'Mersilene( mesh, yang diisolasi dari isi peritoneal, kemudian disiapkan untuk penggunaan $ascia yang mengganggu nonabsorbable sutures. 5olypropylene adalah substansi statis yang menginduksi #aringan yag berkembang dalam interstices mesh. E$ek ini diharapkan ter#adi di lokasi preperitoneal, tetapi ketika diekspos ke bo%el kepadatan adesi terhadap mesh bisa menyebabkan sakit abdominal kronis, kerusakan bo%el, atau $istuli8ation. 5olytetra$luoroethylene '5*9E( tidak terbentuk dalam #aringan dan tidak memicu kepadata adesi pada struktur peritoneal seperti intestine. "leh karena itu biasanya ia digunakan dalam aplikasi intraperitoneal. Bahan 5rosthetic mesh lain yang tersedia meliputi kandungan

polypropylene:5*9E, polyesters dengan dan tanpa batasan desi, dan pergantian #aringan dari kolagen decellulari8ed atau cadaveric dermis. Minimalnya terapi invasive dari incisional hernias dilakukan dengan terbuka. Dengan menggunakan metode ini, seluruh undersur$ace dari dinding abdominal bisa diperiksa, seringkali memperlihatkan kerusakan multiple. Dengan tehnik ini laparoscopic ports ditempatkan secara lateral pada bagian tengah luka dan contralateral untuk kerusakan lateral. 5engikatan pada dinding abdominal anterior dibagi agar tidak menimbulkan gangguan intestines. 5emisahan bagian dengan ukuran yang tepat dari prosthetic mesh 'generally 5*9E( dilakukan agar memungkinkan overlap '@.1 cm( yang tepat pada dinding abdominal yang sehat dan dilakukan sesuai dengan trans$ascial sutures dan spiral tacks berdasarkan keputusan dokter bedah. Dengan tehnik ini, ke#adian ulangan dalam rentang %aktu 0 tahun mencapai @.1 percen. Oment%m Anatomi "mentum yang lebih besar dan omentum yang lebih kecil adalah $ibro$atty aprons yang memberikan dukungan, pera%atan dan perlindungan isi peritoneal. 5ada orang de%asa, omentum yang lebih besar terletak di antara dinding abdominal anterior dan hollo% viscera serta biasanya meluas hingga pelvis. Suplay darah ke omentum yang lebih besar berasal dari pembuluh gastroepiploic kiri dan kanan. "mentum omentum yang lebih kecil #uga dikenal dengan ligament hepatoduodenal dan hepatogastric. Bile duct umum, portal vein, dan pembuluh hepatic terletak di in$erolateral margin omentum omentum yang lebih kecil, yang #uga membentuk anterior margin $oramen Ainslo%.

Fi$io"o!i "mentum disebut =abdominal policeman> karena kecenderungannya terhadap dinding o$$ area in$eksi dan membatasi penyebaran kontaminasi intraperitoneal. "mentum mengandung konsentrasi tinggi $actor #aringan, yang mem$asilitasi aktivasi coagulation di daerah peradangan, ischemia, in$eksi atau trauma dalam rongga peritoneal. 5roduksi local yang konsekuen dari $ibrin memberi kontribusi bagi kemampuan omentum menempel di area luka atau radang. Omenta" In)a#'tion *erhentinya suplay darah ke omentum #arang disebabkan oleh luka abdomen akut yang mungkin dianggap sekunder untuk torsion omentum, thrombosis atau vasculitis pembuluh omental, atau penyumbatan aliran keluar omental venous. Dengan mengandalkan pada lokasi #aringan in$arcted omental, proses penyakit ini dapat meniru appendicitis, cholecystitis, diverticulitis, per$orated peptic ulcers, atau kista ovarian yang pecah. Diagnosis #arang dilakukan sebelum studi penginderaan abdominal dilakukan. abdominal 6* lain atau ultrasonography akan menun#ukan lokasi, in$lammatory mass dari densitas lemak. 5era%atan in$raksi omental bergantung pada kepastian mana diagnosis yang akan dibuat. 5ada pasien yang tidak keracunan dan penginderaan abdominal meyakinkan, pera%atan yang mendukung dianggap tepat. ;kan tetapi, banyak kasus tidak bisa dibedakan dari suppurative appendicitis, cholecystitis atau diverticulitis. 5ada contoh, contoh tersebut, laparoscopy menghasilkan perkembangan pesat, membuka akses ke diagnosis dan penanganan yang akurat. Resection dari #aringan in$arcted mengakibatkan resolusi ge#ala yang cepat *i$ta Omenta" Luka kista diakibatkan oleh dari omentum kemungkinan degenerasi lymphatic. )ista

omental bisa muncul sebagai asymptomatic abdominal mass atau dapat menyebabkan sakit abdominal atau distension. 5emeriksaan $isik e amination menun#ukkan intraabdominal mass yang bergerak bebas. ;bdominal 6* atau ultrasonography memperlihatkan luka %ell, circumscribed cystic mass lesion yang berasal dari omentum yang lebih besar. 5era%atan melibatkan resection seluruh kista symptomatic omental. L%&a Ma"i!nant Omenta" *umor primer dari omentum adalah tidak la8im. *umor lunak dari omentum meliputi lipomas, my omas, dan tumor desmoid. *umor malignant primer dari omentum meliputi liposarcomas, leiomyosarcomas, rhabdomyosarcomas, $ibrosarcomas, dan mesotheliomas. *umor metastatic meliputi omentum yang umum. *umor metastatic ovarian memiliki preponderance yang tinggi dari keterlibatan omental. *umor malignant perut, intestine kecil, colon, pankreas, saluran biliary, uterus, dan gin#al #uga dapat metastasi8e terhadap omentum. Me$ente#+ Mesentery intestinal besar dan kecil ber$ungsi sebagai #alur utama untuk struktur arterial, venous, lymphatic, dan neural yang mengarah ke dan dari bo%el. 5osisinya di abdomen dan retroperitoneum ditentukan oleh process yang di#elaskan sebelumnya dari intestinal herniation, rotation, dan kembali ke rongga abdominal selama perkembangan $etal. S'"e#o$in! Me$ente#iti$ Sclerosing mesenteritis, yang #uga disebut mesenteric panniculitis atau mesenteric lipodystrophy, adalah proses peradangan kronis dan $ibrotic yang melibatkan bagian intestinal mesentery. Sclerosing mesenteritis banyak ditemukan pada individua berusia di atas ?2 years tanpa membedakan gender dan ras. Etiology

10

dari proses ini tidak diketahui. 5asien biasanya mengalami sakit abdominal, nonpain$ul mass atau gangguan intestinal. ;bdominal 6* akan men#elaskan adanya luka mass yang muncul dari mesentery. 6* tidak bisa membedakan sclerosing mesenteritis dari tumor mesenteric primer dan sekunder. &ntervensi bedah biasanya diperlukan, #ika hanya untuk menentukan diagnosis dan mencegah malignancy. *ingkatan dari proses penyakit akan menun#ukkan agresivitas dari intervensi, dimulai dari yang biopsy sederhana hingga mesenteric dan bo%el resection. *i$ta Me$ente#i' )ista mesentery #arang ter#adi, karena luka benign mungkin asymptomatic atau menyebabkan ge#ala luka mass. ketika symptomatic, kista mesenteric biasanya menyebabkan sakit intermittent abdominal akut atau kronis. )ista mesenteric #uga mungkin men#adi penyebab ge#ala nonspeci$ic seperti anore ia, nausea, mual, lelah, dan penurunan berat badan. 5emeriksaan $isik dapat mengungkap mass lesion yang mobile hanya di sisi kanan dan kiri 'tanda *illau (, yang berbeda dengan kista omental yang harus bergerak bebas di semua arah. ;bdominal 6*, ultrasonography, dan penginderaan resonansi magnetic kesemuanya telah digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan kista mesenteric. +ika mungkin, kista mesenteric sederhana harus dibedah. 7nroo$ing kista or marsupiali8ation tidak dian#urkan karena ia memiliki kecenderungan tinggi untuk ter#adi lagi pasca drainage. *erkadang, mesentery pendukung harus dikorbankan untuk melakukan pengangkatan total, di mana kasus segmental bo%el resection dilakukan. T%mo# Me$ente#i' *umor primer mesentery #arang ter#adi. *umor lunak mesentery meliputi lipoma, cystic lymphangioma, dan tumor desmoid. *umor malignant dari mesentery meliputi liposarcomas, leiomyosarcomas, malignant $ibrous histiocytomas, lipoblastomas dan

11

lymphangiosarcomas. 5enanganan mesenteric malignancies meliputi resection luas mass. )arena proksimitas dalam mensuplay darah ke intestine, resections tersebut secara teknis tidak dapat dilakukan atau menimbulkan kehilangan pan#ang bo%el yang substansial. RETROPERITONEUM Anatomo Pembedahan Retroperitoneum dide$inisikan sebagai ruang di antara posterior yang berkembang dari peritoneum dan dinding tubuh posterior. Meski secara teknis diikat secara anterior oleh re$leksi posterior dari peritoneum, batas anterior dari retroperitoneum sangat rumit, meluas hingga ke ruang di antara mesenteries dari intestine besar dan kecil. )arena kekakuan batasan,batasan yang superior, posterior, dan in$erior dan kompliansi margin anterior, tumor retroperitoneal cenderung meluas secara anterior ke rongga peritoneal. Ret#o,e#itonea" In)e'tion$ Sumber in$eksi retroperitoneal biasanya adalah organ yang ada di dalam atau dekat retroperitoneum. Retrocecal appendicitis, per$orated duodenal ulcers, pancreatitis, atau diverticulitis kesemuanya bisa menyebabkan in$eksi retroperitoneal dengan atau tanpa $ormasi abscess. Ruang substantial dan batasan indiscreet dari retroperitoneum memungkinkan retroperitoneal abscesses men#adi lebih besar sebelum diagnosis. 5asien dengan abscess retroperitoneal biasanya mengalami rasa sakit, demam, and malaise. Daerah dari rasa sakit pasien mugkin berbeda, meliputi punggung, pelvis, atau thighs. *emuan klinis dapat meliputi tachypnea dan tachycardia. 5alpable $lank atau abdominal mass mungkin muncul. Evaluasi laboratorium biasanya menun#ukkan leukocytosis. modalitas pemilihan penginderaan diagnosis adalah abdominal 6*, yang dapat memperlihatkan

12

#aringan lunak retroperitoneal unilocular atau kumpulan multilocular.

dan:atau

5enanganan in$eksi retroperitoneal meliputi identi$ikasi dan penanganan kondisi yang dialami, pemberian antibiotic secara intravenous dan menyalurkan kumpulan yang dide$inisikan dengan baik. mengingat unilocular abscesses biasa disalurkan secara percutaneous di baah panduan 6*, kumpulan multilocular memerlukan intervensi operasi untuk penyaluran yang tepat. )arena besarnya ruang retroperitoneal, maka pasien dengan retroperitoneal abscesses biasanya tidak muncul hingga abscess berkembang. ;kibatnya, tingkat kematian retroperitoneal abscess, bahkan ketika disalurkan, dilaporkan mencapai tingkat yang sama tingginya dengan 0? percen. Ret#o,e#itonea" Fib#o$i$ Retroperitoneal $ibrosis adalah kelompok penyakit yang dapat dikarakterisasikan dengan hyperproli$eration #aringan $ibrous di retroperitoneum. &diopathic retroperitoneal $ibrosis 'penyakit "rmond( adalah penyakit yang kadang mempengaruhi individu pada dekade ke empat dan ke enam masa kehidupan. Mekanisme alergi atau autoimmune telah dipostulasikan untuk ekadaan ini. 5roses $ibrotic dimulai di retroperitoneum di ba%ah level o$ the renal arteries dan perkembangan secara betahap untuk menutupi ureters, in$erior vena cava, aorta, pembuluh mesenteric, dan syara$ sympathetic. )eterliabatan secara bilateral dapat dilihat dalam dua per tiga kasus. Retroperitoneal $ibrosis #uga dapat ter#adi secara sekunder pada peradangan atau sebagai reaksi alergi terhadap medikasi. )ondisi terkait meliputi abdominal aortic aneurysms, chronic pancreatitis, histoplasmosis, tuberculosis, dan actinomycosis. &a #uga berhubungan dengan malignancies 'prostate, non. <odgkin lymphoma, sarcoma, tumor carcinoid, dan kanker gastric( dan gangguan autoimmune 'ankylosing spondylitis, systemic lupus erythematosus, Aegener granulomatosis, dan

13

polyarteritis nodosa(. Meski se#umlah medikasi telah dihubungkan dengan retroperitoneal $ibrosis 'B blockers, hydrala8ine, C, methyldopa, entacapone(, hubungan sebab akibat yang paling kuat ter#adi dengan penggunaan Methysergide. 9ibrosis kembali ter#adi pada diskontinuasi dari medikasi tersebut. 5emunculan ge#ala tergantung pada struktur yang dipengaruhi oleh proses $ibrotic. 5ada a%alnya, pasien mengeluhkan kelelahan, sakit abdominal. Sakit abdominal yang berbeda atau mendadak memperlihatkan mesenteric ischemia akut. De#ala dan tanda,tanda lain meliputiE unilateral leg s%elling, intermittent claudication, oliguria, hematuria, atau dysuria. *emuan pada pemeriksaan $isik meliputi hypertension, palpable abdominal atau $lank mass, lo%er e tremity edema, and:or diminished lo%er e tremity pulses. *emuan laboratorium meliputi tingkat sedimentasi elevated erythrocyte. Banyak modalitas penginderaan telah digunakan untukmembantu diagnosis retroperitoneal $ibrosis. 7ltrasound yang sangat rendah memperlihatkan venous thrombosis yang dalam, sedangkan abdominal ultrasonography memperlihatkan luka mass atau hydronephrosis. &ntravenous pyelography '&35( memperlihatkan kompresi ureteral, penyimpangan ureteral terhadap midline, dan hydronephrosis. 5rosedur penginderaan pilihan adalah abdominopelvic 6* scan, yang memperlihatkan si8e dan tingkat proses $ibrotic. 7nuk pasien dengan renal yang tidak memadai, penginderaan magnetic resonance 'MR&( adalah prosedur pilihan. )etika $ibrotic mass dapat diidenti$ikasi, biopsy dapat dilaksanakan. Setelah malignant, drug, induced, dan in$ectious etiologies dihentikan, penanganan proses $ibrotic dapat dilakukan. 6orticosteroids, dengan atau tanpa bedah, men#ad dasar dari terapi tersebut. Surgical debulking, ureterolysis, atau ureteral stenting diperlukan pada pasien dengan hydronephrosis signi$ikan. 5asien dengan iliocaval thrombosis setidaknya memerlukan -

14

bulan konsumsi anticoagulation. 6yclosporin, tamo i$en, atau a8athioprine telah digunakan untuk mera%at pasien recalcitrant pada re#im di atas. *ingkat ketahanan hidup selama ? tahun pada idiopathic retroperitoneal $ibrosis berkisar antara F2./22 persen.,

15

Vous aimerez peut-être aussi