Vous êtes sur la page 1sur 99

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI SOFT DRINKS PADA SISWA SMP NEGERI 1 CIPUTAT TAHUN 2008

OLEH : ALFIRA DILAPANGA 104101003170

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI SOFT DRINKS PADA SISWA SMP NEGERI 1 CIPUTAT TAHUN 2008

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH : ALFIRA DILAPANGA 104101003170

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2008

Alfira Dilapanga

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, September 2008

Alfira Dilapanga, NIM : 104101003170

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008

xx + 73 halaman, 18 tabel, 4 gambar, 5 lampiran.

ABSTRAK

Soft drinks adalah minuman berbahan dasar air yang mengandung pemanis, pewarna, perasa, dan terkadang mengandung sari buah atau bahan alami lainnya dengan tingkat keasaman tertentu. Banyak penelitian yang telah membuktikan dampak negatif soft drinks bagi kesehatan tubuh manusia. Beberapa dampak negatif yang terjadi khususnya pada masa remaja adalah meningkatnya risiko obesitas dan pertumbuhan tulang yang tidak optimal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan mengenai tingkat konsumsi soft drinks melalui wawancara kepada petugas kantin diketahui bahwa konsumsi soft drinks di sekolah pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat meningkat dari 25,87 ml pada tahun 2007 menjadi 46,55 ml pada tahun 2008. Selain itu, SMP Negeri 1 Ciputat merupakan sasaran produsen soft drinks dalam mempromosikan produknya sehingga mendukung peningkatan konsumsi soft drinks secara terus-menerus. Belum adanya penelitian serupa juga mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau daftar pertanyaan mengenai karakteristik siswa, dan daftar pertanyaan lain yang menunjang seperti pengetahuan gizi mengenai soft drinks, kesukaan terhadap soft drinks, pengaruh teman sebaya dan pengaruh promosi. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 yang berjumlah 1135 siswa.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 78 siswa SMP Negeri 1 Ciputat, terdapat 45 (57,7%) siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering dan 33 (42,3%) siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMP Negeri 1 Ciputat dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori sering lebih banyak dibandingkan siswa dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, uang saku, kesukaan terhadap soft drinks, pengaruh teman sebaya dan pengaruh promosi terhadap perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Selain itu, pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan untuk perlu dilakukannya promosi kesehatan oleh pihak sekolah terutama mengenai dampak kesehatan akibat konsumsi soft drinks yang dimasukkan dalam ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, guna meningkatkan pengetahuan gizi siswa mengenai soft drinks. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai variabel kesukaan yang tidak hanya terbatas pada kesukaan terhadap soft drinks dibandingkan minuman lain, tetapi juga membandingkan kesukaan terhadap soft drinks dibandingkan makanan atau jajanan lain, terkait dengan perilaku konsumsi soft drinks.

Daftar bacaan : 46 (1986-2008)

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH MAJOR OF COMMUNITY HEALTH NUTRITION UndergraduatedThesis, September 2008

Alfira Dilapanga, NIM : 104101003170

The Factors related with Behaviour Consume Soft Drinks at Student Junior High School 1 Ciputat In 2008 xvi + 73 pages, 18 tables, 4 picture, 5 attachments.

ABSTRACT Soft drinks is beverage with composition such as water, sweetener, colourant, sensuous, and sometimes contain other natural materials or juice with certain acidulants level. Many research which have proved negative impact of soft drinks to health of human being body. Some negative impact specially at teenager is the increasing of obesitas risk and growth of bone which is not optimal. The purpose of this research is to know factors related to behaviour consume soft drinks at student junior high school 1 Ciputat in 2008 According to antecedent study which is regarding level consume soft drinks interview to canteen officer known that drinks soft consumption in school at student junior high school 1 Ciputat mount from 25,87 ml in 2007 becoming 46,55 ml in 2008. Besides, student junior high school Ciputat represent soft drinks producer target in promoting its product so that support to increase of soft drinks consumption continuously. There is no similar research him also push researcher to research concerning factors related to behavior consume soft drinks at student junior high school 1 Ciputat in 2008. This research represent quantitative research by using design study of cross sectional. Instrument which is used in this research is questionnaire concerning student characteristic, and other questionnaire which support like knowledge of gizi concerning soft drinks, like to consume soft drinks, peer group influence and promotion influence. As for population at this research is all student in junior high scool 1 Ciputat amounting to 1135 student. Result of Research indicate that from 78 student, there are 45 ( 57,7%) student owning behaviour consume soft drinks category often and 33 ( 42,3%) student owning behaviour consume soft drinks category seldom. This matter indicate that student with behavior consume soft drink category often more compared to student with behavior consume soft drinks category seldom.

In this research is obtained by result of there no relation between gender, pocket money, like to consume soft drinks, peer group influence and promotion influence to behavior consume soft drinks at student junior high school 1 Ciputat in 2008. Besides, this research is obtained by result of there is relation between knowledge of gizi concerning soft drinks with behavior consume soft drinks at student junior high school 1 Ciputat in 2008. According to result of the research suggested to require to conduct of health promotion by school especially about health impact effect of packed into soft drinks consumption in physical education subject scope, athletic and health, utilize to improve knowledge of student concerning nutrition in soft drinks. For the continuation research is expected Require to be research of concerning like variable which do not only limited to like to consume soft drinks compared to other beverage, but also compare like to consume soft drinks compared to other food, related to behavior consume soft drinks. References : 46 ( 1986-2008)

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI SOFT DRINKS PADA SISWA SMP NEGERI 1 CIPUTAT TAHUN 2008

Telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim Pembimbing Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, September 2008

Febrianti, MSi Pembimbing Skripsi

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, September 2008

Penguji I

Febrianti, MSi

Penguji II

Catur Rosidati, SKM, MKM

Penguji III

Raihana Nadra Alkaff, M.MA

RIWAYAT HIDUP
Nama Tempat/Tgl Lahir Jenis Kelamin Agama Status Kewarganegaraan Alamat : Alfira Dilapanga : Kotamobagu, 12 Agustus 1986 : Perempuan : Islam : Belum Menikah : Indonesia : Jl. Cendana No. 16A Kelurahan Mogolaing Kecamatan Kotamobagu Barat, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara 95716 Hp. : (021) 99944905/08567295369

Riwayat Pendidikan: 1. SD Negeri 3 Mogolaing 2. MTS As-salaam Manado 3. MAN Insan Cendekia Gorontalo 4. S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2004-2008) (1992-1998) (1998-2001) (2001-2004)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang maha segalanya, syukur penyusun ucapkan karena akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam penyusun haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya dari alam kejahiliyaan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dengan penuh kesadaran penyusun yakin bahwa masih banyak yang harus diperbaiki dalam penyusunan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penyusun mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penyusun mengucap rasa syukur sebagai implementasi dari rasa terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua saya tercinta, Drs. A.H. Dilapanga yang telah memberikan bantuan moril maupun materil yang tak terhingga serta Almarhumah Lus K. Anggai yang selalu menjadi sumber inspirasi dan kekuatan. 2. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. dr Yuli Prapanca, MARS selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf serta segenap Bapak/Ibu Dosen

Jurusan Kesehatan Masyarakat, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penyusun. 4. Ibu Febrianti, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, pikiran, dan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Thanks for everything bu, semoga Allah membalas kebaikan dan budi muliamu. 5. Kakakku : Herdi, Telly, Sri dan Adikku Sinta, terima kasih atas segala dukungan yang selalu ada dalam setiap fase hidup dan pendidikanku. I love you all. 6. Seseorang yang telah membagi keluarganya untukku, selalu ada disaat-saat tersulit dalam fase kehidupanku, terima kasih untuk semua kesabaran, tenaga, waktu, dan dukungan moril yang tak terhingga. Pertolongan Allah adalah frase yang tepat untuk menggambarkan dirimu dalam hidup dan setiap langkah dalam pendidikanku, sesuai dengan namamu Nasrulloh. 7. Nailul Amalia yang selalu meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan semangat yang membuatku bangun dari tidur panjang. You are my best friend I ever had.

8. Teman-teman 3oxfea (Pipit, Devi, Izah, Jeany, Idzul, dan Ikhwan), Elly, Firda, Errika, Neneng, Dian, dixie, Yekti, Dita, Irma, dan semua teman Kesmas 2004 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terima kasih untuk persahabatan yang indah dan tak terlupakan. Terakhir kiranya penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca umumnya.

Jakarta, September 2008

Alfira Dilapanga

DAFTAR ISI
Halaman PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................................. ii PERNYATAAN PERSETUJUAAN PEMBIMBING............................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAAN PENGUJI .................................................... vii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ..............ix DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xx BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 5 1.3 Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 7 1.4 Tujuan ..................................................................................................... 7 1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................ 7 1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 8 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 1.5.1 Bagi SMP Negeri 1 Ciputat............................................................ 9 1.5.2 Bagi Peneliti ................................................................................... 9 1.5.3 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ............................. 9

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11 2.1 Perilaku Konsumsi Soft Drinks ............................................................. 11 2.2 Minuman Ringan (Soft Drinks) ............................................................. 12 2.3 Komposisi Zat Gizi Dalam Soft Drinks ................................................ 17 2.4 Remaja................................................................................................... 18 2.5 Kebutuhan Gizi Remaja ........................................................................ 19 2.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks.............................................................................20 2.6.1 Umur ............................................................................................ 22 2.6.2 Jenis Kelamin ............................................................................... 22 2.6.3 Uang Saku .................................................................................... 23 2.6.4 Pengetahuan Gizi...........................................................................24 2.6.5 Kesukaan Terhadap Soft Drinks....................................................26 2.6.6 Teman Sebaya................................................................................28 2.6.7 Promosi..........................................................................................30 2.7 Kerangka Teori...................................................................................... 31 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ..................................................................................... 33 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 33 3.2 Definisi Operasional.............................................................................. 34 3.3 Hipotesis................................................................................................ 35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 36 4.1 Desain Penelitian ................................................................................... 36 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 36 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 36 4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................................... 38 4.5 Teknik dan Analisa Data yang Dipakai ................................................ 41 BAB V HASIL .......................................................................................................... 43 5.1 Gambaran SMP Negeri 1 Ciputat ......................................................... 43 5.2 Gambaran Perilaku Konsumsi Soft Drinks ........................................... 44 5.3 Gambaran Karakteristik Siswa.............................................................. 45 5.3.1 Gambaran Jenis Kelamin Siswa ................................................... 45 5.3.2 Gambaran Uang Saku Siswa ........................................................ 45 5.3.3 Gambaran Pengetahuan Gizi Siswa Mengenai Soft Drinks ......... 46 5.3.4 Gambaran Kesukaan Siswa Terhadap Soft Drinks....................... 46 5.3.5 Gambaran Pengaruh Teman Sebaya pada Siswa ......................... 47 5.3.6 Gambaran Pengaruh Promosi Soft Drinks pada Siswa ................ 47 5.4 Analisis Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel dependen ................................................................................. 48 5.4.1 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks .................................................... 48 5.4.2 Analisis Hubungan antara Uang Saku dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks ................................................................. 49 5.4.3 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi Mengenai

Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks.....................50 5.4.4 Analisis Hubungan antara Kesukaan Terhadap Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks.........................................51 5.4.5 Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks ....................................... 52 5.4.6 Analisis Hubungan antara Pengaruh Promosi dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks ................................................... 54 BAB VI PEMBAHASAN......................................................................................... 55 6.1 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 55 6.2 Perilaku Konsumsi Soft Drinks ............................................................. 56 6.3 Analisis Bivariat .................................................................................... 57 6.3.1 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks .................................................... 57 6.3.2 Analisis Hubungan antara Uang Saku dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks ................................................................. 59 6.3.3 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi Mengenai Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks.....................61 6.3.4 Analisis Hubungan antara Kesukaan Terhadap Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks.........................................63 6.3.5 Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks ....................................... 64 6.3.6 Analisis Hubungan antara Pengaruh Promosi dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks ................................................... 65

BAB VII PENUTUP................................................................................................. 67 7.1 Kesimpulan ........................................................................................... 67 7.2 Saran ...................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 69

DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1

Komposisi Zat Gizi pada Beberapa Soft Drinks yang Paling Sering Dikonsumsi ............................................................................17

Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 5.1

Komposisi Zat Gizi pada Kemasan Soft Drinks .................................18 Angka Kecukupan Gizi Remaja Usia 13-15 Tahun ...........................20 Definisi Operasional............................................................................34 Jumlah dan Distribusi Jenis Kelamin Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008..........................................................................................42

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008.....................................................43

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008..........................................................................................44

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Kesukaan Terhadap Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008.....................................................46

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Pengaruh Teman Sebaya pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008....................................................47

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Pengaruh Promosi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008.....................................................48

Tabel 5.7

Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008..........................................................................................49

Tabel 5.8

Analisis Hubungan antara Uang Saku dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008...............50

Tabel 5.9

Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi Mengenai Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008.....................................................51

Tabel 5.10

Analisis Hubungan antara Kesukaan Terhadap Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008.....................................................52

Tabel 5.11

Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008.....................................................53

Tabel 5.12

Analisis Hubungan antara Pengaruh Promosi dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Pada Siswa SMP Negei 1 Ciputat Tahun 2008.........................................................................................54

Tabel 6.1

Seleksi Data Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kesukaan Terhadap Soft Drink.............................57

DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 3.1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Makan Remaja .............21 Model Studi Preferensi Konsumsi Makanan.......................................27 Kerangka Teori....................................................................................32 Kerangka Konsep.................................................................................33

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5

Surat Permohonan Izin Penelitian .......................................................1 Kuesioner.............................................................................................2 Hasil Uji Normalitas ............................................................................7 Hasil Analisis Univariat .....................................................................19 Hasil Analisis Bivariat........................................................................29

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan peradaban manusia, selain air putih berbagai cara dilakukan untuk menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi minuman termasuk melalui penambahan rasa, warna, maupun variasi bentuk kemasan. Banyak bangsa di dunia ini yang memiliki jenis minuman yang khas, hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi minuman selain air putih. Dilatarbelakangi oleh kebutuhan pola hidup yang praktis dan cenderung serba cepat, industri minuman modern semakin berkembang dan menawarkan berbagai macam jenis, rasa, warna dan kemasan. Berbagai minuman ringan (soft drinks) seperti cola, minuman rasa buah, jus, tersedia baik dalam bentuk soft drinks berkarbonasi atau soft drinks non karbonasi. Soft drinks adalah minuman berbahan dasar air yang mengandung pemanis, pewarna, perasa, dan terkadang mengandung sari buah atau bahan alami lainnya dengan tingkat keasaman tertentu (Ashurst, 2005). Sejak penemuan soft drinks di Amerika Serikat pada tahun 1830, konsumsinya terus meningkat secara tajam dan konstan dari tahun ke tahun. Peningkatan konsumsi ini tidak hanya berlaku di AS, tetapi juga di negara-negara lain. Pada tahun 1986, konsumsi soft drinks per kapita per tahun di Amerika Serikat telah mencapai 28 galon dan meningkat menjadi 41 galon pada tahun 1997 (Diunduh dari

www.kompas.com). Pada tahun 1999, rata-rata orang Amerika mengkonsumsi 55,9 galon soft drinks (Cullen et al, 2002). Persentase tersebut kian meningkat seiring

dengan perubahan pola makan, khususnya di kalangan masyarakat perkotaan (Diunduh dari www.kompas.com). Tahun 1999, di Indonesia terdapat 278 industri yang berkecimpung dibidang industri soft drinks dengan total kapasitas 757 juta liter per tahunnya (Risindo, 2000). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah perusahaan, nilai produksi dan volume produksi soft drinks di Indonesia mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir yaitu tahun 1988-1997 (Diunduh dari www.beacukai.go.id). Menurut Ashurst (2005), perkembangan pemasaran soft drinks di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia yaitu mencapai 210% pada tahun 1998-2003. Menurut Brown et al (2005), 32% anak usia sekolah mengkonsumsi hingga 2,67 liter soft drinks per hari, 32% mengkonsumsi lebih dari atau sama dengan 2,7 liter dan hanya 36% yang tidak mengkonsumsi soft drinks. Jumlah konsumsi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan konsumsi soft drinks pada usia pra sekolah, tetapi tidak lebih tinggi dari remaja. Prevalensi konsumsi soft drinks pada remaja di AS meningkat dari 37% pada tahun 1977-1978 menjadi 56% pada tahun 1994-1998. Rata-rata konsumsinya juga meningkat lebih dari 2 kali lipat yaitu dari 150 ml menjadi 360 ml per hari (Harnack, 1999). Hal serupa juga dikemukakan oleh Lien et al (2006) yaitu konsumsi soft drinks pada remaja di Norwegia menunjukkan bahwa rata-rata remaja mengkonsumsi soft drinks 1-6 kali setiap minggunya. Sebuah penelitian yang dilakukan di SMP Yaspen Tugu Ibu depok menunjukkan bahwa 33% siswa mengkonsumsi soft drinks berkarbonasi 1-5 kali dalam sehari, 48,7% siswa mengkonsumsi 1-6 kali dalam seminggu dan 18,4% tidak pernah mengkonsumsi soft drinks (Prasetya, 2007).

Peningkatan konsumsi soft drinks di seluruh dunia telah menimbulkan kecemasan yang luar biasa di kalangan dunia kesehatan. Banyak penelitian yang telah membuktikan dampak negatif soft drinks bagi kesehatan tubuh manusia. Beberapa dampak negatif yang terjadi khususnya pada masa remaja adalah meningkatnya risiko obesitas dan pertumbuhan tulang yang tidak optimal. Dari 88 studi meta-analisis, telah diuji hubungan antara konsumsi soft drinks dengan output gizi dan kesehatan. Konsumsi soft drinks dapat meningkatkan intake energi dan berat badan. Selain itu, konsumsi soft drinks juga berhubungan dengan intake susu, kalsium, beberapa zat gizi lain yang dapat meningkatkan berbagai macam masalah kesehatan seperti diabetes (Vartanian et al, 2007). Penyerapan kalsium akan optimal jika keseimbangan kalsium dan fosfor di dalam tubuh tercapai. Rasio kalsium dan fosfor normal dalam tubuh adalah 2 : 1. Terhambatnya penyerapan kalsium dapat berdampak terhadap penurunan massa tulang dan tidak optimalnya pertumbuhan pada masa remaja sehingga tinggi badan maksimum tidak tercapai. Jika hal ini terjadi terus-menerus, dapat terjadi osteoporosis pada usia lanjut akibat kerapuhan tulang. Kafein yang terkandung dalam soft drinks dapat memacu pembuangan kalsium melalui urin. Hal ini pulalah makin mendukung rendahnya kadar kalsium pada konsumen soft drinks (Jacobson, 2003). Dalam satu kaleng atau UHT soft drinks ukuran 250 ml yang paling sering dikonsumsi siswa, rata-rata kandungan fosfor adalah 17,2 mg sedangkan kandungan Kalsium 6,25 mg. Nilai ini menunjukkan bahwa rasio kalsium dan fosfor adalah 1 : 3, sehingga penyerapan kalsium terhambat. Selain itu, peningkatan konsumsi soft

drinks berbanding terbalik dengan konsumsi susu pada remaja sehingga kebutuhan kalsium tubuh tidak terpenuhi (Whitney and Rolfes, 2005). Remaja yang mengkonsumsi soft drinks secara regular memiliki intake energi yang besar dan rendah kalsium daripada remaja yang tidak mengkonsumsi soft drinks, hal ini meningkatkan terjadinya obesitas (Whitney and Rolfes, 2005). Kebiasaan mengkonsumsi soft drinks, termasuk yang berlabel diet ternyata meningkatkan risiko obesitas. Risikonya bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan para penyuka makanan goreng. Tim peneliti mengumpulkan data selama delapan tahun dari penduduk Amerika yang berusia antara 25 hingga 64 tahun. Dari 622 orang yang berpartisipasi sejak awal studi, sepertiga diantaranya menderita kelebihan berat badan atau obesitas (Fowler, 2008). Dalam satu kaleng atau UHT soft drinks ukuran 250 ml yang paling sering dikonsumsi siswa, terdapat 21-34 gram gula yang setara dengan 3-4 sendok makan gula. Untuk golongan remaja, kebutuhan energi per hari ditambah dengan tiga sendok makan gula (Hardiansyah dan Briawan, 1990). Jika konsumsi soft drinks dilakukan terus-menerus maka kelebihan kalori dapat terjadi sehingga meningkatkan resiko obesitas. Menurut Suhardjo (1989), konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik yaitu : pengetahuan gizi, lingkungan sosial, tingkat ekonomi, pola makan, besar keluarga, faktor pribadi, dan referensi. Sedangkan Menurut Lastariwati dan Ratnaningsih (2006), Perilaku konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Faktor intrinsik yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan keyakinan serta faktor ekstrinsik yang terdiri dari tingkat

ekonomi, pendidikan, pengalaman, iklan, tempat tinggal, lingkungan sosial dan kebudayaan. SMP Negeri 1 Ciputat merupakan salah satu sekolah menengah pertama dengan standar nasional. Pemilihan tempat penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil wawancara peneliti pada pegawai kantin yang menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Konsumsi rata-rata soft drinks siswa per hari di sekolah merupakan hasil kali antara jumlah soft drinks yang dikonsumsi per hari di kantin sekolah dengan 250 ml, kemudian dibagi dengan jumlah seluruh siswa SMP Negeri 1 Ciputat yang berjumlah 1135 siswa, sehingga didapatkan konsumsi soft drinks di sekolah pada rata-rata siswa meningkat dari 25,87 ml per hari pada tahun 2007 menjadi 46,55 ml per hari pada tahun 2008. Selain itu, SMP Negeri 1 Ciputat merupakan salah satu sasaran produsen soft drinks dalam melakukan promosi produknya, sehingga diduga mendukung peningkatan konsumsi soft drinks secara terus-menerus. Berdasarkan data-data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat.

1.2 Rumusan Masalah Kebiasaan makan dan minum yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan kini dan selanjutnya yaitu dewasa dan berusia lanjut (Arisman, 2004). Konsumsi soft drinks di kalangan remaja dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan kepadatan massa tulang dan meningkatkan

resiko terjadinya kejadian patah tulang di masa yang akan datang (Brown, 2005). Selain itu, kebiasaan minum soft drinks dapat meningkatkan asupan kalori sehingga meningkatkan resiko obesitas dan berbagai penyakit lain yang akan timbul di masa tua jika terus dikonsumsi. Menurut Suhardjo (1989), konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik yaitu : pengetahuan gizi, lingkungan sosial, tingkat ekonomi, pola makan, besar keluarga, faktor pribadi, dan referensi. Sedangkan Menurut Lastariwati dan Ratnaningsih (2006), Perilaku konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Faktor intrinsik yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan keyakinan serta faktor ekstrinsik yang terdiri dari tingkat ekonomi, pendidikan, pengalaman, iklan, tempat tinggal, lingkungan sosial dan kebudayaan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan mengenai tingkat konsumsi soft drinks melalui wawancara kepada petugas kantin diketahui bahwa konsumsi soft drinks di sekolah pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat meningkat dari 25,87 ml pada tahun 2007 menjadi 46,55 ml pada tahun 2008. Selain itu, SMP Negeri 1 Ciputat merupakan sasaran produsen soft drinks dalam mempromosikan produknya sehingga mendukung peningkatan konsumsi soft drinks secara terus-menerus. Belum adanya penelitian serupa juga mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008.

1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 ? 2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 ? 3. Apakah ada hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 ? 4. Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 ? 5. Apakah ada hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 ? 6. Apakah ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 ? 7. Apakah ada hubungan antara pengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 ?

1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008.

1.4.2 Tujuan khusus 1. Diketahuinya gambaran perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 2. Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 3. Diketahuinya hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 4. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 5. Diketahuinya hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 6. Diketahuinya hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 7. Diketahuinya hubungan antara pengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi SMP Negeri 1 Ciputat 1. Memberikan gambaran perilaku konsumsi soft drinks siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 2. Memberikan informasi dan saran mengenai perilaku konsumsi soft drinks sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan sekolah, agar tercapainya derajat kesehatan anak didik yang lebih baik.

1.5.2 Bagi Peneliti 1. Menambah wawasan peneliti mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks. 2. Sebagai pembelajaran dan pengembangan kompetensi diri sesuai dengan keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti masalah yang berkaitan dengan gizi masyarakat.

1.5.3 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 1. Menambah referensi kepustakaan mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008. 2. Membuka peluang kerjasama antara Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah dengan SMP Negeri 1 Ciputat.

1.6 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks dan dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 di SMP Negeri 1 Ciputat. Penelitian ini dilakukan karena adanya peningkatan perilaku konsumsi soft drinks pada remaja khususnya pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Ciputat dengan jumlah sampel 77 orang. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode propotional sample random sampling. Penelitian akan dilakukan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Konsumsi Soft Drinks Perilaku konsumsi soft drinks adalah tindakan atau perbuatan mengenai sering tidaknya mengkonsumsi minuman bersoda dihitung per minggu (Malik, 2006). Pada dasarnya, perilaku konsumsi makanan maupun minuman merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pengetahuan dan sikap terhadap makanan (Suhardjo, 1989). Kebiasaan makan adalah perilaku yang berhubungan dengan makanan dan makan, seperti tata krama makan, frekuensi makan seseorang, pola makan, kepercayaan tentang makanan, distribusi makanan diantara anggota keluarga, penerimaan terhadap makanan, suka atau tidak suka, dan cara pemilihan bahan makanan yang hendak dimakan. Kebiasaan makan merupakan cara individu atau kelompok individu memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, psikologik, sosial dan budaya (Suhardjo, 1989). Konsumsi soft drinks dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kalsium karena mengandung tinggi fosfor (Soekatri dan Kartono, 2004). Dalam suasana basa, bersama fosfor, kalsium membentuk kalsium fosfat yang tidak larut air, sehingga menghambat absorbsi kalsium. Agar kalsium dan fosfor dapat dimanfaatkan secara optimal, maka dianjurkan rasio kalsium dan fosfor dalam makanan antara 1 : 1 dan 2 : 1 (Almatsier, 2004). Rasio fosfor dan kalsium yang lebih dari 2 : 1 dalam makanan

dapat meningkatkan hormon parathyroid yang menyebabkan demineralisasi tulang yang merupakan faktor penting terhadap penurunan kepadatan tulang (Linder, 1992). Menurut Grosvenor dan Smolin (2002), rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drinks (seperti coca-cola, pepsi, tea instant dan orange drink carbonated) adalah 1 : 3, sehingga menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi tidak secara reguler. Hal ini sejalan dengan klasifikasi

konsumsi soft drinks yang dikemukakan oleh Malik (2006), yaitu sering jika mengkonsumsi soft drinks lebih dari atau sama dengan 2 kali dalam seminggu dan jarang jika mengkonsumsi soft drinks kurang dari 2 kali dalam seminggu. Hasil penelitian Novianty (2007) menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kekerapan anak dalam mengkonsumsi soft drinks adalah 3-6 kali per minggu sebanyak 7,5%, 1-2 kali per minggu sebanyak 17%, 2-3 kali per bulan sebanyak 33% dan tidak pernah sebanyak 42,5%. Sedangkan hasil penelitian Miradwiyana (2007) menunjukkan bahwa 33,6% siswa sering mengkonsumsi soft drinks dan 66,4% siswa jarang mengkonsumsi soft drinks.

2.2 Minuman Ringan (Soft Drinks) Menurut Garrow (2000), soft drinks termasuk dalam minuman nonalkohol yang kandungannya terdiri dari air yang ditambahkan dengan gula

dan bahan perasa berupa sari buah atau sejenisnya. Fisher et al (2001) mengatakan bahwa soft drinks merupakan jenis minuman termasuk minuman berkarbonasi dan tidak berkarbonasi seperti fruit punch dan fruit aids (bukan 100% jus). Sedangkan menurut Ashurst (2005), soft drinks merupakan minuman berbahan dasar air yang

mengandung pemanis, pewarna, perasa, dan terkadang mengandung sari buah atau bahan alami lainnya dengan tingkat keasaman tertentu. Soft drinks adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu: minuman ringan dengan karbonasi (carbonated soft drinks) dan minuman ringan tanpa karbonasi (Diunduh dari www.beacukai.co.id). Soft drinks berkarbonasi adalah minuman yang dibuat dengan

mengabsorpsikan karbondioksida ke dalam air minum. Minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi. Kopi, teh, milkshake, susu, coklat panas, dan tap water tidak termasuk dalam kategori soft drinks (Diunduh dari www.ameribev.com). Berikut bahan-bahan yang terkandung dalam soft drinks : 1. Air Air merupakan kandungan terbesar di dalam soft drinks, yaitu 90%. Air yang digunakan harus mempunyai kualitas tinggi, yaitu : jernih, tidak berbau, tidak berwarna, bebas dari organisme yang hidup dalam air, alkalinitasnya <50 ppm, total padatan terlarut <500 ppm, dan kandungan logam besi dan mangan <0.1 ppm. Sederet proses diperlukan untuk mendapatkan kualitas air yang diinginkan, antara lain : klorinasi, penambahan kapur, koagulasi, sedimentasi, filtrasi pasir, penyaringan dengan karbon aktif, dan demineralisasi dengan ion exchanger.

2. Karbondioksida Pemberian karbondioksida ditujukan agar rasa minuman lebih menggigit dan lebih tajam rasanya (Garrow, 2005). Karbondioksida yang digunakan juga harus semurni mungkin dan tidak berbau. Air berkarbonasi dibuat dengan cara melewatkan es kering (dry ice) ke dalam air es. 3. Pemanis Bahan pemanis yang digunakan dalam soft drinks terbagi dalam dua kategori: a. Natural (nutritive), antara lain gula pasir, gula cair, gula invert cair, sirup jagung, dengan kadar fruktosa tinggi dan dekstrosa b. Sintetik (non nutritive), satu-satunya yang direkomendaasikan oleh FDA (Food & Drugs Administration Standard, Amerika Serikat) adalah sakarin. Kandungan yang paling banyak terdapat dalam soft drinks adalah pemanis. Pemanis yang umum digunakan dalam soft drinks adalah sukrosa dalam bentuk high fructose corn syrup (HFCS) atau campurannya. Dalam satu kaleng ukuran 360 ml soft drinks terdapat 9-12 sendok teh gula yang setara dengan 144-192 kalori (Herbert, 1995). Selain pemanis biasa, saat ini juga terdapat soft drinks yang mengandung pemanis rendah kalori seperti aspartame, sakarin, sukralose, dan asesulfame. 4. Penambah rasa Penambah rasa merupakan salah satu komposisi penting dalam soft drinks. Hal ini karena kebanyakan orang lebih memilih untuk meminum minuman atau air yang berasa dibandingkan dengan yang lain (Garrow, 2000). Bahan makanan dan tambahan lainnya yang ditambahkan dalam soft drinks terdiri dari:

a. Bahan makanan alami meliputi buah-buahan dan atau produk dari buahbuahan, daun-daunan dan atau produk dari daun, akar-akaran, batang atau kayu tumbuhan, dan rumput laut. b. Bahan makanan sintetik meliputi sari kelapa, vitamin, stimulan. c. Tambahan lainnya meliputi : pemberi rasa, pemberi asam, pemberi aroma, pewarna, pengawet dan garam. 5. Pemberi asam (acidulants) Pemberi asam ditambahkan dalam minuman dengan tujuan untuk memberikan rasa asam, memodifikasi manisnya gula, berlaku sebagai pengawet, dan dapat mempercepat inversi gula dalam minuman. Acidulant yang digunakan dalam minuman harus dari jenis asam yang dapat dimakan (edible/food grade) antara lain asam sitrat, asam fosfat, asam malat, asam tartarat, asam fumarat, asam adipat, dan lain-lain. Di dalam soft drinks, pemberian asam digunakan dengan tujuan untuk mempertajam rasa minuman (Wahlqvist, 2002). 6. Pemberi aroma Pemberi aroma disiapkan oleh industri yang berkaitan dengan industri minuman dengan formula khusus, kadang-kadang telah ditambah dengan asam dan pewarna, dalam bentuk : a. Ekstrak alkoholik (menyaring bahan kering dengan larutan alkoholik), misalnya : jahe, anggur, lemon-lime dan lain-lain. b. Larutan alkkoholik (melarutkan bahan dalam larutan air-alkohol), misalnya : strawberry, cherry, cream soda dan lain-lain.

c. Emulsi (mencampur essential oil dengan bahan pengemulsi, misalnya : vegetable gum), misalnya untuk citrus flavor, rootbeer dan kola. d. Fruit juices, misalnya : orange, grapefruit, lemon, lime dan grape. e. Caffeine, sebagai pemberi rasa pahit (bukan sebagai stimulan) f. g. Ekstrak biji kola. Sintetik flavor, misalnya : ethyl acetate/amyl butyrate yang memberikan aroma anggur. 7. Pewarna Pewarna digunakan untuk meningkatkan daya tarik minuman, banyak orang yang tidak menyadari pentingnya warna terhadap persepsi warna minuman. Warna mempengaruhi psikologis seseorang terhadap makanan. Warna juga

mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap makanan. Jika makanan tidak terlihat baik, makanan tersebut tidak akan dibeli atau dimakan (Wahlqvist, 2002). Berikut pewarna yang sering digunakan untuk soft drinks : a. natural, misalnya dari anggur, strawberi, cherry dan lain-lain. b. semi sintetik, misalnya warna karamel. c. sintetik, dari 8 jenis pewarna yang dapat dimakan (food grade), hanya 5 yang diperkenankan oleh FDA untuk digunakan sebagai pewarna dalam soft drinks. 8. Pengawet Soft drinks tidak akan cepat kadaluarsa karena mengandung asam dan karbondioksida. Tetapi, untuk mencegah kemungkinan tersebut dan mencegah berubahnya rasa selama penyimpanan, maka perlu ditambahkan pengawet, misalnya asam sitrat untuk mencegah fermentasi dan sodium benzoat.

2.3 Komposisi Zat Gizi Dalam Soft Drinks Beberapa komposisi zat gizi yang terkandung dalam soft drinks adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi pada Beberapa Soft Drinks yang Paling Sering Dikonsumsi : Nama Minuman Coca-Cola Coca-cola diet Pepsi, regular Tea instant Orange 5. drink carbonated Sumber : Komposisi zat gizi pada makanan (Grosvenor and Smolin, 2002). 249 127 32 0 15 2 berat (g) 240 240 Energi (Kkal) 100 1 Karbohidrat (g) 26 0 Protein (g) 0 0 Kalsium (mg) 7 10 Fosfor (mg) 35 18

No. 1. 2.

3. 4.

240 238

100 5

27 1

0 0

0 5

35 2

Tabel 2.2 Komposisi zat gizi pada kemasan soft drinks Nama Minuman Fanta Fresfea Fruit tea Frutcy NU Green Tea Takaran saji (ml) 250 250 200 200 250 Energi (Kkal) 150 75 90 100 90 Karbohidrat (g) 39 21 22 25 22,5 Protein (g) 0 0 0 0 0 gula (g) 34 21 22 25 22,5 Natrium (mg) 9 0,25 45 1 32

No.

1. 2. 3. 4. 5.

2.4 Remaja Masa remaja didefinisikan sebagai periode antara umur 11-21 tahun dan merupakan masa perkembangan remaja menjadi dewasa dari segi biologis, emosi, sosial dan kognitif. Perkembangan psikososial dapat berdampak positif terhadap peningkatan perilaku sehat seperti konsumsi makanan sehat, aktivitas fisik, dan gaya hidup sehat secara umum. Namun, perkembangan psikososial juga sering menjadi penyebab utama perubahan pada kompromi kesehatan perilaku makan seperti makan berlebih, suplemen non gizi, penggunaan zat gizi diluar kebiasaan serta mengadopsi diet sesuai kesukaan pada makanan (Brown et al, 2005). Menurut Brown perkembangan, yaitu : a. Remaja awal (early adolescent), usia 11-14 tahun et al (2005), Remaja mempunyai tiga tahap

b. Remaja madya/tengah (middle adolescent), usia 15-17 tahun c. Remaja akhir (late adolescent), usia 18-21 tahun Remaja putri pada umur 10-13 tahun dan remaja putra pada umur 12-15 tahun mengalami masa akil baligh. Pada masa itu, terjadi pertumbuhan yang cepat disertai perubahan fisiologis dan mental. Sesudah itu derajat pertumbuhan berkurang sehingga remaja putra dan putri yang mendekati usia 19 tahun pertumbuhannya berhenti dan mereka memasuki usia dewasa (Anwar, 2006). Setiap orang memiliki gaya hidup dan pola makan masing-masing yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain keluarga dan lingkungan. Sewaktu kecil peran orang tua sangat dominan dalam menentukan kandungan gizi dan pola makan anak. Namun, di usia remaja anak mulai menentukan sendiri makanan yang disukanya dan sering tanpa memperhitungkan aspek gizi (Wahlqvist, 2002). Remaja lebih memilih minum soft drinks dibandingkan dengan minum jus buah atau susu pada waktu makan siang, makan malam, dan makan makanan selingan (Whitney et al, 2005).

2.5 Kebutuhan Gizi remaja Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) bagi orang Indonesia tahun 2004, diketahui bahwa :

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi Remaja umur 13-15 Tahun Kelompok umur (13-15 Tahun) Laki-laki Perempuan Energi (Kkal) 2400 2350 Protein (g) 60 57 Kalsium (mg) 1000 1000 Fosfor (mg) 1000 1000

No. 1 2

Dalam pedoman perencanaan konsumsi pangan sehari menurut kelompok umur dan jenis kelamin, untuk golongan dewasa dan remaja ditambah 3 sendok makan gula atau sebanyak 24 gam gula per hari (Hardiansyah dan Briawan, 1990).

2.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Menurut Lastariwati dan Ratnaningsih (2006), Perilaku konsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : 1. Faktor intrinsik yang terdiri dari : usia, jenis kelamin, dan keyakinan. 2. Faktor ekstrinsik yang terdiri dari : tingkat ekonomi, pendidikan, pengalaman, iklan, tempat tinggal, lingkungan sosial dan kebudayaan. Menurut Worthington (2000), banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan. Pertumbuhan remaja, meningkatnya partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak terhadap konsumsi makan remaja. Remaja mulai dapat membeli dan mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, faktor lain yang mempengaruhi perilaku atau kebiasaan makan pada remaja dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja (Worthington, 2000)

Sosial-ekonomi-politik,ketersediaan makanan, produksi, sistem distribusi

Faktor eksternal : - Jumlah dan karakteristik keluarga - Peran orang tua - Teman sebaya - Sosial budaya - Nilai dan norma - Media massa - Fast food - Food fads - Pengetahuan gizi - Pengalaman individu

Faktor internal : - Kebutuhan fisiologis tubuh - Body image - Self concept - Keyakinan dan kepercayaan individu - Pemilihan dan arti makanan - Perkembangan psikososial - Kesehatan

Gaya hidup

Perilaku makan individu

2.6.1 Umur Sejak bayi dan masa kanak-kanak, kebiasaan makan telah dibentuk dalam lingkungan keluarga. Keluarga akan menyediakan jenis-jenis makanan yang mudah diperoleh, harganya sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga yang bersangkutan. Di usia remaja, anak mulai menentukan sendiri makanan yang disukanya dan sering tanpa memperhitungkan aspek gizi (Wahlqvist, 2002). Saat umur beranjak dewasa, soft drinks banyak disukai para remaja karena dianggap sebagai minuman pergaulan.

2.6.2 Jenis kelamin Jenis kelamin mempengaruhi tingkat konsumsi makanan seseorang. Para remaja terutama remaja putri mempunyai selera makan yang berubah-ubah, mereka cenderung lebih memperhatikan jumlah makanan yang mereka konsumsi. Berdasarkan survey konsumsi makanan di Eropa, terdapat perbedaan konsumsi makanan antara pria dan wanita. Pria di Eropa lebih banyak mengkonsumsi daging, minuman beralkohol, dan gula serta mempunyai tingkat konsumsi yang rendah lemak, buah, dan sayur yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita (Gibney, 2004). Sedangkan remaja putri akan mengurangi porsi makanan bahkan melewatkan waktu makan, akibatnya konsumsi snack seperti kentang goreng, soft drinks, kue, dan lain-lain meningkat (Wardlaw, 2007). Hasil Penelitian Lien et al (2006) menunjukkan bahwa konsumsi soft drinks pada remaja di Norwegia menunjukkan bahwa 21% remaja putri dan 46% remaja pria

mengkonsumsi satu gelas atau lebih soft drinks setiap harinya dan rata-rata respondennya mengkonsumsi 1-6 gelas soft drinks seminggu. Lebih dari tiga dekade, remaja putri lebih banyak mengkonsumsi soft drinks dibandingkan susu. Sedangkan remaja putra mengkonsumsi lebih banyak susu sesuai dengan kebutuhan kalsium mereka. Perbandingan rata-rata konsumsi soft drinks meningkat dari tahun 1970-1990 dibandingkan rata-rata konsumsi susu (Whitney et al, 2005). Hasil penelitian Prasetya (2007), menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=0,033) dan siswa laki-laki memiliki peluang 2 kali lebih besar dibandingkan perempuan untuk mengkonsumsi soft drinks berkarbonasi.

2.6.3 Uang Saku Status sosial ekonomi juga terlihat mempunyai hubungan dengan pola makan. Konsumsi buah, jus buah, produk gandum, soft drinks, gula, dan makanan yang manis meningkat seiring dengan peningkatan sosial ekonomi remaja (Brown et al, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Veerecken dan Maes (2005) pada remaja di Eropa, konsumsi soft drinks lebih rendah pada siswa yang status pekerjaan orang tuanya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang status pekerjaan orang tuanya lebih rendah. tetapi hal ini tidak berlaku pada remaja di daerah Eropa Tengah dan Eropa Timur. Salah satu faktor yang dapat digunakan dalam mengukur status sosial ekonomi adalah uang jajan. Menurut Azizah (1997), semakin besar uang saku yang

diterima

oleh

anak

maka

semakin

besar

pendapatan

keluarga.

Menurut

Koentjaraningrat dalam Hayati (2000), uang saku merupakan salah satu pengalokasian dari pendapatan yang diperoleh dalam keluarga yang diberikan pada anak untuk keperluan harian, mingguan atau bulanan. Menurut Berg (1986), uang yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi apa yang dimakannya. Besarnya uang saku dapat menentukan jenis makanan dan minuman jajan yang dibeli (Susanto Joko dalam Wahyo Wintoro, 2001). Assael dalam Primaswastya (2002), menyatakan bahwa tingkat pendapatan menentukan pola makan, terutama pola jajan anak. Semakin tinggi penghasilan orang tua semakin tinggi pula uang saku yang diterima anak, sehingga anak akan mempunyai alternatif lebih banyak dalam pemilihan jenis dan merk produk makanan, terutama makanan praktis yang siap saji. Menurut Vereecken, keukelier, dan maes (2005) dan Sohn, Burt, dan Sowers (2006), terdapat hubungan positif antara status sosial ekonomi dengan konsumsi soft drinks berkarbonasi. Namun, Hasil penelitian Prasetya (2007) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara uang saku dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=0,534).

2.6.4 Pengetahuan Gizi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau memberikan

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003). Remaja umumnya memiliki pemahaman yang kurang baik terhadap kandungan gizi yang terdapat dalam berbagai makanan dan manfaatnya terhadap tubuh (McWilliams, 1993). Pengetahuan gizi mempengaruhi pemilihan dan penyediaan makanan bergizi. Informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Jika pengetahuan gizi meningkat, maka ada kecenderungan untuk memilih makanan yang lebh murah dengan nilai gizi yang lebih tinggi (Irawati, 1995). Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang semakin dia memperhitungkan jenis kualitas makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya. Masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan gizi akan memilih makanan berdasarkan panca indera yang dianggapnya menarik. Menurut Suhardjo (1989), faktor pribadi yang mempengaruhi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi adalah banyaknya informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan tubuh akan pangan dan pengembangan cara pemanfaatan pangan yang sesuai. Pengetahuan gizi sangat penting karena dengan pengetahuan gizi yang cukup diharapkan status gizi baik sehingga penyediaan makanan yang bergizi dapat tercukupi dan pangan tersebut dapat diolah dan dikonsumsi guna perbaikan gizi (Suhardjo, 1989). Sanjur dalam Kumary (2001) menyatakan bahwa pengetahuan gizi mempengaruhi praktek melalui sikap terhadap kebiasaan makan. Praktek konsumsi pangan merupakan hasil interaksi dari pengetahuan gizi dalam sikap terhadap gizi.

Pentingnya pengetahuan gizi didasari pada 3 kenyataan, yaitu (1) status gizi yang cukup penting bagi kesehatan dan kesejahteraan, (2) setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi, (3) ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo, 1989). Perilaku positif seseorang terhadap pengetahuan gizi yang ada, akan terbentuk jika ia mempunyai pengetahuan gizi yang cukup. Berbeda dengan orang yang kurang pengetahuan gizinya, bersikap masa bodoh dan curiga terhadap makanan tertentu yang dapat menimbulkan kekurangan gizi walaupun bahan makanan yang tersedia cukup. Selain itu, Tingkat pengetahuan seseorang sangat berpengaruh pada perilaku dan sikap dalam memilih jenis makanan dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap keadaan gizi yang bersangkutan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin tinggi tingkat pengetahuan gizi dan kesehatannya yang dapat berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi di dalam keluarga (Berg, 1986). Namun, hasil penelitian Prasetya (2007) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan siswa tentang soft drinks ditinjau dari aspek gizi dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=0,748).

2.6.5 Kesukaan Terhadap Soft Drinks Menurut Pilgrin dalam Suhardjo (1989), preferensi makanan dan minuman (food preferences) adalah sebagai tindakan/ukuran suka atau tidak sukanya terhadap makanan dan minuman. Sikap seseorang terhadap makanan dan minuman, suka atau

tidak suka akan berpengaruh terhadap konsumsinya. Oleh karena itu, merupakan hal penting untuk mempelajari pangan yang disukai atau tidak disukai dan menelusuri sebab-sebab yang melatarbelakanginya. Kesukaan atau pilihan terhadap makanan tentu saja akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan dan kebiasaan makan seseorang (Zahrulianingdyah, 1998). Menurut Elizabeth dan Sanjur dalam Suhardjo (1989), ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan yang dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini: Gambar 2.2 Model studi preferensi konsumsi makanan Konsumsi Makanan

Preferensi makanan

Karakteristik individu

Karakteristik makanan

Karakteristik lingkungan

Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pendapatan Pengetahuan gizi Keterampilan memasak Kesehatan

Rasa Rupa Tekstur Harga Tipe makanan Bentuk Bumbu Kombinasi makanan

Musim Pekerjaan Mobilitas Perpindahan penduduk Jumlah keluarga Tingkatan sosial pada masyarakat

Rasa, aroma, tekstur dan penampilan makanan merupakan hal penting yang menentukan keinginan seseorang terhadap makanan, sedangkan iklan dan kemasan yang menarik akan mempengaruhi pemilihan terhadap makanan tersebut (Grosvenor and Smolin, 2002). Warna akan sangat berpengaruh terhadap konsumsi minuman karena sebagian besar orang lebih menyukai minuman yang berwarna daripada air putih. Hasil penelitian Prasetya (2007) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi soft drinks berkarbonasi dengan kesukaan siswa terhadap soft drinks (p-value=0,006) dengan OR sebesar 6, artinya Siswa yang menyukai soft drinks berkarbonasi mempunyai peluang 6 kali lebih besar untuk mengkonsumsi soft drinks dibandingkan dengan siswa yang kurang menyukai soft drinks berkarbonasi.

2.6.6 Teman sebaya Pengaruh teman sebaya sangat kuat pada masa remaja awal. Di masa ini, remaja sangat menyadari penampilan fisik dan perilaku sosial mereka dan selalu berusaha menyesuaikan dengan kelompoknya. Kebutuhan untuk menyamakan diri dengan kelompoknya dapat mempengaruhi intake gizi remaja (Brown et al, 2005). Perubahan sosial yang dialami pada masa remaja adalah meningkatnya pengaruh teman sebaya dibandingkan keluarga. Perubahan tersebut mengakibatkan remaja mengalami berbagai macam perubahan gaya hidup, perilaku, dan tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan yang dikonsumsi (Soetjiningsih, 2004).

Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa selama akhir pekan, remaja memanfaatkan dua kali waktunya lebih banyak untuk bergaul dengan temantemannya daripada dengan keluarganya. Aktifitas yang banyak di luar rumah membuat remaja sering jarang makan di rumah dan teman sebaya sering mempengaruhi dalam hal pemilihan makanan. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak kehilangan status (Khomsan, 2003). Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas diri, remaja cepat sekali terpengaruh lingkungan. Pemilihan jenis minuman yang dikonsumsi sangat dipengaruhi oleh teman sebaya. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya terkucil dan merusak rasa percaya diri (Arisman, 2004). Keluarga menjadi tidak begitu penting dibandingkan dengan lingkungan sosial dan teman-teman sebayanya (Hanseil dan Mechanic, 1990). Pada umumnya dikatakan ketergantungan dan kelekatan seorang individu dengan orang tuanya pada masa kanak-kanak dan masa awal sekolah akan berubah menjadi kesadaran dan keinginan untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya pada masa sekolah, dan akhirnya akan asyik dengan penerimaan teman sebaya dan kemandirian selama masa remaja (La Greca, 1988). Kebutuhan sosial dan emosional yang sedang berubah mempengaruhi perilaku konsumsi makanan dan minuman pada masa remaja. Pilihan makanan dan kesehatan pada remaja merupakan refleksi pendapat dan sikap kelompok teman sebaya mereka. Jika teman sebaya mengatakan minum susu

merupakan kebiasaan anak kecil, maka remaja akan cenderung memilih soft drinks daripada susu (Whitney et al, 2005). Samuda et al (2004) dan Benyamin et al (2004) mengatakan terdapat dua pendapat mengenai pengaruh teman sebaya terhadap konsumsi soft drinks. Sebagian besar dari responden mengatakan bahwa mereka tidak dipengaruhi oleh teman sebaya ketika akan mengambil keputusan terhadap pemilihan makanan atau minuman. Namun, ada sebagian kecil responden yang mengatakan bahwa mereka dipengaruhi oleh teman sebaya. Selain itu, faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk meminum soft drinks tetaplah tingkat kesukaan terhadap soft drinks tersebut, meskipun pengaruh teman sebaya cukup kuat. Sedangkan hasil penelitian Prasetya (2007) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara teman sebaya dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=1).

2.6.7 Promosi Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai hal, baik mental, emosional, sosial dan fisik. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menyebabkan perubahan dalam perilaku dan konsumsi. Remaja yang masih dalam proses mencari jati diri, sering kali menjadi sasaran empuk bagi produsen untuk menawarkan produknya. Hal ini karena remaja paling cepat dan efektif dalam penyerapan gaya hidup konsumtif, baik dalam kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder (Lastariwati dan Ratnaningsih, 2006). Hal ini juga sejalan dengan pernyataan yang dituliskan oleh salah satu perusahaan soft drinks yang menargetkan remaja sebagai konsumen utamanya.

Hadirnya soft drinks di tengah masyarakat tidak lepas dari peranan media elektronik maupun media cetak sebagai ajang promosinya. Cara promosi yang memikat, kemudahan dan kepraktisan dalam penyajian, mudah diperoleh, dan cita rasa yang enak menyebabkan soft drinks makin membudaya di masyarakat. Gencarnya promosi yang dilakukan oleh para produsen mampu merekayasa pandangan sebagian masyarakat, sehingga soft drinks dianggap sebagai bagian gaya hidup modern (Lastariwati dan Ratnaningsih, 2006). Pengaruh media massa terhadap perilaku konsumsi makanan jarang melebihi perkiraan yang ada. Produsen biasanya memberikan kesan terhadap produknya dengan mempengaruhi keadaan emosi konsumen. Makanan dan minuman yang dipasarkan digambarkan secara menarik dari segi visual dan menggambarkan situasi senang, status sosial, dan penerimaan dalam suatu kelompok, sehingga makanan yang dibeli lebih untuk memenuhi kebutuhan emosional daripada memenuhi kebutuhan gizi. (Robinson et al, 1986). Hasil penelitian Prasetya (2007) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara media massa dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=0,186).

2.7 Kerangka Teori Berdasarkan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, maka peneliti menyusun kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Teori

Faktor internal : - Usia - Jenis kelamin - Keyakinan - Uang saku - Pengetahuan gizi mengenai soft drinks - Pengalaman - Kesukaan terhadap soft drinks Faktor eksternal : - Pengaruh Promosi - Pengaruh Teman sebaya - Kebudayaan

Perilaku konsumsi soft drinks

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah variabel independen yang tediri dari faktor internal yang meliputi jenis kelamin, uang saku, pengetahuan gizi mengenai soft drinks, kesukaan terhadap soft drinks dan faktor eksternal yang meliputi pengaruh teman sebaya serta pengaruh promosi. Sedangkan variabel

dependennya adalah perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Faktor lain seperti keyakinan, kebudayaan dan pengalaman, tidak diteliti karena dianggap telah terwakili oleh variabel kesukaan terhadap soft drinks, sehingga kerangka konsep dalam penelitian ini adalah seperti terlihat di bawah ini : Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Faktor Internal : - Jenis kelamin - Uang saku - Pengetahuan gizi mengenai soft drinks - Kesukaan terhadap soft drinks Faktor eksternal : - Pengaruh Teman Sebaya - Pengaruh Promosi Perilaku konsumsi soft drinks

3.2 Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini akan disajikan pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. 1. Variabel Perilaku konsumsi soft drinks Definisi Tindakan atau perbuatan responden dalam mengkonsumsi minuman ringan dihitung per minggu dalam 1 bulan terakhir. Perbedaan ciri-ciri fisik yang dapat dilihat dan didapat sejak lahir serta dibedakan antara lakilaki dan perempuan. Besarnya uang yang diberikan untuk jajan per hari. Hasil dari tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan gizi khususnya tentang soft drinks. Ukuran suka atau tidak suka responden terhadap soft drinks dibandingkan dengan minuman lain. Pengaruh teman sebaya terhadap perilaku konsumsi soft drinks responden. Pengaruh Promosi terhadap perilaku konsumsi soft drinks responden. Cara ukur Self administered atau pengisian sendiri oleh responden. Alat ukur Kuesioner Skala Ordinal Hasil sering : 2x seminggu (0) jarang : jika <2x seminggu (1) (Malik, 2006). Perempuan (0) Laki-laki (1)

2.

Jenis kelamin

Self administered atau pengisian sendiri oleh responden. Self administered atau pengisian sendiri oleh responden. Self administered atau pengisian sendiri oleh responden. Self administered atau pengisian sendiri oleh responden.

Kuesioner

Nominal

3.

Uang saku

Kuesioner

Rasio

Rupiah

4.

Pengetahuan gizi mengenai soft drinks

Kuesioner

Rasio

Skor Nilai

5.

Kesukaan terhadap soft drinks

Kuesioner

Ordinal

Suka : skor 3 (0) Kurang suka : skor <3 (1)

6.

Pengaruh Teman sebaya

7.

Pengaruh Promosi

Self administered atau pengisian sendiri oleh responden. Self administered atau pengisian sendiri oleh responden.

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

Terpengaruh : skor 5 (0) Tidak berpengaruh : skor < 5 (1) Terpengaruh : skor 1(0) Tidak berpengaruh : skor 0 (1)

3.3 Hipotesis 8. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. 9. Ada hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. 10. Ada hubungan antara pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. 11. Ada hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. 12. Ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat. 13. Ada hubungan antara pengaruh promosi soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional atau desain studi potong-lintang yaitu variabel dependen dan variabel independen diteliti pada saat yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Ciputat yang terletak di Cirendeu, Tangerang pada bulan Agustus 2008.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 1135 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode propotional sample random sampling. Penghitungan jumlah sampel menggunakan rumus uji beda 2 proporsi (Ariawan, 1998) :

n= (Z1-/2 2P(1-P) + Z1- p1(1-p1)+p2(1-p2))2 (p1-p2)2 n= (2,58 2. 0,5(1-0,5) + 1,28 0,3(1-0,3)+0,73(1-0,73))2 (0,3-0,73)2 n= (1,806+0,8192)2 0,2 n= 34,45 35 orang n= 35 . 2 = 70 orang

Keterangan : n= Jumlah Sampel Z1-/2 = derajat kemaknaan = 1% = 2,58 Z1- = Kekuatan uji = 90% = 1,28 P = Proporsi rata-rata = (p1+p2)/2 = 50% p1= 29,8% (Proporsi responden yang kurang suka pada soft drinks terhadap konsumsi soft drinks tinggi dalam penelitian sebelumnya (Prasetya, 2007)) p2= 72,7% (Proporsi responden yang suka pada soft drinks terhadap konsumsi soft drinks tinggi dalam penelitian sebelumnya (Prasetya, 2007))

Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel keseluruhan. Sehingga jumlah keseluruhan sampel yang akan diambil adalah 77 orang. Untuk mewakili populasi, maka dilakukan alokasi proporsi sesuai dengan jumlah siswa kelas VII, VIII dan IX :

Tabel 4.1 Alokasi Proporsi Berdasarkan Jumlah Siswa Kelas VII, VIII dan IX SMP Negeri 1 Ciputat
No. 1. 2. 3. Nama Kelas VII VIII IX Total Jumlah Siswa 345 393 397 1135 Jumlah Sampel (n) N = 345/1135. 77 = 24 N = 393/1135. 77 = 27 N = 397/1135. 77 = 27 78

4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Alat yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau daftar pertanyaan mengenai karakteristik siswa, dan daftar pertanyaan lain yang menunjang penelitian ini seperti : pengetahuan gizi mengenai soft drinks, kesukaan terhadap soft drinks, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh promosi. Data primer terdiri dari : 1. Data karakteristik responden 2. Data mengenai faktor internal yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks responden seperti : pengetahuan gizi mengenai soft drinks, dan kesukaan terhadap soft drinks. 3. Data mengenai faktor eksternal yang berhubungan dengan perilaku konsumsi soft drinks responden seperti : pengaruh teman sebaya dan pengaruh promosi.

Data sekunder terdiri dari : 1. Data mengenai gambaran umum SMP N 1 Ciputat. 2. Data mengenai jumlah siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui profil sekolah yang didapatkan dari bagian kurikulum SMP Negeri 1 Ciputat. Kuesioner yang telah diisi oleh siswa dikumpulkan kemudian diperiksa kelengkapannya, dimasukkan dan diolah dengan sistem komputerisasi menggunakan program pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Editing, kegiatan untuk melihat dan memeriksa kelengkapan dan ketepatan data, jelasnya jawaban yang ada di kuesioner, serta relevan dan konsisten. 2. Coding, untuk mengkode jawaban huruf ke dalam bentuk angka sebelum memasukkan data ke program komputer. 3. Proccessing, kegiatan memproses data yang dilakukan dengan cara memasukkan data dari kuesioner ke paket program computer. 4. Cleaning, kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak. 5. Manajemen data, proses memanipulasi atau merubah bentuk data.dari bentuk numerik ke bentuk kategorik. 6. Analisis data, proses pengolahan data serta menyusun hasil yang akan dilaporkan. Variabel perilaku konsumsi soft drinks diukur melalui satu pertanyaan tentang frekuensi minum soft drinks dalam satu bulan terakhir yang dikategorikan menjadi

dua yaitu sering jika lebih dari atau sama dengan 2 kali seminggu dan jarang jika kurang dari dua kali seminggu. Variabel pengetahuan gizi mengenai soft drinks diukur dengan melihat skor nilai berdasarkan kemampuan siswa menjawab dengan benar empat pertanyaan mengenai soft drinks dengan skor nilai maksimum 100 dan skor nilai minimum 0. Pertanyaan nomor 1, 3 dan 4 diberi skor masing-masing 30 jika jawaban benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Sedangkan pertanyaan nomor 2 diberi skor 10 jika jawaban benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Untuk pertanyaan nomor 1, masingmasing pilihan jawaban diberi skor 2 jika jawaban benar dan diberi skor 0 jika jawaban salah. Untuk pertanyaan nomor 3, masing-masing pilihan jawaban diberi skor 6 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Untuk pertanyaan nomor 4, masing-masing pilihan jawaban diberi skor 3 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Variabel kesukaan terhadap soft drinks diukur dengan menggunakan 5 pertanyaan tentang pilihan minuman dengan skor maksimum 5 dan skor minimum 0. Setiap pilihan soft drinks diberi skor 1 dan jika memilih selain soft drinks diberi skor 0. Jika Skor 3, berarti responden menyukai soft drinks daripada minuman lain dan jika skor <3, berarti responden kurang menyukai soft drinks dibandingkan minuman lain. Variabel pengaruh teman sebaya diukur dengan menggunakan 3 pertanyaan dengan skor maksimum 9 dan skor minimum 0. Pada setiap pertanyaan, pilihan a diberi nilai 0, b diberi nilai 1, c diberi nilai 2 dan d diberi nilai 3. Total skor dari tiga pertanyaan 5 menunjukkan bahwa teman sebaya berpengaruh terhadap perilaku

konsumsi soft drinks dan skor <5 menunjukkan bahwa teman sebaya tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumsi soft drinks. Variabel pengaruh promosi diukur dengan menggunakan satu pertanyaan, jika responden menjawab dengan ya berarti promosi berpengaruh terhadap perilaku konsumsi soft drinks serta diberi nilai 1 dan jika responden menjawab tidak berarti promosi tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumsi soft drinks dan diberi skor 0.

4.5 Teknik dan Analisis Data Setelah dilakukan editing, coding dan manajemen data, data yang diperoleh masing-masing dianalisis. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan variabel-variabel independen dengan menggunakan uji statistik chi-square, uji beda 2 mean dengan pendekatan uji independent T-test, dan uji mann-whitney. Uji statistik chi-square digunakan untuk melihat hubungan variabel jenis kelamin, kesukaan terhadap soft drinks, pengaruh teman sebaya, serta pengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP N 1 Ciputat. Uji independent T-test digunakan untuk melihat hubungan variabel pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP N 1 Ciputat, sedangkan uji mann-whitney digunakan untuk melihat hubungan variabel uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP N 1 Ciputat

Untuk menguji kemaknaan digunakan nilai p-value dengan menggunakan tingkat kemaknaan 5% dan derajat kepercayaan 95%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa jika p-value < 0,05 maka menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dan jika p-value > 0,05 maka menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

BAB V HASIL

5.1 Gambaran Umum SMP Negeri 1 Ciputat SMP Negeri 1 Ciputat adalah salah satu sekolah menengah pertama yang termasuk dalam sekolah standar nasional (SSN). Jumlah siswa keseluruhan SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun ajaran 2008/2009 adalah 1135 siswa, yang terdiri dari tiga tingkatan kelas yaitu kelas VII sebanyak 9 kelas, kelas VIII sebanyak 10 kelas dan kelas IX sebanyak 10 kelas. Jumlah dan distribusi jenis kelamin pada masingmasing tingkatan kelas sebagai berikut : Tabel 5.1 Jumlah dan Distribusi Jenis Kelamin Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Kelas VII VIII IX Total Jenis kelamin Laki-laki 178 205 193 576 Perempuan 167 188 204 559 Total 345 393 397 1135

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan siswa yang berjenis kelamin perempuan, dan jumlah siswa terbanyak adalah kelas IX.

Persentase kelulusan di SMP Negeri 1 Ciputat pada 2 tahun terakhir yaitu tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 99,91% dan tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 100%. Persentase kelulusan ini menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Ciputat merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang cukup bagus dengan distribusi pengetahuan dan pencapaian prestasi akademik siswa yang merata.

5.2 Gambaran Perilaku Konsumsi Soft Drinks Analisis univariat perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 , disajikan dalam bentuk tabel 5.2 berikut ini : Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Perilaku Konsumsi Soft Drinks Sering Jarang Total Jumlah 45 33 78 Persen (%) 57,7 42,3 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang.

5.3 Gambaran Karakteristik Siswa 5.3.1 Gambaran Jenis Kelamin Siswa Analisis univariat jenis kelamin siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008, disajikan dalam bentuk tabel 5.3 berikut ini : Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Total Jumlah 46 32 78 Persen (%) 59 41 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa persentase siswa yang ikut dalam penelitian dan berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan siswa yang berjenis kelamin laki-laki.

5.3.2 Gambaran Uang Saku Siswa Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh p-value sebesar 0,000, Artinya distribusi uang saku siswa berbentuk tidak normal. Analisis univariat pada 78 siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 diperoleh median atau nilai tengah sebesar Rp 10.000. Nilai uang saku tertinggi adalah Rp 20.000 dan jumlah uang saku terendah adalah Rp 2500. Jarak interkuartil sebesar Rp 3250 menunjukkan ukuran variasi uang saku siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008.

5.3.3 Gambaran Pengetahuan Gizi Siswa Mengenai Soft Drinks Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh p-value sebesar 0,2, Artinya distribusi pengetahuan gizi mengenai soft drinks pada siswa berbentuk normal. Analisis univariat pada 78 siswa SMP Negeri 1 Ciputat pada tahun 2008 diperoleh rata-rata skor nilai pengetahuan siswa mengenai soft drinks sebesar 48,9. Estimasi skor nilai pengetahuan siswa mengenai soft drinks berada pada kisaran 46,21 sampai 51,59. Skor nilai pengetahuan siswa mengenai soft drinks tertinggi adalah 86 dan skor nilai pengetahuan siswa mengenai soft drinks terendah adalah 26 dengan standar deviasi 11,931.

5.3.4 Gambaran Kesukaan Siswa Terhadap Soft Drinks Analisis univariat Kesukaan Terhadap soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat, disajikan dalam bentuk tabel 5.4 berikut ini : Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kesukaan Terhadap Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Kesukaan Terhadap Soft Drinks Suka Kurang Suka Total Jumlah 58 20 78 Persen (%) 74,4 25,6 100

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa jumlah siswa yang suka terhadap soft drinks lebih banyak dibandingkan siswa yang kurang suka terhadap soft drinks.

5.3.5 Gambaran Pengaruh Teman Sebaya pada Siswa Analisis univariat pengaruh teman sebaya pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat, disajikan dalam bentuk tabel 5.5 berikut ini : Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengaruh Teman Sebaya pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Teman Sebaya Terpengaruh Tidak Terpengaruh Total Jumlah 1 77 78 Persen (%) 1,3 98,7 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak terpengaruh teman sebaya dalam mengkonsumsi soft drinks. Artinya, siswa cenderung menentukan sendiri minuman yang akan dikonsumsi tanpa terpengaruh teman sebaya.

5.3.6 Gambaran Pengaruh Promosi Soft Drinks pada Siswa Analisis univariat pengaruh promosi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat, disajikan dalam bentuk tabel 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pengaruh Promosi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Promosi Terpengaruh Tidak Terpengaruh Total Jumlah 66 12 78 Persen (%) 84,6 15,4 100

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa jumlah siswa yang terpengaruh promosi soft drinks lebih besar dibandingkan siswa yang tidak terpengaruh promosi soft drinks.

5.4 Analisis Hubungan antara Variabel Independen Dengan Variabel Dependen 5.4.1 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 dengan menggunakan uji chi-square disajikan pada tabel 5.7 berikut ini :

Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Perilaku Konsumsi Soft Drinks Jenis Kelamin Sering n (%) Perempuan Laki-laki Total 25 (54,3) 20 (62,5) 45 (57,7) Jarang n (%) 21 (45,7) 12 (37,5) 33 (42,3) Total N (%) 46 (100) 32 (100) 78 (100) 0,628

p-value

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks menunjukkan bahwa persentase siswa yang berjenis kelamin perempuan dan memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering, tidak berbeda secara signifikan dengan persentase siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai pvalue 0,628. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks.

5.4.2 Analisis Hubungan antara Uang Saku dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks disajikan pada tabel 5.8 berikut ini :

Tabel 5.8 Analisis Hubungan antara Uang Saku dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Perilaku konsumsi Soft Drinks Sering Jarang 45 33 38,38 41,04 0,602 N Mean Rank p-value

Dari tabel 5.8 menunjukkan bahwa mean rank siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang lebih besar dibandingkan siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering. Hasil uji mann-whitney diperoleh pvalue sebesar 0,602. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks.

5.4.3.

Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi Mengenai Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi

mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat dengan menggunakan uji Independent T-test disajikan pada tabel 5.9 berikut ini :

Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi Mengenai Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Perilaku konsumsi Soft Drinks Sering Jarang 45 33 46,16 52,64 12,023 10,900 1,792 1,897 0,017 N Mean SD SE p-value

Dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering lebih rendah dibandingkan rata-rata pengetahuan siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang dengan standar deviasi 10,900. Artinya, semakin tinggi pengetahuan gizi siswa mengenai soft drinks maka semakin jarang siswa mengkonsumsi soft drinks. Hasil uji Indepedent T-test diperoleh p-value sebesar 0,017. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks.

5.4.4

Analisis Hubungan antara Kesukaan Terhadap Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara kesukaan terhadap soft

drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat dengan menggunakan uji chi-square disajikan pada tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Kesukaan Terhadap Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Kesukaan Terhadap Soft Drinks Suka Kurang Suka Total Perilaku Konsumsi Soft Drinks Sering n (%) 32 (55,2) 13 (65) 45 (57,7) Jarang n (%) 26 (44,8) 7 (35) 33 (42,3) N (%) 58 (100) 20 (100) 78 (100) 0,614

Total

p-value

Hasil analisis hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks menunjukkan bahwa persentase siswa yang suka terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori sering, tidak berbeda secara signifikan dengan siswa yang kurang suka terhadap soft drinks dan memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering. Dari hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,614. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks.

5.4.5

Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman sebaya

dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 dengan menggunakan uji chi-square disajikan pada tabel 5.11. berikut ini :

Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008 Perilaku Konsumsi Soft Drinks Pengaruh Teman Sebaya Terpengaruh Tidak Terpengaruh Total 45 (57,7) 33 (42,3) 78 (100) Sering n (%) 0 (0) 45 (58,4) Jarang n (%) 1 (100) 32 (41,6) N (%) 1 (100) 77 (100) 0,423

Total

p-value

Hasil analisis hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks menunjukkan bahwa Persentase siswa yang terpengaruh teman sebaya dan memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering, berbeda secara signifikan dengan siswa yang tidak terpengaruh dan memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,423 artinya, tidak ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks.

5.4.6 Analisis Hubungan antara Pengaruh Promosi dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 dengan menggunakan uji chi-square disajikan pada tabel 5.12. berikut ini : Tabel 5.12 Analisis Hubungan antara Pengaruh Promosi dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Pada Siswa SMP Negei 1 Ciputat Tahun 2008 Perilaku Konsumsi Soft Drinks Pengaruh Promosi Terpengaruh Tidak Terpengaruh Total Sering n (%) 38 (57,6) 7 (58,3) 45 (57,7) Jarang n (%) 28 (42,4) 5 (41,7) 33 (42,3) N (%) 66 (100) 12 (100) 78 (100) 1

Total

p-value

Hasil analisis hubungan antara pengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks menunjukkan bahwa persentase siswa yang terpengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori sering, tidak berbeda secara signifikan dengan siswa yang tidak terpengaruh promosi dan memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 1 artinya, tidak ada hubungan antara pengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks.

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode cross sectional yang hanya dapat melihat ada tidaknya hubungan variabel independen dengan variabel dependen tanpa bisa melihat hubungan sebab akibat dan seberapa kuat hubungan tersebut. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak digunakannya Food Frequency Questionnaire (metode frekuensi makanan) dalam pengumpulan data perilaku konsumsi soft drinks, sehingga tidak dapat diketahui konsumsi soft drinks siswa per hari. Metode frekuensi makanan tidak digunakan dalam penelitian ini karena lamanya waktu atau periode konsumsi soft drinks untuk menentukan kategori perilaku konsumsi soft drinks telah ditentukan terlebih dahulu yaitu kurang dari 2 kali seminggu dan lebih dari atau sama dengan 2 kali seminggu, sehingga peneliti hanya memasukkan 2 kategori ini tanpa menggunakan Food Frequency Questionnaire. Selain itu, tidak dilakukan uji validitas pada alat ukur penelitian yaitu kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Namun, peneliti telah melakukan uji kuesioner yang diujicobakan kepada 10 siswa SMP di luar responden terpilih sehingga kesalahan akibat bias pertanyaan dapat dikurangi. Berdasarkan hasil uji kuesioner, terdapat beberapa pertanyaan yang diperbaiki yaitu diubah atau ditambahkan kalimatnya untuk memperjelas pertanyaan. Diantaranya adalah pertanyaan tentang perilaku konsumsi soft drinks ditambahkan periode waktu selama

1 bulan dan pertanyaan pada variabel pengaruh teman sebaya pada nomor 2 pilihan jawaban b dan c diubah kalimatnya agar lebih jelas dan dapat dimengerti oleh responden. Keterbatasan lain pada penelitian ini adalah tidak ditelitinya kesukaan siswa terhadap soft drinks dibandingkan dengan jajanan lain selain minuman non soft drinks. Hal ini disebabkan tidak adanya pertanyaan pada variabel kesukaan terhadap soft drinks yang dapat mengukur kesukaan responden terhadap soft drinks dibandingkan jajanan lain seperti bakso, siomay, gorengan dan makanan lain yang lebih disukai oleh responden.

6.2 Perilaku Konsumsi Soft Drinks Konsumsi soft drinks dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kalsium karena mengandung tinggi fosfor (Soekatri dan Kartono, 2004). Dalam suasana basa, bersama fosfor, kalsium membentuk kalsium fosfat yang tidak larut air, sehingga menghambat absorbsi. Rasio fosfor terhadap kalsium yang tinggi dalam makanan dapat menurunkan absorbsi kalsium karena pembentukan garam kalsium oksalat yang tidak larut air. Agar kalsium dan fosfor dapat dimanfaatkan secara optimal, maka dianjurkan rasio kalsium dan fosfor dalam makanan antara 1 : 1 dan 2 : 1 (Almatsier, 2004). Rasio fosfor dan kalsium yang lebih dari 2 : 1 dalam makanan dapat meningkatkan hormon parathyroid yang menyebabkan demineralisasi tulang yang merupakan faktor penting terhadap penurunan kepadatan tulang (Linder, 1992). Menurut Grosvenor dan Smolin (2002), rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drinks (seperti coca-cola, pepsi, tea instant dan orange drink

carbonated) adalah 1 : 3, sehingga menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi tidak secara reguler. Hal ini sejalan dengan klasifikasi konsumsi soft drinks yang dikemukakan oleh Malik (2006), yaitu sering jika mengkonsumsi soft drinks lebih dari atau sama dengan 2 kali dalam seminggu dan jarang jika mengkonsumsi soft drinks kurang dari 2 kali dalam seminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 57,7% siswa dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori sering atau lebih dari atau sama dengan 2 kali seminggu dan 42,3% siswa dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang atau kurang dari 2 kali seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Miradwiyana (2007), yaitu terdapat 33,6% siswa dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori sering dan 66,4% siswa dengan perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang. Hal ini menunjukkan bahwa persentase siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang lebih besar dibandingkan siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering.

6.3 Analisis Bivariat 6.3.1 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Jenis kelamin mempengaruhi tingkat konsumsi makanan seseorang. Para remaja terutama remaja putri mempunyai selera makan yang berubah-ubah, mereka cenderung lebih memperhatikan jumlah makanan yang mereka konsumsi.

Berdasarkan survey konsumsi makanan di Eropa, terdapat perbedaan konsumsi makanan antara pria dan wanita. Pria di Eropa lebih banyak mengkonsumsi daging, minuman beralkohol, dan gula serta mempunyai tingkat konsumsi yang rendah lemak, buah, dan sayur yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita (Gibney, 2004). Sedangkan remaja putri akan mengurangi porsi makanan bahkan melewatkan waktu makan, akibatnya konsumsi snack seperti kentang goreng, soft drinks, kue, dan lain-lain meningkat (Wardlaw, 2007). Hasil analisis bivariat antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks menggunakan uji chi-square diperoleh p-value sebesar 0,628. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks dapat disebabkan oleh adanya pilihan minuman yang relatif sama pada siswa yang berjenis kelamin perempuan dan siswa yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari hasil seleksi data siswa sebagai berikut : Tabel 6.1 Seleksi Data Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kesukaan Terhadap Soft Drinks Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Total Suka (%) 35 (76) 23 (72) 58 (74,4) Kurang suka (%) 11 (24) 9 (28) 20 (25,6) Total (%) 46 (100) 32 (100) 78 (100)

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Prasetya (2007) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=0,033), dengan odds ratio (OR) yang menunjukkan bahwa siswa laki-laki memiliki peluang 2 kali lebih besar dibandingkan perempuan untuk mengkonsumsi soft drinks berkarbonasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga berbeda dengan Whitney et al (2005) yang menyatakan bahwa lebih dari tiga dekade, remaja putri lebih banyak mengkonsumsi soft drinks dibandingkan susu. Sedangkan remaja putra mengkonsumsi lebih banyak susu sesuai dengan kebutuhan kalsium mereka.

6.3.2 Analisis Hubungan antara Uang Saku dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Menurut berg (1986), uang yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi apa yang dimakannya. Besarnya uang saku dapat menentukan jenis makanan dan minuman jajan yang dibeli (Susanto Joko dalam Wahyo Wintoro, 2001). Status sosial ekonomi juga terlihat mempunyai hubungan dengan pola makan. Konsumsi buah, jus buah, produk gandum, soft drinks, gula, dan makanan yang manis meningkat seiring dengan peningkatan sosial ekonomi remaja (Brown et al, 2005). Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh p-value sebesar 0,000, Artinya distribusi uang saku siswa berbentuk tidak normal. Median atau nilai tengah uang saku pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat sebesar Rp 10.000, dengan estimasi uang saku siswa berada pada kisaran Rp 8224,27 sampai Rp 9685,99. Nilai uang saku tertinggi

adalah Rp 20.000 dan jumlah uang saku terendah adalah Rp 2500 dengan jarak interkuartil sebesar Rp 3250. Hasil analisis bivariat antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks menggunakan uji mann-whitney diperoleh p-value sebesar 0,602. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Tidak adanya hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks dapat disebabkan oleh kemampuan siswa untuk membeli soft drinks yang relatif homogen. Hal ini dapat dilihat dari uang saku siswa terendah yaitu Rp 2500, sehingga semua siswa memiliki kemampuan untuk membeli soft drinks pada kisaran harga Rp 1000 Rp 2500. Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumsi soft drinks pada penelitian ini, yaitu pengetahuan gizi mengenai soft drinks. Hal ini sesuai dengan hasil analisis bivariat yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 (p-value=0,017). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetya (2007), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara uang saku dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=0,534). Namun, hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Veerecken dan Maes (2005) pada remaja di Eropa, yang menyatakan konsumsi soft drinks lebih rendah pada siswa yang status pekerjaan orang tuanya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang status pekerjaan orang tuanya lebih rendah tetapi hal ini tidak berlaku pada remaja di daerah Eropa Tengah

dan Eropa Timur. Status pekerjaan orang tua dianggap mewakili status sosial ekonomi keluarga dan besarnya uang saku yang diberikan untuk anak. Hal ini sesuai dengan Azizah (1997), semakin besar uang saku yang diterima oleh anak maka semakin besar pendapatan keluarga. Uang saku tersebut merupakan salah satu pengalokasian dari pendapatan yang diperoleh dalam keluarga yang diberikan pada anak untuk keperluan harian, mingguan atau bulanan (Koentjaraningrat dalam Hayati 2000). Selain itu, penelitian ini juga tidak sejalan dengan Vereecken, keukelier, dan maes (2005) dan Sohn, Burt, dan Sowers (2006), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara status sosial ekonomi dengan konsumsi soft drinks berkarbonasi tinggi. Hal ini sesuai dengan Assael dalam Primaswastya (2002), yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan menentukan pola makan, terutama pola jajan anak. Semakin tinggi penghasilan orang tua semakin tinggi pula uang saku yang diterima anak, sehingga anak akan mempunyai alternatif lebih banyak dalam pemilihan jenis dan merk produk makanan, terutama makanan praktis yang siap saji.

6.3.3 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi Mengenai Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Pengetahuan gizi yang baik tentang kebutuhan pangan dan gizi turut mempengaruhi perilaku individu dalam pemilihan bahan makanan yang dikonsumsi. Suhardjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan gizi mempunyai pengaruh positif terhadap intake makanan. Pengetahuan gizi mempengaruhi pemilihan dan penyediaan makanan bergizi. Informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan tubuh akan

zat-zat gizi menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Jika pengetahuan gizi meningkat, maka ada kecenderungan untuk memilih makanan yang lebih murah dengan nilai gizi yang lebih tinggi (Irawati, 1995). Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh p-value sebesar 0,2, Artinya

distribusi pengetahuan gizi mengenai soft drinks pada siswa berbentuk normal. Sehingga, uji yang digunakan pada analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks adalah uji beda 2 mean independen dengan pendekatan uji independent T-test. Berdasarkan hasil analisis bivariat antara pengetahuan gizi dengan perilaku konsumsi soft drinks menggunakan uji Independen T-test diperoleh p-value sebesar 0,017. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sanjur dalam kumary (2001) yang menyatakan bahwa pengetahuan gizi mempengaruhi praktik melalui sikap terhadap kebiasaan makan. Praktik konsumsi pangan merupakan hasil interaksi dari pengetahuan gizi dalam sikap terhadap gizi. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Prasetya (2007), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan siswa tentang soft drinks ditinjau dari aspek gizi dengan perilaku konsumsi soft drinks (p-value=0,748).

6.3.4 Analisis Hubungan antara Kesukaan Terhadap Soft Drinks dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Menurut Pilgrin dalam Suhardjo (1989), preferensi makanan dan minuman (food preferences) adalah sebagai tindakan atau ukuran suka atau tidak sukanya terhadap makanan dan minuman. Kesukaan atau pilihan terhadap makanan tentu saja akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan dan kebiasaan makan seseorang (Zahrulianingdyah, 1998). Hasil analisis bivariat antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks menggunakan uji chi-square diperoleh p-value sebesar 0,614. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Tidak adanya hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks dapat disebabkan oleh tidak terukurnya kesukaan siswa terhadap soft drinks dibandingkan dengan jajanan lain, sehingga alokasi uang jajan tidak dapat diperkirakan paling banyak digunakan untuk membeli soft drinks atau jajanan lain seperti bakso, siomay, gorengan, dan lain-lain. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang suka terhadap soft drinks lebih banyak (74,4%) dibandingkan dengan siswa yang kurang suka terhadap soft drinks (25,6%), namun diperkirakan bahwa soft drinks bukan merupakan pilihan utama siswa dalam menentukan jajanan yang akan dibeli. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Prasetya (2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi soft drinks berkarbonasi dengan kesukaan siswa (p-value=0,006) dengan odds ratio (OR) sebesar 6,286 artinya

siswa yang suka memiliki peluang 6 kali lebih besar dalam mengkonsumsi soft drinks dibandingkan siswa yang tidak suka.

6.3.5 Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas diri, remaja cepat sekali terpengaruh lingkungan. Pemilihan jenis minuman yang dikonsumsi sangat dipengaruhi oleh teman sebaya. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya terkucil dan merusak rasa percaya diri (Arisman, 2004). Jika teman sebaya mengatakan minum susu merupakan kebiasaan anak kecil, maka remaja akan cenderung memilih soft drinks daripada susu (Whitney et al, 2005). Hasil analisis bivariat antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks menggunakan uji chi-square diperoleh p-value sebesar 0,423. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008. Tidak adanya hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks dapat disebabkan oleh kecenderungan siswa untuk menentukan sendiri minuman yang akan dikonsumsi, yaitu terdapat 98,7% siswa yang tidak terpengaruh teman sebaya dan 1,3% siswa yang terpengaruh teman sebaya dalam menentukan minuman yang akan dikonsumsi. Terdapat faktor lain seperti pengetahuan siswa mengenai soft drinks mengkonsumsi soft drinks atau tidak, yang mempengaruhi pilihan untuk

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Prasetya (2007), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara teman sebaya dengan tingkat konsumsi soft drinks (p-value=1). Sedangkan Samuda et al (2004) menyatakan bahwa terdapat dua

pendapat mengenai pengaruh teman sebaya terhadap konsumsi soft drinks. Pendapat pertama, menyatakan bahwa sebagian besar responden tidak dipengaruhi oleh teman sebaya ketika akan mengambil keputusan terhadap pemilihan makanan atau minuman. Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa sebagian kecil responden dipengaruhi oleh teman sebaya ketika akan mengambil keputusan terhadap pemilihan makanan atau minuman.

6.3.6 Analisis Hubungan antara Pengaruh Promosi dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Hadirnya soft drinks di tengah masyarakat tidak lepas dari peranan media elektronik maupun media cetak sebagai ajang promosinya. Cara promosi yang memikat, kemudahan dan kepraktisan dalam penyajian, mudah diperoleh, dan cita rasa yang enak menyebabkan soft drinks makin membudaya di masyarakat. Gencarnya promosi yang dilakukan oleh para produsen mampu merekayasa pandangan sebagian masyarakat, sehingga soft drinks dianggap sebagai bagian gaya hidup modern (Lastariwati dan Ratnaningsih, 2006). Hasil analisis bivariat antara promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks menggunakan uji chi-square diperoleh p-value sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008.

Tidak adanya hubungan antara promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks dapat disebabkan oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat seperti pengetahuan gizi siswa mengenai soft drinks. Ketika siswa menyatakan terpengaruh promosi soft drinks, siswa akan tertarik mencoba dan membeli soft drinks. Namun, perilaku konsumsi soft drinks tidak langsung diadopsi menajadi kebiasaan, hal ini dapat dilihat dari 66 siswa yang terpengaruh promosi, terdapat 57,6% siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering dan 42,4% siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Prasetya (2007), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara media massa dengan tingkat konsumsi soft drinks berkarbonasi (p-value=0,186).

BAB VII PENUTUP

7.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat 57,7% siswa SMP Negeri 1 Ciputat yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori sering dan 42,3% siswa yang memiliki perilaku konsumsi soft drinks kategori jarang. 2. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 (p-value=0,628). 3. Tidak ada hubungan antara uang saku dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 (p-value=0,602). 4. Ada hubungan antara Pengetahuan gizi mengenai soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 value=0,017). 5. Tidak ada hubungan antara kesukaan terhadap soft drinks dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 value=0,614). 6. Tidak ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 (p-value=0,423). 7. Tidak ada hubungan antara pengaruh promosi dengan perilaku konsumsi soft drinks pada siswa SMP Negeri 1 Ciputat tahun 2008 (p-value=1). (p(p-

7.2. Saran Setelah meninjau hasil penelitian dan pembahasan, maka dirumuskan beberapa saran sebagai berikut : 1. Pihak sekolah perlu melakukan promosi kesehatan terutama mengenai dampak kesehatan akibat konsumsi soft drinks yang dimasukkan dalam ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, guna meningkatkan pengetahuan siswa mengenai soft drinks. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai variabel kesukaan yang tidak hanya terbatas pada kesukaan terhadap soft drinks dibandingkan minuman lain, tetapi juga membandingkan kesukaan terhadap soft drinks dibandingkan makanan atau jajanan lain, terkait dengan perilaku konsumsi soft drinks. 3. Perlu dilakukan pengontrolan oleh pihak sekolah terhadap konsumsi soft drinks pada siswa dengan mengurangi jumlah soft drinks yang beredar di kantin sekolah.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan Keempat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Anwar, Husaini M. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia : Gizi Seimbang untuk Remaja dan Wanita Usia Subur. Jakarta : Primamedia Pustaka. Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Depok : FKM UI Jurusan Biostatistik dan Kependudukan. Arisman, M. B. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. Ashurst, P.R. 2005. Chemistry and Technology of Soft Drinks and Fruit Juice, 2nd ed. USA : Blacwell publishing. Azizah, Nur. 1997. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Fast Food Golongan Remaja di Kodya Bogor. Bogor : Fakultas Pertanian IPB Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Berg, Alan. 1986. Peran Gizi dalam Pembangunan. Jakarta : Rajawali. Brown, J. E, et al. 2005. Nutrition Through The Life Cycle. 2nd ed. USA : Thomson wadsworth. Cullen, K. W., Danielle., Warneke, C., de Morl C. Intake of Soft Drinks, FruitFlavored Beverages, and Fruits and Vegetables by Children in Grades 4 Through 6. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 92 (Nomor 9), [Accesed 17th July 2008], p.1475-1477. Available from : <http ://www. ajph. Org.> Fisher, J. Orlet, et al. 2001. Maternal Milk Consumption Predicts The Trade off Between Milk and Soft Drinks in Younger Girls Diets. Journal of Nutrition. [Online] Volume 131. p 246-250. [Accesed 26th July 2008]Available From : <http://www.ajph. nutrition.org>. Fowler. 2008. Diet Soda Meningkatkan Resiko Obesitas. Diakses Tanggal 8 Juli 2008. Dari :< http ://www.pasarinfo.com>. Garrow, J.S, W.P.T. James and A. Ralph. 2000. Human Nutrition and Dietetics. 10th ed. London : Churchill Livingstone. Grosvenor and Smolin. 2002. Nutrition From Science To Life. USA : Harcourt Colleges Publishers.

Hardiansyah dan Briawan D. 1990. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor : GMSK IPB. Harnack, Lisa. Jamie, S. And Mary S. 1999. Soft Drinks Consumption Among US Children and Adolesents : Nutritional Consequences. Journal of The American Dietetic Association. [Online]. Volume 99 (Nomor 4), [Accesed 17th July 2008], p.1815-1820. Available from : http://www.proquest.com/pqdweb. Hayati, F. 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Konsumsi Fast Food Waralaba Modern dan Tradisional Pada Remaja Siswa SMUN di Jakarta Selatan. Bogor : GMSK IPB. Herbert, Victor and Genell J. Surback-Sharpe. 1995. Total Nutrition : The Only Guide Youll Ever Need. Mount. http ://www.beacukai.go.id. Diakses tanggal 16 juli 2008. http : //www.kompas.com. Diakses tanggal 8 Juli 2008. Irawati, A, dkk. 1992. Pengetahuan Gizi Murid SD dan SMP di Kodya Bogor. Penelitian Gizi dan Makanan. Bogor : Puslitbang Gizi. Jacobson. 2003. Minuman Ringan Dibalik Kenikmatannya Ada Bencana. Diakses tanggal 11 Juli 2008. Dari : <http ://www.itjen.depkes.go.id> Khomsan, Ali. 2003. Teknik Pengukuran Status Gizi. Bogor : Fakultas Pertanian IPB Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Lastariwati, Badraningsih dan Ratnaningsih, Nani. Hubungan antara Pengetahuan dan Konsumsi Makanan dan Minuman Instan dengan Status Gizi Remaja Putri. Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. Lien, L., Lien N., Heyerdhal, S., Thoresen, M., and Bjertness, E. 2006. Consumption of Soft Drinks and Hyperactivity, Mental Distress, and Conduct Problems Among Adolescents in Oslo, Norway. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 96 (Nomor 10), [Accesed 17th July 2008], p.1815-1820. Available from : <http ://www. ajph. Org> Linder, M. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme Dengan Pemakaian Secara Klinik. Jakarta : Penerbit UI. .

Malik, S Vasanti et al. 2006. intake sugar sweetened beverages and weight gain : a systematic review. American Journal of clinical Nutrition. Vol 84, no.2, 274288, August. McWilliams, Margaret. 1993. Nutrition For The Growing Years. 5th ed. USA : Plycon Press Inc. Miradwiyana, Bara. 2007. Hubungan Intake Kalsium dan Faktor Lain dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa SLTP di Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar 12 Jakarta Tahun 2007. Depok : Program Pascasarjana Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Novianty, Ella Nurmila. 2007. Konsumsi Susu dan Faktor-Faktor Lainnya yang Berhubungan dengan Kecukupan Asupan Kalsium pada Anak Sekolah di SD Islam Terpadu Nurul Fikri Kota Depok Tahun 2007. Depok :2007. Primaswastya, R. Gambaran Tingkat Konsumsi Mie Instant pada Remaja di SMU N 32 Jakarta Selatan dan Faktor-Faktor yang berkaitan. Jakarta : KTI Jurusan Gizi Poltekes Jakarta II, 2002. Prasetya, Karina. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Konsumsi Soft Drinks Berkarbonasi pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMP Yayasan Pendidikan Tugu Ibu. Depok : FKM UI. Risindo. 2000. Studi Tentang Industri dan Pemasaran Minuman Ringan Di Indonesia. Jakarta : PT Riset Indonesia Prima. Robinson, H. Corinne, et al. 1986. Normal and Therapeutic Nutrition. 7th ed. NewYork : MacMillan Publishing Company. Samuda, Pauline, et al. 2004. Food Consumption in Grenada : Qualitatie analysis of Dietary Pattern in Addolescents. Pan America Health Organization. [Online]. Vol.37, (Nomor 32), [Accesed 21th July 2008] pp. 101-114. Available From :http://www.paho.org. Soekatri, M dan Kartono, D. 2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta : LIPI. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. Sohn W., B. A. Burt, and M.R. Sowers. 2006. Carbonated soft drinks and dental caries in primary dentition. Journal of dental research. [online], volume 85

(Nomor 3), [Accesed 24th <http://jdr.iadrjournlas.org.>

July

2008]

p.262-266.

from

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor : IPB PAU Pangan dan Gizi. Vartanian, L.R., Schwartz M.B. and Brownell, K.D. 2007. Effects of Soft Drink Consumption on Nutrition and Health: A Systematic Review and MetaAnalysis. American Journal of Public Health. [Online]. Volume 97 (Nomor 4), [Accesed 17th July 2008], p.667-675. Available from : <http ://www. ajph. Org.> Veerecken, C.A., Keukelier E., and Maes L. 2004. Influence of Mothers Educational Level on Food Parenting Practice and Food Habit of Young Children. Journal of Appetite [Online] Volume 43 (Nomor 1 August), [Accesed 2th July 2008], p 93-103. Available from : <http://www.ncbi.nlm.nih.gov/.> Wahlqvist, M.L. 2002. Food and Nutrition. 2nd ed. Australia : Allen and Vuwin. Wahyo Wintoro, Albertus Bari. 2001. Analisa Deskriptif Status Gizi, Pola Jajan dan Pengetahuan Gizi Anak SD Kelas VI Studi Kasus di SD Negeri Sukmajaya IV Kelurahan Sukmajaya Depok II Tengah. Jakarta : AGJ Depkes RI. Wardlaw, Gordon M. and Jeffrey S.H. 2007. Perspectives In Nutrition. 7th ed. USA : McGraw-Hill. Whitney, Ellie and Rolfes Sharon Rady. Understanding Nutrition. 10th ed. USA : Peter Marshall. Worthington, Robert., and Sue, Rodwell Williams. 2000. Nutrition Throughout The Life Cycle. 4th ed. Boston : McGraw Hill.

No Responden :

KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMSI SOFT DRINKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CIPUTAT TAHUN 2008

Dalam rangka melaksanakan tugas akhir penelitian (skripsi), saya : Alfira Dilapanga memohon bantuan kepada siswa/i untuk berpartisipasi memberikan informasi dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini. Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih atas partisipasinya.

I. Identitas Responden 1. Nama


2.

: : 1. Laki-laki 2. Perempuan : : :

Jenis Kelamin

3. Tanggal Lahir 4. Alamat 5. No telp/hp

6. uang saku per hari :

I. Kesukaan Terhadap Soft Drinks


BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG ANDA ANGGAP SESUAI!

1. Mana yang lebih kamu sukai ? a. Coca-cola/Fanta/Sprite b. Air putih 2. Mana yang lebih kamu sukai ? a. Coca-cola/Fanta/Sprite b. Teh tawar/manis 3. Mana yang lebih kamu sukai? a. Coca-cola/Fanta/Sprite b. Kopi 4. Mana yang lebih kamu sukai ? a. Coca-cola/Fanta/Sprite c. Sama Saja c. Sama saja d. Lain-lain, Sebutkan : c. Sama saja d. Lain-lain, Sebutkan : c. Sama saja d. Lain-lain, Sebutkan :

b. Jus buah (tidak dalam kemasan) d. Lain-lain, Sebutkan : 5. Mana yang lebih kamu sukai ? a. Coca-cola/Fanta/Sprite b. Es buah segar c. Sama Saja d. Lain-lain, Sebutkan :

II. Teman Sebaya


BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG ANDA ANGGAP SESUAI!

1. Pada saat teman kamu membeli Coca-cola/Fanta/Sprite, apakah kamu ikut membeli ? a. Tidak pernah ikut membeli b. Jarang ikut membeli c. Hampir selalu ikut membeli d. Selalu ikut membeli 2. Pada saat Kamu membeli Coca-cola/Fanta/Sprite, biasanya atas keinginan siapa ? a. selalu keinginan kamu b. Lebih sering keinginan kamu

c. Lebih sering keinginan teman d. Selalu keinginan teman 3. Pada saat membeli Coca-cola/Fanta/Sprite, siapa yang menentukan merk minuman yang akan dibeli? a. Selalu kamu b. Lebih sering kamu c. Lebih sering mengikuti teman d. Selalu mengikuti teman

III. Promosi
BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG ANDA ANGGAP SESUAI!

1. Apakah kamu sering melihat iklan atau promosi Coca-cola/Fanta/Sprite ? a. ya b. Tidak 2. Darimana paling sering kamu mendapatkan informasi tentang Cocacola/Fanta/Sprite ? a. Televisi b. Radio c. Koran dan majalah d. Promosi langsung dari pihak produsen e. Lain-lain, sebutkan : 3. Setelah melihat iklan pada media cetak atau media elektronik ataupun promosi Coca-cola/Fanta/Sprite di sekolah, apakah kamu tertarik untuk membeli? a. ya b. Tidak

IV. Perilaku Konsumsi Soft Drinks


BERILAH TANDA CHECKLIST ( ) PADA KOTAK YANG ANDA ANGGAP SESUAI JANGAN TERPENGARUH TEMAN!

Seberapa sering kamu Jenis Minuman Tidak Pernah Coca-cola Fanta Sprite The botol Pop ice Nutrisari Marimas Tebs Indomilk cair Fresfea Frutcy Frutang Pocari Sweat Ultra milk cair Fruitea Freshtea NU Green tea mengkonsumsinya dalam 1 bulan terakhir ? <2x seminggu 2x seminggu

Dimana biasanya kamu membeli/mendapatkannya?

Dikantin/ supermarket

Tersedia di rumah

V.

Pengetahuan Gizi Tentang Soft Drinks


BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG ANDA ANGGAP BENAR!

1. Di bawah ini, apa saja yang termasuk soft drinks ? (JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU). a. Coca-cola/sprite/fanta b. Teh botol c. Pop ice d. Nutrisari e. Marimas f. Fresfea g. Frutcy h. Frutang i. Pocari sweat j. Ultra Milk cair k. Tebs l. Indomilk Cair m. Fresh Tea n. NU Green Tea o. Fruitea

2. Menurut kamu, apakah ada efek negatif mengkonsumsi soft drinks berlebih pada remaja ? a. ya (lanjut ke pertanyaan nomor 3) b. Tidak (Langsung ke pertanyaan nomor 4 ) 3. Apa efek negatif minum soft drinks berlebih BOLEH LEBIH DARI SATU). a. Meningkatkan resiko obesitas (berat badan berlebih) b. Terhambatnya pertumbuhan tulang. c. Sakit maag d. Meningkatkan resiko osteoporosis e. Radang tenggorokan 4. Zat apa saja yang terkandung dalam soft drinks ? a. Air b. Alkohol c. Pengawet d. Pewarna e. Penambah rasa f. Pemanis g. Pemberi asam h. MSG i. Pemberi aroma j. Protein pada remaja? (JAWABAN

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi