Vous êtes sur la page 1sur 16

Askep Insufisiensi Katub Aorta (Regurgitasi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena berfungsi mengantarkan oksigen,nutrien,dan substansi lain ke jaringan dan membuang sisa metabolisme selular melalui pompa jantung,sistem vaskular sirkulasi dan integrasi sistem lainnya. Jantung terdiri dari beberapa ruang yang dibatasi oleh katup diantaranya adalah katup atrioventri ular dan katup semilunar. Katup atrioventri ular (mitral dan trikuspid) terbuka dan darah mengalir dari atrium dengan tekanan yang lebih tinggi ke dalam venrtikel yang relaksasi. !etelah pengisian ventri ular,maka akan dimulai fase sistole. !aat tekanan intraventrikular sistolik meningkat,maka katup atrioventrikular akan menutup, sehingga men egah aliran darah kembali ke dalam atrium dan kemudian kontraksi ventrikular dimulai. !elama fase sistolik, tekanan ventrikular meningkat menyebabkan katup semilunar (aorta dan pulmonar) terbuka. !aat ventrikel mengeluarkan darah, maka tekanan intraventrikular menurun dan katup semilunar tertutup sehingga men egah aliran balik ke dalam ventrikel. Klien yang mengalami penyakit valvular mengalami aliran balik atau regurgitasi darah melalui katup yang tidak kompeten,sehingga menyebabkan suara murmur ketika sedang melakukan auskultasi. "angguan pada katup yang sering selama ini adalah insufisiensi aorta dan stenosis mitral.insufisiensi aorta adalah sustu keadaan dimana terjadi refluk (aliran balik) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri se#aktu relaksasi. !edangkan stenosis mitral adalah terhambatnya aliran darah dalam jantung akibat perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan tidak membukanya katub mitral se ara sempurna pada saat diastolik. Insufisiensi aorta disebabkan karena lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta,sehingga masing$masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan selama diastole dan mengakibatkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. !elain itu juga bisa disebakan oleh endokarditis, kelainan ba#aan atau penyakit seperti sifilis dan pe ahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau robekan aorta asenden. %enderita insufisiensi aorta biasanya pasien mengeluh dada terasa berat,nafsu makan berkurang,muntah dan sesak saat beraktivitas. !ebagai pera#at kita harus memahami dan mengetahui tentang asuhan kepera#atan terhadap pasien yang mengalami insufisiensi aorta agar kita dapat memberikan upaya medikasi yeng terbaik sehingga pasien dapat sembuh atau dapat mengurangi risiko tinggi semakin parahnya penyakit.

1.2. Rumusan masalah &.'.& &.'.' (agaimanakah konsep pada insufisiensi aorta) (agaimanakah asuhan kepera#atan pada insufisiensi aorta)

1.3. Tujuan &.*.&. +ujuan umum

,ahasis#a mampu menjelaskan konsep dan asuhan kepera#atan pada insufisiensi aorta.

&.*.'.

+ujuaan khusus

,ahasis#a mampu memperoleh gambaran tentang &. .efinis dari insufisiensi aorta. '. /tiologi dari insufisiensi aorta. *. %atifisiologi dari insufisiensi aorta. 0. ,anifestasi klinis pada insufisiensi aorta. 1. %emeriksaan penunjang pada insufisiensi aorta . 2. %enatalaksanaan medis pada insufisiensi aorta. 3. Komplikasi pada insufisiensi aorta. 4. %rognosis pada insufisiensi aorta 5. Asuhan kepera#atan pada insufisiensi aorta.

1.4. an!aat &. ,ahasis#a mampu memahami konsep dan asuhan kepera#atan pada klien dengan gangguan insufisiensi aorta sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah kardiovaskuler II. '. ,ahasis#a mengetahui asuhan kepera#atan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.

BAB 2 TIN"AUAN TE#RI

'.& .efinisi Insufisiensi katub Aorta (Regurgitasi ) adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta selama diastol ( relaksasi ). Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana terjadi refluk

( aliran balik ) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri se#aktu relaksasi. Insu!$s$ens$ a%rta adalah penyakit katup jantung di mana katup aorta atau balon melemah, men egah katup menutup erat$erat. 6al ini menyebabkan mundur aliran darah dari aorta (pembuluh darah terbesar) ke dalam ventrikel kiri (ruang ba#ah kiri jantung).

'.' /tiologi %enyebab terbanyak adalah demam rematik . Kelainan katub dan pangkal aorta juga bisa menimbulkan insufisiensi aorta. %ada insufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun$daun katub atau tanpa kalsifikasi, yang umumnya merupakan sekuele dari demam rematik. &. .emam reumatik Rheumati fever (demam rhematik) adalah suatu kondisi yang berakibat dari infeksi oleh kelompok strepto o al ba teria yang tidak dira#at . Kerusakan pada kelopak$kelopak klep dari demam rhematik menyebabkan pergolakan yang meningkat diseluruh klep dan lebih banyak kerusakan. %enyempitan dari demam rhematik terjadi dari peleburan dari tepi$tepi ( ommissures) dari kelopak$kelopak klep. .iba#ah keadaan$keadaan normal, klep aorti menutup untuk men egah darah di aorta dari mengalir balik ke ventri le kiri. %ada aorti regurgitation, klep yang sakit mengi7inkan kebo oran dari darah balik kedalam ventri le kiri ketika otot$otot ventri le mengendur (rela8) setelah memompa. %asien$pasien ini juga mempunyai beberapa derajat dari kerusakan rhematik pada klep mitral. %enyakit jantung rhematik adalah suatu kejadian yang relatif tidak umum di Amerika, ke uali pada orang$orang yang telah berimigrasi dari negara$negara kurang maju. '. Kelainan ba#aan (kongenital) Kelainan ba#aan yang diba#a bayi sejak lahir, misalnya kelainan katup yang tidak bisa menutup se ara sempurna saat dalam kandungan, menyebabkan aliran darah dari ventrikel kiri tidak bisa mengalir se ara sempurna. *. %roses penuaan .engan penuaan, protein ollagen dari kelopak$kelopak klep dihan urkan, dan kalsium mengendap pada kelopak$kelopak. %ergolakan diseluruh klep$klep meningkatkan penyebab luka parut, dan penebalan. %enyakit yang progresif yang menyebabkan kalsifikasi aorta tidak ada sangkut pautnya dengan pilihan$pilihan gaya hidup yang sehat, tidak seperti kalsium yang dapat mengendap pada arteri koroner untuk menyebabkan serangan jantung. '.* %atofisiologi Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta, sehingga masing$masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri .

Karena kebo oran katup aorta saat diastole, maka sebagian darah dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ventrikel kiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya, yaitu mengirim darah yang se ara normal diterima dari atrium kiri maupun darah yang kembali dari aorta. 9entrikel kiri kemudian melebar dan hipertrofi untuk mengakomodasi peningkatan volume ini, demikian juga akibat tenaga mendorong yang lebih dari normal untuk memompa darah, menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat. !istem kardiovaskuler berusaha mengkompensasi melalui refleks dilatasi pembuluh darah dan arteri perifer melemas, sehingga tahanan perifer menurun dan tekanan diastolik turun drastis . %erubahan hemodinamik keadaan akut dapat dibedakan dengan keadaan kronik. Kerusakan akut timbul pada pasien tanpa ri#ayat insufisiensi sebelumnya. 9entrikel kiri tidak punya ukup #aktu untuk beradaptasi terhadap insufisiensi aorta. %eningkatan se ara tiba$tiba dari tekanan diastolik akhir ventrikel kiri bisa timbul dengan sedikit dilatasi ventrikel .

'.0 ,anifestasi Klinis Klien datang dengan keluhan dengan adanya pulsasi arteri karotis yang nyata serta denyut pada apeks pada saat klien berbaring ke sebelah kiri. (isa juga timbul denyut jantung prematur, oleh karena isi sekun up besar setelah sistolik yang panjang. %ada klien insufisiensi aorta kronik bisa timbul gejala : gejala gagal jantung, termasuk dypsnea saat beraktifitas, ortopnea, dypsnea noptural paroksimal, edema paru dan kelelahan. Angina enderung timbul #aktu istirahat saja timbulnya bradikardi dan lebih lama menghilang dari pada angina akibat penyakit koroner saja. %ada pemeriksaan fisik ditemukandenyut arteri karotis yang epat dan perbedaan tekanan darah yang besar bisa timbul pada keadaan hiperdinamik dengan pulsus bisferiens. Jika insufisiensi berat, timbul efek nyata pada pulsasi arteri perifer. Jika gagal jantung berat, tekanan diastolik bisa normal akibat peningkatan tekanan diastolik pada ventrikel kiri. Jantung bisa berukuran normal jika bila insufisiensi aorta kronik ringan atau jika insufisensinya akut. %ada klien dengan insufisiensi sedang atau berat,jantung tampak membesar, impuls apeks bergeser ke inferolateral dan bersifal hiperdinamik. (unyi jantung yang pertama menurunkan intesitasnya terutama jika interval %R memanjang. (unyi ejeksi sistolik bisa terdengar sepanjang perbatasan sternum kiri akibat distensi tiba$tiba dari aorta. !ekunder dan insufisiensi bisa timbul bising diastolik aorta di sela iga ' kiri, bising sistolik di apeks, bising austi flint (diastoli rumble;(ising diastolis pada apeks mirip pada stenosis mitral) di apeks dan bising sisitolik trikuspid. Karakteristik bising diastoliknya adalah bunyi bernada tinggi, paling jelas terdengar diperbatasan sternum kiri, menggunakan diafragma stetoskop dengan penekanan yang ukup dan klien ondong ke depan setelah ekspirasi. Jika terdapat penyakit pangkal aorta, bising paling jelas terdengan di sternum kanan. (isisng diastolik nada tinggi bisa terdengar jika daun katubitu terbuka, timbul lubang karena endokarditis. (ising tersebut sering terdengar pada insufisiensi aorta akut. (iasanya bunyi melemah karena penutupan dini katub mitral. Irama derap ventrikel yang terdengar di apeks biasanya merupakan tanda disfungsi ventrikel kiri. (ising austin flint timbul akibat pergeseran aliran balik aorta terhadap daun katub interior dari katub mitral, yang menimbulkan stenosis mitral fungsional.

'.1 %emeriksaan %enunjang &. /lektrokardiogram /K" jarang normal pada regurgitasi aorta kronis dan sering menunjukkan perubahan repolarisasi bermakna. %ada regurgitasi aorta akut /K" dapat normal. +erlihat gambaran hipertropi ventrikel kiri, amplitude <R! meningkat, !+$+ berbentuk tipe diastoli overload artinya ve tor rata$rata menunjukkan !+ yang besar dan dan gelombang + paralel dengan ve tor rata$rata kompleks <R!. "ambar menunjukkan interval %$R memanjang. '. Radiografi +hora8 ,enunjukkan terjadinya pembesaran jantung progresif. =aitu adanaya pembesaran ventrikel kiri, atrium kiri, serta dilatasi aorta. (entuk dan ukuran jantung tidak berubah pada insufisiensi akut tapi terlihat edema paru.*. /ko +ranstorasik (++/) ,emperlihatkan bagian pro8imal pangkal aorta pada pen itraan. 0. Aortography. 1. %eningkatan ardia iso en7im ( pk > kmb) 2. Kateterisasi jantung - 9entrikel kiri tampak opag selama penyuntikan bahan kontras kedalam pangkal aorta. 3. /ko +ransesofageal (+//) ,emvisualisasikan seluruh aorta.

'.2 %enatalaksanan %enggantian katup aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan #aktu yang tepat untuk penggantian katup masih kontroversial. %ilihan untuk katup buatan ditentukan berdasarkan umur, kebutuhan, kontraindikasi untuk koagulan, serta lamanya umur katup. %embedahan dianjurkan pada semua pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknya gejala lain. (ila pasien mengalami gejala gagal jantung kongestif, harus diberikan penatalaksanaan medis sampai dilakukannya pembedahan. %enggantian katub prostetik dimulai pada tahum &52?$an, bila valvuloplasti atau perbaikan katub tidak bisa dilakukan seperti misalnya pada kalsifikasi, maka perlu dilakukan penggantian katub. !emua penggantian katub memerlukan anestesia umum dan pintasan kardiopulmonal. Kebanyakan prosedur ini dilakukan melalui sternotomi median ( insisi melalui sternum). (egitu katub terlihat, bilah$bilah dan struktur katub lainnya seperti hordae dan otot papilaris diangkat. Jahitan dilakukan di seputar anulus dan kemudian ke katub protesis. Katub pengganti ditekan ke ba#ah sesuai letak yang tepat dan jahitan diken angkan. Insisi ditutup dan dokter bedah mengevaluasi fungsi jantung dan kualitas perbaikan protetik. %asien mulai

dilepaskan dari pintasan jantung paru dan pembedahan selesai. Komplikasi yang khas pada penggantian katub adalah yang berhubungan dengan perbahan tekanan intrakardial yang mendadak akibat kompensasi jantung yang telah se ara bertahap menyesuaikan dengan kelianan yang terjadi, namun dengan tiba$tiba aliran darah dalam jantung membaik setelah dilakukan pembedahan. ,a am$ma am katub prostetik. Ada 0 ma am katub prostetik yang serng digunakan yaitu katub mekanis, katub 8enograf, katub homograf dan katub otograf. Katub mekanis dapat berbentuk bola dan kurungan atau akram. Katub mekanis dianggap lebih kuat dibanding katub prostetik lainnya dan biasnya digunakan pada pasien muda. +romboemboli merupakan komplikasi yang bermakna pada katub mekanis, sehingga perlu diberikan antikoagulan jangka panjang dengan #arfarin. Katub 8enograf adalah katub jaringan (bioprostesis, heterograf)biasanya dari babi (porsin) tapi dapat pula dipakai katub dari sapi (bovin). 9iabilitasnya bisa men apai 3 sampai &? tahun. +idak menyebabkan trombus sehingga tidak memerlukan antikoagulan jangka panjang. .igunakan pada #anita usia subur karena mempunyai komplikasi potensial pemberian antikoagulan jangka panjang sehubungan dengan menstruasi dan pemindahan melalui plasenta ke janin dan hubungannya dengan persalinan. @enograf juga digunakan untuk pasien di atas 3? tahun, pasien dengan ri#ayat ulkus peptikum, dan mereka yang tidak bisa mentoleransi antikoagulan jangka panjang ( khusus katub trikuspidalis) Katub homograf ( katub dari manusia )diperoleh dari donor jaringan kadaver. Katub aorta dan sebagian aorta atau katub pulmonal atau arteri pulmonalis diambil dan disimpan se ara kriogenik. 6omograf sulit di dapat dan sangat mahal. 6omograf dapat bertahan &? sampai &1 tahun, sedikit lebih banyak dibanding 8enograf. 6omograf tidak bersifat trombogenik dan tahan terhadap endokarditis bakterial subakut. 6omograf digunakan untuk penggantian katub aorta dan pulmonal. Katub otograf (katub otolog) diperoleh dengan memotong katup pulmonal pasien yang bersangkutan dan sebagian arteri pulmonalis untuk digunakan sebagai katub aorta. +idak memerlukan antikoagulan karena berasal dari jaringan pasien sendiri dan tidak bersifat trombogenik. Atograf merupakan pilihan bagi anak$anak, #anita usia subur, de#asa muda, pasien dengan ri#ayat penyakit ulkus peptikum dan mereka yang tidak mentoleransi antikoagulan. Atograf katub aorta dapat tetap hidup sampai labih dari '? tahun. Kebanyakan pembedahan otograf katub aorta merupakan prosedur penggantian katub ganda, karena juga dilakukan homograf pada penggantian katub pulmonal.

'.3

Komplikasi

%erubahan hemodinamika yang mendadak, selain prosedurnya sendiri, menyebabkan pasien dapat mengalami komplikasi setelah pembedahan. Komplikasi tersebut meliputi perdarahan, tromboembolisme, infeksi, gagal jantung kongestif, hipertensi, disritmia, hemolisis, dan sumbatan mekanis.

'.4 %rognosis

3? B klien dengan insufisiensi aorta kronik dapat bertahan 1 tahun, sedangkan 1? B mampu bertahan &? tahun setelah diagnosis ditegakkan. Klien mampu hidup se ara normal, tetapi rentan terhadap endokarditis infekif. Jika timbul gagal jantung , bisa bertahan ' tahundan setelah timbul gejala angina biasanya bertahan 1 tahun. Klien dengan insufisiensi aorta akut dan edema paru memiliki prognosis buruk dan, biasanya harus operasi.

BAB 3 A&UHAN 'EPERA(ATAN

*.& %engkajian &. Identitas pasien &. Cama pasien '. Dmur *. !uku;bangsa 0. Agama 1. %endidikan 2. %ekerjaan 3. Alamat 4. Keluhan Dtama Regurgitasi katup aorta yang ringan tidak menimbulkan gejala selain murmur jantung yang khas (setiap kali ventrikel kiri mengalami relaksasi), yang dapat didengar melalui stetoskop . %ada regurgitasi yang berat, ventrikel kiri mengalirkan sejumlah besar darah, yang menyebabkan pembesaran ventrikel dan akhirnya menjadi gagal jantung. Klien dengan insufisiensi aorta dapat terjadi "agal jantung menyebabkan sesak nafas se#aktu melakukan aktivitas atau se#aktu berbaring telentang, terutama pada malam hari. %enderita juga mungkin mengalami palpitasi (jantung berdebar) yang disebabkan oleh kontrasksi yang kuat dari ventrikel yang membesar. Ri#ayat %enyakit sebelumnya &. Ri#ayat Keluarga '. Ri#ayat lingkungan

3.2 #)ser*as$ &. Keadaan umum a. !uhu

b. Cadi . +ekanan darah d. Respyratory Rate

'. %emeriksaan %ersistem &. (& ( (reathing )

"ejala - .ispnea (kerja, ortopnea, paroksismal, nokturnal). (atuk menetap atau nokturnal (sputum mungkin;tidak produktif). +anda - +akipnea, bunyi napas adventisius (krekels dan mengi), sputum banyak dan berber ak darah (edema pulmonal), gelisah;ketakutan (pada adanya edema pulmonal.

&. (' ( (lood ) "ejala - Ri#ayat kondisi pen etus, ontoh demam reumatik, endokarditis bakterial subakut, infeksi streptokokalE hipertensi, kondisi kongenital ( ontoh kerusakan atrial$septal, sindrom ,arfan), trauma dada, hipertensi pulmonal, ri#ayat murmur jantung, palpitasi, +anda -&. !istolik +. menurun (A! lambat). '. +ekanan nadi- penyempitan (!A)E luas (IA). *. Cadi karotid- lambat dengan volume nadi ke il (!A)E bendungan dengan pulsasi arteri terlihat (IA). 0. Cadi apikal- %,I kuat dan terletak di ba#ah dan ke kiri (I,)E se ara lateral kuat dan perpindahan tempat (IA). 1. "etaran- "etaran diastolik pada apek (!,), getaran sistolik pada dasar (!A), getaran sistolik sepanjang batas sternal kiriE getaran sistolik pada titik jugular dan sepanjang arteri karotis (IA). 2. .orongan- dorongan apikal selama sistolik (!A). 3. (unyi jantung- !& keras, pembukaan yang keras (!,). %enurunan atau tak ada !&, bunyi robekan luas, adanya !*, !0 (I, berat). (unyi ejeksi sistolik (!A). (unyi sistolik, ditonjolkan oleh berdiri;jongkok (,9%). 4. Ke epatan- takikardi (,9%)E takikardi pada istirahat (!,). 5. Irama- tak teratur, fibrilasi atrial (!, dan I,). .isritmia dan derajat pertama blok A9 (!A). ,urmur- bunyi rendah, murmur diastolik gaduh (!,). ,urmur sistolik terdengar baik

pada dasar dengan penyebaran ke leher (!A). ,urmur diastolik (tiupan), bunyi tinggi dan terdengar baik pada dasar (IA).

&. (* ( (rain ) "ejala +anda - /pisode pusing;pingsan berkenaan dengan beban kerja. -$

&. (0 ( (ladder ) "ejala +anda -$ - Retensi Drine

&. (1 ( (o#el ) "ejala +anda - .isfagia (I, kronis), perubahan berat badan, penggunaan diuretik. - %enurunan ((

&. (2 ((one ) "ejala +anda - Kelemahan, kelelahan. - pu at, berkeringat,

&. Aspek %sikososial "ejala +anda - +akut - "elisah, %enampilan yang tidak tenang

&. Aspek pera#atan .iri "ejala - %roses infeksi;sepsis, kemoterapi radiasi, adanya pera#atan gigi (pembersihan, pengisian, dan sebagainya).

+anda

- %erlu pera#atan gigi;mulut.

*.* .iagnosa Kepera#atan &. %enurunan urah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas ventrikel kiriE disritmia. '. %ola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli dan retensi airan interstitial akibat sekunder dari edema paru. *. Cyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokard. 0. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan. 1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

*.0 &.

Intervensi Kepera#atan %enurunan urah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas ventrikel kiriE disritmia. - ,enunjukkan penurunan episode dispnea, nyeri dada, dan disritmia.

+ujuan

Kriteria 6asil - Frekuensi nadi normal. +ekanan .arah normal +idak ada dypsnea

Co &.

Intervensi %antau +., nadi apikal, nadi perifer.

Rasional &. Indikator klinis dari keadekuatan urah jantung. %emantauan memungkinkan deteksi dini;tindakan terhadap dekompensasi.

&.

&. ,elakukan kembali aktivitas se ara bertahap men egah pemaksaan terhadap adangan jantung. %osisi semifo#ler

memudahkan oksigenasi. (antu dengan aktivitas sesuai indikasi (misal- berjalan) bila pasien mampu turun dari tempat tidur atur posisi saat istirahat dengan posisi semi fo#ler . &. (erikan oksigen suplemen dan obat$ obatan sesuai indikasi. %antau ."A;nadi oksimetri.

&. ,emberikan oksigen untuk ambilan miokard dalam upaya untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen

&.

%ola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli dan retensi airan interstitial akibat sekunder dari edema paru. - .alam #aktu * 8 '0 jam tidak terjadi perubahan pola napas.

+ujuan

Kriteria hasil - Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal (&2$ '?8; menit), respons batuk berkurang. Intervensi ,andiri &. Auskultasi bunyi napas (krekels) Rasional &. Indikasi adanya edema paruE sekunder akibat dekompensasi jantung

&. &. Dkur intake dan output airan

%enurunan urah jantung mengakibatkan tidak efektifnya perfusi ginjal, retensi natrium; airan, dan penurunan output urine

. &. %erubahan tiba$ tiba dari berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan airan.

&. +imbang berat badan

&.

&. %ertahankan pemasukan total airan '???ml; '0 jam dalam toleransi kardiovaskuler

Kolaborasi &. (erikan diet tanpa garam

,emenuhi kenutuhan airan tubuh orang de#asa, tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung. &. Catrium meningkatkan retensi airan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan akan meningkatkan kebutuhan miokardium. '. .iuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi airan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.

&. &. (erikan diuretik, ontoh- Furosemide, sprinolakton, hidronolakton

6ipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi.

&. %antau data laboratorium elektrolit kalium

&. +ujuan

Cyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokard. - Cyeri hilang;terkontrol. -

Kriteria hasil Co. &.

Intervensi Rasional !elidiki laporan nyeri dada dan &. %erbedaan gejala perlu untuk bandingkan dengan episode mengidentifikasi penyebab nyeri. sebelumnya. "unakan skala nyeri (?$ %erilaku dan perubahan tanda vital &?) untuk rentang intensitas. Gatat membantu menentukan derajat; ekspresi verbal;non verbal nyeri, adanya ketidaknyamanan pasien respons otomatis terhadap nyeri khususnya bila pasien menolak adanya (berkeringat, +. dan nadi berubah, nyeri. peningkatan atau penurunan frekuensi

pernapasan). &. Anjurkan pasien berespons tepat terhadap angina ( ontoh berhenti aktivitas yang menyebabkan angina, istirahat, dan minum obat antiangina yang tepat). (erikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas sesuai kebutuhan. &. Aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokardia ( ontoh kerja tiba$tiba, stres, makan banyak, terpajan dingin) dapat men etuskan nyeri dada.

'.

Abat diberikan untuk meningkatkan sirkulasi miokardia (vasodilator) menurunkan angina sehubungan dengan iskemia miokardia.

(erikan vasodilator, ontoh nitrogliserin, nifedipin (%ro ardia) sesuai indikasi. *.

&. +ujuan

Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan. - ,enunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas.

Kriteria 6asil - +idak dypsnea saat aktifitas. ++9 normal

Co. &.

Intervensi Rasional Kaji toleransi pasien terhadap &. %arameter menunjukkan respons aktivitas menggunakan parameter fisiologis pasien terhadap stress berikut- frekuensi nadi '?;menit aktivitas dan indikator derajat diatas frekuensi istirahatE atat pengarh kelebihan kerja;jantung. peningkatan +., dispnea atau nyeri dadaE kelelahan berat dan kelemahanE berkeringatE pusingE atau pingsan.

'.

Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas ontoh penurunan kelemahan;kelelahan, +. stabil;frekuensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan pera#atan diri.

&.

!tabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual.

.orong memajukan aktivitas;toleransi pera#atan diri *.

&.

Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap men egah peningkatan tiba$tiba pada kerja jantung.

&. (erikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi;rambut dengan duduk dan sebagainya. &. .orong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas.

0.

+eknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

!eperti jad#al meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan men egah kelemahan.

1.

+ujuan

- ,enunjukkan penurunan ansietas;terkontrol.

Kriteria 6asil - ansietas ($)

Co &.

Intervensi Rasional %antau respons fisik, ontoh palpitasi, &. ,embantu menentukan derajat takikardi, gerakan berulang, gelisah. emas sesuai status jantung. %enggunaan evaluasi seirama dengan respons verbal dan non verbal

&. (erikan tindakan kenyamanan ( ontoh mandi, gosokan punggung, perubahan posisi). .

&.

,embantu perhatian mengarahkan kembali dan meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping.

*. .orong ventilasi perasaan tentang penyakit$efeknya terhadap pola hidup dan status kesehatan akan datang. Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi, ontoh napas dalam, bimbingan imajinasi, relaksasi progresif. 0.

&. ,emberikan arti penghilangan respon ansietas, menurunkan perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan koping.

Hibatkan pasien;orang terdekat dalam ren ana pera#atan dan dorong partisipasi maksimum pada ren ana pengobatan.

&. Keterlibatan akan membantu memfokuskan perhatian pasien dalam arti positif dan memberi rasa kontrol.

BAB 4 PENUTUP

0.&

Kesimpulan

insufisiensi aorta dan stenosis mitral.insufisiensi aorta adalah sustu keadaan dimana terjadi refluk (aliran balik) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri se#aktu relaksasi. !edangkan stenosis mitral adalah terhambatnya aliran darah dalam jantung akibat perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan tidak membukanya katub mitral se ara sempurna pada saat diastolik. Insufisiensi aorta disebabkan karena lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta,sehingga masing$masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan selama diastole dan mengakibatkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. !elain itu juga bisa disebakan oleh endokarditis, kelainan ba#aan atau penyakit seperti sifilis dan pe ahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau robekan aorta asenden. %enderita insufisiensi aorta biasanya pasien mengeluh dada terasa berat,nafsu makan berkurang,muntah dan sesak saat beraktivitas. !ebagai pera#at kita harus memahami dan mengetahui tentang asuhan kepera#atan terhadap pasien yang mengalami insufisiensi aorta agar kita dapat memberikan upaya medikasi yeng terbaik sehingga

.o#nload - IAG A!K/% R/"DR"I+A!I

DA+TAR PU&TA'A

http-;;###.mayo lini . om;health;aorti $valve$regurgitation;.!??0&5;.!/G+IACJtests$ and$diagnosis Rilantono, Hili Ismudiati, dkk. '??'. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta- Fakultas Kedokteran Dniversitas Indonesia "ray, 6uon 6, dkk. '??*. Lectures Notes: Kardiologi. !urabaya- /rlangga ,uttaKin, Arif. '??5. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta- !alemba ,edika http-;;jovand .multiply. om;journal;item;*';HA%ARACL%/C.A6DHDAC

Vous aimerez peut-être aussi