Vous êtes sur la page 1sur 5

Absorbsi dan Distribusi alkohol Alkohol yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan diabsorbsi melaluimukosa mulut dan

epitel gastrointestinal dan sebagian besar (80%) diabsorbsi di usushalus, sisanya diabsorbsi di kolon. Kecepatan absorbsi tergantung pada takaran dankonsentrasi alkohol dalam minuman yang mengisi lambung dan usus. Bilakonsentrasi optimal alkohol diminum dan dimasukkan dalam lambung yang kosongmaka kadar puncak dalam darah telah dapat dideteksi pada 30 - 90 menit sesudahnya(Zakhari, 2006) .Setelah diabsorbsi, alkohol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairantubuh serta cairan jaringan. Sekitar 90 - 98% alkohol yang diabsorbsi dalam tubuhakan mengalami oksidasi, sedangkan 2 - 10%nya diekskresikan tanpa mengalami perubahan, baik melalui paru-paru maupun ginjal. Sebagian kecil akan dikeluarkanmelalui keringat, air mata, empedu dan air ludah (Darmono, 2000 ).Alkohol mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengankadar air jaringan tersebut. Semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadar alkoholnya. Biasanya dalam 12 jam telah tercapai keseimbangan kadar alkohol dalamdarah, usus, dan jaringan lunak ( Zakhari, 2006 ). Metabolisme Alkohol Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses biokimia. Alkohol yang dikomsumsi 90%, diantaranya akan dimetabolisme oleh tubuh terutama hati oleh enzim alkoholdehirogenase (ADH) dan koenzimnikotinamid-adenin-dinokleotida (NAD) menjadi asetaldehid dan kemudian olehenzim aldehida dehidrogenase (ALDH) diubah menjadi asam asetat. Asam asetatdioksidasi menjadi CO2 dan H2O. Piruvat, levulosa (fruktosa), gliseraldehida danalanin akan mempercepat metabolism alkohol. (Lieber, 1994)Metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur, yaitu jalur sitosol, jalur peroksisom, dan jalur mikrosom. a. Jalur Sitosol/Lintasan Alkohol Dehidrogenase. Jalur ini adalah proses oksidasi dengan melibatkan enzim alkoholdehidrogenase (ADH). Proses oksidasi dengan menggunakan alkohol dehidrogenaseterutama terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkanasetaldehid yang merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehinggamenyebabkan kerusakan beberapa jaringan atau sel (Zakhari, 2006) b. Jalur Peroksisom/Sistem Katalase Melalui enzim katalase yang terdapat dalam peroksisom (peroxysome) hidrogen yang dihasilkan dari metabolism alkohol dapat mengubah keadaan redoks,dan pada pemakaian alkohol yang lama dapat mengecil. Perubahan ini dapatmenimbulkan perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat, yang menyebabkan bertambahnya jaringan kolagen dan dalam keadaan tertentu dapat menghambatsintesa protein ( Zakhari, 2006) c. Jalur Mikrosom

Jalur ini juga sering disebut dengan sistem SOEM (Sistem Oksidasi EtanolMikrosom). yang terletak dalam retikulum endoplasma. Dengan pertolongan 3komponen mikrosom ( sitokrom P-450, reduktase dan lesitin) alkohol diuraikanmenjadi asetaldehid (Zakhari, 2006).Alkohol akan diubah menjadi asetaldehid, kemudian akan diubah menjadiasetat oleh aldehid dehidrogenase di dalam mitokondria. Pemakaian alkohol yanglama akan menimbulkan perubahan pada metokondria, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut diatasmenyebabkan terjadinya perlemakan hati. Perubahan pada sistem Oksidasi EtanolMikrosom yang disebabkan pemakaian alkohol berlangsung lama dapat menginduksidan meningkatkan metabolisme obat-obatan, meningkatkan lipoprotein danmenyebabkan hyperlidemia (Lieber, 1994) Reaktive Oxygen Species (ROS) dihasilkan secara alami dalam jumlah kecilselama reaksi metabolisme tubuh dan dapat bereaksi dengan molekul seluler dankerusakan kompleks seperti lemak, protein, atau DNA. Alkohol mempromosikangenerasi dari ROS dan mengganggu mekanisme normal pertahanan tubuh terhadapsenyawa ini melalui berbagai proses, terutama di hati. Alkohol juga merangsangaktivitas enzim yang disebut sitokrom P450, yang berkontribusi pada produksi ROS.Lebih lanjut, alkohol dapat mengubah tingkat logam tertentu dalam tubuh, sehinggamemudahkan produksi ROS.( Defeng, 2001).

Penatalaksanaan 1.Hentikan minum alkohol Jika pasien telah didiagnosa dengan hepatitis alkoholik, maka pasien harus berhenti minum alkohol. Ini satu-satunya cara untuk membalikkan kerusakan hatiatau, dalam kasus-kasus yang lebih maju, untuk mencegah penyakit menjadi lebih buruk. Jika pasien tergantung pada alkohol dan ingin berhenti minum, dokter dapat merekomendasikan terapi yang disesuaikan untuk kebutuhan pasien.Termasuk obat-obatan, konseling, program pengobatan rawat jalan atau rawatinap. 2. Terapi Asites Dapat dikendalikan dengan terapi konservatif yang terdiri atas : Istirahat Diet rendah garam : untuk asites ringan dicoba dulu dengan istirahat dan dietrendah garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila gagal maka penderitaharus dirawat. Diuretik : Pemberian diuretik hanya bagi penderita yang telah menjalani dietrendah garam dan pembatasan cairan namun penurunan berat badannya kurangdari 1 kg setelah 4 hari. Mengingat salah satu komplikasi akibat pemberian diuretik adalah hipokalem dan hal ini dapat mencetuskan hepatic, maka pilihanutamadiuretic adalah spironolacton, dan dimulai dengan dosis rendah, serta

dapat dinaikkan dosisnya bertahap tiap 3-4 hari, apabila dengan dosis maksimaldiuresisnya belum tercapai maka dapat kita kombinasikan dengan furosemid(Setyohadi,Bambang et al.2005). Albumin: Albumin juga seringkali dipakai untuk meningkatkan responsterhadap diuretik pada pasien sirosis dengan komplikasi asites. Latar belakangteorinya adalah kekurangan albumin untuk mengikat furosemid sehingga obathanya beredar di plasma dan tidak berhasil mencapai nefron proksimal. Akibatnyaterapi diuretika tidak akan memberikan respons yang baik. Ketika ditambahkanalbumin volume distribusi akan menurun, obat akan diikat dan dibawa ke ginjaluntuk kemudian keluar bersama urine sehingga diuresis pun membaik. 3. Pengobatan untuk malnutrisi Dokter dapat menyarankan diet khusus untuk membalikkan kekurangangizi yang dapat terjadi pada orang dengan hepatitis alkoholik. Pasien dapatdirujuk ke ahli gizi yang dapat membantu menilai pola makan pasien danmenyarankan perubahan untuk meningkatkan vitamin dan nutrisi. Jika pasienmemiliki kesulitan cukup makan untuk mendapatkan vitamin dan nutrisi yangdibutuhkan tubuh, dokter dapat merekomendasikan makan melalui selang tabung ( NGT ) Diet kaya nutrisi dan cairan khusus kemudian dilewatkan melalui selangtabung (Krenitsky.2002)Jenis-jenis makanan yang baik dikonsumsi pada saat diet hepatitis antaralain : Roti, nasi, jenis umbi-umbian yang tidak menimbulkan gas seperti worteldan kentang, dan intinya makanan yang mengandung hidrat arang. Selain itu,madu, selai, manisan atau sari buah juga baik dikonsumsi pada saat diet hepatitis.Selain mengkonsumsi makanan yang mengandung hidrat arang yang tinggi,mereka yang menjalani diet hepatitis perlu untuk mengkonsumsi makanan yangmengandung protein tinggi seperti telur, daging, ikan, tempe dan tahu, ayam,sayur-sayuran serta buah-buahan.encepalophaty Dalam hal ini pilih buah yang tentu saja yang tidak menimbulkan gas. makanan cepat saji atau fast food ( junk food) merupakan makanan yang sangat buruk untuk liver kita. orang yang sedang melakukan diethepatitis harus menjauhi makanan-makanan tersebut. Tubuh kita tidak mendapatkan apapun dari makanan tersebut, hanya rasa kenyang saja. makanantersebut sangat menggangu terhadap diet hepatitis. makanan cepat saji tersebut penuh dengan kolesterol tinggi, gula, kalori yang sangat sedikit, dan bahankimiawi yang bersifat liver toksik . 4. Terapi Perdarahan karena pecahnya Varises Esofagus Langkah terpenting dalam penatalaksanaan perdarahan varises akut adalahresusitasi dini dan proyeksi jalan napas untuk mencegah aspirasi. Endoskopi dinimemungkinkan pemeriksaan saluran cerna bagian atas dan diagnosis akurat lokasi perdarahan serta keputusan penatalaksanaan. Caracara untuk mengatasi perdarahan dibahas sebagai berikut: A. Terapi Farmakologis Vasopresin Vasopresin menurunkan aliran darah portal, aliran darah kolateral sistemik portal,dan tekanan varises. Obat ini memiliki efek samping sistemik bermakna seperti peningkatan resistensi perifer dan penurunan curah jantung,denyut jantung, danaliran darah koroner.

Vasopresin dengan Nitrogliserin Penambahan nitrogliserin meningkatkan efek vasopresin pada tekanan portal danmenurunkan efek samping vaskuler. Ada tiga uji klinik yang membandingkanvasopresin saja dengan vasopresin plus nitrogliserin. Kumpulan data dariketiganya memperlihatkan bahwa kombinasi tersebut dapat menunjukkan penurunan yang bermakna dalam kegagalan mengatasi perdarahan.

Glipresin dengan atau tanpa nitrogliserin Glipresin adalah analog sintetik vasopresin yang memiliki efek vasokonstriksisistemik segera dan diikuti efek hemodinamik portal akibat konversi lambat menjadi vasopresin. Somatostatin dan Octreide Somatostatin menyebabkan vasokonstriksi sphlancnic selektif dan menurunkantekanan portal dan aliran darah portal. Somatostatin secara bermakana tampak menurunkan kegagalan mengatasi perdarahan pada sebuah penelitian dan tidak memperlihatkan perbedaan bermakna terhadap plasebo pada penelitian lainnya.Tujuh penelitian membandingkan keampuhannya terhadap vasopresin danmemperlihatkan bahwa somatostatin menurunkan kegagalan mengatasi perdarahan dan terkait dengan efek samping yang lebih sedikit. B. Terapi Endoskopik Skleroterapi Skleroterapi varises endoskopik didasarkan pada konsep bahwa perdarahan dari varises dapat dihentikan oleh pembentukan trombus dalam varisesyang berdara, sekunder akibat pemberian obat sklerosan yang diinjeksikanintravariseal atau paravariseal. Pada uji klinik skleroterapi untuk perdarahan akut,terdapat banyak variasi dalam hal jenis sklerosan yang dipakai, pengalamanoperator, cara pemberian intravariseal atau paravariseal, dan jadwal follow up.Lebih lanjut interpretasi hasil dari uji klinik skleroterapi injeksi dengan terapinon-invasif dipersulit dengan dimasukkannya pasien yang tidak mengalami perdarahan aktif pada saat randomisasi. Ligasi varises Teknik ini merupakan modifikasi dari yang digunakan untuk ligasihemoroid interna. Penggunaannya pada manusia pertama kali diperkenalkan padatahun 1988 dan uji acak berikutnya yang membandingkan ligasi denganskleroterapi memperlihatkan penurunan bermakana dalam hal angka komplikasidan perbaikan kelangsungan hidup. Uji klinik lainnya membuktikan bahwa ligasivarises dapat mengatasi perdarahan varises akut dan tidak ada perbedaaan bermakna dalam hal mengendalikan perdarahan aktif antara ligasi dan skleroterapi. Terapi endoskopi lainnya Pengendalian perdarahan dengan memakai perekat jaringan (glue) sepertisianoakrilat atau bukrilat telah dilaporkan pada sekitar 90% kasus. Namunterdapat angka perdarahan ulang ynag sama dibandingkan skleroterai dan terjadikomplikasi yang bermakna dalam bentuk kejadian serebrovaskuler terkait injeksi perekat jaringan dan risiko kerusakan pada alat. C. Tamponade Balon Bentuk terapi ini sangat efektif dalam mengatasi perdarahan akut sampai90% pasien meskipun sekitar 50 % nya mengalami perdarahan ulang ketika balondikempiskan. Namun, cara ini dapat menimbulkan komplikasi yang berat sepertiulseras esofagus dan pneumonia aspirasi pada 15-20% pasien. Meskipun begitu,cara ini mungkin dapat menjadi terapi penyelamat pada perdarahan varises masif yang tak terkendali. Sebelum dapat diberikan terapi lainnya. 5.Ensefalopati Hepatik

Penentuan diet pada penderita sirosis hati sering menimbulkan dilema. Disatu sisi, diet tinggi protein untuk memperbaiki status nutrisi akan menyebabkanhiperamonia yang berakibat terjadinya ensefalopati. Sedangkan bila asupan protein rendah maka kadar albumin dalam darah akan menurun sehingga terjadimalnutrisi yang akan memperburuk keadaan hati. Untuk itu, diperlukan suatusolusi dengan nutrisi khusus hati, yaitu Aminoleban Oral.Aminoleban Oral mengandung AARC kadar tinggi serta diperkayadengan asam amino penting lain seperti arginin, histidin, vitamin, dan mineral. Nutrisi khusus hati ini akan menjaga kecukupan kebutuhan protein danmempertahankan kadar albumin darah tanpa meningkatkan risiko terjadinyahiperamonia. Pada penderita sirosis hati yang dirawat di rumah sakit, pemberiannutrisi khusus ini terbukti mempercepat masa perawatan dan mengurangifrekuensi perawatan (Setyohadi,Bambang et al.2005). 6.Obat untuk mengurangi peradangan hati Orang dengan hepatitis alkoholik berat dapat mempertimbangkan pengobatan jangka pendek dengan obat-obat untuk mengendalikan peradanganhati. Dalam situasi tertentu, dokter dapat merekomendasikan kortikosteroid atau pentoxifylline 2 x 400 mg. 7.Transplantasi hati Ketika fungsi hati sangat terganggu, transplantasi hati mungkin satu-satunya pilihan bagi sebagian orang. Meskipun transplantasi hati sering berhasil, jumlah orang yang menunggu transplantasi jauh melebihi jumlah organ yangtersedia. Untuk alasan itu, transplantasi hati pada orang dengan penyakit hatialkoholik adalah kontroversial. Beberapa pusat kesehatan mungkin enggan untuk melakukan transplantasi hati pada orang dengan penyakit hati alkoholik karenamereka percaya sejumlah besar akan kembali ke minum setelah operasi (O'SheaRS, et al.2010). Pencegahan Pencegahan yang dapat dilakukan adalah : 1.Minum alkohol dalam jumlah sedang, jika perlu tidak sama sekali. JikaAnda memilih untuk minum, membatasi diri untuk tidak lebih dari satugelas sehari jika Anda seorang wanita, atau dua gelas sehari jika Andaseorang pria. Satu-satunya cara untuk mencegah hepatitis alkoholik adalahmenghindari semua minuman beralkohol (O'Shea RS, et al.2010). RINGKASAN Hepatitis alkoholik adalah peradangan hati yang disebabkan oleh minuman beralkohol, Etanol-zat turunan dari alkohol dalam bir, anggur dan minuman kerasmenghasilkan bahan kimia yang sangat beracun, seperti asetaldehida. Zat inimemicu peradangan kimia yang menghancurkan sel-sel hati. Kemudian, jaringan- jaringan seperti bekas luka, dan knot kecil jaringan menggantikan jaringan hatiyang sehat, mengganggu kemampuan hati untuk berfungsi. Jaringan parut ini bersifat ireversibel, yang disebut sirosis, merupakan tahap akhir dari penyakit hatialkoholik.Terapi pertama yang paling penting adalah pasien harus berhenti minumalkohol dan terapi obat-obatan untuk mengendalikan peradangan hati.

Vous aimerez peut-être aussi