Vous êtes sur la page 1sur 11

LABORATORIUM PILOT PLANT SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014

MODUL PEMBIMBING

: Leaching : Ir. Umar Khayam

Praktikum Penyerahan (Laporan)

: 08 Oktober 2013 :

Oleh : Kelompok Nama Kelas : I (satu) : 1. Abdul Hafid Ismail : 3B NIM.111411031

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013

BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang Dalam suatu proses kimia akan melibatkan suatu proses pemisahan, proses pemisahan tersebut terdapat beberapa jenis antara lain. distilasi, absorpsi, desorpsi,kristalisasi, adsorpsi, leaching,membrane. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Proses ini merupakan proses yang penting dari industri metalurgi dan farmasi, misalnya pada proses pemisahan biji emas dan tembaga dari biji-bijian logam lainnya. Proses ini dapat dilakukan untuk mendapatkan bagian yang mudah terlarut karena lebih berharga dari padatannya, misalnya pada bahan tambang, minyak nabati dan lain-lain, ataupun untuk menghilangkan bahan kontaminan yang mudah terlarut dari padatan yang lebih berharga, misalnya pigmen dari kontaminan kimiawi yang bisa atau mudah dilarutkan. 2. Tujuan Menjalankan peralatan ekstraksi di politeknik dengan aman dan benar. Menjelaskan fenomena perpindahan massa (proses fisis ekstraksi tersebut. Menghitung efisien tahap percobaan dan hasil ekstraksi (yield) Menghitung kalor yang terpakai dari kukus oleh pemanasan pelarut.

BAB II Tinjauan Pustaka


Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen zat padat atau zat cair dengan menggunakan bantuan pelarut. Ekstraksi ada 2 macam, yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair didefinisikan sebagai operasi pemisahan zat padat yang dapat larut melalui kontak dengan pelarut. Setelah terjadi kontak padatan dengan pelarut maka perbedaan konsentrasi aktivitas kimia solute di dalam fasa padatan dengan fasa pelarut menjadi gaya pendorong berlangsungnya perpindahan massa solute dari fasa padatan ke fasa pelarut. Ekstraksi padat-cair merupakan operasi yang melibatkan perpindahan massa antar fasa. Perbedaan aktivitas kimia antara fasa padatan dan fasa pelarut mencerminkan sebarapa jauh sistem berada dari kesetimbangan, sehingga akan menentukan pula laju solut antar fasa. Kesetimbangan fasa dalam sistem padatan solute pelarut ini mengikuti prinsipprinsip sebagai berikut : 1. Pada kondisi termodinamika tertentu (P,T tertentu) terdapat hubungan kesetimbangan yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva kesetimbangan. 2. Pada sistem yang telah setimbang tidak terjadi difusi netto komponen-komponen diantara kedua fasa. Ini berarti laju difusi dari fasa padatan ke fasa pelarut sama dengan laju difusi dari fasa pelarut ke fasa padatan. 3. Untuk sistem yang belum tercapai kesetimbangannya, difusi komponen-komponen mendorong sistem menuju kesetimbangan. Keberhasilan proses ekstraksi padat-cair dipengaruhi oleh persiapan umpan, langkah-langkah persiapan padatan, karakteristik padatan serta tujuan dan kendala proses yang berlaku. a) Pada beberapa kasus dijumpai solut yang dilengkapi matrik padatan tak larut untuk mempermudah kontak solute dengan padatan. Pelarutan dilakukan dengan penggilingan padatan, sehingga solute yang semula ditangkap oleh padatan. b) Pengaruh temperatur Pada umumnya temperatur yang lebih tinggi akan lebih menguntungkan sebagian proses ekstraksi padat cair, karena akan meningkatkan harga difusivitas perpindahan massa sebagai perpindahan solute, kelarutan solute dan pelarut. Hal-hal yang berpengaruh dalam ekstraksi : 1.Jenis Pelarut Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Pelarut organik sangat cepat menguap sehingga cepat terjadi sirkulasi uap dan perolehan minyak akan semakin rendah, disamping itu titik didih lebih rendah akan mempermudah proses pemisahan. 2.Volume pelarut

Volume pelarut yang kecil/sedikit akan menghasilkan minyak yang sedikit karena kontak antar uap pelerut dengan sampel sedikit sekali dan sebaliknya. 3.Temperatur Temperatur yang tinggi akan meningkatkan harga difusi massa sehingga perpindahan solute ke pelarut juga meningkatkan harga difusi massa. 4.Ukuran partikel Semakin halus ukuran partikel maka akan semakin mudah dalam mendapatkan minyak tetapi akan mempengaruhi terhadap warna minyak yang dihasilkan. Partikel yang terlalu halus akan mempersulit keluarnya minyak, karena kontak dengan pelarut kecil. 5.Pengadukan Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara pelarut dengan solut. 6.Lama waktu Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan mjinyak yang lebih banyak, karena sirkulasi uap akan semakin sering kontak antara solut dengan pelarut lebih lama. Beberapa pelarut yang bisa digunakan : 1.Ethanol BM 46 gr/mol (C2H5OH) Titik didih 78,5 C BJ 0,789 gr/mol Merupakan cairan yang tidak berwarna, berbau spesifik, warna nyala kuning

2.Benzena BM 78 gr/mol Tidak berwarna

3.Air (H2O) BM 18 gr/mol Pelarut universal, karena mudah menguap dalam keadaan murni, tidak berbau, tidak beracun, tidak berwarna, netral dan pada kondisi kamar berwujud cair.

4.Heksana (C6H6) BM 86 gr/mol

5.Eter (R O R) Rumus : C2H5OC2H5 BM : 74 gr/mol Titik didih : 34,5 C

Cairan encer tidak berwarna, jernih, mudah menguap

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh: Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan. Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar. Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi. Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan bahan ekstraksi. Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan ekstraksi. Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi. Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, buaka emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik.

Metode-metode yang digunakan dalam ekstraksi: a.Maserasi adalah proses pemisahan komponen dengan merendam zat padat dengan pelarut, kemudian dipanaskan. b.Sokletasi adalah pemisahan komponen dengan mengalirkan cairan pelarut secara terusmenerus. c.Pemisahan adalah proses pemisahan yang dilakukan pada bahan yang memiliki kadar minyak yang tinggi. d.Perkolasi adalah proses pemisahan komponen dengan mengalirkan uap pelarut secara terus-menerus. Metoda Operasi Dikenal 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini disajikan uraian singkat mengenai masing-masing metoda tersebut: 1. Operasi dengan Sistem Bertahap Tunggal Dengan metoda ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus, dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemukan dalam operasi industri karena perolehan solut yang rendah.

Gambar 1 Sistem operasi ekstraksi bertahap tunggal 2. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar atau aliran silang Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut dalam tahap pertama; kemudian aliran bawah dari tahap ini dikontakkan dengan pelarut baru pada tahap berikutnya, dan demikian seterusnya. Larutan yang diperoleh sebagai aliran atas dapat dikumpulkan menjadi satu seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau ditampung secara terpisah, seperti pada sistem dengan aliran silang.

Gambar 2 Sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar

Gambar 3 Sistem bertahap banyak dengan aliran silang 3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru. Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap

ke-n (n-1). Dapat dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan didapatkannya perolehan solut yang tinggi, sehingga banyak digunakan di dalam industri.

Gambar 4 Sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan 4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun berderet atau dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi (extraction battery). Di dalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir tidak mengandung solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru, sedangkan larutan pekat sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.

Langkah pertama Langkah kedua Gambar 5 Operasi batch bertahap empat dengan aliran berlawanan

BAB III METODOLOGI


1. Alat dan bahan Alat yang digunakan ialah : 1. Satu set alat ekstraksi padat cair

Gambar Komponen

Fungsi Komponen Komponen ini berfungsi untuk memanaskan pelarut agar terjadi proses penguapan pelarut.

Pemanas Komponen ini berfungsi sebagai pendingin uap pelarut panas, sehingga uap pelarut tersebut berubah menjadi fasa cair karena proses kondensasi.

Kondenser

Komponen ini berfungsi sebagai menyimpan pelarut dan hasil ekstraksi

Labu Utama Komponen ini berfungsi sebagai tempat menyimpan padatan yang akan di ekstraksi.

Ember Komponen ini berfungsi untuk memisahkan kondensat dari aliran steam, supaya steam tetap kering (dry steam) Steam Trap Komponen ini berfungsi untuk menampung hasil dari ekstraksi

Sifone 2. Ember 3. Termometer 4. Gelas plastik 1 liter 5. Stop watch Bahan Bahan yang digunakan ialah : 1. Padatan yang akan di ekstrak (teh) 2. Pelarut (air)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

2. Langkah Kerja Standard Operation Procedure Masukan padatan yang akan di ekstrak kedalam kantung dan tempatkan dalam basket yang terletak di bagian atas. Tutup kembali basket(kencangkan baut secara diagonal, sehingga tegangan merata) Masukan pelarut kedalam labu bulat sebanyak 30 liter Alirkan air pendingin kedalam kondenser Dengan menggunakan sarng tangan khusus, buka katup steam. Perhatikan tekanan steam yang ada melalui manometer. Buang kondensat melalui saluran kondensat di bawah. Biarkan pelarut dalam labu mendidih uapnya akan terkondensasi dan mengalir ke dalam kondensat Ekstrak yang diperoleh akan mengalir bersama sama pelarut kedalam labu bulat. Pelarut akan teruap kembali, sehingga akan berlangsung siklus selanjutnya.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pengamatan 2. Pembahasan

BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan

Vous aimerez peut-être aussi