Vous êtes sur la page 1sur 5

Teori lempeng tektonik diyakini oleh banyak ahli sebagai teori yang menerangkan proses dinamika bumi, antara

lain gempa bumi dan pembentukan jalur pegunungan. M enurut teori ini kulit bumi (kerak bumi) yang disebut litosfer terdiri dari lemp engan yang mengambang di atas lapisan yang lebih padat yang disebut astenosfer. Ada dua jenis kerak bumi, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra ter susun atas batuan yang bersifat basa, sedangkan kerak benua tersusun atas batuan yang bersifat asam. Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Ro bert Parker (1967). Kedua ahli itu menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai sat u kesatuan konsep yang lebih sempurna sehingga diterima oleh para ahli geologi. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi. Namun, akibat adanya aliran panas ya ng mengalir di astenosfer menyebabkan kerak bumi pecah menjadi bagian-bagian yan g lebih kecil. Bagian-bagian itulah yang disebut lempeng kerak bumi (lempeng tek tonik). Aliran panas tersebut untuk selanjutnya menjadi sumber kekuatan terjadin ya pergerakan lempeng. Lempeng tektonik; merupakan dasar dari terbangunnya system kejadian gempa bumi, peristiwa gunung berapi, pemunculan gunung api bawah laut, dan peristiwa geologi lainnya. Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic) juga suatu teori dalam bidang geologi ya ng menjelaskan tentang sifat-sifat bumi yang mobil/dinamis karena adanya gaya en dogen dari dalam bumi. Teori ini dikembangkan untuk memberikan penjelasan terhad ap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini menggantikan teori lama yaitu: Teori Continental Drift yang lebih dahu lu dikemukakan pada pertengahan pertama abad ke 20 dan konsep Seafloor Spreading yang dikembangkan pada tahun 1960 an. Menurut Teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi terbuat dari suatu lempenga n tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekaran g. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini tel ah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami , dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benu a, dan samudra. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak sa mudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth s mantle ). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan l itosfer yang terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggung an satu dengan lainnya. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kera k benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisa n ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Pergerakan lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pergerakan lempe ng yang saling mendekat, saling menjauh, dan saling melewati. -----------------------------------Berlandaskan pada teori lempeng tektonik, kerak bumi terpecah-pecah menjadi lemp engan-lempengan yang mengapung di atas lapisan yang lebih cair. Lempeng tektonik tebalnya dapat mencapai 80 km, tetapi ada juga yang lebih tipis dengan luas yan g beragam. Jika lempeng-lempeng tersebut bergerak saling bertumbukan, maka akan

terjadi penunjaman. Sesuai dengan hukum fisika sederhana, lempengan yang berat j enis atau massanya lebih besar akan menunjam dan menyusup ke bawah lempeng yang lebih ringan. Pergerakan lempeng tektonik tersebut sangat lambat, yaitu antara 1 dan 10 cm per tahun. Namun, pergerakan yang sangat lambat tersebut ternyata men gumpulkan energi yang sangat kuat secara pelan-pelan di kedalaman sekitar 80 km. Apabila tekanan dan regangan tumbukan lempeng mencapai titik jenuh, biasanya ak an terjadi gerakan lempeng tektonik secara tiba-tiba. Gerakan tersebut menimbulk an getaran di muka bumi yang disebut gempa. Jika lempeng tektonik saling memisah, maka terjadi aktivitas magmatis yang menga kibatkan penambahan landas samudra. Di daerah pemisahan tersebut terdapat rekaha n-rekahan yang menjadi jalan untuk keluarnya cairan dari dalam bumi. Cairan yang keluar dari dalam bumi tersebut kemudian mendingin menjadi batuan basalt. Banya knya basalt yang terus terbentuk mendorong lempeng tektonik ke arah yang saling berlawanan. Akibatnya, lempeng tektonik terpisah dengan jarak yang makin jauh. Pada setiap daerah penunjaman, kira-kira pada kedalaman 150 km, terjadi peleleha n batuan yang disebut pelelehan sebagian (partial melting). Pelelehan terjadi ka rena adanya gesekan batuan dengan massa yang sangat padat dan berat secara terus menerus. Melalui rekahan atau celah yang ada, lelehan tersebut akan menyusup da n berusaha menembus kerak bumi. Jika lelehan tersebut berhasil menembus kerak bu mi berarti di tempat tersbut muncul gunung api. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa gunung api dapat muncul di daerah terjadinya gesekan lempeng tektonik. Zona subduksi lempeng tektonik yang terkenal berada di Sirkum Pasifik. Kawasan i ni dikenal dengan sebutan lingkaaran api Pacific (Ring of Fire) karena di sepanj ang kawasan ini muncul serangkaian gunung api. Lingkaran api Pasifik membentang di antara subduksi dan pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng-lempeng India-Au stralia, Eurasia, dan Amerika Utara, serta tumbukan lempeng Nazca dengan lempeng Amerika Selatan. Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu membentang mulai dari pantai b arat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kana da, semenanjung Kamchatka, Kepulauan Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan Kepul auan Pasifik Selatan. Selain menjadi tempat munculnya gunung api, zona subduksi di lingkaran api Pasif ik juga merupakan tempat terjadinya gempa bumi. Menurut United State Geological Survey (USGS), sekitar 90% gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang jalur lingka ran api Pasifik. Gempa bumi yang terjadi di lingkaran api Pasifik lebih sering d iakibatkan oleh gerakan lempeng tektonik daripada aktivitas gunung apinya Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilin gi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbela h menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah me mbentuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India . Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua i ni terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan wakt u berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.Pa da awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah memb entuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua i ni terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan wakt u berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.

================================================================================ ============================= ================================================================================ ============================= Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarl empeng tektonik. Tumbukan antar lempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dengan benua a tau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zone atau tempat terjadi nya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone Konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia d engan puncak tertingginya, yaitu Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Benua Eropa yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Alpen. Zone berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan lempeng dasar samudera, disebut Zone Subduksi atau zone tunjam, contohnya tumbukan antara lempeng benua Amerika dengan lempeng dasar Samudera Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Pegunungan Andes. Pertama, konsep mengenai arus konveksi yang terdapat di dalam mantel bumi akibat adanya perbedaan densitas. Arus konveksi tersebut menggerakkan lempeng atau lit osfer diatasnya seperti sabuk konveyor. Kedua, konsep yang menjelaskan tentang perbedaan densitas dari lempeng. Lempeng yang densitasnya relative lebih tinggi akan menghujam ke bawah. Dan juga adanya gaya-gaya yang dapat mempengaruhi pergerakan lempeng seperti slab pull, ridge pu sh, dll. Ketiga, konsep mengenai adanya plume (aliran magma yang membumbung ke atas). Kon sep ini mengemukakan bahwa hanya terdapat beberapa plume yang dapat menggerakkan arus konveksi Contoh: Pegunungan di pantai barat Amerika, deretan Pulau Sumatera, Jawa dan Nusa Tengga ra, merupakan akibat pembengkakan lempeng benua. Bermunculan puncak gunungapi da n terjadi gempa di sepanjang pulau dan pegunungan tersebut. Ingatlah bahaya gemp a yang menimbulkan Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara pada akhir Desember 2004, gempa tersebut timbul akibat adanya tumbukanantara lempeng samudera Australia te rhadap lempeng benua Asia. Divergensi Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan. Zone berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Divergen (zone se bar pisah). Fenomena yang terjadi, sebagai berikut: 1. Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya. 2. Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat pere nggangan lempeng-lempeng tersebut. 3. Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur banta l (lava bantal) dan hamparan leleran lava encer, dan 4. Aktivitas gempa. Perhatikan! Daerah berwarna hijau membawa hujan. Namun tidak selalu memiliki curah hujan yang tinggi. ngin dan kondisi permukaan/relief adalah daerah yang terjangkau oleh angin yang daerah yang dekat dengan laut secara otomatis Hal ini tergantung pula pada arah pergerakan a di daerah tersebut

Contoh: Di Lautan Atlantik, tanggul dasar samudera memanjang dari dekat Kutub Utara samp ai mendekati Kutub Selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika bergerak saling m enjauh dengan benua Eropa dan Afrika. c. Sesar mendatar Sesar mendatar (Transfor m), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Con tohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Ses ar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisc o di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zone berupa jalur temp at bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Sesar Mendatar (Zone Transfo rm). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain patahan atau sesar mendatar. Gera k patahan atau sesar ini dapat menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar Sam Andreas di California. Sesar Mendatar (Transform) Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) an tarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan l empeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas y ang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampa i Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zone berupa jalur tempat bergesekan le mpeng- lempeng tektonik disebut Zone Sesar Mendatar (Zone Transform). Bentukan a lam yang dihasilkan antara lain patahan atau sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar San Andreas di California. Contoh: Sesar Sam Andreas di California. Tenaga endogen yang telah mengakibatkan adanya variasi bentuk muka bumi, tidak hanya terjadi di daratan melainkan juga di dasar laut.

================================================================================ ===============================Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) ada lah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke se latan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Ben ua Amerika.(divergen) konvergen ada 3 macam, yaitu 1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra, 2) antara dua lempeng samudra, dan 3) antara dua lempeng benua. Konvergen lempeng benua samudra (Oceanic Continental) Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentukla h parit samudra (oceanic trench). oceanic-continental.gif Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan. Konvergen lempeng samudra samudra (Oceanic Oceanic) Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya, menyebabka n terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel terha

dap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada ya ng timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain). two-oceanic.gif Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses ini . Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerik a Utara. Konvergen lempeng benua benua (Continental Continental) Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduany a adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat un tuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbuka n mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain rang e). two-continental.gif Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang ter bentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng kerakbumi yang saling bertumbukan akan membentuk zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik horizontal maupun vertikal, yang akan me mbentuk pegunungan lipatan, jalur gunungapi/magmatik, persesaran batuan, dan jal ur gempabumi serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu. Selain itu terbentuk juga berbagai jenis cekungan pengendapan batuan sedimen sep erti palung (parit), cekungan busurmuka, cekungan antar gunung dan cekungan busu r belakang. Pada jalur gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralis asi emas, perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan mine ral kromit. Setiap wilayah tektonik memiliki ciri atau indikasi tertentu, baik b atuan, mineralisasi, struktur maupun kegempaanya.

Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan bus ur pulau Jepang (Japanese island arc). Karena lempeng samudera lebih berat maka ia menghujam kebawah daripada lempeng b enua, menghasilkan magma pada JALUR BENIOFF kemudian terakumulasi kemudian kelua r membentuk gunung api (Volcanic Arc) Hal ini menyebabkan adanya pertumbuhan kerak baru pada zona perekahan dan membe rikan gaya lempeng untuk bergerak selain akibat dari arus konveksi pada mantel. selain tubrukan antara lempeng Benua dan Lempeng samudera, kemungkinan gerak KON VERGEN dapat terjadi antara lempeng benua dengan lempeng benua yang dapat diliha t pada citra pegunungan ALPEN

Vous aimerez peut-être aussi