Vous êtes sur la page 1sur 27

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY W 49 TAHUN P3003 Ab100

AKSEPTOR SUNTIK 3 BULAN DI POLI OBG


RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG

01 April 2013
Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Praktek Klinik Kebidanan III Semenster VI

Oleh :
YOLANDHA MEGA PRATIWI
B0B0101202

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
2013

LEMBAR PENGESAHAN
NAMA

: YOLANDHA MEGA PRATIWI

NIM

: B0B0101202

JUDUL

: ASUHAN KEBIDANAN PADA NY W 49 TAHUN P 3003 Ab100


AKSEPTOR SUNTIK 3

BULANAN DI POLI OBG RSU dr.

SAIFUL ANWAR MALANG

Malang, 11 April 2013


Mengetahui
Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik

Hj. Sri Endah P. , Amd.Keb


NIP. 19571130 198202 2003

Arti Wardani, SST


2.3.10.10.140

Kepala Urusan Poli OBG

Hj. Sri Endah P. , Amd.Keb


NIP. 19571130 198202 2003

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat dan
hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan pada Ny
W 49 Tahun P3003 Ab100 Akseptor Suntik 3 Bulan di Poli OBG RSU dr.Saiful Anwar
Malang.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak tersusun dengan baik tanpa bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kapada :
1. Dr. dr. Basuki B Purnomo, Sp.U, selaku Direktur RSU dr. Saiful Anwar Malang
2. dr. M Bachtiar B, Sp.B (K) (Onk), selaku Kepala Instalasi Rawat Jalan RSU dr.
Saiful Anwar Malang
3. Sutrisno, Bsc, selaku KPP Instalasi Rawat Jalan
4. Hj. Sri Endah P, Amd.Keb, selaku Kepala Urusan Poli OBG dan Pembimbing
Klinik di Poli OBG RSU dr. Saiful Anwar Malang
5. dr.Mulyohadi Sungkono, Sp.OG (K), selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
6. drg. Suharwati, selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
7. dr. Endah Puspitorini, MScIH, DTMPH, selaku Ketua PLH Yayasan Kendedes
Malang
8. Edi Murwani, AMd. Keb, SPd, MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes Malang.
9. Indah Mauludiyah, SST, MPH, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kendedes Malang.
10. Nanik Qurrota A, SST, selaku Dosen Pembimbing STIKes Kendedes Malang di
RSU dr. Saiful Anwar Malang.
11. Arti Wardani, SST, selaku Dosen Pembimbing STIKes Kendedes Malang di RSU
dr.Saiful Anwar Malang.
12. Teman teman kelas yang telah membantu proses pembuatan tugas ini.
Penulis menyadari dalam asuhan kebidanan ini masih banyak kekurangan.Untuk
itu penulis mengarapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam penulisan
asuhan kebidanan selanjutnya.
Malang, April 2013
Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2

Tujuan ..................................................................................... 2

1.3

Metode Penulisan...................................................................... 2

1.5

Sistematika Penulisan............................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1

Konsep Suntikan Kombinasi.................................................... 4

2.2

Tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan Varney.................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS


I.

Pengkajian................................................................................. 13

II.

Identifikasi masalah/diagnosa................................................... 16

III.

Antisipasi masalah potensial..................................................... 17

IV. Identifikasi kebutuhan segera................................................... 17


V.

Intervensi.................................................................................. 17

VI. Implementasi............................................................................. 18
VII. Evaluasi..................................................................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN` ........................................................................... 20
BAB V PENUTUP
5.1

Kesimpulan............................................................................. 21

5.2

Saran....................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga berencana merupakan salah satu usaha utnuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan
kemandulan dan penjarangan kehamilan.
Dalam program KB Nasional saat ini baru dilakukan salah satu saja dari
usaha keluarga berencana, yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat
kontrasepsi. Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.
Di Indonesia sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang
maksdunya utnuk mencegah kehamilan. di irian jaya telah lama dikenal ramuan
dari daun-daunan yang khasiatnya dapat mencegah kehamilan. dalam masyarakat
Hindu Bali sejak dulu hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin satu
cara untuk menganjurkan supaya pasangan suami istri mengatur kelahiran
anaknya sampai empat.
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya
manusia dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran
5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana
yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana
tidak dilakuakn bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil
pembangunan tidak akan berarti.
Pendapatan Malthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan
kemampuan mengmbangakan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan
pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada satu
titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah
menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapatan demikian diharapkan setiap
keluarga, memperlihatkan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorentasi pada

catur warga atau zero population growth (pertumbuhan seimbang). Gerakan


keluarga berencana nasional Indonesia berumur panjang (sejak 1970) dan
masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran
dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis
teknis keluarga berencana yang direncanakan oleh pemerintah dengan
meluncurkan gagasan baru, yaitu :
1.

Keluarga berencana mandiri : artinya masyarakat memilih metode KB


dengan biaya sendiri melalui KB lingkar biru dan KB lingkar emas.

2.

Mengarahkan pada pelayanan metode kontrasepsi efektof (MKE) : AKDR,


suntikan KB, susuk KB, dan kontap.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1

Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara
ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta
mendapatkan pengetahuan dalam memecahkan masalah khususnya pada
Ny.W 49 Tahun P3003 Ab100 Akseptor Suntik 3 Bulan di Poli OBG RSU
dr. Saiful Anwar Malang

1.2.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :
1. Pengkajian

dan

menganalisa

data

pada

klien

dengan

kontrasepsi hormonal (suntik) depoprogesteron.


2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas
masalah pada klien.
3. Menyusun rencana kebidanan.
4. Melaksanakan tindakan kebidanan.
5. Evaluasi asuhan kebidanan.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini
adalah :
1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan
peristiwa dan gejala yang terjadi.

2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi,


wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustkaan.
3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas
kesehatan.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I

: PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, lokasi
dan waktu, serta sistematika penulisan.

BAB II

: LANDASAN TEORI
Meliputi konsep dasar dan asuhan kebidanan kontrasepsi hormonal
(suntik) depogeston

BAB III : TINJAUAN KASUS


Meliputi pengkajian data, diagnosa/ masalah, diagnosa potensial,
tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana
tindakan dan evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dan prakteknya
BAB V

: PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1

Konsep Suntikan Kombinasi


2.1.1 Pengertian
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron
asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM (Intra
Muskuler) tiga bulan sekali. cyclofem dan 50 mg Noretindon enantat
dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
2.1.2 Cara Kerja
1.

Menekan ovulasi

2.

Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma


terganggu.

3.

Perubahan

pada

endometrium

(atrofi)

sehingga

implantasi

terganggu.
4.

Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

2.1.3 Efektifitas
Sangat efektif (0,1 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan.
2.1.4 Keuntungan Kontrasepsi Dan Non Kontrasepsi
1.

Keuntungan Kontrasepsi
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
- Efek samping sangat kecil.
- Jangka panjang.
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

2.

Keuntungan non Kontrasepsi


- Mengurangi jumlah pendarahan.
- Mengurangi nyeri saat haid
- Mencegah anemia
- Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker
endometrium.
- Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.

- Mencegah kehamilan ektopik.


- Melindungi

klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang

panggul.
- Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
perimenopouse
2.1.5 Kerugian
- Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/
spotting, atau perdarahan sela sampai sepuluh hari.
- Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
- Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.
- Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obatobatan epilepsi ( fenitoin dan barbiturat) atau obat tubercolosis
( rifampisin).
- Dapat terjadi perubahan berat badan.
- Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinannya
timbulnya tumor hati.
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
- Kemungkinannya

terlambat

pemulihan

kesuburan

setelah

penghentian pemakaian.
2.1.6 Indikasi Dan Kontraindikasi
1.

Indikasi Pemakaian Suntikan Kombinasi


- Usia Reproduksi.
- Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
- Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
- Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
- Pasca persalinan dan tidak menyusui.
- Anemia.
- Nyeri Haid hebat
- Haid teratur
- Riwayat kehamilan ektopik
- Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

2.

Kontraindikasi Pemakaian Suntikan Kombinasi


- Hamil atau diduga hamil.
- Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan.
- Perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.
- Penyakit hati akut ( Virus Hepatitis)
- Usia > 35 tahun yang merokok.
- Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan hipertensi
(>180/110 mmHg)
- Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20
tahun
- Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala
/migraine.
- Keganasan payudara.

2.1.7 Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi


1.

Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.


Tidak

2.

diperlukan kontrasepsi tambahan.

Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.

3.

Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,
asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.

4.

Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,


suntikan pertama dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil.

5.

bila pasca persalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.

6.

Bila pasca persalinan <6 bulan, menyusui, jangan diberi suntikan


kombinasi.

7.

Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan


kombinasi dapat diberi.

8.

Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan dalam waktu


7 hari.

9.

Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi, hormonal yang


lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal.

10. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu


ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya.
11. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
dapat segera diberikan asal diyakini ibu tersebut tidak hamil.
Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap tiga bulan sekali
dengan suntikan intramuskuler dalam klien diminta datang setiap 12
minggu. Suntikan dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan.
2.1.8 Tanda Tanda Yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan
Kombinasi
1.

Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya


bekuan darah di paru atau serangan jantung.

2.

Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi


stroke, hipertensi atau migrain.

3.

Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi

sumbatan

pembuluh darah pada tungkai.


4.

Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum


suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.

2.1.9 Keadaan Yang Memerlukan Perhatian Khusus


1.

Hipertensi

2.

Kencing Manis

3.

Migrain

4.

Menggunakan obat tuberkolosis / obat epilepsy.

5.

Mempunyai penyakit anemia bulan sabit (Sickle cell)


Dengan pedoman tersebut peserta KB dapat memperhitungkan

kedatangannya dengan tenggang waktu yang cukup jelas. Suntikan KB


Depogeston merupakan suntikan KB masa depan, karena mempunyai
keuntungan :
1.

Diberikan setiap tiga bulan sekali

2.

Peserta suntikan depogeston mendapat menstruasi

3.

Pemberian aman, efektif dan relative mudah.

2.2 Konsep Manajemen Kebidanan Varney


I.

Pengkajian
A. Data Subyektif
1.

Biodata
- Nama ibu/suami : Untuk

mengetahui

identitas,

mengenal/memanggil penderita agar tidak


keliru dengan penderita- penderita lain
serta untuk menjaga keakraban.
- Umur

: Untuk mengetahui keadaan ibu apakah


termasuk primi biasa atau primi para tua,
deteksi resiko kehamilan.

- Agama

: Untuk
terhadap

mengetahui
agama

kepercayaan

yang

dianutnya

klien
dan

mengenali hal-hal yang berkaitan dengan


masalah asuhan yang diberikan.
- Suku bangsa

: Untuk mengetahui dari suku mana ibu


berasal dan menentukan cara pendekatan
serta pemberian asuhan.

- Pekerjaan

: Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup


dan social ekonomi klien dan apakah
pekerjaan ibu/suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien atau tidak.

- Pendidikan

: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan


sebagai dasar dalam memberikan asuhan.

- Penghasilan

: Untuk

mengetahui

status

ekonomi

penderita dan mengetahui pola kebiasaan


yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
- Alamat

: Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan


menilai apakah lingkungan cukup aman
bagi kesehatannya.

2.

Alasan datang : mengetahui alasan klien mengapa datang dan


mengetahui bagaimana kondisi saat klien pertama datang.

3.

Keluhan Utama : mengetahui apa yang ibu rasakan saat itu.

4.

Riwayat kesehatan yang lalu : untuk mengetahui penyakit yang


pernah diderita ibu sebelumnya apakah merupakan kontraindikasi
kontrasepsi suntik atau tidak.

5.

Riwayat Kesehatan Sekarang : untuk mengetahui penyakit apa


yang sedang di derta ibu saat ini apakah merupakan kontraindikasi
kontrsepsi suntik atau tidak.

6.

Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui apakah dalam


keluarga ada yang menderita penyakit menular atau tidak, adakah
penyakit

keturunan

yang

dapat

mempengaruhi

efektifitas

kontrasepsi.
7.

Riwayat Menstruasi : untuk mengetahui apakah haidnya berjalan


normal atau tidak, dan mengetahui keadaan alat kelamin dalam
apakah normal atau tidak.

8.

Riwayat pernikahan : untuk mengetahui keadaan kelamin dalam


ibu dan mengetahui berapa lama ibu menikah.

9.

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : untuk


mengetahui apakah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
berjalan normal atau adakah komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.

10. Riwayat KB : untuk mengetahui adanya keluhan selama ibu


menjadi akseptor KB dan berapa lama ibu menjadi akseptor Kb.
11. Pola kebiasaan di rumah : untuk mengetahui bagaimana kebiasaan
ibu di rumah yang dapat mempengaruhi efektifitas dari
kontrasepsi.
B. Data Obyektif
1.

Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhan.

2.

Pemeriksaan Fisik
a.

Inspeksi

Rambut

untuk mengetahui apakah rambut ibu

tampak bersih atau kotor, ada kutu atau tidak.


-

Kepala

Untuk mengetahui kebersihan, bentuk,

adakah benjolan yang abnormal atau tidak.


-

Mata

Untuk mengetahui apakah konjungtiva

anemis, ikterus pada seclera.


-

Telinga

Untuk mengetahui kebersihan atau ada

pengeluaran secret dan bentuk kesimetrisannya.


-

Mulut

Untuk mengetahui apakah mukosa bibir

kering dan adakah stromatitis.


-

Leher

Untuk

mengetahui

apakah

ada

pembesaran kelenjar cyroid dan vena jugularis.


-

Perut

Untuk

mengetahui

apakah

ada

pembesaran abnormal.
-

Ekstermitas :

Untuk mengetahui apakah ada kelainan

atau tidak (polidaktil atau sindaktil), adanya oedema,


adakah varices.
-

Integumen :

Untuk mengetahui kebersihan.

II. Identifikasi Diagnosa atau Masalah


Diagnosa : Ny.N P1001 Ab 000 6 bulan akseptor KB Suntik Depoprogestin 3
bulanan, diperoleh dengan didasarkan pada:
1.

Data subyektif Ny.N

2.

Alasan datang ke bidan

III. Identifikasi Masalah Potensial


Masalah potensial yang mungkin terjadi pada kontrasepsi KB Suntik yaitu
efek samping yang ditimbulkan dan keluhan dari pasien.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada
masalah potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya).

V. Intervensi
1.

Nilai kembali status kesehatan klien


R/ Status kesehatan sangat menentukan ketepatan akan tindakan yang
dilakukan.

2.

Kaji keluhan keluhan subyektif ibu.


R/

Keluhan yang diungkapkan dapat menjadi parameter untuk


menetukan apakah tindakan boleh dilakukan atau tidak.

3.

Bina hubungan baik dengan ibu.


R/ Persiapan yang baik akan mendukung keberhasilan tindakan yang
akan dilakukan.

4.

Siapkan spuit 3 cc, vial Depoprogestin dan kocok sehingga endapan


bercampur.
R/ Menempatkan kadar homogen sehingga kadar maksimal.

5.

Siapkan ruangan tertutup dan klien.


R/ Ruangan yang aman dan nyaman akan mempermudah prosedur
kerja dan privasi klien dapat terjaga.

6.

Lakukan penyuntikkan secara IM sesuai prosedur.


R/

Tindakan sesuai prosedur akan menekan/mengurangi terjadinya


komplikasi.

7.

Buang alat alat dan sampah ke tempat yang disediakan


R/ Menjaga kebersihan dan kerapian.

8.

Beritahu klien untuk segera datang ke tenaga kesehatan apabila


dirasakan ada keluhan.
R/ Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindari timbulnya
komplikasi yang berlanjut.

9.

Beritahu klien tanggal kembali untuk suntik ulang dan catat di kartu
KB klien.
R/ Informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan atau kelainan
yang mungkin terjadi.

10. Ingatkan klien agar kembali tepat waktu untuk suntik ulang.
R/ Untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
11. Berikan kartu akseptor KB dan minta klien untuk membawanya lagi
saat suntik ulang.

R/

Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan petunjuk


penyuntikan berikutnya

VII. Implementasi
Pada langkah ini bidan memberikan intervensi langsung baik mandiri
maupun kolaborasi :
1.

Melihat kartu KB ibu untuk mengetahui jenis KB suntik apa yang


dipakai, dan tanggal, waktu untuk kembali suntik. Kaji BB dan TD ibu.

2.

Menanyakan pada ibu apakah selama menggunakan KB suntik, ibu


merasa ada keluhan atau tidak.

3.

Sapa ibu dengan ramah dan beritahu ibu keadaannya cukup baik
untuk dilakukan suntik KB ulangan.

4.

Kocok vial Depoprogestin, disinfeksi tutup vial dengan kapas


alkohol, masukkan larutan Depoprogestin dalam spuit 3 cc, pastikan
tidak ada gelembung udara dalam tabung spuit.

5.

Beritahu ibu untuk berbaring telungkup pada tempat tidur periksa,


tutup tirai supaya ibu merassa nyaman dan terlindungi privasinya.

6.

Mendisinfeksi daerah pantat klien ( 1/3 sias ) dengan kapas alkohol.


Suntikkan secara IM dengan sudut 90 0, lakukan aspirasi, semprotkan
atau suntikkan DMPA secara perlahan lahan, fiksasi dengan kapas
alkohol kemudian keluarkan jarumnya.

7.

Membuang alat alat ke tempat yang telah disediakan.

8.

Setelah selesai beritahu ibu untuk segera kembali bila ibu


merasakan keluhan seperti pusing atau lainnya ke tenaga kesehatan.

9.

Mencek kembali kartu KB ibu, pastikan tanggal ibu kembali untuk


suntik ulang.

10.

Mengingatkan ibu untuk kembali pada tanggal yang telah


ditetapkan untuk suntik ulang dan anjurkan ibu agar tidak terlambat
untuk suntik.

11.

Memberi kembali kartu KB pada ibu dan ingatkan ibu untuk


membawa kembali kartunya bila waktu suntik tiba.

VII. Evaluasi
Pada langkah ini bidan menilai kembali dari seluruh asuhan yang telah
diberikan :
1.

Ibu mengatakan telah disuntik KB 3 bulanan dan mengatakan telah


mengetahui tanggal kembali untuk suntik ulang berikutnya.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN DATA
Tanggal Pengkajian : 01 April 2013
Tempat

: di Poli OBG RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Jam

: 10.00 WIB

A. DATA SUBYEKTIF
1.

2.

Biodata
Nama Istri

: Ny.W

Nama Suami : Tn.R

Umur

: 49 Th

Umur

: 55 th

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pendidikan

: SD

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan

: Karyawan RS

pekerjaan

: Karyawan RS

Penghasilan

: Rp 500.000

penghasilan

: Rp. 1.500.000

Alamat

: Sawojajar Gg. V

Alamat

: Sawojajar Gg. V

Alasan Datang
Ibu mengatakan sudah waktunya untuk KB suntik ulang.

3.

Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan apa-apa.

4.

Riwayat Kesehatan Yang Lalu.


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun
dan menahun seperti jantung, asma hipertensi, hepatitis B, HIV/AIDS,
BC, DM dan lain-lain, Ibu tidak pernah MRS dan operasi.

5.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu sekarang tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, jantung
berdebar-debar, mual muntah, pusing berat.

6.

Riwayat Kesehatan Keluarga.


Dalam keluarga baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti jantung,
asma, TBC, DM, Hipertensi, Hepatitis B, HIV/AIDS dan lain-lain.

7.

Riwayat Menstruasi
-

Menarche

: 13 Tahun

Siklus/Lamanya : 28 hr/ 6-7 hr

Banyaknya

: Hr 1-3 /2-3 kotek/hr

Flour Albus

: Sebelum menstruasi(tidak bau, tidak gatal, tidak


berwarna)

8.

9.

Warnanya

: Merah Khas

Baunya

: Anyir

Status Perkawinan
-

Perkawinan ke : 1

Umur kawin : 21 Tahun

Lama Kawin : 28 Tahun

Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu.


No UK

Jenis

Peno

Tempat

persalina

long

persalin

BBL

Jenis

Umu

ASI

kelamin r saat

an

ini

1.

3 bulan

Abortus

2.

9 bulan

Spontan

Dokter

RS

3500 gr Laki-laki

23Th

(+)

3.

9 bulan

Spontan

Dokter

RS

3400 gr Laki-laki

21Th

(+)

4.

9 bulan

Spontan

Dokter

RS

2750 gr Laki-laki

19Th

(+)

10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama, ibu menggunakan
KB suntik 3 bulan. Kemudian setelah melahirkan anak kedua ibu tidak
menggunakan KB. Setelah melahirkan anak ketiga ibu menggunakan
KB susuk selama 5 tahun. Kemudian setelah lepas KB susuk ibu
menggunakan KB suntik 3 bulan kembali.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
No
Pola
1
Nutrisi
2

Eliminasi

Kebiasaan sehari-hari
Makan 3x/hari dengan porsi nasi, lauk,
sayur, buah dan minum 7-8 gelas/hari
BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak,
warna kuning dan BAK 5-6x/hari

Istirahat

warna kuning jernih, bau khas.


Tidur siang 1-2 jam /hari dan tidur

malam 7-8 jam/hari.


Ibu mengerjakan pekerjaan

Aktifitas

rumah

tangga sehari-hari seperti memasak,


mencuci, menyapu, mengepel, dan lain5

Personal

lain.
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari,

hygiene

keramas

Seksual

4x/minggu, ganti baju 2 x/hari.


Selama ini selama berhubungan tidak
ada keluhan.

B. Data Obyektif
1.

Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
-

Kesadaran

TB/BB

Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :

2.

: Composmentis
: 152 cm/51 kg

110

/70 mmHg,

Nadi

: 84 x/mnt

Suhu

: 36,5 C

RR

: 20 x/mnt

Pemeriksaan Fisik
a.

Inspeksi
- Kepala

: Kulit kepala bersih, rambut warna


hitam, tidak rontok.

- Muka

: Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada


chloasma.

- Mata

: Simetris, palpebra tidak oedem, sklera


tidak ikterus, conjunctiva tidak anemis.

- Hidung

: Simetris, tidak ada pernafasan cuping


hidung, bersih, tidak ada sekret, tidak
ada polip.

- Telinga

: Simetris, bersih, tidak ada serumen,


daun telinga tidak ada kelainan.

- Mulut

: Simetris,

bibir

lembab,

tidak

ada

stomatitis, tidak ada caries gigi, lidah


bersih.
- Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,


tidak ada bendungan V. Jugularis.

- Dada

: Simetris, tidak ada retraksi interkosta.

- Perut

: Tidak ada bekas luka operasi.

- Genetalia Eksterna : Tidak terkaji.


- Ekstremitas

: Simetris, tidak oedema,

tidak ada

varices, tidak ada gangguan pergerakan.


b.

Palpasi
- Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak


ada bendungan V. jugularis

- Ketiak

Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

- Mammae

: Konsistensi

lunak,

tidak

teraba

benjolan/massa.
- Perut

: Tidak

pembesaran

hepar,

benjolan/massa.
c.

Auskultasi
- Tidak ada ronchi atau wheezing.

d.

Perkusi
- Reflek Patella : +/+

II.

IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA


DS

: Ny.W 49 Tahun P3003 Ab100 akseptor suntik 3 bulan.

DS

: Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan ulang.


Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa.

DO : TTV
- TD

: 110/70 mmHg

- Nadi

: 84 x/ menit

- RR

: 20 x/menit

- Suhu : 36,5 o C

tidak

teraba

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


IV.

IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA


-

V.

INTERVENSI
Diagnosa : Ny.W 49 Tahun P3003 Ab100 akseptor suntik 3 bulan.
Tujuan

: Ibu mendapatkan suntikan KB Depoprogestin

KH

: TTV dalam batas normal


TD : 110/70 mmHg

S : 36,5 oC

N : 84 x/menit

R : 20 x/menit

1. Lakukan pendekatan pada klien.


R

/ Hubungan yang kooperatif antara petugas kesehatan dan klien dapat

mempermudah Asuhan Kabidanan yang akan dilakukan.


2. Lakukan pengukuran TTV
R

/ Tanda-tanda vital merupakan gambaran umum dari keadaan pasien.

3. Dengarkan keluhan pasien


R

/ Merupakan salah satu pendekatan terhadap px

4. Jelaskan pada pasien tentang efek samping dan keuntungan penggunaan


KB suntik 3 bulan
R

/ Supaya klien mengerti dan paham

5. Siapkan alat, ruangan dan pasien


R

/ mempermudah tindakan dan menjaga privasi pasien.

6. Lakukan penyuntikan sesuai prosedur


R

penyuntikan

depoprogestin

sesuai

dengan

prosedur

dapat

meminimalisasi adanya kesalahan akibat penyuntikan.


7. Beritahu pasien kapan harus kembali untuk suntik ulang dan cata pada
kartu akseptor KB
R

/ informasi yang tepat dapat menghindari kesalahan dan kelalaian yang

mungkin terjadi

8. Berikan kartu akseptor KB dan pasien utnuk membawanya setiap suntik


ulang
R

/ Sebagai tanda bukti dan acuan dalam memberikan suntikan ulang

VII. IMPLEMENTASI
Dx : Ny.W 49 Tahun P3003 Ab100 akseptor suntik 3 bulan.
1.

Melakukan pendekatan terapeutik dengan cara memberi salam dan


memperkenalkan diri.

2.

Melakukan pengukuran TTV

3.

Mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan klien

4.

Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi suntik 3


bulan
Keuntungan:
- Pemberiannya sederhana setiap 12 minggu.
- Tingkat efektifitasnya tinggi.
- Hubungan seks dengan suntikan KB bebas.
- Pengawasan medis yang ringan.
- Dapat dipakai atau diberikan pasca persalinan keguguran dan pasca
menstruasi.
- Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
Kerugian:
- Gangguan pola haid.
- Berat badan bertambah.
- Kadang-kadang sakit kepala.
- Terjadi amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan

5.

Menyiapakan alat, ruangan, dan pasien.

6.

Melakukan penyuntikan sesuai prosedur.


a.

Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan di daerah


pantat

b.

Cuci tangan dengan air sabun dan keringkan dengan handuk kering

c.

Menyiapkan peralatan yang akan digunakan yaitu.


- Spuit 3 cc
- Kapas alkohol
- 1 vial Medroxyprogesterone Acetate 150mg/3mL

- Bengkok
d.

Mengocok vial obat sampai homogen dan memasukkannya pada spuit


3 cc sampai tidak tersisa pada vial

e.

Membersihkan bagian kulit/lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol


yaitu antara SIAS dan Os. Cogsigis, dengan arah memutar dari
dalam keluar lalu biarkan 1 menit biar kering

f.

Menyuntikkan secara IM dan mengaspirasi, jika tidak ada darah yang


masuk kedalam spuit, masukkan obat sampai habis, cabut jarum dan
tidak melakukan pemijatan pada bekas suntikan

g.

Cuci tangan kembali dengan air sabun dan keringkan dengan handuk
kering

7.

Memberitahu pasien kapan harus kembali yaitu pada tanggal 19 Juni 2013
dan mencatatnya pada kartu akseptor KB.

8.

Memberikan kartu akseptor KB dan meminta pasien untuk membawanya


setiap suntik ulang.

VIII. EVALUASI
Tanggal 01 April 2013

Jam : 10.15 WIB

Diagnosa : Akseptor KB suntik 3 bulan (depo).


S : Ibu mengatakn tidak sakit saat disuntik
O : KB Depoprogestin telah disuntikan pada Ny W
A : Ny.W 49 Tahun P3003 Ab100 akseptor suntik 3 bulan.
P : Mengingatkan kembali pada pasien jika harus kembali pada tanggal 19 Juni
2013 dan jangan lupa membawa kartu akseptor KB setiap kali suntik ulang.

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Pada Ny.W 49 Tahun P3003 Ab100


akseptor suntik 3 bulan. Pengkajian pada pasien diperoleh dari data subyektif yang
diperoleh dari pasien itu sendiri, pada data obyektif dilakukan pemeriksaan yang
dapat menunjang penegakkan diagnosa pada pasien. Pada tahap pengkajian pasien
dapat melakukan kerja sama dengan petugas kesehatan, sehingga data yang
didapatkan baik data subjektif maupun data objektif dapat menggambarkan keadaan
umum pasien.
Pada tahap identifikasi masalah/ diagnosa penyaji tidak mengalami
permasalahan karena data yang didapatkan cukup menunjang terbentuknya diagnosa.
Identifikasi masalah potensial tidak terjadi karena ibu dalam keadaan yang sehat dan
tidak mengalami gangguan kesehatan. Maka ibu tidak membutuhkan identifikasi
kebutuhan segera dalam penanganannya.
Pada intervensi pasien dilakukan asuhan kebidanan yang sesuai keadaan yang
dialami oleh pasien, seperti memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan kesehatan
pasien, lingkungan serta alat-alat yang digunakan dalam menerapkan metode
kontrasepsi suntik 3 bulan (depogeston), melakukan penyuntikan, dll. Pada
pelaksanaan implementasi disesuaikan dengan rencana asuhan yang telah di susun
sebelumnya sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara maksimal,
efektif, dan seefisien mungkin
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan ini ditemukan adanya ketidaksenjangan
antara praktek yang dilakukan dengan teori yang ada.
Pada tahap akhir evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan pada ibu
untuk mengetahui apakah ibu sudah mengerti pada informasi yanng telah diberikan
oleh petugas kesehatan dengan baik, dan ibu telah mendapatkan kontrasepsi yang
telah diinginkan oleh ibu yaitu kontrasepsi KB suntik 3 bulan.

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Estrogen sebagai kontrasepsi bekerja dengan cara menghambat ovulasi
melaulai fungsi hipotalamus- hipofisis- ovarioum, menghambat perjalanan
ovum/ implantasi. Sedangkan progesteron bekerja dengan cara membuat lendir
servik kental hingga penetrasi dan transportasi sperma menjadi sulit ,
menghambat kapasitasi sperma, perjanana ovum dalam tuba, implantasi, dan
menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus- hipofisis- ovarium.
Salah satu KB hormonal yaitu Depogeston (KB suntik 3 bulanan) .
Suntikana dapat diberikan mulai hari ke 3 sampai ke 5 pasca persalinan, segera
setelah keguguran, atau pada interval 5 hari pertama haid. Hormon di
suntikkan secara Intra Muskular dalam di daerah gluterus maksimus atau
deltoid. Suntikan Depogeston diberikan tiap 3 bulan sekali.

5.2

Saran
Sebagai tenaga kesehatan (bidan) hendaknya memiliki kinerja yang baik
dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di masyarakat sehingga dapat
memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi serta menjadi
sumber informasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof.dr.DOSG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
DEPKES. RI. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : YBPSP.
Saifudin, AB, 2004, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Glasier, Anna dkk, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta : EGC.
Materi Kontrasepsi KB bagi PPKBD, SUB PPKBD, KADER, 1995, BKKBN.

Vous aimerez peut-être aussi