Vous êtes sur la page 1sur 10

Aspek Budaya: Apresiasi Masyarakat Terhadap Museum

Oleh Siti Khoirnafiya

Menancapkan kata masyarakat berapresiasi terhadap museum ibarat memang tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Perkembangan zaman dan ranah demokrasi yang membawa Indonesia memasuki masa otonomi daerah berdasarkan pada Undangundang 22 Tahun 1 dan Undang-undang !omor 2" Tahun 1 membuat kita harus tetap dan #ustru tidak boleh lengah untuk menggunakan kesempatan itu dalam meningkatkan potensi aspek kebudayaan termasuk museum. Memasuki perubahan masa tersebut perlu sikap positi$ penuh harapan tidak sekedar apatis dengan pandangan dan pikiran ataupun paradigma baru menu#u suatu pencerahan yang membanggakan. Tulisan ini saya harapkan dapat menggugah pembaca% baik seseorang maupun community untuk peningkatan apresiasi terhadap aspek budaya% termasuk permuseuman. Kebudayaan dan Globalisasi Tanda dari globalisasi, menurut Anthony Giddens adalah intensifikasi hubungan sosial world wide, yang saling menghubungkan lokalitas yang !auh" Akibatnya, sesuatu yang bersifat lokal selalu dipengaruhi apa yang ter!adi ribuan mil dari tempat itu, begitu !uga sebaliknya" #allerstein yang menyebut globalisasi sebagai $proses integrasi tiada akhir% pada &'(), bahkan telah yakin proses itu telah bergerak bebas mener!ang batas fisik dan ima!iner negara bangsa" *ni seiring dengan apa yang dinyatakan oleh Benedi+t Anderson tentang nationalism and imagined +ommunity" ,a, kita memang tak dapat menghindar untuk berada dalam dunia penuh paradoks masa ini" *dealisasi idealisasi kita bisa sa!a berbenturan dengan kenyataan kenyataan hidupnya" -engan menggunakan perspektif analisis budaya, ke+enderungan unsur paradoksal berubahnya budaya dengan mudah dapat diba+a pada ter!adinya proses pergeseran kebudayaan, dari masyarakat modern ke masyarakat postmodern" Melalui !alur kultural, modernisme ataupun postmodernisme lebih mudah merentangkan sayapnya dan diterima sebagai .isi baru peradaban" -i sinilah proses globalisasi budaya ter!adi dengan melakukan ekspansi nilai nilai, kebiasaan kebiasaan suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya dengan pembungkusan ekspansi yang +antik sehingga nilai nilai yang pada awalnya bertentangan pun lambat laun akan dapat ditoleransi dan akhirnya diterima sebagai sebuah budaya baru yang lebih men+erahkan" Akibatnya, sistem nilai suatu masyarakat yang telah terbangun se+ara turun temurun mengalami penggerusan oleh budaya dan sistem nilai baru yang belum tentu mampu menghadirkan sebuah tata kehidupan yang dianggap lebih +o+ok dan baik bagi masyarakat tersebut" *nternalisasinya seakan tidak ter!adi se+ara paksa, atau ter!adi dengan sopan sehingga proses adopsi budaya ter!adi se+ara perlahan tapi bisa sa!a mematikan" Globalisasi men+iptakan suatu kondisi di mana budaya baru yang di+ap sebagai budaya modern dengan berbagai standar yang telah dikonstruksi dan di+itrakan memang sangat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat" *nilah penyebab masyarakat se+ara internal berkeinginan untuk mengadopsi dan menerapkan nilai budaya tersebut dalam kehidupan publik mereka hingga kehidupan pribadi sekalipun" /ada kondisi ini masyarakat tidak akan pernah merasa bahwa sistem nilai yang sedang mereka tiru merupakan sebuah

kontruksi dominasi suatu sistem terhadap sistem yang lainnya" Masyarakat akan men!adi bangga !ika mampu untuk bersikap dan bertindak berdasarkan nilai nilai budaya baru dan meninggalkan budaya lama karena dianggap tidak rele.an dengan kondisi kema!uan 0aman" Mungkin bisa !adi benar apa yang dikatakan oleh Antonio Grams+i, globalisasi dekat dengan kata hegemoni, yaitu di mana sebuah sistem melakukan pemaksaan terhadap yang lain melalui +ara yang halus melalui kesadaran manusia dikuasi" Kondisi inilah yang tengah berkembang khususnya pada masyarakat *ndonesia" Atmosfer perubahan budaya se+ara global ternyata berdampak se+ara +ukup menge!utkan bagi kelangsungan budaya lokal warisan nusantara" *ndonesia sepatutnya untuk waspada pada keadaan ini sebab praktik imitasi budaya yang dilakukan oleh anak bangsa *ndonesia kini telah semakin mengkhawatirkan" 1al ini tentu kembali kita harus mengingat bahwa globalisasi teridentifikasi melalui arus perpindahan modal 2ekonomi3 sekaligus ke wilayah budaya" Globalisasi budaya ter!adi sebagai konsekuensi perkembangan baru masyarakat postmodern" Melalui terbentuknya budaya massa atau budaya pop, dunia seakan di+iutkan dalam keseragaman dan manusia disatukan di bawah bendera kesadaran yang sama" *tu bisa !adi tantangan yang diriuhkan di wa+ana budaya global" Agresi.itas pembentukan budaya massa atau budaya pop seakan mengalahkan dan menunda semua bentuk budaya tanding 2yang lokal3, ke+uali budaya tersebut layak dimasukkan ke dalam pasar budaya global" Mungkin di sinilah salah satu perbedaan +ara pandang logika modernisme dan postmodernisme" 4ika modernisme selalu +enderung meniadakan dan mensubordinasikan yang lain 2the other3 atau tradisi lokal, !ustru postmodernisme merayakan perbedaan kultural dalam ruang ruang komodifikasi yang inspiratif dan ino.atif" 5amun, #alaupun ada ambiguitas yang melekat pada globalisasi budaya, yaitu sangat terbukanya dunia, tetapi di sisi lain ada daya untuk mempertahankan diri" Artinya, masuknya informasi budaya dunia !uga dapat mengakibatkan penguatan budaya lokal !ika masing masing negara mau dan mampu berpartisipasi dan mengambil peluang di dalamnya untuk mempertahankan kebudayaan yang men!adi identitasnya" 1al ini karena kebudayaan merupakan suatu aspek yang selalu melekat dalam setiap kehidupan manusia tanpa memisahkan 0aman, antara yang tradisional dan modern" No Narsis, No Eksis: Mengembangkan Permuseuman di Ranah Global *kon kebudayaan popular yaitu 6M 2Ma+intosh, M+-onald7s, MT83 yang men!adi perhatian masyarakat global dan membuat getar getir para pemerhati masyarakat lokal tidak dapat diremehkan begitu sa!a keberadaannya memasuki masa krisis ini" Tak heran akhirnya kekhawatiran itu memasuki denah krisis identitas yang membawa apatis pada apa yang disebut budaya bangsa" *kon kebudayaan yang disebut sebut kebudayaan popular tersebut ibarat bayang bayang kebudayaan memin!am istilah Benedi+t Anderson imagine +ommunity seakan akan dapat men!adi hantu yang siap melumpuhkan sikap perhatian kita kepada kebudayaan lokal dan kebudayaan nasional" 5yatanya ikon kebudayaan itu siap membumikan generasi muda untuk terlibat di

dalamnya" Tak heran !ika kita melihat anak anak berangkat ke warnet sekedar hanya menyatakan 9say hello7 bagi teman +hattingnya, para rema!a memuaskan diri dengan tontonan +hannel musik MT8 atau ibu ibu rumah tangga keluar dari restoran M+ dengan alasan memasak di rumah merepotkan" ,a itu fakta yang akhirnya terkonstruksi dalam media massa saat ini" 4ika akhir akhir ini kita sementara dihadapkan pada perhatian dunia tentang masalah *srael /alestina dan di ranah nasional ataupun lokal berhadapan dengan masalah politik demonstrasi untuk /emilu ataupun masalah ben+ana alam dan harga sembako, maka yang ter!adi itu betapa masa sekarang membawa kita untuk tetap berhati hati dan perhatian terhadap segala sesuatu, dalam aspek kebudayaan kewaspadaan ini tidak sekedar kita tersenyum dan tanpa melakukan apa apa yang membanggakan diri dan bangsa" -emikianlah di bidang permuseuman, kita harus berlaku profesional dalam menyelenggarakan dan pengelolaannya" *barat sebuah mobil agar dapat bergerak dan ber!alan tentunya memerlukan berbagai komponen pendukungnya dan diperlukan berma+am ma+am keahlian dan spesialisasi menurut masing masing !enis komponennya, !ika ada gangguan di dalamnya maka perlu montir khusus dalam menanganinya" /ermuseuman akan ber!alan baik !ika museum didukung oleh semua unsur di dalamnya" Artinya, perhatiannya se+ara holistik dari unsur unsur seperti bangunan:lokasi, koleksi, pengelola, dan pengun!ung" Aspek gedung museum harus mendukung dan mempunyai daya tarik pengun!ung, sedangkan koleksi museum perlu dilakukan upaya pengelolaan dan pengendalian" Benda koleksi yang merupakan Benda ;agar Budaya 2B;B3 men!adi sasaran orang yang bertu!uan men+ari keuntungan dengan !alan men+uri benda benda untuk di!ual kepada pihak lain adalah suatu hal yang tidak dapat dibiarkan begitu sa!a selain men!aga museum dari kerusakan karena faktor alamiah, misalnya, faktor alam dan lingkungan yang disebabkan oleh hu!an, sinar berlebihan, getaran bumi, polusi udara asap kendaraan bermotor, debu, udara lembab, dan suhu udara terlalu panas, ataupun kerusakan karena serangan hewan seperti rayap !uga perlu diperhatikan se+ara saksama" /engelolaan dan pengendalian dengan memerhatikan segala aspek yang berkait dengan pengembangan permuseuman, maka kita dapat bangga menunggu hasilnya" Tentunya, output tidak dapat diukur dalam !angka waktu yang pendek, sedangkan out+ome tidak hanya terukur dengan kuantitas" *nilah makna yang diharapkan bahwa museum !uga dapat meningkatkan martabat suatu bangsa pemiliknya" *nilah +ermin dari se!arah permuseuman yang pan!ang yang dimulai dengan gerakan gerakan untuk mema!ukan ilmu pengetahuan dan kesenian" Kontak antarbangsa yang mendampingkan pada kontak antarbudaya memun+ulkan !enis museum, diantaranya museum etnologi dan museum iptek" /erkembangan permuseuman memanglah dengan usaha dan reformasi yang tidak singkat waktu" Alma S" #ittlin 2Sutaarga: &''<:(=3 menyatakan bahwa semen!ak perang dunia pertama tahun &'&) di beberapa negara telah memiliki museum, museum hingga tahun itu ber!umlah >'? museum" /erkembangan yang +ukup signifikan yang membuat orang berusaha membuat pengertian tentang museum dan koleksi museum yang akhirnya meletakkan peran dan fungsi museum untuk edukasi kultural" /engertian tersebut membawa negara negara di dunia setelah akhir perang dunia kedua perlu mendirikan *;OM 2The *nternational ;oun+il of Museum3 untuk menfungsikan pelayanan museum

untuk publik" /erkembangan permuseuman men!elaskan pada kita bahwa hampir setiap bangsa meninggalkan !e!ak dan +orak yang khusus dalam usaha berfungsi dan berperannya museum" *nggris menekankan pesan ilmiah, 4erman, *talia, dan So.iet menekankan pesan ideologi politik, dan Amerika Serikat men!agokan dirinya sebagai pelopor demokrasi" @upanya asosiasi yang terbentuk di negara negara itu merupakan wu!ud kepedulian tyerhadap warisan budaya bangsanya" -i Kawasan Asia, kepedulian itu berawal dari 4epang dan *ndia yang mengembangkan museologi lewat !alur formal dengan berbagai akti.itas, seperti melaui penataran, diskusi, seminar, dan penerbitan untuk penyempurnaan profesionalisme mereka terhadap museum" Se!arah permuseuman di *ndonesia pun 9membuktikan7 bahwa museum didirikan salah satunya dengan maksud men+erdaskan bangsa *ndonesia" Keberadaan museum sebagai maksud tersebut menggugah upaya pendirian museum sehingga sekitar >(< an kini museum ada di *ndonesia" 1al inilah yang membawa kita sebagai bangsa *ndonesia pada komitmen untuk terus melakukan pengembangan museum sebagai bukti kebanggaan kita pada bangsa *ndonesia dengan budaya *ndonesia di ranah global sekarang pun" Kita tak perlu apatis !ika kita belum memberikan kepedulian kita pada museum sebagai lembaga pelestari warisan budaya bangsa ini" Seharusnya kita patut optimis, bahwa *ndonesia dengan masyaraktnya yang multikultural pun dapat mema!ukan budayanya" ,akinlah bahwa !ika tidak ada keyakinan maka tu!uan dalam usaha !uga sulit untuk diraih" -alam ranah global di mana waktu dan ruang bukanlah pemisah ini, kita patut bangga untuk suatu keberlangsungan dan keberadaan identitas, yaitu bangga sebagai bangsa dengan budaya *ndonesia" *dentik dengan kalimat tersebut kata penyemangatnya adalah 95o 5ar+is, 5o ABist%" Salah satu bentuknya adalah dengan memberikan apresiasi kita pada museum" Apresiasi Masyarakat terhadap Museum? /erhatian kita terhadap museum yang merupakan tempat edukasi kultural ini tentunya bukan !ustru 9mematikan7 semangat kita untuk terus ma!u mengembangkan museum dengan kata lain apresiasi terhadap museum harus terus digalakkan" /roporsi yang dapat dilakukan ibarat melakukan promosi, kita harus outrea+h !ika itu memang kondisi yang dibutuhkan masyarakat sekarang" 1al ini karena perlu keaktifan terhadap kiner!a kita memahamkan museum sebagai wu!ud +inta kita pada aspek budaya bangsa" Cangkah ini mengingat fakta bahkan data mengungkapkan bahwa rendahnya apresiasi generasi muda khususnya terhadop museum dewasa ini karena mereka belum mampu merasakan manfaat kehadiran museum, baik sebagai lembaga yang melaksanakan tugas pelestarian warisan alam dan budaya, sebagai tempat pendidikan, ataupun sebagai tempat rekreasi yang menyenangkan sehingga yang ter!adi adalah mereka datang atau berkun!ung ke museum karena instruksi dari sekolah ataupun instansi yang terkait, bukan suatu kesadaran" Ada beberapa kasus terbukti dari maraknya pen+urian dan pemalsuan B;B di museum mengindikasikan bahwa museum kurang mendapatkan apresiasi dari masyarakat" 5amun, walaupun demikian kita tetap harus memberikan apresiasi terhadap kehadiran mereka ke museum sebagai langkah awal untuk mereka mengapresiasi museum"

Apresiasi menurut pengertian umum adalah penghargaan:penilaian kepada segala sesuatu yang dapat berupa karya tertentu" Biasanya apresiasi berupa hal yang positif tetapi !uga bisa yang negatif" 1arapan yang kita nantikan wu!udnya adalah apresiasi dengan setulus hati dalam arti yang positif" Apresiasi dalam bahasa inggris appre+iation ini ibarat pembangunan image dapat dilakukan ketika indra manusia beker!a, di antaranya mengamati, membandingkan, dan mempertimbangkan dengan daya nalar" Menggugah apresiasi masyarakat terhadap museum apalagi meningkatkannya bukanlah usaha yang mudah" 5amun, minimal semuanya itu dimulai dari diri sendiri" Keyakinan pada museum yang ditan+apkan pada sanubari diri merupakan 9ruh7 yang dapat memoti.asi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama" Kepedulian dan keaktifan pribadi pada karya budaya seperti halnya museum merupakan yang harus dilakukan sekarang !uga" Seperti halnya metode snow ball, men!adikan kita sebagai key person memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada orang lain untuk mau memahami peranan museum dengan .ariasi +ara 9share7 !uga merupakan wu!ud apresiasi itu sendiri" Seperti halnya metode MCM 2Multi Ce.el Marketing3 ataupun mouth to mouth, pengetahuan tentang museum dari mulut ke mulut !uga merupakan +ara yang +ukup signifikan untuk menggugah orang lain untuk berbuat sama" Setelah pengetahuan dan pemahaman telah berada dalam diri seseorang, kita perlu meyakinkan bagaimana orang tersebut mau berbuat sama tentunya dengan tingkat kesadaran yang berbeda" Beberapa bentuk 9do7 berkait dengan hal ini, misalnya mau berkun!ung ke museum, mau mengikuti e.ent e.ent museum, dan menyebarkan brosur dan tulisan tentang museum" Peran Media: Lembaga Pendidikan dan Media Massa dalam Peningkatan Apresiasi terhadap Museum -ialog tentang budaya atau kebudayaan terus mengalir di berbagai forum sampai saat ini" Kebudayaan diartikan sebagai semua hal yang terkait dengan budaya" -alam konteksi tin!auan budaya dilihat dari tiga aspek, yaitu pertama, budaya yang uni.ersal yaitu berkaitan niliai nilai uni.ersal yang berlaku di mana sa!a yang berkembang se!alan dengan perkembangan kehidupan masyarakat dan ilmu pengetahuan:teknologi" Kedua, budaya nasional, yaitu nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat *ndonesia se+ara nasional" Ketiga, budaya lokal yang eksis dalam kehidupan masayarakat setempat" Ketiga aspek ini terkait erat dengan sistem pendidikan sebagai wahana dan proses pewarisan budaya" Kebudayaan adalah way of life atau pedoman bagi masyarakat" Sebagai unsur .ital, kebudayaan mengambil unsur unsur pembentuknya dari segala ilmu pengetahuan yang dianggap .ital dan sangat diperlukan dalam menginterpretasi semua yang ada dalam kehidupannya" 1al ini diperlukan sebagai modal dasar untuk dapat berdaptasi dan mempertahankan kelangsungan hidup 2sur.i.e3" -alam kaitan ini kebudayaan dipandang

sebagai nilai nilai yang diyakini bersama dan terinternalisasi dalam diri indi.idu sehingga terhayati dalam setiap perilaku" 5ilai nilai yang dihayati ataupun ide yang diyakini tersebut itu diperoleh melalui proses bela!ar" /roses bela!ar merupakan +ara untuk mewariskan nilai nilai tersebut dari generasi ke generasi" /roses pewarisan tersebut dikenal dengan proses sosialisasi atau enkulturasi 2proses pembudayaan3" a" Cembaga /endidikan Satu aspek penting yang tidak dapat terpisahkan dari aspek budaya berkaitan dengan proses pewarisan budaya adalah pendidikan" Keluarga dan sekolah adalah saluran atau media dari proses pembudayaan" -alam konteks inilah pendidikan disebut sebagai proses untuk $memanusiakan manusia%" Se!alan dengan itu, pendidikan merupakan upaya untuk membudayakan dan menyosialisasikan manusia sebagaimana yang kita kenal dengan proses enkulturasi 2pembudayaan3 dan sosialisasi 2proses membentuk kepribadian dan perilaku seorang anak men!adi anggota masyarakat sehingga anak tersebut diakui keberadaanya oleh masyarakat yang bersangkutan3" /roses enkulturasi dan sosialisasi didampingi dengan proses internalisasi" /roses internalisasi berarti bahwa sepan!ang kehidupannya, manusia menanamkan dalam kepribadiannya hal hal yang diperlukan dalam kehidupan dan berusaha memenuhi hasrat dan moti.asi dalam dirinyaD beradaptasi, bela!ar dari alam dan lingkungan sosial dan budayanya" Sementara itu, menurut 1ersko.its enkulturasi berasal dari aspek aspek dari pengalaman bela!ar yang memberi +iri khusus atau yang membedakan manusia dari makhluk lain dengan menggunakan pengalaman pengalaman hidupnya" /roses enkulturatif bersifat kompleks dan berlangsung hidup, tetapi proses tersebut berbeda beda pada berbagai tahap dalam lingkaran kehidupan seorang" Ankulturasi ter!adi se+ara agak dipaksakan selama awal masa kanak kanak tetapi ketika mereka bertambah dewasa akan bela!ar se+ara lebih sadar untuk menerima atau menolak nilai nilai atau an!uran an!uran dari masyarakatnya" Kesamaan dari konsep enkulturasi dengan konsep sosialisasi terlihat dari pernyataan 1erko.its yang mengatakan bahwa sosialisasi menun!ukkan proses pengintegrasi indi.idu ke dalam sebuah kelompok sosial, sedangkan enkulturasi adalah proses yang menyebabkan indi.idu memperoleh kompetensi dalam kebudayaan kelompok" /roses bela!ar kebudayaan, internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi dapat dikatakan, kebudayaan itu sendiri" Bela!ar adalah kebudayaan" Semakin banyak bela!ar, semakin mantap berakti.itas, semakin berakumulasi hasilnya" *nilah makna pendidikan memin!am istilah 1ersko.its, pendidikan 2edu+ation3 adalah %dire+ted learning%" /endidikan bertu!uan membentuk agar manusia dapat menun!ukkan perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya yang mampu bersosialisasi dalam masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, baik se+ara pribadi, kelompok, maupun masyarakat se+ara keseluruhan" /endidikan adalah upaya menanamkan sikap dan keterampilan pada anggota masyarakat agar mereka kelak mampu memainkan peranan sesuai dengan kedudukan dan peran sosial masing masing dalam masyarakat" Se+ara tidak langsung, pola ini men!adi proses melestarikan suatu kebudayaan" Se!alan dengan ini, Bertrand @ussel mengatakan pendidikan sebagai tatanan sosial kehidupan bermasyarakat yang berbudaya" Melalui

pendidikan kita bisa membentuk suatu tatanan kehidupan bermasyarakat yang ma!u, modern, tentram dan damai berdasarkan nilai nilai dan norma budaya" -engan demikian, ukuran keberhasilan pembela!aran dalam konsep enkulturasi adalah perubahan perilaku" 1al ini se!alan dengan ) 2empat3 pilar pendidikan yang dikemukakan oleh Enes+o, Bela!ar bukan hanya untuk tahu 2to know3, tetapi !uga menggiring siswa untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh se+ara langsung dalam kehidupan nyata 2to do3, bela!ar untuk membangun !ati diri 2to be3, dan membentuk sikap hidup dalam kebersamaan yang harmoni 2to li.e together3" Berkaitan dengan pendidikan tentang permuseuman ada beberapa lembaga yang berperan di dalamnya, yaitu museum itu sendiri, sekolah, dan keluarga serta masyarakat" Selain sebagai salah satu ob!ek wisata, museum !uga berfungsi sebagai tempat menggali ilmu pengetahuan non formal" *ni berarti, keberadaan museum mempunyai peranan penting dalam menun!ang kegiatan pendidikan masyarakat dalam upaya men+erdaskan kehidupan bangsa" -engan demikian, berbi+ara tentang kebudayaan, !uga tidak terlepas dari keberadaan museum" -an tentu pula, keberadaan museum !uga tak terpisahkan dengan pendidikan" 1al ini terlihat nyata dengan keberadan museum sebagai lembaga yang melayani kepentingan masyarakat dan kema!uannya yang fungsi dan tugasnya mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan serta mempublikasikan benda benda dan lingkungannya untuk tu!uan pendidikan non formal yang bersifat kreatif" *nilah perkembangan kebudayaan tak terlepas dari pengaruh lingkungan so+ial masyarakat pendukung dimana kebudayaan itu berkembang" 4adi, museum ini berperan serta menun!ang kegiatan pendidikan masyarakat" Sekolah adalah salah satu media proses pembudayaan 2enkulturasi3" Manusia yang berbudaya adalah manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga mereka mampu berpikir se+ara rasional, kritis, dan memiliki karakter serta kepribadian yang +inta pada keharmonian kehidupan" -i sini para pendidik di sekolah diharapkan !uga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang museum sebagai tempat pelestari warisan budaya masyarakat" Keluarga adalah media yang sangat efektif dalam proses sosialisasi" /engenalan terhadap nilai budaya dan termasuk pemahaman tentang peran penting museum sebagai lembaga pelestari budaya masyarakat dia!arkan pertama kali dari keluarga" Keluarga !uga sangat efektif terutama !ika seseorang masih mengandalkan kemampuannya dalam bahasa lisan, bukan bahasa tulis" -alam masyarakat, seseorang dapat melihat, memahami, dan mempratikkan setiap unsur kebudayaan, masyarakat dengan aturannya !uga dapat men!adi media yang memperkenalkan dan memahamkan masyarakat itu sendiri tentang pentingnya dan peranan museum" -i sini tokokh masyarakat tetap men!adi seseorang yang sangat berperan di dalamnya" b" Media Massa

Media massa mempunyai peran yang sangat besar dalam masyarakat" Media massa dapat berperan sebagai institusi bisnis dan institusi sosial" Kedua sifat institusional ini membawa implikasi dalam orientasi keberadaannya" Sebagai institusi bisnis media massa men!alankan operasinya dengan orientasi ke dalam 2inward3, untuk kepentingan sendiri" Sementara itu, dalam men!alankan fungsi sebagai institusi sosial, berorientasi ke luar 2outward3 untuk kepentingan masyarakat" -alam fungsi institusi bisnis, media massa berlangsung melahirkan dikhotomi antara ranah 2domain3 produksi dan marketing, dengan pendanaan 26;: +apital, +ost, +al+ulating3 sebagai ranah utama pada sisi lainnya" Apakah ranah produksi meran+ang produksi sesuai dengan orientasi marketing, atau sebaliknya ranah marketing men+ari dan men+iptakan market untuk produknya, merupakan problem klasik dari bisnis media massa" Sebagai insitusi sosial, media massa men!alankan fungsi informasi, edukasi, persuasi, dan hiburan serta sebagai hak menyatakan 2right to eBpression3" -engan +ara lain, keberadaan institusional media massa dapat dilihat bersifat resiprokal, di satu pihak men!alankan fungsi fungsi sosialnya, menyampaikan produk informasi untuk kepentingan pragmatis sosial dan psikologis bagi masyarakat" *nformasi yang disampaikan media massa baru bersifat fungsional !ika dapat memenuhi motif pragmatis khalayaknya" -engan motif pragmatis sosial, warga masyarakat men!adikan informasi publik dari media massa sebagai referensi dan dasar alam pikirannya dalam memproses diri dalam institusi politik, ekonomi dan kultural" Keberadaan dan peranan masyarakat dalam institusi politik, ekonomi dan budaya ini menentukan sifat, kualitas dan kuantitas informasi publik yang diperlukannya" /ada sisi lain, media massa menyampaikan informasi hiburan untuk memenuhi motif pragmatis psikologis warga masyarakat" /eran media massa dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat sangatlah penting" Media merupakan sarana bela!ar untuk mengetahui berbagai peristiwa dan merefleksikan dunia" Media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide ide kepada khalayak, sehingga memungkin ter!adinya tanggapan dan umpan balik" *tu menun!ukkkan bahwa peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial" Bertolak dari besarnya peran media massa dalam mempengaruhi pemikiran khalayaknya, tentulah perkembangan media massa di *ndonesia pada massa akan datang harus lebih diperhatikan" 1al ini karena melalui media yang kian terbuka dan ter!angkau, masyarakat menerima berbagai informasi tentang peradaban baru yang datang dari seluruh pen!uru dunia" Melalui media massa pun, kita dapat membangun opini publik, karena media ini mempunyai kekuatan mengkonstruksi masyarakat" Media massa seperti halnya koran, ma!alah, tele.isi, ataupun internet adalah media massa yang saat ini sangat dapat berperan dalam pemberian pengetahuan dan pemahamam tentang museum kepada masyarakat" Melihat hal itulah perluanya dunia permuseuman membarui sikap, wawasan, komitmen dengan media massa agar permuseuman mendapatkan porsi pemberitaan yang sesuai harapan" /enyelenggara dan pengelola museum !uga perlu men+iptakan !aringan dan kemitraan yang profesional dengan media, baik media dalam negeri maupun luar negeri" Media massa yang tersebut itu dapat di!adikan !embatan untuk membangun komunikasi dan apresiasi antara insan museum dan masyarakat" *nsan museum perlu

menggandeng museum untuk tu!uan tersebnut se+ara professional agar pesan tentang permuseuman dapat dtersampaikan dengan baik kepada pemba+a atau pemirsa pada tingkat usia dan pendidikan yang ber.ariasi"

a!tar Pustaka Benedi+t @i+hard OFGorman Anderson" *magined ;ommunities: @efle+tions on the Origin and Spread of 5ationalism" Adition: >, re.ised" 8erso, &''& Bertrand @ussell" /ower: A 5ew So+ial Analysis" Adition: >" #"#"5orton G +ompany, &'6= ;hantal Mouffe " Grams+i and MarBist Theory: essays" @outledge, &'(' -ewey, 4ohn, &'(), The ;hild and The ;urri+ulum,and The S+hool and So+iety, ;hi+ago and Condon, The Eni.ersity of ;hi+ago /ress" Giddens, Anthony, The 5ation States and 8iolen+e: 8olume Two of a ;ontemporary *mmanuel Mauri+e #allerstein, *mmanuel #allerstein" The Modern #orld system **" Adition: >" A+ademi+ /ress, &'=< Masinambow, AKM 2ed3, &''(, Koent!araningrat dan Antropologi *ndonesia, 4akarta, AA* dan ,ayasan Obor *ndonesia" M+Huail, -enis, ><<<, Mass ;ommuni+ation Theories, Iourth edition, Sage /ubli+ation, Condon Mi+hael #allerstein : The /oliti+al A+onomy of *neJuality, Enions, amd So+ial -emo+ra+y" 5ew ,ork: ;ambridge Eni.ersity /ress, ><<= @enate 1olub" Antonio Grams+i: Beyond MarBism and /ostmodernism" @outledge, &''> @udolf Akstein, @obert S" #allerstein" The Tea+hing and Cearning of /sy+hotherapy" Adition: >" Basi+ Books, &'?= Siswanta, @elasi kekuasaan: telaah pemikiran Antonio Grams+i dalam konteks politik *ndonesia kontemporer" Media #a+ana, ><<K Sutaarga, Moh" Amir" &''(:&''=" /edoman /enyelenggaraan dan /engelolaan Museum" 4akarta: /royek /embangunan /ermuseuman 4akarta 8edi @" 1adi0, Benedi+t @i+hard OFGorman Anderson" /olitik, budaya, dan perubahan sosial: Ben Anderson dalam studi politik *ndonesia" /enerbit /T Gramedia /ustaka Etama

beker!a sama dengan ,ayasan S/AS, &''>

Vous aimerez peut-être aussi