Vous êtes sur la page 1sur 23

M.

Arif Setiawan

Profesi

dokter dapat dimasukkan sebagai salah satu kelompok profesi yang terhormat (officium nobile).

Bersifat altruistik Tuntutan altruisme: dokter dituntut memberikan pengabdian terbaiknya, Bertujuan hanya untuk memenuhi kepentingan publik yi menolong umat manusia, bukan berorientasi pada pamrih mencari keuntungan pribadi.

Pergeseran dari hubungan yang bersifat kesetaraan ke arah ketimpangan. Pergeseran sifat altruisme ke arah selfish yang cenderung mementingkan diri sendiri. Pengaruh budaya materialisme dan konsumerisme

Makin meningkatnya jumlah kasus sengketa medis. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap organisasi profesi kedokteran . Meningkatnya kesadaran pasien menuntut pemenuhan hak-haknya.

Internal/self
External

regulation:

Kode Etik Profesi

regulation:

Hukum yang mengatur bidang pelayanan kesehatan serta perlindungan terhadap pengguna (pasien-konsumen)nya.

Kesalahan yang dilakukan dokter dalam mempergunakan ilmunya yang lazim dan diakui oleh organisasi profesi kedokteran ketika merawat dan atau mengobati pasien

Bersifat

Pidana Bersifat Perdata Bersifat Administratif Spektrumnya: Bisa tunggal atau kumulatif.

Merupakan perbuatan tercela , Dapat dilakukan dengan kesengajaan (dolus) atau kealpaan (culpa:negligence, recklessness) Diancam sanksi pidana . Pertanggungjawaban pidana bersifat individual, tidak dapat dialihkan.

Kesengajaan: Hub sikap batin dg perbuatan, dilakukan dg sikap jahat (mens rea):

euthanasia (pasal 344 KUHP), membuat surat keterangan palsu (pasal 263 KUHP), Abortus provokatus criminalis (pasal 299 KUHP). membuka rahasia jabatan (pasal 332 KUHP),

Lalai, alpa, ceroboh (recklessness), teledor

Contoh :

kurang hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien (Ps 359360 KUHP),

Perbuatan Melawan Hukum (Ps 1365 1367 KUH Perdata); Wanprestasi-Ingkar Janji: Tidak melakukan kewajiban yang disepakati, atau melakukan tetapi tidak benar atau terlambat melaksanakan. Ingat kontrak terapeutikal : perikatan daya upaya (inspaning verbintenis) dan bukan hasil

(resultaat verbintenis).

Pertanggungjawabannya: Individual, korporasi, pengalihan tanggungjawab

Melanggar hukum administrasi. Misalkan: berpraktek tanpa STR Berpraktek tanpa SIP

4 D:

Duty (kewajiban), Dereliction of Duty (penyimpangan dari


kewajiban),

Direct Causation (penyebab langsung), Damage (kerugian) doktrin res ipsa loquitur : Fakta sudah berbicara sendiri.

persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Dasar:

PerMenKes RI No.290/MenKes/Per/III/2008 Pasal 45 UU no 29/2004 tentang Praktik Kedokteran Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008.

Apabila dokter melakukan kesalahan, persetujuan dari pasien/ keluarganya, tidak membebaskan dokter dari tanggungjawab hukum. Kecuali dalam hal pertolongan darurat, tanpa persetujuan tindakan medis, perbuatan terhadap pasien dapat digolongkan sebagai tindakan kejahatan terhadap badan atau nyawa.

1.
2. 3. 4. 5.

6.

Diagnosa yang telah ditegakkan. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran tersebut. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara pengobatan yang lain. Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.

Pasal 46 UU no 29/2004 tentang Praktik Kedokteran: Setiap dokter dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang memberi pelayanan.

adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakantindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan. Dasar: PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008

1.

2.

Dokumen rekam medis milik dokter atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isinya milik pasien. Rekam medis harus disimpan serta dijaga kerahasiaannya oleh dokter dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi paraf petugas ybs.

Pasal 79 UU Praktik Kedokteran: Ancaman Pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,(lima puluh juta rupiah).

Vous aimerez peut-être aussi